Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“TEKNIK RELAKSASI NAPAS UNTUK MENGURANGI NYERI


PADA PENDERITA DISPEPSIA”

MATA KULIAH: KEPERAWATAN KELUARGA


DOSEN MATA KULIAH:

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
1. AMIR H. TUHUTERU
2. NUR JANNAH YAMANOKUAN
3. W. YULIA JENNY
4. ROHANI LAMBAE

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Keluarga
yang berjudul Teknik Relaksasi Napas Untuk Mengurangi Nyeri Pada Penderita
Dispepsia Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak, teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini
tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Konsep Dasar Dispepsia........................................................................................................5
PENUTUP............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 yang diterbitkan
DepKes RI pada tahun 2012, dispepsia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat
inap di Rumah Sakit tahun 2010. Pada urutan ke-5 dengan angka kejadian kasus
sebesar 9594 kasus pada pria dan 15122 kasus pada wanita. Sedangkan untuk
10 besar penyakit rawat jalan di Rumah Sakit tahun 2010, dispepsia berada
pada urutan ke-6 dengan angka kejadian kasus sebesar 34981 kasus pada pria
dan 53618 kasus pada wanita. Jumlah kasus baru sebesar 88599 kasus.
(DepKes RI, 2012) Dispepsia merupakan salah satu gangguan yang diderita oleh
hampir seperempat populasi umum dinegara industri dan merupakan salah satu
alasan orang melakukan konsultasi ke dokter .
Dispepsia berasal dari bahasa yunani yaitu duis bad (buruk) dan peptin
(pencernaan). Dispepsia merupakan istilah yang digunkan untu8 k suatu sindrom
atau kumpulan gejala / keluhan yang terdiri dari rasa nyeri atau rasa tidak
nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang,
perut terasa cepat penuh / begah. Secara garis besar, penyebab sindrom
dispepsia ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok penyakit organik seperti
(tukak peptik, gastritis, batu kandung empedu dan lain-lain ) dan kelompok
dimana sarana penunjang diagnostik yang konvensional atau baku (radiologi,
endoskopi, laboratorium) tidak dapat memperlihatkan adanya gannguan
patologis struktural atau biokimiawi, disebut gangguan fungsional. Dispepsia
fungsional dibagi menjadi 2 kelompok, yakni postprandial distress syndrome dan
epigastric pain syndrome.
Pasien yang mengalami penyakit dispepsia sering disertai dengan rasa
nyeri atau rasa tidak nyaman dibagian perut. Nyeri merupakan bentuk
ketidaknyamanan yang dapat dialami oleh setiap orang. Rasa nyeri dapat
menjadi peringatan terhadap adanya ancaman yang bersifat aktual maupun
potensian. Namun, nyeri bersifat subjektif dan sangat idividual. Respons
seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, usia, budaya,
dan lain sebagainya. Berbagai faktor tersebut harus menjadi bahan
pertimbangan bagi perawat dalam melakukan penatalaksaaan terhadap rawatan
nyeri.

B. Rumusan Masalah
Teknik Relaksasi Napas Untuk Mengurangi Nyeri Pada Penderita Dispepsia

C. Tujuan
Untuk mengetahui Teknik Relaksasi Napas Untuk Mengurangi Nyeri Pada
Penderita Dispepsia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Dispepsia


1. Pengertian
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di
dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk
dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488). Batasan dispepsia terbagi
atas dua yaitu:
a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya
b. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non
ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.

2. Etiologi
a. Perubahan pola makan
b. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu
yang lama
c. Alkohol dan nikotin rokok
d. Stres
e. Tumor atau kanker saluran pencernaan

3. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya
kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata
membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan
maupun cairan.

4. Tanda dan gejala


a. Nyeri perut(abdominal discomfort)
b. Rasa perih di uluhati
c. Mual, kadang-kadang sampai muntah
d. Napsu makan berkurang
e. Rasa lekas kenyang
f. Perut kembung
g. Rasa panas di dada dan perut
h. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
i. Penatalaksanaan medic
 Penatalaksanaan nonfarmakologi
- Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
- Menghindari factor resiko seperti alcohol,makanan yang
pedas,obat-obatan yang berlebihan,nikotin rokok dan stress
- Atur pola makan
 Penatalaksanaan farmakologisn yaitu:
- Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang
memuaskan terutama dalam mengantisipasi kekambuhan.hal
ini dapat dimengerti
-
5. Penatalaksaan Medis
a. Penatalaksanaan non farmakologis
1. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2. Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-
obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres
3. Atur pola makan.
b. Penatalaksanaan farmakologis yaitu:
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan
terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti
karena pross patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa
sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo.
Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam
lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam
lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah).
B. Teknik Relaksasi Napas Untuk Mengurangi Nyeri Pada Penderita Dispepsia

Menurut smeltzer dan Bare (2002) dalam andarmoyo(2013) relaksasi napas


PENGERTIAN dalam adalah suatu Tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari
ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap efek
nyeri yang di rasakan.
TUJUAN Untuk dapat mengurangi/menghilangkan rasa nyeri
KEBIJAKAN Di lakukan untuk pasien yang mengalami rasa nyeri dengan skala ringan
hingga sedang
REFERENSI Menurut smeltzer dan Bare(2002)dalam andarmoyo(2013) tentang relaksasi
napas dalam
PROSEDUR A. Tahap prainteraksi
TINDAKAN 1. Melakukan vertifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan

B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan prosedur tindakan pada pasien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan di lakukan

C. Tahap kerja
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik napas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambal
merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
5. Anjurkan bernapas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik napas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi/mata sambal terpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali

D. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi Tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
C. BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala yang terdiri dari nyeri rasa
tidak nyaman di epigastrum, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang
dan sering bersendawa. Boiasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur,
makan makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan tertentu,
ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress.
Dengan pola makan yang teratur dan memilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan
yang berkadar tinggi, cabai, alcohol dan pantang merokok. Bila harus makan obat karna
sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala maka minum obat secara wajar dan tidak
menggangu fungsi lambung.

B. Saran
1. Bagi Institusi
Sebagai tempat pembelajaran atau sekolah yang bergerak dibidang kesehatan,
hendaknya dapat memberi pendidikan yang lebih baik lagi kepada mahasiswa dalam
paraktik pelayanan kesehatan dan menyediakan buku-buku penunjang sebagai
acuan dalam melakukan asuhan keperawatan maupun kebidanan.

2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan


Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik, mempertahankan
serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang ada dengan baik dan tepat.

3. Bagi Pasien
Dalam proses asuhan keperawatan, sangat diperlukan kerjasama keluarga dan
pasien itu sendiri guna memperoleh data yang bermutu untuk menentukan tindaka
sehingga dapt memperoleh hasil yang diharapkan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai