Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Kota Pematangsiantar merupakan kota yang pada awalnya terbentuk karena adanya
kepentingan jalur perkebunan, wisata sehingga dapat dikatakan sebagai kota
persinggahan ataupun Crossroad City. Dengan luas + 7,997,060 Ha, Pematangsiantar
merupakan kota yang sangat ramai dan sibuk di siang hari khususnya di kawasan pusat
kota yang terletak di sepanjang jalan Sutomo-Merdeka, yang merupakan koridor utama
di kota Pematangsiantar yang memiliki tingkat aksesibilitas tinggi. Kawasan ini juga
merupakan kawasan yang memiliki berbagai jenis aktivitas yang belum terintegrasi
dengan baik. Hal ini dapat dilihat di sepanjang jalan Sutomo, dimana di pintu masuk
jalan ini terdapat pusat perbelanjaan Ramayana, dan di ujung yang lain terdapat Suzuya
Pasaraya. Kedua objek ini sangat potensial dan sudah seharusnya dibuat suatu
perencanaan yang dapat meningkatkan keberadaan kedua objek tersebut 1.
Akibat dari kurangnya integrasi yang baik antara satu kawasan dengan kawasan lain,
pada suatu kawasan ada yang ramai dan kawasan yang lain sama sekali sepi khususnya
di malam hari.

Melihat keadaan tersebut perlu adanya perencanaan pusat keramaian sebagai tempat
rekreasi malam yang lengkap dengan pilihan wisata kuliner, pusat cenderamata, dan
berbagai atraksi kesenian daerah yang dapat meningkatkan daya tarik bagi pedestrian
kawasan pusat kota yang dapat membuat kawasan pusat kota lebih bersahabat dan tidak
menutup kemungkinan menjadi landmark kota Pematangsiantar di luar daripada lap.Hj.
Adam Malik dan Taman Bunga

I.2 TUJUAN PROYEK


Adapun maksud dan tujuan dari perencanaan Pusat Jajanan Pematangsiantar, yaitu :
a) Memberikan sarana pendukung kegiatan kepada pedestrian di kawasan pusat kota
b) Menghubungkan pusat-pusat kegiatan umum
c) Melayani masyarakat mulai kalangan atas sampai bawah
d) Menghidupkan suasana Pematangsiantar pada malam hari
1
Irne Liver, Pasca Sarjana Teknik Arsitektur USU, Pedestrianisasi Pematangsiantar,Medan,2003,hlm 106

1
e) Membuat pasar jajanan / makanan pada malam hari
f) Landmark baru kota Pematangsiantar
g) Menjadi tempat rekreasi (beristirahat)

I.3 LINGKUP MASALAH


Masalah perancangan yang diperkirakan dapat muncul dalam proyek ini adalah:
a) Perkotaan
Pusat Jajanan Pematangsiantar direncanakan berlokasi di kawasan Jl. Merdeka yang
merupakan pusat wilayah perdagangan di kota P.Siantar. Permasalahan yang akan
timbul adalah bagaimana nantinya PJP dapat berakomodasi dan berinteraksi dengan
lingkungan sekitar.
b) Lingkungan Tapak
Adapun permasalahan tapak yang dapat timbul yaitu posisi site yang berada di
persimpangan jalan yang memberikan dampak timbulnya kemacetan. Kemudian batasan
KDB, GSB dan KLB yang disesuaikan dengan konteks bangunan di sekitarnya.
c) Tema
Bagaimana mengkaitkan keberadaan hasil Pusat Jajanan Pematangsiantar sebagai
fasilitas perdagangan dan hiburan ditinjau dari fungsi, kegiatan-kegiatan, persyaratan
teknis ruang dan bangunan serta kondisi iklim serta lingkungan sekitar dengan tema
yang akan diangkat, yaitu Arsitektur Rekreatif.
d) Fungsional
Adanya kegiatan transaksi jual-beli dan hiburan yang berlangsung memerlukan
besaran-besaran ruang dan penataan zoning ruang yang fleksibel dan dinamis.
e) Bangunan
Permasalahan yang akan timbul nantinya yaitu :
- Pemilihan struktur bangunan.
- Ekonomi dan efisiensi gedung ditinjau dari letak dan fungsi gedung.

I.4 PENDEKATAN PERANCANGAN


Pendekatan dan pengumpulan data serta informasi yang diperlukan untuk menganalisa
permasalahan perancangan dilakukan dengan cara :
- Survey dan pengamatan langsung terhadap proyek sejenis
- Studi literatur
- Wawancara

2
I.5 BATASAN MASALAH
Batasan-batasan yang di ambil di dalam perencanaan Pusat Jajanan Pematangsiantar
adalah peraturan-peraturan pemerintah KDB/ KLB, luas lahan bangunan, tinggi
bangunan dan persyaratan teknis bangunan. Sedangkan batasan –batasan pembahasan
ditekankan pada :
a) Penerapan Konsep Arsitektur Rekreatif pada Pusat Jajanan Pematangsiantar.
b) Penyediaan tenda-tenda ,sarana hiburan dan ruang terbuka dapat memberikan
kenyamanan pada pengunjung.
c) Fungsi dan kegiatan PJP sebagai pusat rekreasi dan pusat hiburan yang berupa
pujasera, souvenir market serta permainan.

3
Ide/gagasan
I.6 KERANGKA BERFIKIR

Pusat Jajanan P.Siantar

Tema: Rekreatif LATAR BELAKANG


LATAR BELAKANG
 Pematangsiantar sebagai kota transit
 Pematangsiantar sebagai kota transit
 Berkembangnya pusat keramaian.
 Activity support bagi pedestrian

TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan:
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan:
 Menyediakan fasilitas pedestrian yang nyaman
 menyediakan fasilitas yang nyaman bagi pedestrian
 Menghidupkan kota khususnya pada malam hari
 menghidupkan kota khususnya pada malam hari
 Landmark kota P.Siantar
 Landmark kota P.Siantar
Sasaran:
Sasaran:
 Penduduk kota Pematangsiantar maupun luar kota
 Penduduk kota Pematangsiantar maupun luar kota

PERMASALAHAN
 Bagaimana menempatkan bangunan tersebut.
 Merencanakan sistem sirkulasi.
 Menerapkan konsep rekreatif.
PENGUMPULAN DATA
 Kebutuhan sarana hiburan
di kota Pematangsiantar.
 Studi literatur

E
ANALISA
E  Fisik:
-Lokasi tapak dan lingkungan
-Potensi tapak
D
-Sirkulasi manusia & kendaraan
-Utilitas
B  Non Fisik:
-Aktifitas, Pengguna & Kebutuhan ruang
A -Program ruang

C
KONSEP & DESAIN SKEMATIK
K

DESAIN AKHIR

4
I.7 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Pada sub bab ini, akan dibahas mengenai isi dari laporan Tugas Akhir ini yang terdiri
dari beberapa bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan,
lingkup, batasan, asumsi-asumsi, dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK


Berisi tentang pengertian Pusat Jajanan P.Siantar, lokasi, tinjauan fungsi, dan studi
banding terhadap kasus proyek sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA


Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan
judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang
sejenis.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN


Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi,
prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasar-
dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan
persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN


Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema lingkungan kajian

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR


Berisi gambar-gambar dan foto-foto hasil perancangan akhir

5
BAB II
DESKRIPSI PROYEK

II.1. TERMINOLOGI JUDUL


Adapun judul dari proyek tugas akhir ini adalah “ Pusat Jajanan P.Siantar ”. Yang
menjadi kata kunci dari judul ini adalah:
Pusat 2 :
o Pusat, sentral, bagian yang paling penting dari sebuah kegiatan atau
organisasi
o Tempat aktivitas utama, dari kepentingan khusus yang dikonsentrasikan
o Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi
terkumpul atau terkonsentrasi.
Jajanan : makanan selingan ( jajan : membeli )
P.Siantar : nama tempat, salah satu kota di Kabupaten Simalungun ,
Propinsi Sumatera Utara

Pusat Jajanan P.Siantar adalah


Pusat penyediaan makanan selingan (masakan) khususnya makanan
lokal/tradisional yang terletak di salah satu kota di kab.Simalungun , Propinsi
Sumatera Utara.

II.2. LOKASI
II.2.1. Tinjauan Lokasi Perencanaan

Melihat potensi dan tugas Kota P.Siantar sebagai pintu gerbang bagian barat daerah
tujuan wisata di Indonesia maka Pemko P.Siantar dalam setiap Program Pembangunan
Daerah Kota Siantar memuat sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
pengembangan genius loci sebagai salah satu tujuan dan sasaran bidang pariwisata.

Salah satu potensi kota P.Siantar yang menarik untuk dikembangkan adalah
pedestrianisasi yakni sekitar jalan Sutomo dan Merdeka yang merupakan koridor utama
kota Pematangsiantar. Panjang kedua koridor ini adalah + 1600 m (1.6 km), dan

2
Kamus Besar Bahasa Indonesia

6
merupakan kawasan yang secara umum diperuntukkan bagi bangunan umum / usaha
atau jasa komersial.

Dunia
Indonesia

P.Siantar

Sumatera

Kec. Siantar Barat

Gbr. 2.1: Tinjauan terhadap struktur kota Pematangsiantar

II.2.2. Analisis Pemilihan Lokasi


Kota Pematangsiantar sebagai kota administratif yang merupakan kota terbesar kedua
setelah Medan di Sumatera Utara yang berkembang dengan pesatnya pemerintahan,
pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat
akomodasi jasa kepariwisataan dan pusat perdagangan regional.
Meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan penduduk menyebabkan meningkatnya
aktifitas penduduk dalam kegiatan pembangunan, meningkatnya tuntutan masyarakat
terhadap pemecahan kebutuhan fasilitas dan utilitas perkotaan serta kebutuhan ruang
bagi kegiatannya. Perkembangan demikian menimbulkan permasalahan bagi
Pemerintah Kotamadya Daerah Tk. II P.Siantar dalam mengelola kotanya, khususnya

7
dalam rangka pengaturan tata ruang, meningkatkan kualitas lingkungan hidup
perkotaan, penyediaan lokaso bagi kepentingan pembangunan dan distribusi kegiatan
pembangunan serta penyediaan fasilitas/utikitas perkotaan.

Wilayah Kotamadya Daerah Tk.II P.Siantar mempunyai batas-batas sebagai berikut :


a. Sebelah Utara dibatasi oleh Sungai Bah Hapal dan Desa Sinaksak;
b. Sebelah Timur dibatasi oleh desa-desa Karangsari, Rambung Merah dan Marihat
Baris;
c. Sebelah Selatan dibatasi oleh desa-desa Marihat Baris, Silampuyang dan Bah
Sampuran;
d. Sebelah Barat dibatasi oleh desa-desa Talun Kondot, Negeri Bosar, S.Panedan
Siborna;

Berdasarkan kriteria yang mengacu pada RTWK kota P.Siantar maka lokasi proyek
Pujasera & souvenir Pematangsiantar ini berada di wilayah yang peruntukannya adalah
sebagai pusat perdagangan dan jasa.

Lokasi proyek

Lokasi tepat menjadi daerah


istirahat sehingga menjadi rangkaian
perjalanan dari kedua koridor
(Sutomo- Merdeka)

Cocok menjadi pintu keluar dari


P.siantar ( ” halte ” keluar kota)

Terletak berdekatan dengan pasar Gbr. 2.2: Lokasi proyek


Horas dan stasiun K.A.

8
Data lokasi :
 Terletak di pusat kota
 Berada Pada Kawasan perdagangan
 Transpotasi yang lancar dan baik
 Luas Site yang mendukung  1,3 ha
 Memiliki jalur utilitas yang baik

II.2.3. Deskripsi Kondisi Existing


 Kasus Proyek : Pusat Jajanan Pematangsiantar
 Status Proyek : Fiktif
 Pemilik Proyek : Pihak Swasta
 Lokasi Lahan : Kel. Dwikora , Kecamatan
Siantar Barat
Kotamadya Pematangsiantar.
 Luas Lahan : ± 1,3 Ha ( ± 13.000 m2 )
 Kontur : relatif datar ( tidak Berkontur )
 KDB : 60%
 KLB : 2 Lantai

II.3. TINJAUAN FUNGSI


Pada sub bab ini akan dibahas mengenai penjelasan fungsi-fungsi apa saja yang akan
dimiliki oleh bangunan Pusat Jajanan P.Siantar ini. Fungsi-fungsi tersebut antara lain
pusat penyediaan makanan / restoran , souvenir, sarana rekreasi.

II.3.1. RESTORAN
Cikal bakal restoran dimulai pada 12.000 tahun yang lalu sebelum masehi ketika suatu
suku bangsa di Denmark menggunakan dapur besar untuk memasak dan menyiapkan
hidangan bagi kelompok orang guna menikmati hidangan secara bersam-sama. 4000
tahun yang lalu sebelum masehi pertama kali didirikan kabaret dimana tempat ini
dipakai untuk menjual menuman keras, kemudian tumbuh dan berkembang. Sekitar
tahun 1200 di London terdapat beberapa warung yang menyediakan makananmatang

9
untuk dibawa pulang dan dari 200 tahun kemudian warung-warung berkembang
menjadi restoran dengan fasilitas pelayanan yang semakin ditingkatkan. 3
Maka dalam hal ini akan diuraikan beberapa pengertian restoran :
Restoran : rumah makan, bisnis makanan.4
Restoran : Suatu usaha komersil yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum
bagi umum dan dikelola secara professional.5

a. Jenis Klasifikasi Restoran 6


Dilihat dari pengolahan dan sistem penyajian, restoran dapat diklasifikasikan
nmenjadi tiga yaitu :
1. Formal Restaurant (Restoran Formal)
Restoran formal adalah industri jasa pelayanan makan dan minuman
yang dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan yang
eksklusif.
Ciri-ciri Restoran Formal, yaitu:
 Penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu
 Para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal
 Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik/menu Eropa popular
 Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian Service/French Service atau
modifikasi dari kedua tabel servis tersebut.
 Disediakan ruangan coktail selain ruangan jamuan makan digunakan sebagai
tempat untuk minum yang beralkohol sebelum santap makan.
 Dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau untuk makan
malam dan makan siang, tetapi tidak untuk menyediakan makan pagi.
 Menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya wine
dan champagne dari berbagai negara penghasil wine di dunia.
 Menyediakan hiburan musik hidup dan tempat untuk melentai dengan
suasana romantis dan eksklusif.
 Harga makanan dan minuman relatif tinggi
 Penataan bangku dan kursi memiliki area servis yang luas untuk dapat
dilewati.
 Tenaga relatif banyak dengan standart kebutuhan suatu pramusaji untuk
melayani 4-8 pelanggan.
3
Manajemen Food and Beverage Service Hotel. Soekresno. Jakarta. PT. Gramedia
4
Kamus Umum Bahasa Indonesia.
5
Ibid
6
Ibid

10
Contoh restoran formal adalah Members Restaurant, Super Club,
Gourmet, Main dining room, Grilled Restaurant, dan executive restaurant.
2. Informal Restaurant (restoran informal)
Restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang
dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan
kecepatan pelayanan kepraktisan dan percepatan frekuensi yang silih berganti
pelanggan.
Ciri-ciri Restoran Informal, yaitu:
 Harga makanan dan minuman relatif murah
 Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat
 Para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian formal
 Sistem penyajian makan dan minuman yang dipakai American Service/
ready plate bahkan self service ataupun counter service.
 Tidak menyediakan hiburan musik hidup
 Penataan meja dan bangku cukup rapat anatara satu dengan yang lainnya
 Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu/pelanggan
namun diletakkan di counter atau langsung menghadap meja makan untuk
mempercepat proses pelayanan
 Menu yang disediakan sangat terbatas dan membatasi standart kebutuhan, 1
pramusaji untuk melayani 12-16 pelanggan
Contoh Restoran Informal adalah Café, Cafetaria, Fast Food Restaurant,
Coffe Shop, Bistro, Canteen, Familiy Restaurant, Pub, Sandwich Corner, dan
Burger Corner.
3. Specialties Restaurant (Restoran Khusus)
Specialties Restaurant adalah industri jasa pelayanan makan dan minuman yang
dikelola secara komersial dan profesional dengan menyediakan makan khas dan
diikuti dengan system penyajian yang khas dari suatu negara tertentu.
Ciri-ciri Specialties Restaurant :
 Menyediakan system pelayanan tempat
 Menyediakan menu khas suatu negara tertentu, popular dan disenangi
banyak pelanggan secara umum.
 Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan
dimodifikasikan dengan budaya internasional
 Hanya dibuka untuk menyediakan makan siang atau makan malam

11
 Biasanya menghadirkan musik/hiburan khas negara asal
 Harga makanan relatif tinggi dibanding restoran informal dan lebih rendah
dari restoran formal.
 Jumlah tenaga servis sedang, dengan standart nkebutuhan 1 pramusaji untuk
melayani 8-12 pelanggan
Contoh Specialties Restaurant adalah Indonesian Food Restauran,
Italian Food Restaurant, Thai Food Restaurant, Japanese Food Restaurant, dan
Korean Food Restaurant.

b. Tata Ruang Restoran 7


Mendirikan restoran tidak terlepas dari persiapan awal yaitu tata ruang dan
rancang bangun yang sesuai dengan kebutuhan operasional restoran secara keseluruhan.
Bangunan restoran menjadi tempat manusia melakukan aktivitas seperti mempersiapkan
bahan makanan, memproses bahan mentah menjadi hidangan siap santap.Selain
daripada itu restoran memerlukan tempat untuk menyajikan dan tempat pelanggan
untuk menikmati hidangan.
Ruangan restoran hendaknya didisain sedemikian rupa sehingga perletakan meja
dan kursi dapat diatur bervariasi dan dapat berubah susunannya sewaktu-waktu
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang menginginkan tempat duduk secara
berkelaompok dalam satu meja.
Tata ruang restoran sebaiknya memiliki fasilitas ruangan yang memadai agar
dapat memberikan dukungan pekerja melakukan aktifitasnya sehingga menghasilkan
mutu produk yang berkualitas serta memberikan kenyamanan dan keselamatan kerja
bagi para pekerja maupun kenyamanan bagi para pelanggan restoran untuk menikmati
produk restoran tersebut.
Tata ruang restoran tentunya dirancang dan dibangun dengan
mempertimbangkan siklus kegiatan operasional dimulai dari ruang sebagai tempat
melakukan kegiatan awal yakni penerimaan bahan mentah kemudian diproses sampai
dengan penyajiannya. Semua tahapan tersebut memerlukan ruangan yang mamadai.
Komponen Utama Restoran antara lain :
1. Area Restoran, terdiri dari :

Manajemen Food and Beverage Service Hotel. Soekresno. Jakarta. PT. Gramedia
7

12
Area tempat duduk, papan menu, sirkulasi, lantai dansa, panggung, ruang ganti,
ruang pencahayaan, ruang operator, kasir, ruang manager, tempat koktail, enterance
tamu, enterance staff, dan pintu darurat.
2. Area Dapur, terdiri dari :
Kantor dapur, area pendingin, area pemanas, area roti-rotian, area manager, area
memasak, area penyajian, kounter, pengeringan, area pantry, pintu masuk barang dan
staff kendaraan, area pemesanan peket, area cuci, dan area minuman.
3. Area Bar, terdidri dari :
Kounter, area koktil, area pameran, meja pelayan bar, rak minuman, kulkas, dan
pintu bar.
4. Area Pelayanan, terdiri dari :
Kantor pelayanan, gudang peralatan, area cuci, area peralatan bersih, dan area cuci
keranjang.
5. Area Parkir
Jalur masuk dan jalur keluar, pintu darurat, area parkir, taman, pos jaga dan loket
parkir
6. Area Bekerja, terdiri dari :
Enterance pegawai, loker pegawai, toilet pegawai, dan ruang makan pegawai.
7. Gudang, terdiri dari :
Area grosir, area barang tak tahan lama, tempat peralatan, kantor penjaga, dan tempat
cuci
8. Area pembuangan sampah, terdiri dari :
Tempat sampah basah, dan tempat sampah kering
9. Toilet, terdiri dari :
Toilet tamu untuk pria dan wanita
10. Area Ibadah, terdiri dari :
Tempat Imam, Area jamaah, dan air wudhu.

c. Persyaratan Ruang Restoran 8


1) Ruangan depan, yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai fungsi dan
kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan
seperti restoran, bar, cocktail, ruang parkir, tempat ibadah dan lain sebagainya.
Adapun persyaratan ruang restoran adalah :

8
Ibid

13
 Luas area memenuhi standart
 Penyekat antar restoran dan dapur
 Harus tahan terhadap api
 Tersedianya pintu darurat dan tangga darurat
 Selalu terpasang alat deteksi kebakaran
 Pintu keluar/masuk pelanggan, pintu keluar/masuk pegawai dan pintu
jalanan harus terpisah
 Cukup penerangan
 Sirkulasi udara memadai dan tersedianya pengaturan suhu udara
 Layout penerangan yang tercipta mudah dirubah
2) Ruangan Belakang, yaitu ruangan-ruangan yang memiliki fungsi dan
kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk makanan
dan minuman yang mana sebagai tempat aktifitas kerja bagi karyawan restoran
dan sebagai daerah terlarang bagi para pelanggan untuk masuk didalamnya
seperti dapur, gudang, tempat penumpukan, sampah, dan lain-lain. Adapun
Syarat-syarat area belakang yaitu :
 Cukup penerangan
 Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya
 Lantai licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran pembuangan air yang
memadai dan lancar
 Terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur.

II.3.2. Pasar Seni


Defenisi Pasar Seni :
 Pasar seni adalah tempat berkumpulnya masyarakat dari semua golongan dengan
tujuan melakukan jual beli, berkomunikasi , informasi tentang karya seni dan
sebagai tempat rekreasi, dimana jual beli itusendiri bukan kegiatan utama
 Pasar seni adalah sarana untuk peragaan maupun transaksi berbagai hasil karya
seni dan lebih ditekankan sebagai bagian dari pengembangan kebudayaan dan
pariwisata

Fungsi dari pasar seni adalah


 sebagai bursa seni rupa

14
 sarana untuk memamerkan dan memperluas karya seni
 sebagai sarana pendidikan ekstrakurikuler

II.4 TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK

II.4.1. Pematangsiantar Sebagai Gerbang Wisata Sumatera Utara

Kota P.Siantar yang merupakan ibukota Kabupaten Simalungun merupakan


pintu gerbang bagian barat daerah tujuan wisata di Indonesia (termuat dalam Tap MPR
No.11/ MPR/ 1983). Sehingga Kota P.Siantar harus terus berbenah mengingat Kota
P.Siantar menjadi pintu gerbang tujuan wisata untuk kawasan Indonesia bagian barat
yang sekaligus menjadi daerah transit bagi perkembangan pariwisata.

Melihat potensi dan tugas Kota P.Siantar sebagai pintu gerbang bagian barat
daerah tujuan wisata di Indonesia maka Pemko P.Siantar dalam setiap Program
Pembangunan Daerah Kota Siantar memuat sasaran peningkatan kualitas sumber daya
manusia dan pengembangan genius loci sebagai salah satu tujuan dan sasaran bidang
pariwisata.

II.4.2. Semakin Berkembangnya Pusat Jajanan Malam

Pada saat ini, pusat jajanan malam yang ada di kawasan pusat kota yang sering
dikunjungi oleh masyarakat kota Pematangsiantar adalah Pujasera di kompleks Siantar
Hotel, pedagang kaki lima di sekitar Taman Bunga dan lap.H.Adam Malik. Kedua
pusat jajanan ini hanya berfungsi pada malam hari.
Masyarakat menilai tempat makan dan minum masih kurang di kawasan pusat kota
P.Siantar (44%), terlalu formal dan kurang cocok sebagai tempat berkumpul, ngobrol
ataupun ’ hangout’ (20%) 9. Kemudian Pemkot setempat mulai berbenah menambah
pusat jajanan baru dengan menyediakan tempat di jl. Sutomo yang sering dikatakan
SUTOS ( Sutomo Square ) untuk jajanan malam hari.
Taman bunga merupakan kawasan yang sangat berpotensi sebagai kawasan
pusat jajanan, karena taman ini dekat dengan Siantar Hotel dan memiliki banyak
pedagang makanan kaki lima di sekitarnya Suasana malam hari di kawasan pusat kota
P.Siantar sangat sepi dan tidak aman apalagi menjelang pukul 8 malam.
II.5. Studi Banding Proyek Sejenis
II.5.1. CIHAMPELAS WALK – BANDUNG, INDONESIA

9
Irne Liver, Pasca Sarjana Teknik Arsitektur USU, Pedestrianisasi Pematangsiantar,Medan,2003,hlm 182

15
Gambar 2.4. Plaza terbuka di depan bangunan Ci-Walk

Gambar 2.3. Gate di tepan jalan sisi


Timur sebagai landmark

Kategori: mall/pusat perbelanjaan/ shopping center

Lokasi: jl Cihampelas bandung

Arsitek: Fauzan Noe’man B.Arch, untuk PT Birano (Biro Arsitektur Ahmad Noe’man)

Tahun peresmian: 2004

Luas lahan: 3,5 hektar.

Sebuah mall dengan konsep baru, yaitu mall dengan konsep terbuka. CiWalk
merupakan tempat berbelanja dengan suasana berbeda dibandingkan mal pada
umumnya. CiWalk dirikan di tengah-tengah areal terbuka (open air). CiWalk
merupakan perpaduan antara gedung perbelanjaan modern dan suasana alam yang asri
dan menyegarkan.
CiWalk didirikan di atas lahan 3,5 hektare. Dari areal seluas itu, yang dipergunakan
untuk bangunan hanya 1/3-nya , sedangkan 2/3 lainnya dimanfaatkan untuk area parkir,
taman dengan berbagai jenis pohon yang berumur puluhan tahun. Tim perancang juga

16
menambah dengan pepohonan baru agar suasana mal terasa berada di kota yang
berbeda.
Gambar 2.5.
Pepohonan besar
berumur puluhan
tahun di main gate
menjadi pemisah
sirkulasi dan daya
tarik menuju mall
ini

CiWalk selain tempat berbelanja dan tempat makan, juga sebagai tempat entertainment
yang nyaman. CiWalk akan menjadi tempat tujuan wisata di Kota Bandung. Sebagai
tempat wisata, CiWalk dibangun dengan menggabungkan mal tiga lantai yang
dilengkapi sejumlah bangunan lainnya. Antara bangunan utama dan bangunan yang lain
dihubungkan dengan areal pedesterian (tempat pejalan kaki) serta taman-taman yang
indah. Blok bangunan terdiri 150 toko, terdiri fashion, beberapa kafe, restoran,
foodcourt, bioskop, games dan playground.

Cihampelas Walk berada di area belanja busana (tepatnya pusat toko jeans)
Jalan Cihampelas, Bandung
yang sangat terkenal sebagai
salah satu tujuan wisata baik
lokal maupun mancanegara
sejak lama. Dari hiruk pikuk
suasana Jalan Cihampelas yang
berbaur antara deretan toko dan
kemacetan kendaraan, tak akan
terasa jika sudah memasuki
kawasan Cihampelas Walk, Gambar 2.6. Bagian sisi kanan bawah area luar mall
dialokasikan sebagai tempat parkir
kawasan yang berbeda, cantik
dan bersih ini memang mengkondisikan pengunjung agar lebih nyaman berbelanja.

17
Berjalan-jalan di Cihampelas Walk pada siang, sore dan malam hari akan terasa
berbeda suasananya. Lampu dari tiap gerai dan bangunan utama pada malam hari
membangun atmosfir yang berbeda, belum lagi juntaian dan lilitan lampu hias yang
digantungkan dipohon-pohon disekitar out door Cihampelas Walk. Area parkirnya
sendiri berada di basement gedung serta sisi kanan bawah area luar, sehingga kegiatan
hilir mudik kendaraan pengunjung tak akan mengganggu pengunjung yang sedang
berjalan-jalan maupun nongkrong di kawasan belanja dan makan… jauh dari polusi.

Gambar 2.7. Area Young Street, area bagi Gambar 2.8. Dekorasi yang digunakan
anak-anak muda sesuai dengan jenis perayaan yang sedang
berlangsung

Dengan kondisi demikian, Cihampelas Walk tidak semata-mata sebagai pusat


belanja akan tetapi juga dapat menjadi tempat wisata, dan sebagai penunjang dilengkapi
dengan lahan parkir yang cukup luas yang dapat menampung kurang lebih 800
kendaraan dan untuk para wisatawan, disediakan khusus lahan parkir untuk bus
pariwisata kurang lebih sebanyak 8 buah bus. Cihampelas Walk atau Cihampelas Walk,
di dalamnya selain sebagai tempat berbelanja (retailing), tempat makan (restaurant dan
food court) juga sebagai tempat Entertainment yang nyaman. Kesegaran udara dan
suasana yang rapi ,membuat Champelas Walk ramai dikunjungi pengunjung baik dari
daerah Bandung sendiri ataupun dari luar Bandung, yang akan menunjang Kota
Bandung sebagai Kota Pariwisata.
II.5.2. MERDEKA WALK
Merdeka Walk berada di Medan Square, tepatnya di jalan Balaikota Medan.
Merdeka Walk adalah tempat pertama yang menggunakan konsep Alfresco Outdoor di

18
Indonesia. Ini adalah tempat berkumpul terpanas di Kota Medan dengan restoran tempat
pameran dan hiburan (lihat gambar 2.9 dan 2.10).Merdeka Walk buka setiap hari. Pada
hari senin hingga Jum’at buka dari jam 11.00 WIB sampai jam 00.00 WIB. Dan pada
hari libur buka dari jam 11.00 WIB hingga jam 02.00 WIB. Di Merdeka Walk kita
dapat makan, minum, bersantai, bermain, dan membeli Souvenir. Kita dapat mencapai
tempat ini dengan mudah karena letaknya yang sangat strategis dan mudah dikenali.
Kendaraan yang dapat digunakan untuk ke tempat ini adalah dengan Taxi, Becak,
Angkutan Umum, dan Kendaraan Pribadi.

Gambar 2.9 : Suasana di Merdeka Walk pada Gambar 2.10 : Suasana di Merdeka Walk
waktu siang hari pada waktu malam hari

II.5.3. KESIMPULAN

Pada bangunan Cihampelas Walk, Antara bangunan utama dan bangunan yang
lain dihubungkan dengan areal pedesterian (yang segar dan rapi) serta taman-taman
yang indah. Blok bangunan menjadi satu kemasan yang sangat terintegritas

Pada kawasan Merdeka Walk, menawarkan cara berbelanja dan suasana yang
berbeda dan baru daripada bangunan komersil lainnya, yaitu dengan konsep Alfresco
Outdoor. Karena konsep ini lah maka merdeka walk terus ramai dikunjungi oleh
keluarga ataupun anak-anak muda.

BAB III
ELABORASI TEMA

19
III.1 DEFENISI REKREASI
Defenisi Rekreasi, rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu “ creature “ yang
berarti mencipta, lalu diberi awalan “ re “ yang sehingga berarti “ pemulihan daya cipta
atau penyegaran daya cipta”. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan diwaktu senggang
(leasuretime). Leasure berasal dari kata “licere” (latin) yang berarti diperkenankan
menikmati saat-saat yang bebas dari kegiatan rutin untuk memulihkan atau
menyegarkan kembali.
 Rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan penyegaran kembali tubuh dan
pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti
hiburan; piknik. Sedangkan rekreatif berarti bersifat rekreasi.
 Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan kembali fisik
dan mental dari kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mempertinggi daya
kreasi manusia dalam mencapai keseimbangan bekerja dan beristirahat.
 Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
kesenangan dan kepuasan.
 Rekreasi merupakan proses memenfaatkan kegiatan selama waktu luang
dengan seperangkat perilaku yang memungkinkan peningkatan waktu luang.
 Rekreasi adalah penyegaran bagi kekuatan dan semangat setelah bekerja
keras.
 Rekreasi adalah kegiatan di waktu luang atau santai.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian Rekreasi


adalah “ aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan untuk
membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi
(baik secara individual maupun secara kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin
sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda
dan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir
dan batin manusia”.

III.1.1 Ciri-ciri Rekreasi


Ciri-ciri Rekreasi adalah :
 Bersifat fisik, mental dan emosional.

20
 Tidak memiliki bentuk atau macam tertentu.
 Dapat membangkitkan rasa gembira, senag dan puas bagi pelaku.
 Dilaksanakan dalam waktu senggang.
 Bebas dari paksaan.
 Dibutuhkan secara universal, tidak dibatasi oleh lapisan tertentu.
 Bersifat fleksibel. Tidak dibatasi oleh tempat, dapat dilakukan oleh
perseorangan, ataupun sekelompok orang. Rekreasi tidak dibatasi oleh
kemauan seseorang, baik miskin maupun kaya dapat menikmati dan juga
tidak dibatasi oleh fasilitas atau alat-alat tertentu, dapat dilakukan oleh alat-
alat sederhana maupun alat-alat modern.
 Didorong oleh kegiatan sehingga menentukan bentuk rekreasi.

III.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rekreasi


Menurut Bovy dan Lawson (1997) ada beberapa hal yang menjadi factor yang
mempengaruhi rekreasi antara lain :
 Faktor sosial ekonomi
Pada masyarakat dengan kelompok social tertentu (elite) akan berbeda
dengan rekreasi masyarakat pada umunya karena perbedaan fasilitas yang
dimiliki.
 Faktor jenis kelamin , usia dan keluarga
Kegiatan rekreasi remaja putri mungkin berbeda dengan remaja putra dan
berbeda pula dengan kegiatan reklreasi orang dewasa.
 Faktor ketersediaan waktu luang
 Waktu luang penyelenggaraan rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda
dengan wanita pekerja.
 Faktor pranata
Berhubungan dengan pencapaian, besar dana yang dimiliki, perubahan sikap
terhadap rekreasi.
 Faktor perubahan teknologi
pencapaian dengan fasilitas-fasilitas rekreasi dengan teknologi tinggi.
Menurut Bovy dan Lawson (1977), aktivitas rekreasi dikelompokkan ke dalam 5
kategori, yaitu :

21
 Kegiatan di dalam dan di sekeliling rumah, seperti; menonton televise,
membaca, mendengarkan musik, berkebun dan sebagainya.
 Kegiatan interaksi social, seperti; menonton film/bioskop, berbelanja, makan
di restoran, kunjungan keluarga dan sebagainya.
 Kegiatan seni dan budaya, seperti; kunjungan ke pameran kesenian, teater,
konser dan sebagainya.
 Kegiatan olah raga, seperti berenang, basket, jogging, golf, ice skating,
bowling dan sebagainya.
 Kegiatan outdoor tidak resmi, seperti; jalan-jalan, piknik, dan sebagainya.

III.1.3 Kegunaan Rekreasi


Wing Haryono dalam buku “ Pariwisata Rekreasi dan Entertainment “ mengatakan
bahwa egunaan dari rekreasi adalah :
 Untuk kesehatan, baik itu kesehatan tubuh maupun pikiran
 Untuk dapat membentuk atau membangun karakter
 Sebagai pencegah kriminalitas
 Sebagai sarana pendidikan moral
 Untuk hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi

III.1.4 Tujuan Rekreasi


Adapun tujuan rekreasi antara lain :
 Menciptakan dan membina hubungan manusia
 Mempertahankan kelestarian alam
 Mempertahankan nilai-nilai budaya
 Memulihkan kesehatan jasmani dan rohani
III.1.5 Penggolongan rekreasi
Fungsi
 Hiburan, untuk mendapatkan kesenangan
 Pendidikan, memberi fungsi hiburan dan mendidik

Sifat kegiatan
 Bermain ; olah raga

22
 Bersuka ; belanja, menonton film, makan di restoran, jalan-jalan.
 Bersantai ; musik, pemandangan

Partisipasi Pelaku
 Rekreasi Aktip → dimana pelaku kegiatan turun langsung atau berperan
secara langsung untuk melakukan tindakan rekreatif untuk dirinya. Misalnya
: olah raga dan sebagainya.
 Rekreasi Pasip → dalam hal ini perlu kegiatan pelaku tidak banyak
melakukan kegiatan, hanya menikmati objek rekreasi dan lebih banyak diam.
Misalnya : menonton, membaca dan sebagainya.

Tingkat Usia
 Anak-anak ; 5 – 13 tahun
Anak-anak memperoleh kegembiraan denga mengaktifkan tubuh, misalnya
denga berlari-lari, bermain dengan alat, contohnya bermain dengan boneka, bola
dan sebagainya.
 Remaja ; 14 – 24 tahun
Golongan remaja memilih jenis rekreasi dimana mereka menemukan dinamika
untuk mengembangkan kreatifitas, ketertarikan pada aktifitas fisik seperti olah
raga, seni maupun sosial.
 Dewasa ; 25 – 45 tahun
Orang dewasa cenderung tidak aktif, hiburan yang diperoleh dari program
televise, nonton di bioskop, membaca buku dan sebagainya.
 Usia lanjut ; 55 tahu ke atas
Usia lanjut usia biasanya berekreasi denan hal-hal yang bersifat santai, misalnya
jalan-jalan, duduk-duduk di taman dan sebagainya.
Tingkat Pelayanan
 Lingkungan rumah ; memanfaatkan ruang di dalam rumah
 Lingkungan sekitar ;
→ rekreasi yang melayani satu lingkungan perumahan
→ rekreasi yang melayani beberap[a lingkungan perumahan atau komunitas.
 Tingkat kota ; melayani daerah wilayah kota, dapat memberikan
fasilitas pelayanan yang bersifat umum.

23
 Tingkat regional/daeraah; melayani satu atau atau lebih yang memeiliki cirri
khas tertentu.

Tingkat Penghasilan
 Tingkat penghasilan rendah
Golongan ini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya dan kebutuhan hidupnya. Rekreasi bukanlan salah satu sisi kehidupan
tetapi cenderung terjadi sebagai suatu kebetulan atau ada, namun tidak dengan
biaya besar.
 Tingkat penghasilan menengah
Pada golongan ini, kebutuhan pokok sudah terpenuhi, sehingga mulai
memikirkan kebutuhan lainnya, yaitu rekreasi atau hobi yang disesuaikan
dengan tingkat penghasilannya.
 Tingkat penghasilan tinggi
Tingkat kebutuhan akan rekreasi pada golongan ini terlihat jelas, dimana status
social diharapkan dapat meningkatkan prestisenya, sehingga umumnya reklreasi
dilakukan bersifat eksklusif dan mahal yang tidak terjangkau oleh masyarakat
umumnya.

Tempat Kegiatan
 Rekreasi darat
Rekreasi darat meliputi sarana olah raga dan rekreasi yang dilakukan di darat,
termasuk wisata pemandangan.
 Rekreasi air
Rekreasi air meliputi sarana rekreasi yang dilakukan di atas maupun di dalam air
(laut, danau, sungai), misalnya selancar air, perahu, ski air, menyelam, renang
dan sebagainya.
 Rekreasi udara
Rekreasi udara yaitu rekreasi yang dilakukan di udara bebas dan melihat
pemandangan dari udara dengan bantuan alat, sehingga manusia dapat
melakukannya, misalnya dengan melakukan terbang laying, terjun paying, dan
sebagainya.

24
Objek
 Rekreasi budaya ; yaitu rekreasi dengan objek wisatanya berupa benda-
benda atau hal-hal yang mempunyai nilai-nilai seni, budaya dan sejarah yang
tinggi.
 Rekreasi buatan ; yaitu rekreasi yang objek wisatanya merupakan buatan
manusia.
 Rekreasi agro ; yaitu rekreasi yang memanfaatkan potensi pertanian
sebagai objek
 Rekreasi alam ; yaitu rekreasi yang memanfaatkan potensi alam yang
indah sebagai objek utamanya.

Sifat Ruangan
 Outdoor ; wadah rekreasi yang dilakukan di luar ruangan, tidak terlindungi
oleh atap dan dinding, sehingga tergantung dengan cuaca.
 Indoor ; wadah rekreasi yang dilakukan di dalam ruangan yang
terlindung, sehingga tidak terganggu oleh keadaan cuaca. Dan kondisi ruang
diatur sesuai dengan kegiatannya.
 Semi Indoor dan Outdoor ; wadah rekreasi yang hanya menggunakan
penutup atap saja.

Aktifitas Kegiatan
 Big muscle activities ; rekreasi yang membutuhkan tenaga atau fisik
 Social activities ; rekreasi yang bertujuan social seperti
berbincang-bincang, jalan-jalan bersama, melibatkan interaksi social sebagai
kegiatan umum.
 Physical recreation ; memerlukan usaha atau keinginan fisik sebagai
kegiatan utama.
 Cognitive recreation ; melibatkan kebudayaan, pendidikan dan
kreativitas atau kegiatan yang menyangkut estetika.
 Environment related recreation ; rekreasi yang melibatkan atau
memanfaatkan potensi alam dalam kegiatannya misal: olah raga arung
jeram.

25
 Rhytims ang music ; rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan musik
yang memberikan kesenangan, persahabatan seperti bernyannyi, berdansa
dan sebagainya.
 Hand intellect ; rekreasi yang mengembangkan ketermpilan
tangan dan pikitran misalnya melukis.
 Creative play ; rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya
khayal akan sesuatu yang buka sesungguhnya, missal membuat bangunan
pasir, membuat patung.
 Nature learning ; rekreasi yang dilakukan di alan terbuka. Misalnya:
mendaki gunung, kemah dan sebagainya.
 Mental ; rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas
masyarakat yang bersifat mendidik. Misalnya diskusi dan dialog.
 Collecting ; mengumpulkan benda-benda sebagai hobi yang
bertujuan ingin mengetahui bidang tertentu, masuk ke dalam kelompok
social tertentu atau memilih sesuatu cara kehidupan yang khusus.
 Service activities ; merupakan satu kesenangan tersendiri bagi sebagian
orang untuk melakukan pelayanan kegiatan umum, misalnya sebagai guru
dan juri.
 Shopping activities ; berbelanja merupakan suatu bentuk rekreasi bagi
sebagian orang, dimana dengan berbelanja dapat memberikan kesengangan
tersendiri bagi pelakunya. Aktifitas rekreasinya antara lain:
→ aktifitas fisik dengan berbelanja secara tidak disadari kita telah jauh
berjalan pergi dari rumah dan mengadakan kontak social di luar rumah.
→ kesempatan untuk memperoleh pelayanan.
→ kesenangan delam melakukan tawar menawar.
→ melihat-lihat objek yang akan dibeli.
 Relaxation ; rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan
dan kelelahan mental dan fisik, untuk mencapai kesenangan dan kesegaran,
misalnya dengan menikmati pemandangan alam, duduk di taman dan
sebagainya.
 Solitude ; menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari
dengan beristirahat di tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota.

26
III.2 REKREATIF

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni bangunan, gaya
bangunan.
Sedangkan Rekreatif itu sendiri merupakan kata sifat yang berasal dari kata
dasar rekreasi yang bersifat dapat mengekspresikan dan menjelaskan aktifitas yang
dilakukan pada waktu senggang. Hal ini dapat dilakukan untuk membentuk,
meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya kreasi secara individu
maupun kelompok, yang hilang akibat rutinitas sehari-hari dengan jalan mencari
kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda yang dapat memberikan kepuasan
dan kegembiraan yang akhirnya ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin.

Jadi Arsitektur Rekreatif adalah seni/gaya bangunan atau suatu lingkungan


binaan yang di dalam perencanaan dan perancangannya didasarai oleh sesuatu yang
bersifat rekreasi yang dapat mengekspresikan dan menjelaskan aktivitas yang
dilakukan pada waktu senggang.

Unsur-unsur penting dari rekreasi itu sendiri adalah;


 Penyegaran fisik dan mental yang dilakukan pada waktu luang
 Merupakan kegiatan yang memberikan kegembiraan, kesenangan dan
kepuasan bagi pelaku.
 Dapat menyalurkan ekspresi seseorang terhadap kegiatan yang menarik
perhatian.
III.3 INTERPRETASI TEMA
Suatu lingkungan binaan selalu mendapatkan sifat dan suasana dari unsur-unsur
penyusunnya, karena masing-masing unsur tersebut akan mempengaruhi lingkungan
binaan melalui ekspedisi sifat unsurnya sampai batas tertentu. Oleh karena itu
penggunaan setiap unsur harus diperhatikan, bagaimana hubungan dan ekspresi atau
kesan yang ditimbulkan dari paduan unsur-unsur tersebut sehingga sesuai dengan
suasana yang diinginkan.

Hal-hal yang dapat mendukung suasana rekreatif dari lingkungan binaan yang dibentuk
adalah :

27
 Skala
Disain sebuah ruangan yang menerapkan skala intim akan memberi kesan
nyaman terhadap pengguna, dapat menguasai ruang atau merasa menjadi sesuatu
yang penting dalam ruangan tersebut.
 Warna
Penerapan warna dalam kasus disain adalah untuk memberikan pengaruh
psikologis terhadap manusia. Dalam arsitektur rekreatif dibutuhkan penerapan
warna yang memberikan kesan yang bermacam-macam selama hal itu tidak
memberi gangguan psikologis terhadap pengguna.
 Tekstur
Tekstur dibutuhkan untk memberi kesan berbeda dan tidak terlalu monoton.
 Bentuk
Bentuk adalah jalan untuk mengatur dan mengartikulasikan material di dalam
ruangan, sama halnya dengan tata bahasa menyusun kata-kata ke dalam suatu
bahasa. Bentuk juga adalah konsep disain, sedangkan material membentuk
ekspresi dari bentukan tersebut. Pemikiran bentuk di balik disain adalah
pemodelan mental yang menjelaskan pemikiran-pemikiran lain untuk
memahami penyusunannya.

Menurut Seymoud M.Gold penciptaan suasana rekreatif dapat juga diperoleh dengan :
 Unsur –unsur Alam (rekreasi alam)
Dengan memasukkan unsur-unsur alam ke dalam bangunan. Misalnya : tanaman
dan air.
 Adanya pergerakan manusia dan aktifitas
Pergerakan selalu menarik perhatian untuk dilihat. Pergerakan bias berupa
manusia yang bergerak melewati jalur sirkulasi horizontal dan vertical. Aktifitas
itu dapat dengan sendirinya menimbulkan kesan yang rekreatif, seperti halnya
paneran, show dan lain-lain.
 Ruang yang digunakan bersama
Ruang yang dapar digunakan bersama-sama seperti plaza, ruang ini dapat
dipakai bersama tanpa batas-batas sehingga antar individu dapat saling
berinteraksi.
 Orang bisa saling melihat

28
Secara naluriah manusia mempunyai kebutuhan untuk bersosialisasi, melihat
dan dilihat orang.
 Eksploratif
Mengundang para pengunjung untuk ikut berapresiasi, mengalami, merasakan
segala sesuatu di dalam bangunan. Misalnya berupa sesuatu yang dapat
dipegang, diraba, diserap, dimainkan dan sebagainya. Hal ini dapat dicapai
dengan permainan tekstur.
 Informal
Sesuatu yang informal biasanya menarik. Sesuai dengan konsep rekreasi yang
menampilkan sesuatu yang berbeda dari kehidupan sehari-hari yang biasanya
formal dan penuh keteraturan.
 Dinamis
Menampilkan sesuatu yang bergerak, bukan sesuatu yang statis atau diam. Dapat
dilakukan dengan bentukan ruang, sirkulasi yang mengalir dan menarik serta
permainan pola lantai.
 Unsur cahaya
Peranan cahaya sangat penting dalam penciptaan suasana eksterior maupun
interior yang diinginkan, baik itu pencahayaan alami ataupun pencahayaan
buatan.
 Bentuk yang beraneka ragam dari bangunan
Permainan bentuk yang berbeda-beda dan digabunkan menjadi satu akan
menimbulkan suasana yang berbeda dan dinamis.
 Tata letak/ susunan ruang-ruang dan fasilitas yang ada
Tata ruang diusahakan tidak terlalu monoton, yaitu denganpengelompokan
berdasarkan fungsi secara mencolok.
 Sekuens ruang bermacam-macam
Sekuens ruang yang berbeda akan memberikan pengalaman ruang yang berbeda
pula.
 Triangulasi
Triangulasi adalah sesuatu yang menyatukan, mengumpulkan orang yang tidak
saling mengenal dalam satu kegiatan yang sama mungkin bisa saling
berinteraksi. Misalnay; dalam pertunjukan, atraksi atau hanya sesuatu yang
menarik untuk dilihat.

29
III.4. STUDI BANDING TEMA SEJENIS
III.4.1 ORCHARD ROAD , SINGAPORE
Orchard Road merupakan kawasan perbelanjaan dan hiburan paling utama di
Singapura. Di kawasan ini jugalah banyak terdapat hotel. Orchard Road kemungkinan
merupakan boulevard paling dikenal di Asia. Dari produk elektronik yang berkualitas
tinggi di Lucky City sampai fashion-fashion eksklusif di Noee Ann City. Orchard Road
secara umum dipenuhi oleh toko-toko, shopping malls, restauran, bioskop dan tempat-
tempat menarik untuk jalan-jalan “ hang out “ , maupun “clubbing” pada malam hari.
Secara umum, keseluruhan kawasan dari Orchard MRT sampai kepada Dhoby Gaut
MRT dan sekitarnya merupakan surga bagi orang-orang yang berbelanja / shoppers.
Pada saat lelah berbelanja, pengunjung dapat beristirahat dan duduk-duduk di
salah satu dari ratusan cafe dan restauran yang menghiasi jalan atau duduk-duduk di
bawah pohon sambil makan dan minum.
Mall di Orchard Road merupakan daya tarik bagi turis sesuai dengan kebutuhan mereka,
dengan butik-butik kecil dan toko-toko khusus yang bergabung dengan pusat
perbelanjaan yang besar. John Little Pte.Ltd merupakan salah satu pusat perbelanjaan
yang tertua di Singapura, diikuti oleh Robinson’s.
Juga ditemukan barang-barang antik, galeri dan toko-toko barang aneh. Tower
Recoeds dan toko musi HMV, toko buku Kinokuniya dan Borders, video arcades dan
banyak restauran, stand-stand makanan lokal, fast food dan coffehouses, serta beberapa
disko yang buka di malam hari. Pada akhir pekan khususnya, Orchard Road sangat
ramai dan padat, dimana pada saat itu masyarakat memiliki waktu luang untuk datang
dan berjalan-jalan mencari hiburan.
Dapat dikatakan Orchard Road menjadi daya tarik turisme dan memberikan suatu ciri
khas bagi Singapura serta meningkatkan sektor pendapatan dalam negerinya.

30
Gambar 3.1. Jalur pedestrian yang sangat lebar dan merupakan surga
bagi pejalan kaki.

Gambar 3.2. Suasana hiruk pikuk pejalan kaki

III.3.2 SOUTHLAND MALL


Mall ini terletak di sebelah selatan Hayward dengan penggunaan tradisi
setempat yaitu suatu Nimitz yaitu suatu jalur bebas dimana jika kita berjalan disana
kita tidak akan melupakan tanda tersebut (lihat gambar 2.6).

31
Gambar 3.3. Denah lokasi
Suasana
Di bagian selatan Mall ini ditandai dengan langit-langit yang tinggi. Mall ini
memiliki piazza yang didalamnya terlihat para penjual makanan dan minuman serta
tempat untuk kita menyantap makanan tersebut. Bila dilihat secara arsitektur bangunan
ini cukup unik, karena ia memiliki ruang makanan yang cukup luas dan terbuka tetapi
masih dalam suatu bangunan. Interior Southland Mall ini ditandai dengan langit-langit
bangunan yang tinggi. Kesederhanaan bangunan ini terlihat dari warna bangunan dan
bentuk bangunannya yang cukup fungsional
Lantai pertama bangunan berisi entrance masuk yang dilengkapi dengan fasilitas
food court sebelum memasuki area perdagangan bahan makanan di lantai selanjutnya.
Lantai selanjutnya berada di bawah food court yang terbuka dimana menjual segala
jenis kebutuhan makanan dan alat-alat masak (lihat gambar 2.4dan 2.5).

Toko-Toko

Toko- toko dalam mall ini menjual barang-barang kebutuhan pokok terutama
bahan makanan dan alat-alat memasak. Toko- toko kue dan roti juga ada di dalam mall
ini. Toko- toko di dalam mall ini umumnya menjual barang – barang di bidang kuliner.

32
Gambar 3.4. Retail-retail di dalam mall

Gambar3.5. Suasana Food Court di dalam mall

III.4 KESIMPULAN
Dari hasil Tinjauan Kasus Proyek di atas maka dapat disimpulkan bahwa bangunan
Pusat Jajanan P.Siantar :

 Menurut Sifat Kegiatannya : bersuka (berbelanja, makan di restoran)


 Menurut Sifat ruangannya : Semi Indoor dan Outdoor

33
 Tingkat pelayanan : regional/daerah karena melayani satu atau atau lebih yang
memiliki ciri khas tertentu.
 Berdasarkan Aktifitasnya termasuk kedalam Social Activities karena melibatkan
melibatkan interaksi social sebagai kegiatan umum.

34

Anda mungkin juga menyukai