Anda di halaman 1dari 2

Nama: Andre Geovano Pongpare

NIM: 61160076

Pengantar Organisasi dan Manajemen Proyek Konstruksi

Proyek adalah sebuah rangkaian aktivitas unik yang saling terkait untuk mencapai suatu
hasil tertentu yang dilakukan dalam periode waktu tertentu dan menggunakan sumber daya
tertentu (Chase et al, 1998). Sebuah aktivitas dapat disebut sebagai proyek jika: 1.) aktivitas
tersebut mempunyai sasaran dan tujuan, 2.) dibatasi oleh rentang waktu, biaya dan sumber daya,
3.) memiliki sesuatu yang unik dan kejadian tersebut tidak berulang, 4.) penyelesaian sesuai
dengan persyaratan kerja yang ada pada RKS (Rencana Kerja dan Syarat), 5.) hasilnya dapat
diukur baik dari segi biaya, waktu, serta dari mutunya dan dikuantifikasi, dan 6.) aktivitas dapat
direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan. Berdasarkan PMBOK Guide, karakteristik yang
mendasar yang ada pada proyek yaitu:

1. Temporary (sementara), dimana proyek akan berakhir bila tujuan telah tercapai atau
kebutuhan terhadap proyek tidak ada lagi.
2. Unik, dimana tiap proyek menghasilkan suatu produk, solusi, servis, atau output yang
selalu berbeda.

Manajemen proyek penting untuk menyamakan visi, persepsi, serta tujuan. Berpedoman pada
PMBOK tahun 2004, pelaksanaan proyek melalui aplikasi dan integrasi memiliki 6 tahapan,
yaitu:

1. Initiating (Tahap perencanaan)


2. Planning (Tahap perencanaan)
3. Executing (Tahap pelaksanaan)
4. Monitoring (Tahap pengendalian)
5. Controlling (Tahap pengendalian)
6. Closing (Tahap operasional)

Siklus infrastruktur sipil dimulai dari tahap perencanaan (planning), tahap desain, taha
procurement (tender), tahap konstruksi, tahap operasional, dan tahap pemeliharaan
(maintenance). Keseluruhan tahap-tahap ini akan saling terintegrasi. Adapun tahapan dalam
proyek konstruksi menurut Max Wideman dimulai dari tahap konsep (concept), tahap
preliminary design, tahap detailed design, tahap implementasi (implementation), dan start-up.

Project Life Cycle memuat tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Planning, dimana di tahap ini ide-ide akan dimasukkan ke conseptual drawing


2. Design, di tahap ini digambarkan konstruksi yang lebih mendetail (detailed drawing)
3. Construction, di tahap ini dilakukan shop drawing, yaitu penyesuaian gambaran
konstruksi di lapangan oleh pelaksana
4. Closeout/Commisioning, ditahap ini muncul as-built drawing yang digunakan
sebagai dokumen pegangan untuk perawatan bangunan kedepannya. Selain itu juga
dilakukan actual project cost untuk mengevaluasi proyek tersebut
5. Operating and Maintenance, tahap ini berkaitan dengan perawatan bangunan
6. Disposal, di tahap ini terjadi peremajaan maupun pembuangan tergantung pada umur
proyek yang sudah ada

Secara umum, lingkup pemangku kepentingan konstruksi terbagi dua yaitu lingkup
internal (pemilik, konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi, konsultan pengawas
dan kontraktor pelaksana) dan lingkup eksternal (pemerintah dan masyarakat). Pemilik akan
sangat terhubung dengan para konsultan dan kontraktor pelaksana. Para konsultan dan kontraktor
pelaksana pun akan saling terhubung sesuai tanggungjawab masing-masing. Adapun peran
pemerintah disini adalah sebagai regulator yang memberikan izin pembangunan.

Kompetensi manajer proyek yang harus dipenuhi dan dikuasai antara lain: pemahaman
mengenai ilmu dan kemampuan dasar, nilai-nilai dan norma, pemahaman teknis, dan
pemahaman manajerial. Selain itu kompetensi manajer proyek lainnya yaitu:

- Planning (perencanaan)
- Goal setting (penetapan tujuan)
- Communication (komunikasi)
- Judgement (penilaian)
- Decision making (pengambilan keputusan)
- Motivation (motivasi)

Anda mungkin juga menyukai