Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

VENTRIKULAR SEPTAL DEFEK

oleh:
Yoga Rosi Susanto, S.Kep
NIM 212311101106

PROGRAMSTUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2022

FKEP UNEJ 2021 1


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Yoga Rosi Susanto, S. Kep


NIM : 212311101106
Tempat Pengkajian :-
Tanggal : 22 Februari 2022

I. Identitas Klien
Nama : An X No. RM :-
Umur : 6 tahun Pekerjaan :-
Jenis Kelamin : laki-laki Status Perkawinan :-
Agama :- Tanggal MRS :-
Pendidikan :- Tanggal Pengkajian :-
Alamat :- Sumber Informasi : Data diambil dari
jurnal studi kasus

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosis Medis:
Ventrikular Septal Defek dengan Infektif Endokarditis
2. Keluhan Utama:
Sesak napas
3. Riwayat penyakit sekarang:
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dilaporkan masuk ke RS sardjito dengan
penyakit jantung bawaan. Keluarga pasien mengatakan pasien sering mengalami

FKEP UNEJ 2021 2


pucat, batuk dan pilek, penurunan berat badan, dan kelelahan saat melakukan
aktivitas ringan atau berolah raga. Keluarga mengatakan yang dirasakan tersebut
sudah ada sejak anaknya berusia 2 tahun dan seminggu terakhir ini keadaannya
semakin sering terjadi dan memburuk.
4. Riwayat perinatal : tidak dilaporkan
5. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Pasien sebelumnya pernah memiliki riwayat masuk rumah sakit dengan
kondisi pneumonia dan anemia.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Tidak dilaporkan.
c. Imunisasi:
Tidak dilaporkan.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style : tidak dilaporkan
e. Obat-obat yang digunakan : tidak dilaporkan
6. Riwayat tumbuh kembang : tidak dilaporkan
7. Riwayat penyakit keluarga: tidak dilaporkan

Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah

FKEP UNEJ 2021 3


III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan : -.
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)
- Antropometry : tidak dilaporkan
- Biomedical sign :
RR : 32 x/m
N : 116 x/m
TD : 83/46 mmHg
- Clinical Sign :
Pasien napak lemah disertai dengan sesak napas, nampak sianosis pada area
ektremitas
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan) : tidak dilaporkan
3. Pola eliminasi: -
4. Pola aktivitas & latihan : pasien merasa kelelahan dan sesak saat melakukan
aktivitas olah raga.
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
- tidak dilaporkan
6. Pola kognitif & perceptual
a. Fungsi Kognitif dan Memori : -
b. Fungsi dan keadaan indera : -

IV. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum:
Kesadaran komposmentis, apgar skor 5/7, nampak kebiruan.
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 83/46 mmHg
- Nadi : 116 X/mnt
- RR : 33 X/mnt
- Suhu : 36,10C
- BB : 15 kg

FKEP UNEJ 2021 4


Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala simetris antara kanan dan kiri, rambut berwarna hitam,
rambut bersih, tidak ada bekas luka
Palpasi : -
2. Mata
Inspeksi : mata kanan kiri simetris, bulat, reflek pupil melambat, konjungtiva
anemis
Palpasi : tidak terdapat odem dan terdapat nyeri tekan pada mata, tidak terdapat
peningkatan TIO
3. Telinga
Inspeksi : bentuk normal,warna coklat, tidak terdapat lesi, tidak terdapat odem,
tidak terdapat serumen, kotoran maupun perdarahan
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.
4. Hidung
Inspeksi : keadaan kulit tidak terdapat lesi, tidak terdapat pembengkakan, lubang
hidung simetris, rambut hidung bersih.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada tulang hidung, pada sinis-sinus hidung
tidak mengalami nyeri tekan.
5. Mulut
Inspeksi : terlihat sianosis
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada lidah, tidak adanya massa atau tumor.
6. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak adanya pembengkakan, tidak terdapat
pembesaran tiroid, nampak adanya pergerakan otot bantu napas
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran limfe.
7. Dada
Jantung
Inspeksi : bentuk dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat odem, tidak
terdapat peradangan

FKEP UNEJ 2021 5


Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat massa, kesimetrisan ekspansi
dada normal.
Perkusi : - tidak dilaporkan
Auskultasi : terdapat suara murmur panjang dengan grade 4/6.
Paru
Inspeksi : dada tampat simetris, bentuk dada normal dan pengembagan
keduanya seimbang. Tidak adanya penggunaan otot bantu
pernapasan
Palpasi : tidak nampak adanya nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak nampak adanya suara napas tambahan.
8. Abdomen : tidak dilaporkan
9. Genetalia dan Anus
Inspeksi : nampak bersih dan tidak berbau
10. Ekstremitas : nampak jelas adanya sianosis
11. Kulit dan kuku
Inspeksi: nampak adanya sianosis, tidak terlihat adanya clubing finger
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada kulit, turgor kulit elastis, CRT > 2 detik.
12. Keadaan lokal
Keadaan umum nampak adanya sianosis pada sekujur tubuh dengan akral
dingin, klien dengan keadaan takikardi dan apneu. Tingkat kesadaran koma.

FKEP UNEJ 2021 6


13. Pemeriksaan Penunjang :
Jenis pemeriksaan Kesan
Rogten dada

Rontgen dada menunjukkan pembesaran jantung


dengan rasio jantung toraks> 0,5
Echocardiografi

Ekokardiografi transtorakal menunjukkan VSD


perimembranos dengan ukuran sedang (1,4 Cm). RV:
ventrikel kanan; LV: ventrikel kiri; RA: atrium kanan;
LA: atrium kiri; VSD: defek septum ventrikel.

FKEP UNEJ 2021 7


IV. Terapi
Dosis,
No Jenis Terapi Farmakodinamik dan Farmakokinetik Rute Indikasi dan Kontra Indikasi Efek Samping
Pemberian
1. Ampisilin Mekanisme kerja obat ampicillin 50 mg Indikasi :  mual, muntah,
dimulai ketika obat terikat pada /kg/hari infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, diare; ruam
reseptor primer protein PBPs dan (Injeksi) infeksi pada mulut, bronkitis, uncomplicated (hentikan
secara cepat menginaktivasi protein community- acquired pneumonia, infeksi penggunaan),
tersebut. PBPs berlokasi di bagian Haemophillus influenza, salmonellosis jarang terjadi
dalam membran dinding sel bakteri invasif; listerial meningitis. kolitis karena
dan memainkan peranan penting Kontraindikasi :  antibiotik; lihat
dalam siklus sel, serta pembentukkan riwayat alergi penisilin, gangguan ginjal, juga
morfogenetik dari dinding sel ruam eritematous umumnya pada glandular Benzilpenisilin 
peptidoglikan. Fungsi peptidoglikan fever, infeksi sitomegalovirus, dan leukemia
adalah mempertahankan integritas limfositik akut atau kronik (lihat keterangan
dinding sel pada lingkungan yang di atas). Pemakaian dosis tinggi atau jangka
hipotonik. Selanjutnya, inaktivasi lama dapat menimbulkan superinfeksi
PBPs akan mengganggu pembentukan terutama pada saluran pencernaan. Jangan
rantai peptidoglikan yang diperlukan diberikan pada bayi baru lahir dan ibu yang
untuk kekuatan dan rigiditas dinding hipersensitif terhadap penisilin. Pada
sel bakteri. Gangguan terhadap sintesis penderita payah ginjal, takaran harus
dinding sel bakteri mengakibatkan dikurangi. Keamanan pemakaian pada
melemahnya dinding sel, lisis sel dan wanita hamil belum diketahui dengan pasti.
kematian sel Hati-hati kemungkinan terjadi syok

FKEP UNEJ 2021 8


anafilaktik.
2. Gentamicin entamicin memiliki efek bakterisidal 3 mg/ Indikasi: gangguan
terhadap bakteri Gram-positif Kg/Hari septikemia dan sepsis pada neonatus, vestibuler dan
(Staphylococcus sp) dan bakteri (Injeksi) meningitis dan infeksi SSP lainnya, infeksi pendengaran,
Gram-negatif (Citrobacter sp, bilier, pielonefritis dan prostatitis akut, nefrotoksisitas,
Enterobacter sp, Escherichia coli, endokarditis karena Streptococcus viridans hipomagnesem
Klebsiella sp, Proteus sp, Serratia sp, atau Streptococcus faecalis (bersama ia pada
Pseudomonas aeruginosa). Gentamicin penisilin), pneumonia nosokomial, terapi pemberian
menghambat sintesis protein bakteri tambahan pada meningitis karena listeria. jangka
dengan cara berikatan pada ribosom Kontraindikasi: panjang, kolitis
prokariotik subunit 30s dan 50s. Kehamilan, miastenia gravis, gangguan karena
Gentamicin memiliki absorpsi yang fungsi ginjal, bayi dan lansia (sesuaikan antibiotik.
kurang baik jika diberikan per oral. dosis, awasi fungsi ginjal, pendengaran dan
Ekskresi utamanya via urine dalam vestibuler dan periksa kadar plasma);
bentuk yang tidak berubah. hindari penggunaan jangka panjang. Lihat
juga keterangan di atas.

FKEP UNEJ 2021 9


ANALISIS DATA

N KEMUNGKINAN Paraf &


DATA PENUNJANG MASALAH
O ETIOLOGI Nama

Y
1. DS: Penyakit jantung Penurunan Curah
- Keluarga mengatakan pasien bawaan Jantung
mengalami kelelahan dan sesak ↓

setelah beraktivitas VSD



Stenosis pulmonal
DO:

- Nampak sianosis
Tekanan ventrikel
- CRT > 2 detik
kanan naik
- Rogten dada menunjukan

pembesaran jantung
Perubahan afterload
- Echocardiografi tampak VSD

perimembraneus berukuran 1,4 cm
Penurunan curah
- TD 83/46 mmHg, N 116 x/m, RR jantung
33x/m

Y
2. DS: Penyakit jantung Gangguan pertukaran
- Pasien mengatakan sesak napas bawaan gas

DO: VSD

- Sianosis (+) ↓
Stenosis pulmonal
- RR 33 x/menit

- SPO2 88%
Tekanan ventrikel
- Nampak adanya retraksi otot dada
kanan naik
- Echocardiografi tampak VSD

perimembraneus berukuran 1,4 cm
Aliran darah ke paru
menurun

FKEP UNEJ 2021 10


O2 dalam darah
menurun

Gangguan pertukaran
gas

Y
3. DS: Penyakit jantung Defisit nutrisi
- Keluarga mengatakan berat badan bawaan

anak mengalami penurunan makin ↓

hari semakin menurun VSD



Stenosis pulmonal
DO:

- CRT > 2 detik
Aliran darah ke paru
- BBS : 15 kg
menurun

O2 dalam darah
menurun

Gangguan metabolisme
energi

Defisit Nutrisi

FKEP UNEJ 2021 11


DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)

N TANGGAL
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KETERANGAN
O PERUMUSAN
1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan 22/02/2022
ventilasi dan pervusi, penyakit jantung bawaan d.d
sianosis
2. Penurunan curah jantung b.d penyakit jantung bawaan, 22/02/2022
penurunan afterload jantung d.d EF menurun, pengisian
CRT > 2, sianosis (+)
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmapuan mengarbsorsi nutrien, 22/02/2022
gangguan metabolisme energi dalam darah d.d penurunan
serum albumin, peningkatan bising usus

FKEP UNEJ 2021 12


PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tanggal/Jam :
DIAGNOSIS TUJUAN DAN KRITERIA
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
1. Gangguan Pertukaran Setelah dilakukan asuhan Terapi oksigen (I. 02050) Gangguan pertukaran gas yang terjadi
Gas keperawatan 1x24 jam Observasi biasanya terjadi akibat kelainan jantung
diharapkan masalah dapat 1. Monitor kecepatan oksigen (VSD) sehingga membuat aliran darah
teratasi 2. Monitor efektifitas terapi kaya oksigen dan kayak karbondioksida
Pertukaran gas (L.01003) oksigen sisa metabolisme bercampur. Sehingga
1. PCO2 dari skala 3 (sedang) 3. Monitor alat terapi oksigen biasanya akan menyebabkan asidosis
ke skala 5 (membaik) Terapeutik dan sianosis pada penderita. Kondisi
2. PO2 dari skala 3 (sedang) 4. Pertahankan kepatenan seseorang dengan VSD biasanya
ke skala 5 (membaik) jalan napas memiliki fungsi paru yang masih baik
3. pH dari skala 3 (sedang) ke 5. Gunakan perangkat oksigen maka salah satu tindakan yang dapat
skala 5 (membaik) sesuai dengan kondisi dilakukan adalah terapi oksigen
mobilitas pasien sehingga oksigen dalam darah menjadi
Kolaborasi adekuat.
6. Kolaborasikan dosis
pemberian terapi oksigen

FKEP UNEJ 2021 13


2. Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan Perawatan Jantung (I.02075) Pada kondisi VSD biasanya akan
jantung keperawatan 3x24 jam Observasi dilakukan bedah jantung untuk
diharapkan masalah teratasi 1. Identifikasi memperbaiki kelainan yang terjadi.
Curah jantung (L.14125) tanda gejala primer Kelaian yang terjadi semakin
1. Sianosis dari skala 3 penurunan curah jantung berjalannya waktu akan memilik
(sedang) ke skala 5 2. Identifikasi manifestasi yang semakin memberat.
(menurun) tanda gejala sekunder Maka beberapa terapi yang diberikan
2. CRT dari skala 3 (sedang) penurunan curah jantung harus memperhatikan keadaan jantung
ke skala 5 (meningkat)
3. Monitor klien. Pada anak VSD dengan usia
nilai laborat jantung kurang dari 4 tahun maka tindakan
4. Monitor pembedahan akan ditunda sampai
BB, Saturasi, keluhan nyeri dengan anak berusia 4 tahun atau dirasa
dada dan EKG 12 sadapan. kondisi cukup memungkinkan, selain
Terapeutik itu cara jongkok ketika merasakan
5. Berikan gejala adanya penurunan curah jantung
diet jantung yang sesuai ke paru dapat dirasa mampu untuk
6. Berikan mengurangi manifestasi yang terjadi.
oksigen untuk Sehingga suplai oksigen ke seluruh
mempertahankan saturasi tubuh dapat meningkat kembali

FKEP UNEJ 2021 14


oksigen > 94%
Kolaborasi
7. Rujuk ke
program rehabilitasi jantung
3 Defisit Nutrisi Setelah dilakukannya tidakan Manajemen Cairan (1.06195) Pada pasien neonatus dengan kelainan
asuhan keperawatan selama Observasi jantung bawaan sepeti TOF akan terjadi
2x24 jam diharapkan 1. Monitor status hidrasi penurunan berat badan secara perlahan
Kriteria hasil : 2. Monitor status hemodinamik dan diikuti dengan nafsu menyusu
Berat Badan (L.03018) Terapeutik kurang. Asuhan keperawatan yang tepat
1. Berat badan pada derajat 3. Berikan cairan intravena yang dapat dilakukan adalah dengan
3 sedang ditingkatkan 4. Berikan asupan cairan sesuai memberikan asupan cairan yang
pada derajat 5 meningkat dengan kebutuhan adekuat namun tetap memperhatikan
2. IMT dipertahankan pada Promosi Berat Badan (1.03136) kemampuan jantung untuk memproses
derajat 3 sedang 5. Sediakan makanan sesuai aliran darah sehingga tidak
ditingkatkan pada derajat dengan kondisi pasien memperberat kerja jantung.
5 membaik Edukasi
6. Jelaskan peingkatan asupan
kalori yang dibutuhkan

FKEP UNEJ 2021 15


IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Paraf
Tanggal/ No. Dx
IMPLEMENTASI dan
Jam KEP
Nama
22 Februari 1 1. Memonitor kecepatan oksigen (Nasal kanul dengan
2022 / pukul kecepatan 1-3 lpm)
08.30 WIB 2. Memonitor efektifitas terapi oksigen (analisa gas
darah, masih tidaknya sianosis)
3. Memonitor alat terapi oksigen (memfiksasi,
kompatibel dengan kondisi pasien)
4. Mempertahankan kepatenan jalan napas (melihat
adanya sekret, lesi, atau sumbatan makanan yang
mungkin masuk)
5. Menggunakan perangkat oksigen sesuai dengan
kondisi mobilitas pasien (seperti penggunaan nasal
kanul, simple mask, dan rebreating mask)
6. Berkolaborasikan dosis pemberian terapi oksigen
2 1. Mengidentifikasi tanda gejala primer penurunan
curah jantung
2. Mengidentifikasi tanda gejala sekunder penurunan
curah jantung
3. Memonitor nilai laborat jantung
4. Memonitor BB, Saturasi, keluhan nyeri dada dan
EKG 12 sadapan.
5. Memberikan diet jantung yang sesuai
6. Memberikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen > 88%
7. Merujuk ke program rehabilitasi jantung
3 1. Memonitor status hidrasi
2. Memonitor status hemodinamik

FKEP UNEJ 2021 16


3. Memberikan cairan intravena
4. Memberikan asupan cairan sesuai dengan kebutuhan
5. Menyediakan makanan sesuai dengan kondisi pasien
6. Menjelaskan peingkatan asupan kalori yang
dibutuhkan

PEMBAHASAN KASUS
Kami menemukan Infektif Endokarditis yang berada pada arteri pulmonalis,
yang jarang ditemukan pada pasien dengan VSD. Dalam kasus ini, pasien
memiliki VSD sebagai faktor risiko untuk pengembangkan IE. Anak-anak dengan
penyakit jantung bawaan (PJB) memiliki risiko lebih besar untuk
mengembangkan IE, dengan 42% kasus IE pediatrik dilaporkan dengan PJB
sebagai penyakit yang mendasarinya. Hemodinamik abnormal dari shunting defek
jantung dapat menyebabkan cedera pada lapisan endotel dan menyediakan media
yang sesuai untuk kolonisasi bakteri yang mengakibatkan IE.
IE subakut menunjukkan demam ringan dan gejala nonspesifik seperti
kelelahan, artralgia, mialgia, penurunan berat badan, kelelahan / intoleransi
latihan, dan diaforesis, sedangkan IE akut menunjukkan penyakit progresif cepat
dengan demam tinggi dan penampilan sakit parah. Dalam kasus ini kami tidak
menemukan komplikasi yang berhubungan dengan keberadaan vegetasi bakteri di
arteri pulmonalis. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan hal itu dapat
menyebabkan hipertensi pulmonal, embolisasi paru-paru, dan diseksi arteri
pulmonalis yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Dalam
kasus ini kami menemukan hasil kultur darah positif untuk S. viridans. Kultur
darah adalah salah satu kriteria utama untuk IE. Patogen penyebab ditemukan
pada 86% kasus IE, dan patogen yang paling sering ditemukan adalah bakteri
gram positif. Sisanya adalah jamur dan bakteri gram negatif.
Dari kasus ini tim memberikan kombinasi antibiotik diikuti dengan terapi
bedah pada pasien ini. Terapi antibiotik intravena harus dimulai segera setelah
diagnosis IE ditegakkan, dan harus diberikan selama minimal 4 minggu dan dapat
dilanjutkan hingga 6-8 minggu. Melanjutkan pengobatan antimikroba profilaksis

FKEP UNEJ 2021 17


terhadap infeksi ulang. Intervensi lanjutan adalah pembedahan untuk penyakit
VSD yang terjadi.. Waktu yang tepat untuk melakukan intervensi bedah pada
VSD masih kontroversi, namun intervensi dini harus dipertimbangkan untuk
mengurangi risiko komplikasi berat dan meningkatkan prognosis pasien. Biasanya
pembedahan akan dilakukan ketika pasien memiliki usia > dari 4 tahun,
haltersebut ditujukan untuk melihat kesiapan tubuh dalam menerima terapi yang
diberikan. Intervensi bedah pada kasus ini meliputi: pengangkatan vegetasi,
perbaikan jaringan jantung yang rusak akibat IE, dan koreksi struktur abnormal
VSD.

FKEP UNEJ 2021 18

Anda mungkin juga menyukai