B1 Breathing : pasien nampak mengalami kesulitan bernapas, dengan disertai ektraksi dinding
dada, pemeriksaan fisik menunjukan CRT > 2 detik dan disertai sianosis. Pasien terpasang
CPAP dengan 50% dan flow 7 Lpm. Tidak terdapat suara napas tambahan namun hasil
pemeriksaan fisik menunjukan adanya kelaianan bentuk dada pectus excavatum, dengan
SPO2 83%, dan RR 69x/m
B2 Blood : Akral terasa dingin, nampak adanya sianosis pada area ektremitas diikuti dengan
CRT > 2 detik dan turgor < 2 detik. Nadi 127x/m, S 37,5 C. Pasien terpasang infus D10
dengan kecepatan 4,6 cc/ jam. Pasien mendapat asupan PASI sebanyak 3 cc x 6 / hari. Tidak
nampak adanya pendarahan aktif. Balance cairan menunjukan defisit 47 cc
B3 Brain : Keadaan umum menunjukan GCS 355 yaitu somnolen. Tidak nampak adanya
parese/plegie. Hasil perhitungan Skor Down menunjukan hasil 5.
B4 Bladder : pasien tidak terpasang kateter, haluaran urin menunjukan 40 CC pada pukul 17.00.
pasien mendapat infusan D10% dengan kecepatan 4,6 cc/jam
B5 Bowel : Pasien terpasang OGT personde dan pasien mendapat makan berupa PASI 3cc X
6/hari. Tidak nampak adanya residu, tidak ada muntah. BBL 1900 dan BBS 1735.
B6 Bone dan Integument : Pasien tidak terdapat kelainan yang nampak. Sebaran kuku merata,
nampak bersih dan sedikit panjang. Teraba dingin pada area ektremitas, kekuatan otot baik
(55/55).
B7 Breast : Pasien berkelamin perempuan dengan genetalia sempurna. Namun nampak adanya
indikasi balatt skor yaitu labia mayora dan minora sama-sama menonjol. Pasien sudah bisa
kencing saat hari pertama masuk ICU.
B8 Bonding Attachment : Pasien memiliki reflek hisap kuat, bayi lahir dengan kurang bulan
dari perhitungan BS yaitu 33 minggu. Dengan BBS 1735, LK 31 Cm, PB 42, LD 27 cm, LP
25 CM.
DO :
1. BS menunjukan usia 33 minggu Berat badan lahir bayi rendah
2. BBL pasien 1900gr
3. BBS pasien 1820 Fungsi gastrointestinal dan reflek
primitif terganggu
4. Pasien mendapat 3cc sonde PASI
5. Balance cairan 46cc
metabolisme anaerob berjalan
6. Pasien terpasang OGT
Defisit Nutrisi
4 DS : Prematuritas Risiko Infeksi (D.0142)
-
NAMA/UMUR : BY Ny Renita
DX MEDIS : BBLR, Pneumonie, Gawat napas berat
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA
NO INTERVENSI RASIONAL
(Dx) HASIL
1 Pola Napas Tidak Setelah dilakukan asuhan Pemantauan Respirasi (I.01014) Pemantauan Respirasi
efektif keperawatan sampai masa Observasi (I.01014)
gestasi tercapai, diharapkan 1. Monitor frekuensi, irama, Observasi
masalah membaik dengan kedalaman, dan upaya napas 1. Mengetahui frekuensi, irama,
kriteria hasil : 2. Monitor pola napas kedalaman,dan upaya bernapas
3. Auskultasi bunyi napas 2. Mengetahui pola napas bayi
Pertukaran Gas (L.01003) 4. Monitor Saturasi O2 3. mengetahui apakah terdapat
1. Dipsneu menurun suara napas tambahan
Terapeutik
4. Agar tidak terjadi penurunan
2. Pola napas yang dialami klien 5. Atur interval pemantauan respirasi
SpO2
sesuai kondisi klien
cukup membaik. 5. Memonitor tanda tanda vital
Kolaborasi
3. Retraksi dinding dada 6. Kolaborasi pemberian obat klien dan tetap menjaga
kepatenan jalan napas
menurun Aminophiline via IV
6. Melebarkan saluran pernapasan
4. SPO2 menurun yang masih menyempit,
sehingga udara dapat mengalir
menuju paru-paru tanpa
hambatan
2 Termoregulasi Setelah dilakukan tindakan Regulasi Temperatur (I.14578) Regulasi Temperatur (I.14578)
Tidak Efektif keperawatan sampai usia gestasi Observasi: 1. Mengetahui perubahan suhu
(D.0149) tercapai, suhu tubuh dapat 1. Monitor suhu bayi hingga stabil tubuh bayi
membaik dengan kriteria hasil: 2. Monitor warna kulit 2. Mengetahui perubahan warna
Termoregulasi Neonatus 3. Monitor tanda dan gejala kulit yang diakibatkan
(L.14135) hipotermia atau hipertermia hipo/hipertermia
1. Suhu tubuh membaik Terapeutik: 3. Mengetahui adanya perubahan
berada di rentang 36,5 – 4. Tingkatkan asupan cairan dan suhu yang menyebabkan
37,5oC nutrisi yang adekuat. perubahan pada fisik klien
2. Tingkat kesadaran 5. Atur suhu inkubator sesuai 4. menstimulasi hipotalamus
composmentis kebutuhan dalam menyeimbangkan
3. Kemerahan pada kulit Kolaborasi: termoregulasi tubuh
menghilang 6. Kolaborasikan pemberian cairan 5. menyesuaikan terapi dengan
4. Akral normal (tidak dan elektrolit intravena, jika perlu. kebutuhan klinis klien
hangat dan tidak dingin) D10 1/5 NS
3 Risiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Tingkat Infeksi (L.14137) Tingkat Infeksi (L.14137)
(D.0142) keperawatan sampai usia Observasi: 1. Mengetahui sejak dini
gestasi tercapai, Risiko Infeksi 1. Monitor tanda dan gejala adanya tanda infeksi
klien membaik dengan kriteria lokal infeksi 2. Menghindari penularan
hasil: Terapeutik infeksi nosocomial
Tingkat Infeksi (L.14137) 2. Cuci tangan sebelum dan (HAIS) pada klien
1. Tidak terdapat demam sesudah tindakan setelah dari 3. menghindari kontaminasi
dan bayi berada di suhu klien dari klien ke perawat
normal (36.5 – 37.5oC 3. Gunakan Handscoon 4. menghindari bakteri atau
2. Tidak ada iritasi pada sebelum melakukan tindakan jamur menyebabkan
kulit, terutama pada yang melakukan kontak infeksi di area genetalia
lipatan kulit. dengan cairan klien 5. Membantu menguatkan
4. Tetap jaga kebersihan klien antibody klien
(mengganti popok setelah
klien BAB dan BAK)
Kolaboratif
5. Kolaborasi pemberian
antibiotic
4 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi Manajemen Nutrisi
keperawatan selama masa Observasi 1. Untuk dapat menganalisis data
gestasi tercapai diharapkan 1. Identifikasi nutrisi sesuai kebutuhan yang sudah didapat
masalah membaik 2. Monitor intake dan output makanan 2. Untuk mengetahui makanan dan
atau cairan
Kriteria Hasil: cairan yang masuk perhari
3. Monitor berat badan dan lingkar
Status Nutrisi lengan 3. Agar kalori dan nutrisi yang
1. Intake nutrisi ditingkatkan 4. Monitor hasil laboratorium yang diperlukan sesuai dengan
2. Berat badan ditingkatkan sesuai
kebutuhan tubuh
3. Tinggi badan ditingkatkan Terapeutik
5. Kaji kebutuhan nutrisi parental 4. Untuk menentukan status nutrisi
6. Berikan nutrisi yang dibutuhkan parental yang dibutuhkan klien
Kolaboratif
5. Agar nutrisi yang diberikan
7. Kolaborasi pemberian nutrusi
dengan ahli gizi tercukupi dan tidak melampaui
batasan yang diperlukan
6. Untuk tetap memantau kondisi
klien berdasarkan dari hasil
laboratorium
TINDAKAN & EVALUASI
NAMA/UMUR : BY Ny Renita
DX MEDIS : BBLR, Pneumonia Interstitial, Gawat napas berat
WAKTU/
Tanggal dan IMPLEMENTASI NO DX KODE PARAF
Jam
16/02/22
14.00 - Hand over I
14.15 - Mengurangi resiko infeksi dengan Hand 3
higyene
20.45
B1:
Klien bernapas spontan dengan bantuan
Optiflow, CPAP dengan setting FiO 2 : 50 % dan
flow 7 Lpm. RR : 60-83 x / menit, SpO2 : 89- S/O E
92%.
B2:
Frekuensi nadi klien 134-158 x/menit, suara
jantung S1 dan S2 tunggal, tidak ada suara napas
tambahan, akral teraba hangat, kulit nampak
kemerahan, CRT < 2 detik, dan suhu klien
36,4oC-38,1oC.
B3:
Klien jarang menangis, lebih cenderung untuk
tertidur. Nampak adanya penurunan SpO2 ketika
menangis. Keadaan umum nampak Somnolen
dengan GCS 355.
B4 :
Klien BAK 1 kali dalam semalam sebanyak 40
cc. klien mendapat PASI 6x3cc/h.
B5 :
Klien belum BAB (-), muntah (-), Residu (-)
B6:
Kulit epidermis klien tampak kemerahan,
terdapat sianosis pada area ektremitas. Lanugo
(-). Terdapat kelainan bentuk dada pectus
excavatum
B7:
Klien mendapatkan nutrisi enteral 6 x 3 cc
perhari melalui OGT dan per oral, intake nutrisi
adekuat.
A
1. Dx 1 belum teratasi
2. Dx 2 belum teratasi
3. Dx 3 resiko masih terjadi
4. Dx 4 belum teratasi
Dx 1 :
1. Observasi RR, dan SpO2
P
2. Lanjut terapi oksigen dengan FiO2 : 50 %
dan flow 7
3. Pantau kepatenan simple mask yang
terpasang.
4. Lanjut inj aminophilin
Dx 2 :
1. Monitor Suhu
2. Monitor tanda gejala hipotermi atau
hipertermi
3. Susaikan suhu inkubator jika
kecenderungan suhu tubuh > 37 C
4. Lanjut Pemberian D10 1/5 NS
Dx 3 :.
1. Mencuci tangan setiap akan dan setelah
melakukan Tindakan
2. Ganti pampers setiap 4 jam
3. Lanjut injeksi antibiotik
Dx 4 :.
1. Monitor input dan output cairan/makanan
2. Berikan nutrisi sesuai kebutuhan
3. Monitor hasil lab dan BB
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
17/2/2022
I
20.45 - Hand Over
- Hand hygine dengan 6 langkah 3
20.45 4
- Memberikan ASI dengan 6x5cc/hari
21.30
- Memonitor TTV dan status oksigenasi : N 1,2,3,4
22.00 167, RR 64, S 37, SPO2 98
S/O E
B1:
Klien bernapas spontan dengan bantuan
Optiflow, CPAP dengan setting FiO 2 : 45 % dan
flow 7 Lpm. RR : 48-73 x / menit, SpO2 : 92-
98%.
B2:
Frekuensi nadi klien 134-158 x/menit, suara
jantung S1 dan S2 tunggal, tidak ada suara napas
tambahan, akral teraba hangat, kulit nampak
kemerahan, CRT < 2 detik, dan suhu klien 37oC -
38,3oC. Tingkatkan infusan menjadi 5,6 cc/jam
B3:
Klien jarang menangis, lebih cenderung untuk
tertidur. Nampak adanya penurunan SpO2 ketika
menangis. Keadaan umum nampak Somnolen
dengan GCS 355.
B4 :
Klien BAK 2 kali dalam semalam sebanyak 50
cc dan 25. klien mendapat ASI 6x5cc/hari.
B5 :
Klien belum BAB (-), muntah (-), Residu (-)
B6:
Kulit epidermis klien tampak kemerahan,
terdapat sianosis pada area ektremitas. Lanugo
(-). Terdapat kelainan bentuk dada pectus
excavatum
B7:
Klien mendapatkan nutrisi enteral 6 x 5 cc/hari
melalui OGT dan belajar untuk per oral, intake
nutrisi adekuat.
1. Dx 1 belum teratasi A
2. Dx 2 belum teratasi
3. Dx 3 resiko masih terjadi
4. Dx 4 belum teratasi
P
Dx 1 :
1. Observasi RR, dan SpO2
2. Lanjut terapi oksigen dengan FiO2 : 50 %
dan flow 7
3. Pantau kepatenan simple mask yang
terpasang.
4. Lanjut inj aminophilin
Dx 2 :
1. Monitor Suhu
2. Monitor tanda gejala hipotermi atau
hipertermi
3. Susaikan suhu inkubator jika
kecenderungan suhu tubuh > 37 C
4. Lanjut Pemberian D10 1/5 NS
Dx 3 :.
1. Mencuci tangan setiap akan dan setelah
melakukan Tindakan
2. Ganti pampers setiap 4 jam
3. Lanjut injeksi antibiotik
Dx 4 :.
1. Monitor input dan output cairan/makanan
2. Berikan nutrisi sesuai kebutuhan
3. Monitor hasil lab dan BB
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
TINDAKAN & EVALUASI
NAMA/UMUR : BY Ny Renita
DX MEDIS : BBLR, Pneumoni Intertitial, Gawat napas bera
TGL : 16 Februari 2022
17 Februari 2022
22.00 127 45 37,3 98 BAK 50cc
24.00 133 53 38.1 98
02.00 147 62 37,7 99
04.00 130 47 38.3 100 BAK 25cc
06.00 155 58 37 98
07.00 BAK 10cc