Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN DIAGNOSA MEDIS

TB PARU

OLEH :
ASMSRIFATUL HIDAYA
14420212090

CI INSTITUSI

( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG.XIV FAKULTAS KESEHATAN


MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
Kasus I

Tgl. Masuk RS : 23 – 5 – 2020


Tgl. Pengkajian : 15 – 7 – 2020
Dx. Medis : TB Paru

 BIODATA
o Identitas Klien
 Nama : Tn. “T”
 Umur : 52 tahun
 Alamat : Jl. Paccelekan Kabupaten Gowa.
 Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
 Pekerjaan : Petani
 Pendapatan :  Rp. 500. 000,-
 Pendidikan : SD
 Agama : Islam
o Identitas Penanggung
 Biaya perawatan ditanggung oleh BPJS

RIWAYAT KESEHATAN
o Keluhan utama : sesak nafas disertai batuk berdahak
o Riwayat keluhan utama : dirasakan sejak 1 bulan yang lalu terus menerus tidak
dipengaruhi oleh cuaca dan aktifitas, disertai rasa demam pada malam hari dan sering
berkeringat, dan sakit kepala. Klien mengeluh juga batuk berdahak disertai pengeluaran
sputum sedikit warna putih kehijau-hijauan. Klien tidak mampu mengeluarkan secret
secara secara mandiri dengan batuk
o Sifat keluhan menetap.
o Keluhan lain yang menyertai sakit kepala
o Lokasi dan penyebarannya pada daerah dada paru.
o Faktor pencetus bila beraktifitas yang berlebihan.
o Hal-hal yang meringankan beristirahat dan yang memperberat bila melakukan aktivitas
yang berlebihan.

 RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


 Sebelumnya klien pernah dirawat di RSU Gowa  5 bulan yang lalu dengan
penyakit yang sama.
 Klien merokok sejak unur 15 tahun yang lalu.
 Klien tidak pernah minum minuman keras
 Klien pernah mengalami kecelakaan di tabrak mobil pada tahun 2007.
 Klien tidak ada riwayat alergi

 RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Genogram 3 Generasi
Genogram 3 generasi

II

III

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal serumah dengan klien
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
Generasi I1, 2,3,4 : Meninggal dalam usia tua
Generasi II1, 2,4,5,7 : Meninggal karena usia tua
Generasi II9 : Meninggal karena dibunuh oleh suaminya
Kesimpulan : Tidak ada salah satu anggota keluarga menderita penyakit keturunan dan
penyakit yang sama dengan klien.

 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Klien nampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :

TD : 120/80 mmHg BB : 47 Kg
Nadi : 100 x/menit TB : 170 cm
Suhu : 380 C
P : 40 x/menit
o Kepala
Inspeksi :
 Bentuk kepala Mesochepal
 Warna rambut hitam merata tidak ada ketombe
 Tidak nampak adanya alopesia pada daerah kepala
 Kulit kepala bersih tidak ada ketombe.
Palpasi :
 Tidak ada nyeri tekan
 Tidak teraba adanya massa
 Rambut tidak mudah tercabut
o Muka
Inspeksi :
 Muka simetris kiri dan kanan
 Ekspresi wajah nampak murung/pucat
 Warna kulit sama dengan sekitarnya
o Mata
Inspeksi :
 Palpebra tidak oedema
 Sclera tidak icterus
 Conjungtiva nampak pucat
 Nampak adanya catarak pada bagian mata kiri
 Gerakan bola mata dapat bergerak ke segala arah
 Tidak menggunakan alat bantu kaca mata.
Palpasi :
 Tidak ada nyeri tekan
 TIO tidak meningkat
o Hidung
Inspeksi :
 Lubang hidung simetris kiri dan kanan
 Tidak tampak adanya sekret/cairan
 Tidak tampak adanya tanda-tanda radang
 Tidak ada deviasi septum nasi
 Tidak tampak adanya polip
Palpasi :
 Tidak ada nyeri tekan pada sinus-sinus.
o Telinga
Inspeksi :
 Bentuk telinga simetris kiri/kanan
 Tidak tampak adanya cairan
 Tidak tampak adanya peradangan
 Tidak menggunakan alat bantu
pendengaran Palpasi :
 Tidak ada nyeri tekan
o Rongga mulut
Inspeksi :
 Bibir tidak pecah-pecah, tidak cyanosis
 Gusi merah muda, tidak ada lesi/sariawan
 Tidak nampak adanya peradangan
 Jumlah gigi tanggal 1
 Keadaan lidah bersih.
o Leher
Inspeksi :
 Tidak tampak pembesaran kelenjar thyroid/kelenjar lymfe
 Warna kulit sama dengan sekitarnya
 Tekanan vena jugularis tidak meningkat
 Tidak ada kaku kuduk.
Palpasi :
 Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid
 Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar lymfe
 Tidak ada nyeri tekan
o Dada dan paru
Inspeksi :
 Bentuk dada simetris kiri dan kanan (normal chest)
 Warna kulit sama dengan sekitarnya
 Tidak nampak adanya benjolan/tumor
 Frekwensi nafas 40x/menit
 Irama pernafasan ikut gerak nafas
Palpasi :
 Tidak teraba adanya massa/tumor
 Tidak ada nyeri tekan
 Ekspansi dada : Pengembangan dada seimbang kiri/kanan
 Vocal fremitus : menurun terutama pada area kanan
Perkusi :
 Terdengar sonor dari ICS 2 – 6
Batas hati/paru dari sonor ke pekak
 Batas paru jantung ICS 2 – 3 dari sonor ke pekak
 Batas paru abdomen ICS 2 – 8 dari sonor ke tympani.
Auskultasi :
 Terdengar ronchi pada apeks paru kiri/kanan.
o Jantung
Inspeksi :
 Ictus cordis tampak di sekitar ICS 5
Palpasi :
 Denyut apex teraba pada ICS 5 midclavicula kiri
Perkusi :
 Terdengar bunyi pekak pada ICS 3 – 5 kiri
Auskultasi :
 Bunyi jantung I dan II terdengar murni
o Abdomen
Inspeksi :
 Perut nampak datar
 Warna kulit sama dengan sekitarnya
 Tidak nampak adanya massa/tumor
Auscultasi :
 Peristaltik terdengar 7x/menit
Perkusi :
 Terdengar bunyi tympani pada seluruh area perut
Palpasi :
 Tidak teraba adanya pembesaran hepar
 Tidak teraba adanya pembesaran limfe
 Ginjal tidak teraba
 Tidak ada nyeri tekan.
o Genetalia dan anus
Tidak dilakukan pengkajian karena tidak ada keluhan.
o Ekstrimitas
Atas dan bawah
Inspeksi :
 Tidak nampak adanya oedema
 Tidak nampak adanya atrofi/hypertrofi
 Warna kulit sama dengan sekitarnya.
Palpasi :
 Tidak ada nyeri tekan
 Tidak teraba adanya massa
 Kekuatan otot 4 (ROM)
 Tidak ada clubbing finger
 Kuku tidak pucat/cyanosis
Perkusi refleks fisiologis :
 Biceps +/+
 Triceps +/+
 Patella +/+
 Achilles +/+
Refleks patologi
 Babinsky (–)

 POLA KEGIATAN SEHARI-HARI


o Nutrisi
 Kebiasaan
o Pola makan : Nasi, sayur, lauk pauk
o Frekwensi makan : 3 x sehari
o Nafsu makan : baik
o Tidak ada makanan pantang
o Banyak minum : 1500 – 2000 cc
o Jenis makanan yang tidak disukai tidak ada
 Perubahan selama sakit
 Klien mengatakan napsu makan menurun
 Porsi makan tidak dihabiskan
o Eliminasi
 Bak
 Kebiasaan
 Frekwensi 3 – 4 x/hari
 Warna kuning jernih
 Bau pesing
 Jumlah  1000 – 100 cc
 Perubahan selama sakit
 Frekwensi tidak ada perubahan
 Warna merah
 Bab
 Kebiasaan
 Frekwensi 1 x sehari
 Warna kuning
 Konsistensi lembek
 Selama sakit tidak ada perubahan.
o Olah raga dan aktifitas
 Klien tidak suka berolahraga
 Aktifitas sehari-hari sebagai petani
Selama sakit :
 Klien mengatakan badan terasa lemah
 Semua aktifitas dibantu oleh keluarga di tempat tidur seperti makan, minum dan
mand, karena merasa semakin sesak jika melakukan aktifitas
 Klien mengatakan jantungnya berdebar-setelah melakukan aktifitas
 Klien nampak lemah.
o Istirahat dan Tidur
Kebiasaan :
 Tidur malam jam 22.00 s.d jam 06.00
 Tidur siang jam 14.00 s.d 15.00
 Klien tidak mengalami kesulitan untuk tidur
Perubahan selama sakit :
 Klien mudah terbangun
 Kalau malam tidur jam 24.00 dan kalau batuk terbangun lagi.
 Kalau tidur dengan setengah duduk
 Jumlah tidur 4 – 5 jam sehari – semalam.
o Hygiene
 Kebiasaan
 Mandi 2x sehari pakai sabun mandi
 Gosok gigi 2 x sehari
 Cuci rambut 2x seminggu
 Selama sakit
 Selama sakit klien dibantu oleh keluarga di tempat tidur.
 POLA INTERAKSI
 Orang yang terdekat dengan klien adalah istri
 Klien suka bergaul dengan keluarga
 Bila ada masalah klien selalu dibicarakan dengan istri
 Cara mengatasi masalah atas kesepakatan bersama
 Interaksi dalam keluarga baik.

 DATA PSIKOLOGIS
 Klien merasa penyakitnya tidak bisa sembuh
 Klien sering bertanya tentang penyakitnya, yaitu menanyakan bahwa apakah penyakitnya
bisa sembuh.
 Klien dan keluarga berharap penyakitnya cepat sembuh.
 Klien nampak gelisah dan murung.
 Klien merasa kwatir dengan kondisi yang dialami,

 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Foto thoraks tanggal 15 – 7 – 2020
Kesan :
 KP duplex lama aktif disertai tanda atelektasis paru kanan.
 Gant bullae paru kiri/kanan
 Pleura section kanan
 Pemeriksaan laboratorium tanggal 2 – 7 – 2020
 Sputum BTA (+)

Darah : Normal
 WBC : 18,9 H 103/mm3 4,0/10000
 RBC : 4,19 106/mm3 4.00/6.00
 HGB : 9,9 gr/dl 12,0/16,0
 HCT : 28,9 l% 37,0/48,0
 HCV : 69 l m3 86/97
Lym :% 5,6 L 1.06 20,0/40,0
Mono :% 23 3H 4,30 lH 2,0/80
Neu :% 69 8 13,2 H 52/75
Bas :% 0,5 0,5 0,0/1,0
Eus :% 0,81 0,15 l 1,0/30

LED
20 mm ( L  10, P  20 )
Jam I
Jam II 50 mm

 PERAWATAN DAN PENGOBATAN


o Perawatan
 Bedrest
 Posisi semi fowler
 Diet TKTP
 Pemberian O2
o Pengobatan
 Ciprofloxacin 2 x 500 mg
 INH 1 x 400 mg
 Ethambutol 2 x 500 mg
 Rifampicin 2 x 500 mg
 OBH syr 3 x 1 sendok teh
 Norvask 1 x 10 mg
 Provita 3x1
KLASIFIKASIDATA

Data Subjektif Data Objektif


- Klien mengatakan sesak napas - Klien tampak sesak
- Klien mengatakan batuk berdahak - Terdapat sputum sedikit warna putih kehijau-hijauan
- Klien mengatakan tidurnya tidak nyenyak - Frekwensi nafas 40x/menit
- Klien mengatakan kalau malam tidur jam 24.00 dan - Terdengar ronchi pada apeks paru kiri/kanan
kalau batuk terbangun lagi. - Klien Nampak mudah terbangun
- Klien mengatakan sesak bertambah jika - Klien tidur dengan posisi setenga duduk (semi fowler)
beraktivitas - Klien tidur hanya 4 – 5 jam sehari – semalam.
- Klien mengatakan jantungnya berdebar setelah - Klien nampak lemah
melakukan aktifitas - Sesak memberat bila melakukan aktivitas yang berlebihan
- Klien mengatakan badan terasa lemah - Semua aktifitas klien dibantu oleh keluarga di tempat tidur
- Klien merasa penyakitnya tidak bisa sembuh - Klien nampak gelisah
- Klien sering bertanya tentang penyakitnya, apakah - Klien Nampak murung.
penyakitnya - Klien Nampak merasa kwatir dengan kondisi yang dialami
bisa sembuh. Klien berharap penyakitnya cepat sembuh
ANALISADATA

Data Etiologi Masalah Keperawatan


DS:
Bersihan jalan napas tidak efektif b/d hipersekresi
- Klien mengatakan sesak napas Mycobacterium Tuberculosis jalan nafas
- Klien mengatakan batuk berdahak 
Airbone / inhalasi droplet
DO: 
- Klien tampak sesak Saluran pernafasan
- Terdapat sputum sedikit warna 
putih kehijau-hijauan Saluran pernafasan atas
- Frekwensi nafas 40x/menit 
- Terdengar ronchi pada apeks paru Bakteri yang besar bertahan di bronkus
kiri/kanan.

Peradangan bronkus

Penumpukan secret

Tidak efektif

Secret tidak keluar saat batuk

Bersihan jalan napas tidak efektif
DS: Mycobacterium Tuberculosis
Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan
- Klien mengatakan tidurnya tidak 
nyenyak Airbone / inhalasi droplet
- Klien mengatakan kalau malam 
tidur jam 24.00 dan kalau batuk Saluran pernafasan
terbangun lagi. 
DO: Saluran pernafasan atas
- Klien Nampak mudah terbangun 
- Klien tidur dengan posisi setenga Bakteri yang besar bertahan di bronkus
duduk (semi fowler)

- Klien hanya tidur 4 – 5 jam sehari
Peradangan bronkus
– semalam.

Penumpukan secret

Efektif

Secret keluar saat batuk

Gangguan pola tidur

DS : Mycobacterium Tuberculosis
Intoleransi Aktivitas
- Klien mengatakan sesak bertambah 
jika beraktivitas Airbone / inhalasi droplet
- Klien mengatakan jantungnya 
berdebar setelah melakukan Salura pernafasan bawah
aktifitas 
- Klien mengatakan badan terasa Paru-paru
lemah 
Penyebaran infeksi secara limfa hematogen
DO: 
- Klien nampak lemah Demam
- Sesak memberat bila melakukan 
aktivitas yang berlebihan Peningkatan suhu tubuh
- Semua aktifitas klien dibantu oleh

keluarga di tempat tidur
Keletihan

Intoleransi Aktivitas
DS: Mycobacterium Tuberculosis
Ansietas
- Klien merasa penyakitnya tidak 
bisa sembuh Perjalanan penyakit
- Klien sering bertanya tentang 
penyakitnya, apakah penyakitnya Muncul respon tubuh berupa gejala fisik
bisa sembuh. mengganggu
DO: 
- Klien nampak gelisah Kurang pengetahuan mengenai proses
- Klien Nampak murung. penyakitnya
- Klien Nampak merasa kwatir 
dengan kondisi yang dialami Khawatir mengenai kondisi
- Klien berharap penyakitnya cepat 
sembuh Ansietas

Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan nafas

2. Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan

3. Intoleransi Aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

4. Ansietas b/d kurang terpapar informasi

IntervensiKeperawatan

No. Diagnosis Tuju


Keperawatan a Intervensi Keperawatan
(DS dan DO) n
,
K
ri
te
ri
a
E
v
al
u
a
si
/
L
u
a
r
a
n
1 Setelah dilakukan Manajemen jalan napas
Bersihan jalan napas tidak efektif b/d
intervensi keperawatan Observasi
hipersekresi jalan nafas
selama 3x24 jam maka 1. Monitor pola napas
DS: bersihan jalan napas 2. Monitor bunyi napas
- Klien mengatakan sesak meningkat dengan tambahan
napas kriteria hasil : 3. Monitor sputum
- Klien mengatakan batuk - Batuk efektif Terapeutik
berdahak meningkat 4. Posisikan semifowler atau
- Produksi sputum fowler
DO: menurun 5. Berikan minum hangat
- Klien tampak sesak - Frekuensi napas 6. Lakukan penghiapan lendir
- Terdapat sputum sedikit membaik (16-20x/mnt) kurang dari 15 detik
warna putih kehijau-
hijauan - Pola napas membaik Edukasi
- Frekwensi nafas 7. Berikan oksigen
40x/menit Kolaborasi
- Terdengar ronchi pada 8. Ajarkan teknik batuk efektif
apeks paru kiri/kanan.

2 Setelah dilakukan Dukungan tidur


Gangguan pola tidur b/d proses
intervensi keperawatan Observasi
penyakit
selama 3x24 jam maka 1. Identifikasi pola aktivitas dan
DS:
pola tidur membaik tidur
- Klien mengatakan
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi factor
tidurnya tidak nyenyak
- Keluhan sulit tidur pengganggu tidur
- Klien mengatakan kalau
membaik 3. Identifikasi makanan dan
malam tidur jam 24.00 dan
- Keluhan pola tidur minuman yang mengganggu
kalau batuk terbangun
membaik (6-8jam) tidur
lagi.
- Keluhan tidak puas Terapeutik
DO:
tidur membaik 4. Modifikasi lingkungan
- Klien Nampak mudah
- Keluhan sering terjaga 5. Lakukan prosedur untuk
terbangun
membaik meningatkan kenyamanan
- Klien tidur dengan posisi
6. Sesuaikan jadwal pemberian
setenga duduk (semi
obat dan tindakan untuk
fowler)
menunjang siklus tidur
- Klien hanya tidur 4 – 5
terjaga
jam sehari – semalam.
Edukasi
7. Jelaskan pentingnya tidur
selama sakit
3 Setelah dilakukan intervensiManajemen energi
Intoleransi Aktivitas b/d
selama 2x24 jam , maka Observasi
ketidakseimbangan antara suplai
toleransi aktivitas 1. Identifikasi gangguan fungsi
dan kebutuhan oksigen
meningkat, dengan tubuh yang mengakibatkkan
kriteria hasil : kelemahan
DS :
- Kemudahan dalam 2. Monitor kelemahan fisik dan
- Klien mengatakan sesak
melakukan emosional
bertambah jika
- Aktivitas sehari-hari 3. Monitor pola dan jam tidur
beraktivitas
meningkat 4. Monitor lokasi dan
- Klien mengatakan
- Dispnea saat setelah ketidaknyamanan selama
jantungnya berdebar
aktivitas menurun melakukan aktivitas
setelah melakukan
- Perasaan lemah Terapeutik
aktifitas
menurun 5. Sediakan lingkungan nyaman
- Klien mengatakan badan
- Frekuensi napas dan rendah stimulus
terasa lemah
normal 12-20 x/menit 6. Lakukan rentang gerak
pasif/aktif
DO:
7. Berikan aktivitas distraksi
- Klien nampak lemah
yang menenangkan
- Sesak memberat bila
8. Fasilitasi duduk di sisi tempat
melakukan aktivitas yang
tidur
berlebihan
Edukasi
- Semua aktifitas klien
9. Anjurkan tirah baring
dibantu oleh keluarga di
10. Anjurkan melakukan
tempat tidur aktivitas secara bertahap
11. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
12. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
13. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.

4 Setelah dilakukan intervensiReduksi Ansietas


Ansietas b/d kurang terpapar informasi
selama 3x24 jam , maka Observasi
tingkat ansietas menurun, 1. Identifikasi saat tingkat
DS:
dengan kriteria hasil : ansietas berubah
- Klien merasa penyakitnya
- Verbalisasi khawatier 2. Monitor tanda-tanda ansietas
tidak bisa sembuh
akibat kondisi yang Terapeutik
- Klien sering bertanya
dihadapi menurun 3. Ciptakan suasana terapeutik
tentang penyakitnya,
- Perilaku gelisah untuk menumbuhkan
apakah penyakitnya
menurun kepercayaan
bisa sembuh.
- Perilaku tegang 4. Temani pasien untuk
DO:
menurun mengurangi kecemasan,jika
- Klien nampak gelisah
- memungkinkan
- Klien Nampak murung.
5. Dengarkan dengan penuh
- Klien Nampak merasa
kwatir dengan kondisi perhatian
yang dialami 6. Gunakan pendekatan yang
- Klien berharap tenang dan meyakinkan
penyakitnya cepat sembuh 7. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
Edukasi
8. Jelaskan prosedur, termasuk
snesasi yang mungkin
dialami
9. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
10. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama klien
11. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
12. Latih kegiatan pengalihan
untuk untuk mengurangi
ketegangan
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas,jika perlu

Anda mungkin juga menyukai