ABSTRAK
Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi bagi manusia. Bahasa memegang
peranan penting dalam segala aspek kehidupan manusia, dengan bahasa interaksi manusia
sehari – hari dapat terjadi serta memudahkan manusia dalam bekerjasama dalam
mewujudkan atau mencapai suatu hal yang dinilai penting bagi mereka. Bahasa yang
dimiliki dan digunakan oleh manusia tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk.
Seandainya ada sebuah bahasa yang mampu menafsirkan sebagian besar atau keseluruhn
fikiran dan perasaan yang lebih dari apa yang ditafsirkan bahasa yang lain, bukan karena
bahasa itu lebih baik namun karena pemilik dan pemakai bahasa sudah mampu menggali
banyak potensi bahasa itu lebih dari bahasa yang lain. Oleh sebabnya yang lebih baik bukan
bahasa yang digunakan tersebut namun kemampuan manusianya sebagai penutur dari
bahasa tersebut. Semua bahasa hakikatnya sama, yaitu sebagai alat untuk kita sebagai
manusia komunikasi dengan sesama manusia lainya. Dalam berbahasa manusia memiliki
acuan – acuan dimana manusia menggunakan bahasa dalam upaya menghargai satu dengan
yang lainya sehingga ditemukanlah aturan tak tertulis yang biasa disebut kesantunan
berbahasa. Kesantunan berbahasa dapat kita semua maknai sebagai suatu usaha seseorang
dalam menjaga harga diri orang lain maupun diri sendiri.
PENDAHULUAN
Manusia pada dasarnya merupakan mahluk yang tak lepas dari kehidupan sosial. Manusia
membutuhkan suatu percakapan atau komunikasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari
(Yulianti & Utomo, 2020). Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi bagi manusia.
Bahasa memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan manusia, dengan bahasa
interaksi manusia sehari – hari dapat terjadi serta memudahkan manusia dalam bekerjasama
dalam mewujudkan atau mencapai suatu hal yang dinilai penting bagi mereka
(Kridalaksana, 1994 dalam Ningsih, 2012). Bahasa merupakan sebuah sistem yang bersifat
arbiter yang dipakai para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi suatu bentuk hal apapun yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebuah batasan – batasan dari pengertian bahasa yaitu (a) bahasa merupakan suatu sistem,
(b) sebagai sistem, bahasa bersifat arbitrer, dan (c) sebagai sistem arbitrer, bahasa dapat
digunakan untuk berinteraksi, baik dengan orang lain maupun diri sendiri (Kridalaksana,
1994 dalam Ningsih, 2012).
Pada hakikatnya, bahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia tidak ada yang
lebih baik atau lebih buruk. Seandainya ada sebuah bahasa yang mampu menafsirkan
sebagian besar atau keseluruhn fikiran dan perasaan yang lebih dari apa yang ditafsirkan
bahasa yang lain, bukan karena bahasa itu lebih baik namun karena pemilik dan pemakai
bahasa sudah mampu menggali banyak potensi bahasa itu lebih dari bahasa yang lain. Oleh
sebabnya yang lebih baik bukan bahasa yang digunakan tersebut namun kemampuan
manusianya sebagai penutur dari bahasa tersebut. Semua bahasa hakikatnya sama, yaitu
sebagai alat untuk kita sebagai manusia komunikasi dengan sesama manusia lainya. Pada
kehidupan bersosial budaya masyarakat erat kaitannya dengan komunikasi. Alat
komunikasi yang digunakan pada kehidupan bermasyarakat ialah bahasa (Prawita Anindya,
2020)
Arti kesantunan menurut KBBI merupakan sebuah kehalusan atau baik yang dalam
hal ini merupakan sebuah bahasa atau tingkah lakunya. Pendapat lain mengemukakan
bahwa kesantunan (politiness) atau dalam hal ini kerap kali disebut dengan etikat atau
kesopansantunan yang merupakan sebuah cara, adat, atau kebiasaan yang berlaku di dalam
masyarakat. Kesantunan merupakan sbeuah aturan prilaku yang ditetapkan dan disepakati
bersama oleh suatu masyarakat ataupun kelompok tertentu dalam lingkup yang luas secara
geografis seperti desa, provinsi, atau sebuah negara. Dalam hal ini masyarakat Indonesia
kerap kali menyebut kesantunan ini sebagai “tatakrama”. Kesantunan yang bersifat
sangatlah relative di kalangan masyarakat tertentu sehingga kesantunan tersebut menjadi
sebuah prasyarat yang harus disepakati bersama. Ujaran tertentu dapat dikatakan santun
didalam suatu kelompok masyarakat tertentu namun belum tentu dalam masyarakat lain hal
tersebut menjadi sebuah kesantunan yang biasa digunakan oleh masyarakat daerah tersebut.
(Zamzani 2010:2)
Kesantunan berbahasa kerap kali dimaknai sebagai usaha penutur untuk menjaga
harga diri ataupun wajah pembicara maupun pendengar. Penutur maupun mitra tutur atau
dalam hal ini sebagai lawan bicara akan memperhatikan sebuah etika atau norma sopan
santun dalam bertutur dan akan menghasilkan sebuah timbal balik komunikasi yang baik
(Nasution, 2018). Santun bukan hanya sekedar dilihatkan dengan tingkah laku namun
santun juga harus disesuaikan dengan tutur bahasa yang baik. Tuturan akan disebut santun
apabila peserta pertuturan tidak terdengar memaksa atau angkuh, tuturan akan santun
apabila penutur memperhatikan kata-kata serta bahasa yang akan disampaikan kepada
lawan tutur.Hakikatnya kesantunan berbahasa merupakan sebuah etika kita dalam
bersosioalisasi di masyarakat, dimana kita berada, dengan penggunaan bahasa serta
pemilihan kata yang baik, dengan meperhatikan di mana, kapan, dan kepada siapa kita
berbicara, karena sesungguhnya bahasa merupakan sebuah kebudayaan, untuk memahami
suatu bahasa kita harus memahami kebudayaan itu sendiri.
Teori yang membahas tentang kesantunan berbahasa seperti teori kesantunan Robin
Lakoff, yang berbunyi jika tuturan kita ingin terdengar sebagai sebuah tuturan yang santun
dalam telinga pendengar atau dalam hal ini merupakan lawan tutur kita ada tiga kaidah –
kaidah yang harus dipenuhi. Yang pertama merupakan formalitas (formality) jangan
memaksa atau angkuh, lalu yang kedua merupakan sebuah ketidak tegasan (hesitancy)
buatlah sedemikian rupa sehingga lawan tutur dapat menentukan sebuah pilihan mereka
sendiri, dan kaidah yang terakhir merupakan persamaan atau kesekawanan yang seharusnya
anda menjadi seorang lawan tutur yang sama dengan mereka. Lalu teori kesantunan Bruce
Fraser yang menyatakan bahwa kesantunan merupakan sebuah property yang diposisikan
dengan tuturan dan di dalam hal ini menuntut sebuah pendapat dari si lawan tutur bahwa si
penutur tidak melampaui hak – haknya atau tidak mengingkasi dalam memenuhi
kewajibanya. Sedangkan sebuah penghormatan adalah dimana bagian dari aktivitas yang
berfungsi sebagai sarana simbolis untuk menyatakan penghargaan secara biasa.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dibuat oleh penulis yakni pada penelitian kualitatif
deskriptif yang artinya penulis mengandalkan kajian literatur untuk membahas mengenai
adanya kesantunan bahasa yang ada dalam ruang lingkup penelitian di mana dalam hal ini
teknik pengumpulan data melalui berbagai macam sumber referensi sekitar 20 rujukan
diambil oleh peneliti untuk kevalidan data yang disajikan. Yang menjadi pada objek
penelitian adalah pembelajaran tematik yang dilakukan pada jenjang Sekolah Dasar di
mana dalam hal ini merupakan salah satu objek utama yang dilakukan oleh peneliti dengan
berbagai macam instrumen sebagai indikator untuk mengukur adanya kesantunan bahasa
yang ada dalam ruang lingkup peneliti. Peneliti juga menggunakan adanya rekaman data
sebagai salah satu indikator pada proses belajar yang ada pada pembelajaran tematik
Sekolah Dasar di mana dalam hal ini digunakan oleh peneliti sebagai instrumen untuk
mengumpulkan metode penelitian yang secara lebih lanjut menggunakan berbagai macam
proses sumber data baik secara primer maupun sekunder yang ada. Peneliti mengambil
rujukan dari sumber YouTube berdasarkan pada unit dengan kesimpulan yang di bisa
dipahami untuk direpresentasikan dengan analisis data yang diperoleh lapangan dengan
menjabarkan unit-unit secara sintesa dengan melakukan pelacakan dan juga pengaturan
secara strategis yang ada di lapangan sebagaimana tergambar dari channel YouTube
tersebut.
Peneliti juga melakukan kajian literatur secara menyeluruh sehingga hal ini
membuat suatu hal yang sistematis pada konsep pengecekan dan juga hasil temuan dengan
teknik pemeriksaan pada keabsahan yang diambil pada rujukan penelitian tersebut melalui
penjabaran kesimpulan dan sebuah kategori yang dilakukan peneliti untuk memanfaatkan
uji data yang ada di lapangan sehingga legalitas dan kovalen dari data tersebut mampu
untuk memunculkan hasil penelitian yang absah. Peneliti juga menyajikan adanya data
primer dan juga data sekunder sebagai salah satu unit sintesis terkait adanya konsep konsep
bahasa kesantunan yang ada dalam ruang lingkup pembelajaran tematik sehingga hal ini
memunculkan suatu indikator yang relevan terkait adanya penelitian sebelumnya dengan
kajian sosiopragmatik terkait adanya pendekatan kualitatif pada kajian literatur.
Dalam video yang berjudul Model Pembelajaran TEMATIK jenjang Sekolah Dasar
yang berdurasi 37:08 menit menjelaskan tentang bagaimana seorang guru di SDN DIBEE
Lamongan Jawa Timur mengajar menggunakan model pembelajaran tematik yang diawali
dari meminta salah satu murid untuk memimpin barisan dan kemudian masuk kedalam
kelas lalu setelah itu meminta salah satu murid untuk memimpin do’a lalu guru mengajak
murid – murid menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya yang dipimpin salah satu
murid. Setelah itu guru meminta para murid untuk membersihkan sampah yang ada pada
masing masing bangku mereka sebelum pembelajaran dimulai. Lalu guru menanyakan
kabar dari para murid lalu setelahnya para murid melakukan literasi membaca buku
sebelum dilakukanya pembelajaran. Lalu sebelum pembelajaran dimulai guru memberikan
icebreaking dengan menyanyikan lagu bersama para murid, hal ini bertujuan untuk
menciptakan ketenangan untuk para murid. Lalu pembelajaran dimulai dengan guru
memberikan pertanyaan singkat kepada para murid lalu guru mengapresiasi jawaban para
murid. Lalu guru menjelaskan materi mengenai Pentingnya Udara Bersih bagi Kesehatan.
Dengan menggunakan bantuan video pembelajaran yang ditayangkan lewat LCD proyektor
sehingga pembelajaran akan menjadi lebih menarik. Lalu setelah melihat video tersebut
para murid dipersilahkan untuk mengerjakan lembar kerja siswa berdasarkan isi dari video
tersebut. Lalu setelah mengerjakan lembar kerja, para siswa membentuk kelompok dengan
menyatukan meja terdekat dan mengerjakan tugas yang sudah diberikan. Setelah itu salah
satu kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. Setelah itu guru
memberikan reward kepada murid yang aktif dalam pembelajaran. Lalu setelah
pembelajaran selesai guru mengajak siswa untuk menyimpulkan bagaimana pelajaran hari
ini dan pembelajaran ditutup dengan menyanyikan lagu daerah yang dipimpin oleh salah
satu murid.
Kesantunan berbahasa dan juga etika merupakan aturan perilaku yang ditetapkan
dalam ruang lingkup masyarakat di mana dalam hal ini kesatuan berbahasa tercermin dari
konsep tata bicara baik secara verbal yang dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung sebagaimana pembelajaran tematik yang tergambar melalui channel YouTube
tersebut bahwa kesantunan bahasa merupakan indikator utama untuk mengetahui proses-
proses terkait adanya pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian tersebut. Kesantunan
berbahasa merupakan ungkapan diri yang mengandung berbagai macam struktur dan perlu
di perhatikan saat berkomunikasi misalnya antara guru dengan para siswa sekolah dasar
yang membutuhkan adanya pelajaran konsep kesantunan berbahasa agar mampu untuk
mengikat norma-norma sosial ketika masih usia dini di jenjang Sekolah Dasar melalui
model pembelajaran tematik ini maka tidak secara langsung akan mengembangkan konsep-
konsep kesantunan bahasa dalam berbicara dengan penerapan di pembelajaran sekolah
dasar.
1. Adanya pandangan kesatuan yang bersifat pada norma-norma sosial hal ini di bawah
sebagai salah satu bentuk pembelajaran dalam ruang lingkup yang didasarkan pada
masyarakat bahasa itu sendiri santunan tersebut akan memberikan suatu bentuk norma-
norma atau kesantunan dalam sosial yang mana dengan adanya etika berbahasa mampu
untuk memberikan contoh bagi peserta didik sekolah dasar dari kesantunan berbahasa atau
tutur guru yang sedang menjelaskan materi mengenai tematik hal ini juga sebagai salah satu
implementasi secara sosiopragmatik
2. Pandangan adanya suatu kesantunan ini secara maksimal menganggap bahwa hal ini
akan menjadi suatu bentuk penyelamatan terkait adanya prinsip kerja secara kooperatif
yang dituturkan terhadap kesantunan bahasa dengan tata cara melalui verbal maupun
nonverbal di mana dalam hal ini akan memberikan suatu hakikat pada prinsip penginderaan
dan juga homomorphic yang ada dalam ruang lingkup kesantunan bahasa secara optimal.
3. Kesantunan bahasa atau bertutur ini terjadi akibat adanya kebiasaan apabila seseorang
dalam ruang lingkup bisa bahasa yang santun misalnya pada proses pembelajaran maka hal
ini mampu untuk memberikan proses pembelajaran kesantunan berbahasa dalam
pembelajaran tematik dan jam Sekolah Dasar sehingga mampu untuk diingat oleh peserta
didik bagaimana guru menjelaskan dengan kesantunan berbahasa yang sopan dan
memaksimalkan adanya sikap simpati yang dapat dilakukan selama konsep kesantunan
berbahasa tersebut terjadi.
Dalam hal ini ciri-ciri dari kesantunan bahasa dapat terlihat bagaimana cara tutur
dari seseorang misalnya bagaimana cara tutup guru dalam menyampaikan selama proses
pembelajaran berlangsung di mana pembelajarannya merupakan suatu proses pengajaran
yang dapat mempengaruhi siswa dari ruang lingkup konsep guru yang mengajar hal ini juga
diatur pada suatu konsep konsep yang mendasari prinsip-prinsip pembelajaran secara
menyeluruh terkait adanya kesantunan berbahasa saat pembelajaran tematik pada jenjang
sekolah dasar. Adanya prinsip kesantunan yang ada dalam ruang lingkup pembelajaran ini
haruslah diimplementasi oleh seluruh para guru untuk mampu memberikan suatu
pengajaran terutama pembelajaran tematik agar memiliki bahasa yang santun.Contohnya
seperti di video tersebut guru mengajarkan bagaimana cara siswanya untuk berdiskusi dan
juga mengajarkan kesantunan berbahasa saat proses pembelajaran tematik berlangsung.
Tidak hanya itu guru juga memberikan sesuatu di hadiah atau apresiasi bagi murid yang
mampu untuk menjawab adanya berhubungan dengan pembelajaran tematik sehingga hal
ini dapat dikatakan sebagai bentuk proses pengubahan kesantunan bahasa dalam ruang
lingkup kehidupan siswa sekolah dasar oleh guru agar proses pembelajaran tematik tersebut
dapat berjalan secara optimal dengan budaya kesantunan bahasa yang mengikat di dalam
proses pembelajaran tersebut.
Kesantunan bahasa secara lebih lanjut akan membenahi suatu kesimpatian apabila
guru dapat memberikan pemahaman terkait adanya kesantunan berbahasa dalam ruang
lingkup pembelajaran di mana hal ini juga berhubungan dengan teori yang pernah
disampaikan oleh Brown(2010) bawa pembentukan kesantunan berbahasa perlu dalam
berkomunikasi sehingga adanya etika berbahasa sebagai manusia yang di dasar hakikat nya
dapat terpenuhi secara optimal pada sosiolinguistik dari suatu budaya tertentu dalam proses
kehidupan manusia berbudaya.
Konsep-konsep adanya kesantunan berbahasa ini menjadi salah satu tolok ukur bagi
para siswa untuk memahami dan juga mengerti adanya konsep-konsep dalam pemahaman
berbahasa di mana dalam hal ini tentu saja dalam pembelajaran haruslah memiliki konsep
konsep dalam pembelajaran dapat berjalan secara optimal melalui kesantunan berbahasa
terutama pada anak usia dini yang ada dalam konsep ruang lingkup jenjang pendidikan
sekolah dasar sehingga kesantunan berbahasa ini dapat dididik pada proses pembelajaran
secara optimal dari tuturan yang mematuhi dan juga adanya berbagai macam konsep ruang
lingkup kehidupan sekolah dasar untuk pendidikan karakter yang jauh lebih berbudaya dan
beretika. Hal ini haruslah mendatangkan manfaat secara menyeluruh terkait adanya
kesantunan berbahasa yang terdampak pada video tersebut bahwa adanya pembelajaran
tematik dapat dilakukan oleh para siswa sebagai salah satu strategi awal untuk menerapkan
adanya kesantunan berbahasa selama proses pembelajaran berlangsung.
Guru menyampaikan secara jelas Bagaimana proses dan juga tindak tutur sehingga
kesantunan berbahasa ini dapat berasal dari guru kepada siswanya pada konsep muka pada
pembelajaran berbahasa ini sehingga guru mampu untuk mengimplementasikan secara
optimal adanya realisasi penggunaan strategi pada berbagai macam konsep tuturan bahasa
yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti telah mendapatkan suatu
hasil berdasarkan channel YouTube tersebut bahwa konsep tutur bahasa ini haruslah
diturunkan secara turun temurun disebabkan adanya hakikat pada kesantunan bahasa yang
seharusnya menjadi pendidikan karakter bagi usia anak sekolah dasar ini sebagai salah satu
pembentukan yang secara pragmatis untuk mengikuti sosiolinguistik dan sosiopragmatik
dalam kehidupan setelah tamat jenjang Sekolah Dasar sehingga memiliki kesantunan
berbahasa yang baik terlihat dari guru yang menyampaikan pada proses pembelajaran
tematik dalam video tersebut. Untuk memberikan perhatian yang khusus guru dapat
menanyakan keadaan siswa sehingga terciptanya suatu komunikasi yang harmonis serta
santun (Wahyono, 2020).
Kesantunan berbahasa dapat dilihat dari berbagai mana strategi yang digunakan
untuk memunculkan kesantunan berbahasa secara positif di mana dalam hal ini dapat
dilakukan pada tindak pembelajaran Sekolah Dasar sebagai salah satu konsep dari
pembelajaran tematik tersebut di mana dalam hal ini tentu saja akan mengarah pada suatu
ketertarikan dari lawan tutur yang akan membuktikan konsep-konsep kesantunan bahasa
yang dapat di optimalisasi secara optimal apabila guru telah mengindikasi adanya ungkapan
secara metafora yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung di mana dalam
hal ini tentu saja adanya kesantunan bahasa sangat penting dalam pembentukan karakter
siswa jenjang Sekolah Dasar terutama pada pembelajaran tematik sebagai media
pembelajaran utama untuk penyampaian analisis kesantunan bahasa.Strategi ikesantunan
ipositif idigunakan iuntuk imenghindari iancaman imuka ipositif. iSesuai idengan iteori
iBrown idan iLevinson ibahwa iterdapat ilima ibelas ibentuk istrategi, ibeberapa ibentuk
istrategi itersebut iditemukan idalam ipenelitian iini. iBentuk ipenggunaan istrategi
ikesantunan ipositif iantara ilain, imemberikan iperhatian ikhusus ipada ilawan itutur,
imelebihkan iketertarikan iterhadap ilawan itutur, imenggunakan ipenanda iidentitas
ikelompok, imengusahakan ipersetujuan idengan imengulang isebagian ituturan ilawan
itutur, imenghindari iketidaksetujuan idengan ipura-pura isetuju, imenggunakan ikesamaan
ikeadaan idengan ilawan itutur, imembuat ilelucon, ipenawaran, iberusaha imelibatkan
ilawan itutur idan ipenutur idalam isuatu ikegiatan itertentu. idan ibersikap ioptimis.
iBerikut idata iyang iterindikasi istrategi ikesantunan ipositif. iData dari video :
Saat setelah anak – anak selesai membersihkan kelas
MM : Sudah
MM : sudah
MM : iyaa.
MM : Iya bu.
GR : Jawabnya kenapa kok ragu – ragu, hayoo siapa yang tidak sholat subuh
MM : Saya bu
MM : Tidur.
GR : Siapa lagi yang tidak sholat ? Nazril kenapa tidak sholat sayang ?
NZ : Bangunya jam setengah 6 bu.
NZ : Sepuluh.
GR : Jam 10, malam sekali ya anak – anak. Kamu sebagai pelajar gaboleh tidur teralu
malam, kenapa ? karena biar nanti bangun paginya tidak kesiangan.tetapi bu Renny bangga
kepada kamu karena sudah jujur yang tidak sholat tadi sudah mengaku tidak sholat, tetapi
untuk hari berikunya tidak boleh diulangi lagi ya sayang ??
MM : Iya bu.
MM : Empatt.
MM : “Saya bu”
Hal ini membawa satu konsep kesantunan yang di bawah pada Guru Pembelajaran
Tematik tersebut melalui konsep komunikasi yang secara menyeluruh diarahkan sehingga
mampu untuk memberikan latar belakang adanya kesantunan bahasa yang terjadi pada
ruang lingkup kelas tersebut dan menjadi contoh bagi siswa secara menyeluruh dari channel
YouTube tersebut juga dapat dianalisis bahwa adanya konsep-konsep pembelajaran secara
menyeluruh memberikan suatu tanda positif dari strategi kesantunan yang ada sehingga hal
ini mampu untuk menciptakan adanya pembelajaran yang efektif dan efisien melalui tata
bahasa tutur yang sopan dan juga mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar. Konsep ini
akan memberikan suatu bentuk analisis terkait adanya problematika bahasa dalam
penyampaian guru Oleh sebab itu pentingnya untuk memahami berbagai macam konsep
kesantunan bahasa yang ada dalam ruang lingkup pembelajaran ini sehingga terakomodasi
secara optimal melalui konsep-konsep kesantunan bahasa yang disampaikan oleh guru
selama pembelajaran tematik Sekolah Dasar ini berlangsung sehingga hal ini akan memicu
adanya kesatuan dalam berbahasa yang secara optimal memberikan konsep efisiensi dan
juga efektivitas pembelajaran.
Hasil penelitian pematuhan kesantunan berbahasa menurut Leech
1. Maksim Kebijaksanaan
Data Scane
Konteks Setting dan scane latar dari dialog ini ialah di sebuah kelas
Ujaran Dialog 1 :
“Siapa yang tidak sholat subuh?”.
“Saya bu”
“Kenapa tidak sholat?”
“Bangun jam 6 bu”
“Tadi malem tidur jam berapa emangnya?”
“Jam 10 bu”
“Kamu sebagai pelajar tidak boleh tidur terlalu malam ya, kenapaa? Karena
biar nanti bangunnya pagi dan tidak kesiangan”.
Maksim kebijaksanaan merupakan tindakan suatu tuturan atau penuturan yang
dilakukan dengan mengurangi kerugian orang lain serta menambahi keuntungan orang lain.
Dimana hal tersebut dilakukan dengan pemikiran yang stabil dan tidak menjatuhkan.
Seperti yang terdapat pada dialog di atas merupakan sebuah kebijaksanaan yang dilakukan
seorang guru terhadap anak didiknya yang tidak melakukan sholat subuh namun tetap
memberikan suatu nasihat yang dapat membangun kepercayaan diri anak.
3. Maksim Penghargaan
Data Scane
Konteks Setting dan scane latar dari dialog ini ialah di sebuah kelas
Ujaran Dialog 1 :
“Ibu bangga kepada kamu karena sudah jujur, yang tidak sholat tadi sudah
berani jujur”.
Dialog 2 :
“siapa yang masih ingat pelajaran minggu kemarin?”
“Saya bu!”
“Iya mei-mei, apa?”
“Jenis-jenis tanggung jawab”
“Iya pinter, tepuk tangan untuk mei-mei!”
Dialog 3 :
“Jenis-jenis tanggung jawab sebagai apa ya kira-kira siapa yang bisa jawab?”
“Saya bu!”
“Iya kamu Bintang, sebagai apa sayang?”
“Sebagai warga negara”
“Iya pinter, tepuk tangan untuk bintang!”
Dialog 4 :
“Yang ke dua siapa yang bisa?”
“Saya Bu!”
“Iya Fugy apa sayang?”
“Menjaga dan memelihara persatuan dan kesatuan”
“Iya bagus sekali fugi, tepuk tangan untuk Fugy!”
Dialog 5 :
“Yang ke tiga siapa yang tau jawabannya?” “Iya shofie, apa jawabannya?”
“Meningkatkan rasa sosial sebagai sesama anggota masyarakat”
“Bagus, tepuk tangan untuk shofie semuanya!”
4. Maksim Kesederhanaan
Data Scane
Konteks Setting dan scane latar dari dialog ini ialah di sebuah kelas
Ujaran Dialog 1 :
“Hawanya panas sekalii. Masih pagi tapi sudah panas, kamu tidak gerah pagi
ini?”
“Tidak bu”
“Iya karena ada kipas angin, alhamdulilah”
5. Maksim Pemufakatan
Data Scane
Konteks Setting dan scane latar dari dialog ini ialah di sebuah kelas
Ujaran Dialog 1 :
“Sebelum kita memulai pelajaran kita literasi dulu ya 10 menit”
“Ayo anak-anak bukunya dibuka”.
Dialog 2 :
“Anak-anak biar kita semangat kita ice breaking dulu ya”
“iyaa bu”
“Ayo semuanya berdiri’
Dialog 3 :
“Assalammualaikum wr.wb sebelum kita mulai pembelajaran dipimpin doa
dulu”
“Iyaa bu”
“Risky dipimpin doa sayang”
Dialog 4 :
“Anak-anak setelah ini yang mau les silahkan les hati-hati jangan samai
menyebrang sembarang-ann. Sebelum kita akhiri kita berdoa dulu, ibu minta
bantuan satu anak yang memimpin doa siapa?”
“Saya bu”
“Iya Risky silahkan”
6. Maksim Simpati
Data Scane
Konteks Setting dan scane latar dari dialog ini ialah di sebuah kelas
Ujaran Dialog :
“Doni kenapa kamu bersedih sayang?”
“Tidak ada pensil Bu”
“Pensil kamu kemanaa?”
“Hilangg”
“Hilang? Ada yang memiliki pensil dua?”
“Saya Bu”
“Mas Doni dipinjamin mba Lila, terima kasih ya mba Lila”
Maksim simpati merupakan suatu tuturan yang dilakukan dengan rasa simpati atau
iba. Kurangi antipati antara diri sendiri antara orang lain serta perbesar simpati antara diri
sendiri dengan orang lain. Seperti yang sudah dijelaskan pada dialog di atas guru
mengungkapan rasa simpati terhadap anak didiknya yang tidak mempunyai pensil.
7. Maksim Permintaan Maaf
Pada dialog yang terdapat di dalam video tersebut tidak ada sebuah ungkapan yang
menunjukan maksim permintaan maaf tetapi lebih banyak ungkapan terima kasih.
Pada dialog yang terdapat di dalam video tersebut tidak ada ungkapan yang
menunjukan maksim pemberian maaf seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa maksim
permintaan maaf tidak ada di dalam video tersebut maka otomatis pemberian maaf juga
tidak ada.
9. Maksim Perasaan
Meminimalkan rasa tidak senang pada penutur dan memaksimalkan rasa senang
pada penutur.
Data Scane
Konteks Setting dan scane latar dari dialog ini ialah di sebuah kelas
Ujaran Dialog :
Pendidik : “ayo tugasnya dikeluarkan semua, ada yang tidak mengerjakan?”
Murid : “Tidak bu”
Pendidik : “Sudah semua?”
Murid : “Sudah bu”
Pendidik : “Susah tidak?”
Murid : “Tidak bu”
Pada dialog di atas dapat dikatakan sebagai prinsip maksim perasaan karena
mengandung arti kesenangan pada penutur yaitu pada bagian dialog “susah tidak?” “Tidak
bu” yang dimana keduanya tidak memberatkan atau membuat lawan tutur menjadi tidak
senang.
Data Scane
Konteks Setting dan scane latar dari dialog ini ialah di sebuah kelas
Ujaran Dialog
Pendidik : “Ayo anak-anak di buka halaman 51 itu ada gambar apa ya kira-
kira? Ada gambar orang menaiki kendaraan ber”
Murid : “Berkaki”
Pendidik : “Bermotor”
Pendidik : “Ada teman mu yang sedang berjalan kaki menuju ke sekolah”
Pendidik : “Itu mereka kenapa menutup hidung?”
Murid : “Karena ada sepeda motor yang mengeluarkan asap”
SIMPULAN
Konsep dari kesantunan bahasa ini merupakan suatu bentuk alat komunikasi dalam
kehidupan sehari-hari di mana dalam hal ini kesantunan dalam berbahasa merupakan
struktur utama yang kerap kali menjadi suatu problema terutama dalam proses
pembelajaran yang terjadi di kelas Di mana dalam hal ini konsep dari kesantunan bahasa
akan memberikan suatu kesimpatian yang mana akan adanya pemahaman Dalam proses
pembelajaran terutama pada pembelajaran tematik pada jenjang Sekolah Dasar melalui
analisis dari YouTube video yang tergambarkan bahwa konsep dari kesantunan bahasa ini
menjadi salah satu hal yang penting dalam penerapannya sehingga dapat dilakukan secara
optimal melalui konsep berbahasa yang baik dan benar. Kesantunan bahasa menjadi suatu
tingkah laku atau tuturan pada aspek kehidupan manusia yang harus dijalankan secara
optimal di mana hal ini tidak hanya sekedar pada teori yang diberikan bahwa manusia
haruslah memiliki harkat dan martabat.
DAFTAR PUSTAKA
Adriesty Salma Lailika, & Purwo Yudi Utomo, A. (2020). Analisis Tindak Tutur
Representatif Dalam Podcast Deddy Corbuzier Dengan Nadiem Makarim-Kuliah
Tidak Penting ? Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia,
5(2), 97–109. https://doi.org/10.31943/bi.v5i2.70
Bahri, S. (2018). Fenomena Kedwibahasaan di Sekolah Dasar; Sebuah Kondisi dan Bentuk
Kesantunan Berbahasa. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar, 2(2), 62-72.
Febriasari, D., & Wijayanti, W. (2018). Kesantunan berbahasa dalam proses pembelajaran
di Sekolah Dasar. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 2(1), 140-156.
Hambali, D., & Novia, N. (2017). Kesantunan berbahasa indonesia siswa sekolah dasar
negeri 06 kota bengkulu. Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 10(1), 11-17.
Lasri, W., Nurmalina, N., & Pebriana, P. H. (2021). Analisis Kesantunan Tindak Tutur
Direktif Guru dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar. JIKAP PGSD: Jurnal
Ilmiah Ilmu Kependidikan, 5(3), 587-597.
Pratama, R. K., & Utomo, A. P. Y. (2020). Analisis Tindak Tutur Ekspresif Dalam Wacana
Stand Up Comedy Indonesia Sesi 3 Babe Cabita Di Kompas Tv. Caraka, 6(2), 90.
https://doi.org/10.30738/.v6i2.7841
Sari, 2021. Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Berbantuan Permainan Edukatif di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. Vol 5(6).
Sembiring, 2021. Pengaruh Model Pembelajaran Time Token terhadap Motivasi Belajar
Sekolah Dasar pada Pembelajaran Tematik. Jurnal Basicedu. Vol 5(5).
Wardah, Fitria .Y, 2021. Dampak Model Kooperatif Tipe Talking Stick terhadap
Kompetensi Belajar pada Pembelajaran Tematik. Jurnal Basicedu. Vol 5(6).
Yulianti, Y., & Utomo, A. P. Y. (2020). Analisis Implikatur Percakapan Dalam Tuturan
Film Laskar Pelangi. Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan
Pengajarannya, 3(1), 1–14.