Lini Pertama
1. PPI (1,5-2,5mg/kgBB/hari) + amoksisilin (50mg/kgBB/hari) + metronidazole
(20mg/kgBB/hari) Dalam 2 dosis selama 14 hari
2. PPI (1,5-2,5mg/kgBB/hari) + amoksisilin (50mg/kgBB/hari) + klaritromisin
(20mg/kgBB/hari) dalam 2 dosis selama 14 hari
3. Bismuts salts (bismuthsubsalisilat atau subsitrat 8mg/kgBB/hari) + amoksisilin (50
mg/kgBB/hari) + metronidazole (20mg/kgBB/hari)
4. PPI (1,5-2,5 mg/kgBB/hari) + amoksisilin (50mg/kgBB/hari) selama 5 hari kemudian
dilanjutkan dengan PPI (1-2 mg/kgBB/hari) + klaritromisin (20mg/kgBB/hari) +
metronidazole 20mg/kgBB/hari selama 14 hari
Terapi dievaluasi setelah 4-8 minggu paska terapi eradikasi. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan uji non invasif, jika hasil uji menunjukkan H. pylori negatif, terapi
dikatakan berhasil. Jika terapi eradikasi gagal, ada 3 pilihan rekomendasi
1. EGD (esofagogastroduodenoskopi), dengan biakan dan uji resistensi, termasuk antibiotik
alternatif (dilakukan jika belum diperiksa sebelum terapi inisial)
2. Fluorescence in situ hybridization (FISH) pada biopsi blok parafin dilakukan jika uji
resistensi klaritromisin belum diperiksa sebelum terapi inisial
3. Terapi modifikasi dengan (1) menambahkan antibiotik, (2) menggunakan antibiotik yang
berbeda, (3) menambahkan bismuth, (4) meningkatkan dosis dan/atau (5)
memperpanjang durasi terapi.
Lini Kedua Sesuai dengan rekomendasi ESPHGAN dan NASPHGAN poin 16, yang mengatakan
bahwa jika pengobatan gagal, terapi yang diberikan harus disesuaikan dengan penerimaan
antibiotik, usia pasien, dan ketersediaan antibiotik.