Anda di halaman 1dari 4

NAMA: ENGGI ANDINI

NIM: 202011006
PRODI: D3 KEPERAWATAN

KONSEP KEHILANGAN & BERDUKA


Kehilangan (loss) suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika
berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi
perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan.
Jenis-jenis kehilangan
 Kehilangan maturasional
 Kehilangan situasional
 Kehilangan objek eksternal
 Kehilangan lingkungan yang dikenal
 Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti
 Kehilangan aspek diri
 Kehilangan hidup

Tipe kehilangan
 Aktual
Sudah terjadi dan dapat diidentifikasi oleh orang lain
 Persepsi
Pengalaman seseorang tapi tidak bisa diverivikasi oleh orang lain

Dampak Kehilangan
1. Pada masa kanak-kanak: kehilangan dapat mengamcam kemampuan untuk berkembang,
dapat menimbulkan rasa takut untuk ditinggalkan, dibiarkan, kesepian.
2. Pada masa remaja: menyebabkan disinetgrasi dalam keluarga.
3. Pada masa dewasa tua: kematian pandangan hidup, dapat menjadi pukulan yang sangat
berat & menghilangkan semangat hidup orang yang ditinggalkan.

Berduka (Grieving)
 Reaksi emosional terhadap kehilangan.
 Merupakan wujud dari pikiran perasaan dan perilaku yang berhubungan dengan keadaan
yang sangat berbahaya/penderitaan.

Jenis berduka
 Normal: perasaan, perilaku dan reaksi yang normal terhadap kehilangan, misal menangis,
marah, sedih, kesepian & menarik diri dari aktifitas untuk sementara.
 Berduka antisipatif
Proses: “melepaskan diri” yang muncul sebelum kehilangan/ kematian yang
sesungguhnya terjadi.
 Berduka rumit
Dialami oleh seseorang yang sulit ke tahap berikutnya. Misal bersedih berkepanjangan
dan dapat mengancam hubungan orang yang bersangkutan.
 Berduka tertutup
Kedukaan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka.

5 tahap respon kehilangan


1. Tahap denial ( penolakan/pengingkaran)
2. Tahap anger (marah)
3. Tahap bargaining (tawar menawar)
4. Tahap depresion( depresi)
5. Tahap acceptence (menerima)

1. Tahap denial
 Menolak kehilangan yang dialami.
 Belum siap menghadapi masalah praktik misal kehilangan tangan, kaki, mata.

2. Tahap anger
 Klien dalam konisi marah/ emosional
 Klien dan keluarga marah secara langsung terhadap tenaga keseharan akan hal yang
terjadi pada mereka.

3. Tahap bargaining
 Klien melakukan penawaran untuk menghindari kehilangan
 Bisa diekspresikan dalam bentuk rasa bersalah atau ketakutan akan sesuatu hukuman,
kenyataan atau hanya imajinasi.

4. Tahap depresion
 klien dalam kondisuu bersedih ( berduka cita) terhadap apa yang terjadi dan apa yang
tidak bisa terjadi
 membicarakan secara bebas, seperti kehilangan dimasa lampau (uang/pekerjaan)

5. Tahap acceptence
 Klien sudah dapat menerima kondisi yang ada
 Terjadi penurunan ketertarikan terhadap lingkungan
 Mulai membuat rewncana baru atas kondisi yang ada,

7 Tahap Respon Kehilangan Kubler-Ross


1. Terkejut/terguncang (shock)
2. Tahap denial ( penolakan/pengingkaran)
3. Tahap anger (marah)
4. Tahap bargaining (tawar menawar)
5. Tahap depresion( depresi)
6. Pengujian (testing)
7. Tahap acceptence (menerima)

Manifestasi dari duka cita


 Bentuk verbal : menangis, ganguan tidur, kehilangan selera makan, kesulitan untuk
konsentrasi.
 Tanda fisiologis : berkeringat. Berdebar-debar, peningkatan HR, kulit dingin dan pucat,
peningkatan RR, penurunan output urin, mulut kering, penurunan jumlah peristaltik usus,
gula darah meningkat.

Faktor yang mempengaruhi


 Usia
 Budaya
 Kepercayaan
 Gender
 Status sosial ekonomi
 Support sistem
 Penyebap kehilangan/ kematian

Faktor yang mempengaruhi berduka


 Model survivor dunia
 Kepribadian
 Peran sosial
 Presepsi tentang pentingnya kematian
 Budaya
 Peran jenis kelamin
 Status ekonomi
 Keyakinan spiritual

 Secara fisiologi, tubuh merespons pada kejadian atau antisipasi kehilangan dengan
reakasi stress
 Perawat mengkaji berduka klien dan keluarga tentang kehilangan untuk mendeteksi fase
atau tahap berduka.
Gejala berduka
a) Distres somatic yang berulang
b) Rasa sesak didada
c) Tercekik atau bernafas pendek
d) Merasa kosong diperut
e) Menarik nafas panjang
f) Kehilangan kekuatan otot

Dying adalah kondisi dimana pasien yang sedang menghadapi kematian atau sakaratul maut.
 Secara etimologi berasal dari kata deth yang berarti mati
 Secara defenitif kematian adalah terhentinya fungsi jantung dan paru-paru secara
menetap, atau terhentinya kerja otak secara permanen
 Kematian jaringan
 Kematian otak
 Kematian klinik
Kematian merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi dan tekanan darah hilangnya
respon terhadap stimulis eksternal, terhentinya fungsi jantung dan paru
 Pandangan masyarakat kematian mengalami perubahan
 Dulu dianggap tabu sekarang merupakan hal wajar dalam kehidupan

Perubahan tubuh setelah kematian


1. Rigor mortis (kaku): dapat terjadi 2 post mortem dan mencapai puncaknya setelah 10-
12 jam mortem
2. Algor mortis (dingin) suhu tubuh perlahan menurun.
3. Post mortem decomposition (livor mortis): pada daerah yang tertekan derta
melinaknya jaringan yang dapat menimbulkan banyak bakteri.

Anda mungkin juga menyukai