Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN CENGKEH TERHADAP

PENURUNAN STRESS OKSIDATIF SPERMATOZOA DAN


TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN
PADA SAPI DONGGALA

Makalah Usulan Penelitian


Program Doktor Ilmu Peternakan

Diajukan oleh:

Nelly Kusrianty
21/476417/SPT/214

PROGRAM DOKTOR ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
Februari 2022

i
Makalah Usulan Penelitian

PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN CENGKEH TERHADAP


PENURUNAN STRESS OKSIDATIF SPERMATOZOA DAN
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN PADA
SAPI DONGGALA

Diajukan oleh:

Nelly Kusrianty
21/476417/SPT/214

Telah disetujui oleh:

Prof. Ir. Dyah Tri Widayati, M.P., Ph.D. tanggal ....................................


Promotor

Dr. Ir. Sigit Bintara, M.Si., IPU., ASEAN Eng. tanggal ....................................
Ko-promotor

Dr. Ir. Miradjuddin, M.Kes tanggal ....................................


Ko-promotor

ii
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. ii
BAB I. PENGANTAR
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………1
1.2. Tujuan Penelitian …………………………………………...………………… 3
1.3. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sapi Donggala ………………………………………………………………… 4
2.2. Spermatozoa ………………………………………………………………….. 5
2.3. Cengkeh ……………………………………………………………………….. 6
2.4. Inseminasi Buatan ……………………………………………………………. 7
BAB III. MATERI DAN METODE PENELITIAN
3.1. Tahap I. Pengambilan daun cengkeh ………………………………………. 8
3.2. Tahap II. Ekstraksi dan Analisis kandungan daun cengkeh ……...……… 9
3.3. Tahap III. Pengambilan Semen Sapi Donggala …………………………… 9
3.4. Tahap IV. Inseminasi Buatan ………………………………………….…... 10
3.5. Tahap V. Penilaian Keberhasilan …………………………………...……...11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………..…………………...……12

iii
BAB I
PENGANTAR
1.1. Latar Belakang
Peternakan rakyat di Indonesia memegang peranan penting dalam
pengembangan sapi potong lokal dimana ternak tersebut dipelihara.
Sulawesi Tengah memiliki Sapi Donggala yang merupakan sapi lokal
yang sering kali digunakan sebagai ternak pekerja dan ternak potong.
Selain itu sapi Donggala sebagai ternak potong untuk memenuhi
kebutuhan protein hewani masyarakat di Sulawesi Tengah. Provinsi
Sulawesi Tengah tahun 2020 memiliki populasi sapi potong sebanyak
391.418 ekor atau 2,24% dari populasi sapi di Indonesia yang berjumlah
17.466.792 ekor sapi potong (BPS Sulawesi Tengah, 2021).
Sapi Donggala dilapangan mampu bertahan pada suhu yang
ekstrim, karena kondisi Sulawesi Tengah yang dilalui garis khatulistiwa
sehingga membuat suhu lebih tinggi dibanding daerah yang tidak dilalui
garis khatulistiwa. Sapi Donggala karena memiliki daya adaptasi yang
tinggi sehingga berpotensi untuk dikembangkan melalui teknologi
reproduksi. Salah satu teknologi yang sering digunakan untuk
peningkatan populasi dan produktivitas ternak adalah IB atau Inseminasi
Buatan. Sapi Donggala merupakan hasil persilangan sapi PO dengan
bangsa sapi yang lain seperti sapi Bali dan sapi Madura sehingga
karakteristik semennya juga memiliki kesamaan dengan tetuanya.
Kualitas semen sapi PO jantan pada umur 2,5 sampai 3,5 tahun
mempunyai fertilitas yang baik, yaitu motilitas individu 60% dan viabilitas
70% (Luthfi M., dkk., 2020).
Performance sapi Donggala menunjukkan ketidaksesuaian antara
umur dan ukuran tubuh, sehingga Body Score Condition (BCS) sapi
Donggala 2,5. Pada kondisi tersebut ternak jantan dan betina akan
mengalami penurunan fungsi reproduksi. Seperti sapi Donggala yang
memiliki jarak melahirkan lebih dari setahun. Salah satu yang
menyebabkan kegagalan sapi betina beranak setiap tahun adalah faktor
pejantan. Seekor pejantan harus dapat menghasilkan spermatozoa
dengan tingkat kesuburan dan libido yang tinggi serta fisik yang baik,

1
sehingga dapat mengawini induk sapi hingga terjadi kebuntingan (Helbig,
2005). Sehingga dibutuhkan sebuah teknologi untuk lebih
mengoptimalkan spermatozoa dari pejantan, seperti inseminasi buatan
atau IB.
Pada tahun 2019 program pemerintah UPSUS SIWAB Provinsi
Sulawesi Tengah dengan target kelahiran 11.480 ekor pedet, hasil yang
diperoleh jumlah ternak yang dilahirkan 2.689 ekor pedet atau conception
rate sebesar 23,42%. Kualitas sperma menjadi salah satu syarat
keberhasilan IB. Kendala yang dialami adalah penggunaan semen beku
karena kurang lebih 30% spermatozoa mati selama pembekuan dan
sebagian lagi mengalami kerusakan sehingga fertilitas juga ikut rendah.
Salah satu penyebab kerusakan pada spermatozoa selama proses
kriopreservasi sampai pencairan kembali adalah peroksidasi lipid. Proses
peroksidasi mampu merubah struktur spermatozoa, terutama pada bagian
membrane dan akrosom, kehilangan motilitas, perubahan metabolisme
yang cepat dan pelepasan komponen intraseluler (Feradis, 2009). Pada
situasi tersebut dapat dicegah dengan menambahkan antioksidan
kedalam pengencer semen.
Antioksidan dapat ditemukan pada senyawa fenol. Aktivitas
antioksidan senyawa golongan fenolik seperti eugenol dipengaruhi oleh
gugus hidroksil yang mempu mendonorkan hydrogen untuk menetralkan
radikal bebas (Aini et al., al., 2007). Berbagai penelitian dilakukan untuk
membuat antioksidan alami maupun sintetik. Tanaman atau tumbuhan
yang kaya akan senyawa fenolik dianggap sebagai metabolit sekunder
yang berperan dalam aktivitas antioksidan (Khalil et al., 2007).
Cengkeh sebagai tanaman yang memiliki antioksidan alami
memiliki karakteristik kemampuan tumbuh di daerah tropis seperti di
dataran rendah, dekat pantai maupun daerah pegunungan 900 mdpl.
Kabupaten Tolitoli dengan ketinggian 0-2500 mdpl memiliki potensi lokal
berupa tanaman cengkeh. Memiliki luas daratan 4.079,77 km2 dengan
topografi datar hingga pegunungan. Pada daerah pegunungan dan
daratan sebesar 247,94 km2 ditumbuhi tanaman cengkeh (Adhika. M.,
2012).

2
1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah (i) untuk mengetahui kandungan eugenol


pada daun tanaman cengkeh, (ii) untuk mengetahui karakteristik semen
sapi Donggala, (iii) untuk mengetahui peran eugenol mengurangi
peroksidasi pada spermatozoa sapi Donggala, dan (iv) untuk mengetahui
tingkat keberhasilan IB dengan perlakuan eugenol pada semen

1.3. Manfaat Penelitian

Tersedianya sumber acuan/referensi untuk mengetahui seberapa


besar potensi ekstrak daun cengkeh untuk mengurangi stress oksidatif
semen Sapi Donggala.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sapi Donggala
Sapi Donggala merupakan bangsa sapi yang berasal dari India yaitu
Bos Indicus. Memiliki sifat kuantitatif tinggi pundak jantan 137 – 138 cm,
betina 131-132 cm, Panjang badan jantan 125 – 127 cm dan betina 119 –
121 cm. Umur dewasa kelamin 18 – 21 bulan, umur beranak pertama 31 - 40
bulan, jarak beranak 18 – 21 bulan, lama birahi 16 - 22 jam, dan siklus birahi
18 -20 hari (Kementan, 2014).
Warna tubuh sapi Donggala adalah merupakan salah satu ciri
morfologinya. Warna badannya yang terbanyak adalah putih keabuan, putih
kemerahan, merah bata dan coklat muda kekuningan. Sapi Donggala
terbentuk dari hasil campuran persilangan acak antara sapi PO, Madura dan
Bali. Berdasarkan performans eksteriornya, bahwa sapi Donggala
sebenarnya merupakan sapi Ongole yang kemurnian genetiknya relative
masih terjaga, tetapi telah beradaptasi secara fisiologis dan genetis dengan
kondisi agroekosistem wilayah dan pola pemeliharaan oleh peternaknya.
Warna tubuh putih pada sapi Donggala ternyata tidak dominan hal ini
merupakan salah satu ciri sapi PO yang warna tubuhnya hampir selalu
resesif dengan warna tubuh sapi yang disilangkan dengannya (Pratiwi et al.,
2009).

Gambar 1. Sapi Donggala

4
2.2. Spermatozoa

Semen adalah suspensi yang didalamnya terdapat sel spermatozoa


dan berbagai komponen yang disekresikan oleh kelenjar asesori yang
terletak pada organ reproduksi jantan. Secara umum, komponen semen
dapat digolongkan menjadi 2 yaitu sel spermatozoa dan fase cair dalam
semen atau sering disebut seminal plasma. Sperma dihasilkan oleh testis
sedangkan seminal plasma dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar vesikularis dan
prostat (Garner dan Hafez, 2000).
Komponen semen sapi 90% didominasi oleh seminal plasma yang
berfungsi sebagai suatu medium pembawa sperma dari saluran reproduksi
jantan ke dalam saluran reproduksi betina. Fungsi ini bisa dijalankan dengan
baik karena dalam semen mengandung banyak buffer dan sumber makanan
bagi spermatozoa baik yang dapat digunakan secara langsung seperti
fruktosa dan sorbitol maupun secara tidak langung yaitu Glyceryphoricholine
(GPC) (Toelihere, 1993). Spermatozoa mengalami perubahan fisiologis
setelah diejakulasikan sebelum dan sesudah didalam saluran reproduksi
betina (Hafez, 2000), yang mengakibatkan perubahan konsentrasi ion
intrasel, fluiditas membrane plasma, metabolisme dan motilitas (Hill, 2008).
Perubahan-perubahan tersebut berkaitan dengan kapasitasi spermatozoa,
dan juga menghasilkan Hydrogen peroxide (H2O2) dan Superoxide radical
(O2·¯) yang menyebabkan proses penuaan spermatozoa (Weir dan Robaire,
2007).
Stres oksidatif merupakan faktor potensial yang meningkatkan
kerusakan sel yang disebabkan oleh Reactive Oxygen Species (ROS). ROS
yang berlebihan akan berbahaya karena merugikan fungsi sperma Rantai
peroksidatif lipid terus terjadi (autocatalytic) karena setiap reaksi
menghasilkan Reactive Oxygen Species (ROS) terbaru yang berarti
peroksidasi lipid dilepaskan dan menyebabkan kerusakan plasma membran
spermatozoa (Insani et al., 2014). Asam lemak tak jenuh ganda yang tinggi
dalam membran plasma dan sejumlah kecil antioksidan dalam sitoplasma
sperma membuat mereka rentan terhadap stres oksidatif dan kerusakan
peroksidatif (Chatterjee dan Gagnon, 2001).

5
Keadaan ini dapat dicegah dengan penambahan antioksidan kedalam
pengencer semen untuk melindungi membrane plasma spermatozoa dari
kerusakan akibat peroksidasi lipid.

2.3. Cengkeh (Eugenia aromaticum)

Cengkeh (Eugenia aromaticum) adalah salah satu tanaman yang


banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku rokok, kosmetik dan rempah
makanan. Cengkeh merupakan tanaman yang memiliki aroma yang khas.
Seluruh bagian dari tanaman cengkeh mengandung minyak, kandungan
minyak pada daun cengkeh kurang lebih 2,5% dari berat daun kering.
Selama ini daun cengkeh masih belum dimanfaatkan dan dibiarkan
membusuk diperkebunan bahkan dianggap sampah (Afifah, 2016).

Kandungan utama minyak cengkeh adalah eugenol sekitar 70-90 %


dan merupakan cairan tidak berwarna atau kuning pucat dan apabila terkena
sinar matahari akan berubah menjadi coklat hitam dan berbau spesifik.
Kelebihan cengkeh salah satunya adalah aroma wangi yang bersumber dari
minyak atsiri seperti pada bunga cengkeh sebanyak 10-20%, tangkai 5-10%,
dan daun 1-4% (Somaatmaja, 2001). Eugenol dipengaruhi oleh jumlah
gugus hidroksi yang mampu mendonorkan hydrogen untuk menetralkan
radikal bebas, membuat eugenol memiliki sifat sebagai antioksidan (Aini et
al., 2007).

Eugenol memiliki rumus molekul C10H12O2 dengan nama IUPAC 4-


alil-2-metoksifenol. Eugenol juga memiliki nama lain, seperti 4-alilguaikol, 1-
allil-4-hidroksi-3-metoksibenzena, asam kariofilik, 4- hidroksi-3-
metoksialilbenzena, 2-metoksi-4-alilfenol (Budnavi, 1989; Reynolds, 1993).
Struktur eugenol ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur eugenol

6
2.4. Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan bermanfaat untuk perbaikan genetik dan


peningkatan populasi sapi di Indonesia. Terlepas dari dampak
menguntungkan tersebut, teknologi ini menghadapi kendala, yang
menyebabkan penurunan kesuburan karena struktur sperma rusak (Watson,
2000). Permasalahan semen beku adalah rendahnya kualitas semen setelah
pembekuan yang ditandai dengan daya hidup yang rendah (Susilawati, S.,
2020). Alternatif solusi untuk permasalahan tersebut seperti penggunaan
semen cair.
Produksi semen cair dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi
dan peralatan yang lebih sederhana dibanding semen beku sehingga mudah
diaplikasikan pada tingkat lapangan. Keuntungan lain yang didapat antara
lain produksi straw per pejantan dan fertilitas yang lebih tinggi. Penyimpanan
semen dingin sampai 6 hari dengan dosis spermatozoa 50 juta/ml tidak
nyata menurunkan persentase kebuntingan (Polmer, S., 2003). Inseminasi
buatan menggunakan semen cair menghasilkan angka kebuntingan atau
Conception Rate (CR) sebesar 93,3% dan jumlah pelayanan per
kebuntingan atau Service per Conception (S/C) 1,08 pada daerah
Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat (Kusrianty., N. 2016).

Proses pengolahan semen segar menjadi semen cair memungkinkan


banyak terjadinya kontak antara semen dan udara luar yang mengandung
banyak oksigen, sehingga akan terbentuk banyak radikal bebas.
Terbentuknya radikal bebas akan mengakibatkan percepatan metabolisme
dan terjadinya peroksidasi lipid (Suryohudoyo, 2000 dalam Fitrianti et al.,
2012) sehingga untuk mencegah terjadinya peroksidasi lipid salah satunya
adalah penambahan antioksidan pada proses pengolahan sperma segar.

7
BAB III
MATERI DAN METODE
Roadmap Penelitian suplementasi ekstrak daun cengkeh kering untuk
mengurangi stress dan kerusakan DNA spermatozoa sapi Donggala

Gambar 3. Diagram alur penelitian

3.1. Tahap I. Pengambilan daun cengkeh

Waktu dan tempat penelitian


Rencana penelitian dilaksanakan dimulai bulan Juli 2022 di
Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah.
Bahan dan Peralatan penelitian
Bahan yang digunakan adalah daun cengkeh kering. Peralatan
yang digunakan adalah kantong tempat penyimpanan daun, tikar atau
alas untuk pengeringan, mesin gilingan daun cengkeh.
Metode penelitian
Pengambilan daun cengkeh pada perkebunan cengkeh yang
berada di Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah. Daun cengkeh
yang diambil adalah daun yang berada dibawah pohon cengkeh yang
setengah kering. Daun kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari

8
sampai dengan jika daun digenggam terasa garing. Setelah itu daun
dimasukkan dalam mesin giling untuk dihaluskan.

3.2. Tahap II. Ekstraksi dan Analisis kandungan daun cengkeh

Waktu dan tempat penelitian


Rencana penelitian dilaksanakan dimulai bulan Juli 2022 di
Laboratorium Biokimia Nutrisi, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah
Mada
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah daun cengkeh kering yang telah
dihaluskan, etanol 90%, dan menggunakan alat ekstraksi.
Metode penelitian
Ekstraksi daun cengkeh menggunakan metode maserasi. Analisis kadar
eugenol : Menurut SNI 06-2385-2006 penentuan eugenol dilakukan
dengan mereaksikan ekstrak cengkeh dengan alkali. Eugenol merupakan
senyawa golongan fenol. Senyawa fenol akan bereaksi dengan alkali
membentuk fenolat. Β-caryophillen merupakan senyawa non fenol yang
tidak bereaksi dengan alkali. Kemudian dihitung dari selisih minyak
sebelum dan sesudah bereaksi. Larutan alkali yang digunakan adalah
KOH atau NaOH 4 %

3.3. Tahap III. Pengambilan Semen Sapi Donggala


Waktu dan tempat penelitian
Pengambilan semen sapi Donggala dilakukan di Kabupaten
Donggala Sulawesi Tengah. Semen akan ditampung pada bulan Agustus
2022. Pengamatan kerusakan DNA spermatozoa dilakukan pada saat
semen telah di preparasi.
Metode penelitian
Semen sapi Donggala diambil menggunakan vagina buatan.
Setelah itu dilakukan uji makroskopis berupa warna, volume, pH, dan bau,
kemudian dilanjutkan dengan uji mikroskopis meliputi motilitas individu
dan motilitas massa, konsentrasi, viabilitas, abnormalitas, dan integritas
membrane. Setelah uji makroskopis dan mikroskopis dilakukan
pengenceran menggunakan Andromed kemudian suplementasi ekstrak

9
pada konsentrasi yang berbeda-beda. Untuk mendeteksi kerusakan DNA
menggunakan Toluidine blue.

3.4. Tahap IV dan V. Inseminasi Buatan (IB) dan Penilaian Keberhasilan


Waktu dan tempat penelitian
Inseminasi Buatan (IB) akan dilakukan di Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Agustus - September 2022.

Bahan dan Alat yang digunakan


Bahan yang digunakan adalah Ternak sapi Donggala dan alat
yang digunakan adalah inseminator kit. Sedangkan untuk penilaian
keberhasilan IB menggunakan USG.

10
DAFTAR PUSTAKA
Adhika, M.I., 2012. Tata guna lahan dan banjirdi kota Tolitoli Sulawesi Tengah.
Jurnal Bumi Lestari Vol. 12 No. 1. 167-172

Afifah, F.N., Luthfi, M., Kadarisman, D., 2016. Studi Fasilitas Penyulingan Minyak
Daun Cengkeh Studi Kasus UKM di Malang. Jurnal Keteknikan Pertanian
Tropis dan Biosistem Vol. 4 No.1. 20-26

Aini, N., Purwono, B., Tahir, I. 2007. Structure– antioxidant activities relationship
analysis of isoeugenol, eugenol, vanilin and their derivatives. Indo. J.
Chem.

Budnavi, S., dan J.E.F. Reynolds, 1993. Martindale, The Extra Pharmacopoeia,
30th edn., The Pharmaceutical Press, London.

Chatterjee, S., danGagnon, C. 2001. Production of reactive oxygen species by


spermatozoa undergoing cooling, freezing and thawing. Molecular
Reproduction and Development: Incorporating Gamete Research, 59(4),
451-458. doi.org/10.1002/mrd.1052

Feradis, 2009. Peranan Antioksidan Dalam Pembekuan Semen. Jurnal


Peternakan Vol. 6 No. 2. ISSN 1829-8729.

Fitrianti, I.N., A. Rachmawati, Suyadi. 2012. Pengaruh Glutation dalam


Pengencer Tris Aminomethane Kuning Telur-Gliserol terhadap Kualitas
Semen Kambing Boer Setelah Pembekuan Cepat. Universitas Brawijaya.
Malang.

Garner, D.L., dan E.S.E. Havez, 2000. Spermatozoa and seminal plasma in
reproduction in farm animal. E.S.E. Havez (Eds.). 6th.ed Lea and Febiger.
Philadelphia

Hafez, E.S.E. 2000. Semen Evaluation. In Reproduction in Farm Animals. 7th ed.
Lea and Febiger, Philadelphia.

Helbig L. 2005. Onset of puberty and seasonal fertility in bison bulls [Thesis].
[Saskatoon (Canada)]: University of Saskatchewan

Insani, K., Sri, R., Agung, P., & Aries, S. (2014). Kadar MDA spermatozoa
setelah pembekuan. Jurnal Biotropika, 3(2).

Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2014. Penetapan Rumpun Sapi


Donggala. Keputusan Menteri Pertanian RI. Jakarta

Khalil, M.Y., Moustafa, A.A., dan Naguib, N.Y., 2007, Growth, Phenolic
Compounds, and Antioxidant Activity of Some Medical Plants Grown under
Organic Farming Condition, World Journal of Agricultural Sciences.

Kusrianty, N., 2016. Efektifitas IB pada sapi potong menggunakan semen cair. E-
jurnal Mitra Sains Vol 4 No. 1 50-57 ISSN 2302 2027

11
Luthfi, M., Affandy, L., Ratnawati, D., 2020. Karakteristik Semen Sapi Peranakan
Ongole (PO) Pada Tingkat Umur Yang Berbeda di Loka Penelitian Sapi
Potong. Prosiding Seminar Nasional. DOI:
http://dx.doi.org/10.14334/Pros.Semnas.TPV-2020-p.113-123

Polmer, S., 2003. Prospek Penggunaan Semen Dingin (Chilled Semen) dalam
Usaha Meningkatkan Produksi Sapi Perah. Jurnal Wartazoa Vol. 13 No. 1
tahun 2003. Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Pratiwi, W. C., L. Affandhy, U. Umiyasih, A. Rasyid, D. M. Dikman, dan B.


Triesnamurti. 2009. Peta Genetik Sumber Bibit Sapi Potong Lokal -
Kekerabatan ≥ 2 SDG Sapi Potong dan Koleksi 1000 Dosis Straw. Laporan
Penelitian. Loka Penelitian Sapi Potong. Puslitbang Peternakan. Badan
Litbang Pertanian.

Somaatmaja, D. (2001). Pengambilan Oleoresin Jahe Dengan Cara Ekstraksi


Pelarut. Skripsi. Jurusan Hasil Pertanian. IPB. Bogor.

Susilawati, S., Triana, I.N., Sardjito, T., Suprayogi, T.W, Wurlina, Mustofa, I.,
2020. Effect of Simental bull seminal plasma protein in egg yolk-citrate
extender on Kacang buck semen fertility. Cryobiology, Science Direct Vol
97 pages 20-27

Toelihere, M. R. 1993. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Angkasa. Bandung

Weir CP and Robaire B (2007) Spermatozoa have decreased antioxidant


enzymatic capacity and increased reactive oxygen species production
during aging in the brown Norway rat. Journal of Andrology 28: 229–240

12

Anda mungkin juga menyukai