Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “SISTEM
INTEGUMEN” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai SISTEM INTEGUMEN. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
1.4 Manfaat..................................................................................................................................2
BAB 2...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Sistem Integumen.....................................................................................................3
2.2 struktur jaringan kulit Epidermis.................................................................................................3
2.3 Struktur jaringan kulit Dermis.....................................................................................................4
2.4 Struktur jaringan kulit Hipodermis..............................................................................................5
2.5 Kelenjar keringat.........................................................................................................................5
BAB 3...................................................................................................................................................7
KESIMPULAN.....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................8
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem intergumen.
2. Untuk mengetahui struktur epidermis.
3. Untuk mengetahui struktur dermis.
4. Untuk mengetahui struktur hypodermis .
5. Untuk mengetahui pengertian melanocyte stimulating hormone.
6. Untuk mengetahui pengertian chtoplasma.
7. Untuk mengetahui apa saja perubahan pada ibu hamil.
8. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang terkena pada ibu hamil.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu membantu manusia dalam mempelajari
materi Perubahan Sistem Integumen pada ibu hamil. Selain itu melalui makalah ini
juga diharapkan pembaca mendapatkan ilmu yang berguna dan dapat diaplikasikan
sebagaimana – mestinya.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia
dan memiliki tebal yang berbeda-beda, yaitu 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki,
memiliki rambut).
Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis gepeng
dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai
3
pembuluh darah maupun limf; oleh karenaitu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari
kapiler pada lapisan dermis. Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak
lapis sel yang disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel
dalam pada sel-sel lapisan ini. Walaupun ada sedikit desmosom, tetapi pada lapisan ini adhesi
kurang sehingga pada sajian seringkali tampak garis celah yang memisahkan stratum
korneum dari lapisan lain di bawahnya.
Lalu epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit yang :
a. Lapisan tanduk
Yaitu lapisan yang paling atas yang terdiri dari lapisan sel pipih, tidak memiliki
inti, tidak mengalami proses metabolisme tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air.
b. Lapisan Bening (Stratum Lucidum)
Lapisan ini juga disebut juga dengan lapisan barrier yang terletak tepat di bawah
lapisan tanduk, dan sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir.
Lapisan bening juga terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis
dan bersifat translusen sehungga dapat dilewati sinar atau tembus cahaya
c. Lapisan Berbutir (stratum Granulosum)
Lapisan ini tampaknya paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Bisa disebut juga dengan lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang paling
berhubungan dengan perantara dan jembatan-jembatan protplasma berbentuk
kubus.
e. Lapisan benih ( stratum germinativum/basale )
Yaitu lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder)
dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama
dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan
kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada
daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis merupakan
4
bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin” karena
95% dermis membentuk ketebalan kulit. Bagian ini terdiri atas jaringan ikat yang
menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya
bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara kedua lapisan
tidak tegas, serat antaranya saling menjalin. Stratum papilaris Lapisan ini tersusun lebih
longgar, ditandai oleh adanya papila dermis yang jumlahnya bervariasi antara 50 –
250/mm2 . Jumlahnya terbanyak dan lebih dalam pada daerah di mana tekanan paling
besar, seperti pada telapak kaki. Sebagian besar papila mengandung pembuluh-pembuluh
kapiler yang memberi nutrisi pada epitel di atasnya. Papila lainnya mengandung badan
akhir saraf sensoris yaitu badan Meissner. Tepat di bawah epidermis serat-serat kolagen
tersusun rapat.
Stratum retikularis Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas kolagen kasar
dan sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler. Pada bagian lebih
dalam, jalinan lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan lemak, kelenjar
keringat dan sebasea, serta folikel rambut. Serat otot polos juga ditemukan pada tempat-
tempat tertentu, seperti folikel rambut, skrotum, preputium, dan puting payudara. Pada
kulit wajah dan leher, serat otot skelet menyusupi jaringan ikat pada dermis. Otot-otot ini
berperan untuk ekspresi wajah.
Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah
bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang
fibrosa. Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan
banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan
makanan. Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan struktur internal seperti otot
5
dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan
panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan energi.
Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut hipodermis. Ia berupa
jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus terorientasi terutama sejajar
terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di antaranya menyatu dengan yang dari
dermis. Pada daerah tertentu, seperti punggung tangan, lapis ini meungkinkan gerakan
kulit di atas struktur di bawahnya. Di daerah lain, serat-serat yang masuk ke dermis lebih
banyak dan kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel lemak lebih banyak daripada dalam
dermis. Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan keadaan gizinya. Lemak subkutan
cenderung mengumpul di daerah tertentu. Tidak ada atau sedikit lemak ditemukan dalam
jaringan subkutan kelopak mata atau penis, namun di abdomen, paha, dan bokong, dapat
mencapai ketebalan 3 cm atau lebih. Lapisan lemak ini disebut pannikulus adiposus.
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran
semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua
bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu
badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama
dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
Kelenjar keringat ada dua jenis, yaitu kelenjar keringat merokrin dan apokrin, yang
berbeda cara sekresinya. Kelenjar merokrin bergetah encer (banyak mengandung air),
terdapat di seluruh permukaan tubuh kecuali daerah yang berkuku; fungsinya menggetahkan
keringat yang berguna untuk ikut mengatur suhu tubuh. Kelenjar apokrin hanya terdapat pada
kulit daerah tertentu, misalnya areola mamma, ketiak, sekitar dubur, kelopak mata, dan
labium mayus.
Kelenjar ini bergetah kental dan baru berfungsi setelah pubertas. Kelenjar bergetah
lilin seperti kelenjar serumen dan kelenjar Moll juga tergolong kelenjar ini. Baik kelenjar
merokrin maupun apokrin dilengkapi dengan sel mioepitel.
6
Kulit adalah salah satu organ terbesar di tubuh kita, mewakili sekitar 12% dari semua
berat kering kita. Di dalamnya ditemukan beberapa keterikatan, seperti folikel rambut, kuku
dan kelenjar. Di antara kelenjar, keringat menonjol, yang bertanggung jawab untuk produksi
keringat, yang pada gilirannya, termoregulasi manusia sebagai fungsi utamanya.
Kelenjar keringat adalah sejenis kelenjar eksokrin, yaitu mengeluarkan sekresi
melalui saluran pada permukaan bebas tubuh (permukaan tubuh atau cahaya organ). Berkat
karakteristik ini, kita dapat membagi kelenjar keringat menjadi dua bagian: konduktif dan
sekretori. Dilihat dari bentuk bagian sekretorinya, kelenjar ini tergolong tubular
terlipat.Kelenjar keringat dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis: kelenjar keringat ekrin
dan apokrin. Ekrin adalah mereka yang melepaskan sekresinya tanpa kehilangan sitoplasma
sel sekretori.
Sel apokrin, di sisi lain, menghilangkan sekresi dengan sebagian sitoplasma. Kelenjar
keringat ekrin, juga disebut merokrin, adalah yang paling sering terjadi, dan tidak hanya
ditemukan di bibir, bantalan kuku, dan gendang telinga. Mereka terdiri dari bagian sekretori
dengan sel gelap dan terang. Sel gelap menghasilkan glikoprotein, sedangkan sel terang
menghilangkan bagian encer dari keringat. Sekresi kelenjar ekrin dihilangkan langsung di
permukaan tubuh manusia.
7
Gambar 2.5 kelenjar keringat
Kelenjar keringat apokrin lebih jarang terjadi dan terletak di ketiak, di areola
mammae, di daerah genital, dan di daerah perianal. Kelenjar ini mulai berfungsi saat pubertas
dan sekresi bervariasi menurut lokasinya dan juga dengan kerja hormon kelamin. Namun
secara umum, sekresi ini lebih kental jika dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh
kelenjar ekrin. Hal lain yang patut disoroti adalah kenyataan bahwa sekresi yang dihasilkan
oleh kelenjar ini dihilangkan di saluran folikel rambut, tidak seperti merokrin, yang
dilepaskan ke permukaan tubuh.
Sekresi yang dihasilkan oleh kelenjar keringat apokrin, tidak seperti yang dipikirkan
banyak orang, tidak berbau. Bau yang tidak sedap merupakan ciri khas perkembangan bakteri
di wilayah tersebut. Tubuh kita terdiri dari sekitar 2 sampai 4 juta kelenjar keringat yang
berada dalam bentuk tubular melingkar.
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sistem integumen adalah suatu sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Komponen dari Sistem ini
merupakan bagian sistem organ yang terbesar,yakni mencakup :
8
1. kulit, merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia. Terdiri dari dua bagia yaitu kulit
tipis dan kulit tebal.
2. Rambut merupakan organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama
mamalia.
3. Bulu merupakan struktur keratin yang karakteristiknya terdapat pada bangsa aves,
dan di anggap sebagai modifikasi dari sisik.
4. kuku, adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku
tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat
mulai tumbuh dari ujung jari.
5. kelenjar keringat. Kelenjar keringat berupa saluran melingkar dan bermuara pada kulit
ari dan berbentuk pori-pori halus.
· Sistem integument memiliki fungsi antara lain :
Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & mekanik,
kimia, atau suhu
Penerima sensasi; sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu
Pengatur suhu; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan
kehilangan panas saat suhu panas
Fungsi metabolik, menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis vitamin D.
Ekskresi dan absorpsi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Strukstur Kulit Kalangi, S. J. (2013). Histofisiologi kulit. JURNAL BIOMEDIK: JBM, 5(3).
Pengertian Integumen
10