Anda di halaman 1dari 8

JUDUL

(Analisis Semiotika Film Carol)

PROPOSAL

Oleh

Wanodya Ayu Solikhah

NIM : 130110401039

PROGRAM STUDI TELEVISI DAN FILM

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS JEMBER
2016
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................3
1.1. Latar Belakang...................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................................5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................5
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu............................................................................5
2.2. Kerangka Teori...................................................................................................5
2.2.1. Komunikasi Massa.........................................................................................5
2.2.2. Film................................................................................................................6
2.2.3. Jenis-jenis Film..............................................................................................6
2.2.4. Semiotika........................................................................................................6
2.2.5. Semiotika Film............................................................................................7
2.2.6. Teori Semiotika Roland Barthes.................................................................7
BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................................8
3.1. Jenis Penelitian...................................................................................................8
3.2. Fokus penelitian.................................................................................................8
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini, fenomena homoseksualitas semakin marak. Baik itu lesbian
maupun gay, dewasa ataupun remaja. Homoseksual bukan lagi merupakan hal
yang tabu bagi beberapa orang.

Dalam dunia homoseksual, ada dua macam yaitu gay dan lesbi. Gay adalah
laki-laki yang mempunyai perasaan ketertarikan seksual dengan laki-laki,
sementara lesbi adalah wanita yang mempunyai ketertarikan seksual dengan
perempuan. Lesbi bukanlah hal yang baru di dalam masyarakat, hanya saja apakah
masyarakat sadar atau tidak karena lesbian lebih menutup diri rapat-rapat. Akan
tetapi seiring perkembangan zaman, kaum lesbi lebih terbuka. Hal ini
menghadirkan fenomena baru. Dalam dunia lesbian dikenal empat karakter yaitu
Butchi, Femme, Andro, dan No Label. Pada umumnya cinta seorang lesbian lebih
mendalam dan lebih kuat dari pada cinta heteroseksual. Meskipun pada relasi
lesbian, tidak didapatkan kepuasan yang wajar
(http://duniapsikologi.dagdigdug.com).

Film adalah fenomena sosial, psikologi, dan estetika yang kompleks yang
merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar yang diiringi kata-kata
dan music. Sehingga film merupakan produksi yang multi dimensional dan
kompleks. Kehadiran film di tengah kehidupan manusia dewasa ini semakin
penting dan setara dengan media lain. Keberadaannya praktis, hampir dapat
disamakan dengan kebutuhan akan sandang pangan. Dapat di katakan hampir
tidak ada kehidupan sehari-hari manusia berbudaya maju yan tidak tersentuh
dengan media ini.

Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas


membuat para ahli berfikir bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi
khalayaknya. Sejak itu, maka merebaklah berbagai penelitian yang hendak
melihat dampak dari film terhadap masyarakat.
Film Carol merupakan film yang berasal dari Amerika Serikat dengan genre
romance. Film ini disutradarai oleh Todd Haynes dan diproduksi oleh The
Weinstein Company. Film ini dibintangi oleh Rooney Mara, Cate Blanchett, dan
Sarah Paulson. Film berdurasi 118 menit ini bercerita tentang Therese Belivet
(Rooney Mara), seorang karyawati department store di Manhattan yang masih
muda. Kehidupan Therese yang awalnya berjalan normal menjadi menarik saat
kehaadiran Carol (Cate Blanchet) dalam hidupnya. Film percintaan antara dua
wanita New York di era 1950-an ini meraih empat penghargaan dari New York
Film Critics Circle di antaranya keluar sebagai pemenang Best Picture, Best
Director, Best Screenplay, dan Best Cynematography.

Film ini menarik untuk diteliti karena menyuguhkan fenomena tentang


Lesbian maupun transeksual yang sedang menjadi sorotan media yang tidak hanya
menjadi subjek, namun juga sebagai objek komoditi atau marjinalisasi lesbian.
Banyak tanda-tanda yang mempunyai makna terisrat dan tersurat dalam film ini
yang bisa dikaji peneliti.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka peneliti
merumuskan masalah, yaitu:
1. Bagaimana tanda-tanda yang merepesentasikan krisis identitas lesbian
dalam film Carol ?
2. Bagaimana pesan yang ingin disampaikan film Carol kepada
peontonnya

1.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui representasi krisis identitas lesbian yang
ditampilkan melalui film Carol.
2. Untuk mengetahui pesan yang ingin disampaikan film Carol kepada
penontonnya.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat akademis, penelitian in diharapkan mampu memberikan
tambahan referensi bahan pustaka, khususnya penelitian tentang
analisis dengan minta pada kajian film dan semiotika.
b. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran
bagaimana krisis identitas lebian yang digambarkan pada film Carol
untuk tontonan masyarakat

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu


1. Penelitian terdahulu oleh Shinta Anggraini Budi Widianingrum jurusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dengan judul RASISME
DALAM FILM FITNA (analisis semiotika) tahun 2012.
2. Penelitian oleh Bayu A’an Saputra dengan judul REPRESENTASI
NASIONALISME DALAM FILM “GIE” KARYA RIRI RIZA (analisis
semiotika Roland Barthes) tahun 2015

2.2. Kerangka Teori

2.2.1. Komunikasi Massa


Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa (media cetak dan media elektronik). Dari sekian banyak definisi
media massa, bentuknya antara lain media elektronik (televisi dan radio),
media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film. Dalam
perkembangan komunikasi massa yang sudah modern dewasa ini, ada satu
perkembangan tentang media massa, yaitu ditemukan internet (Nuruddin,
2006: 4-5).
2.2.2. Film
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah lakon (cerita)
gambar hidup. Menurut definisi film melalui UU No. 8/1992 film adalah
karya cipta dan seni yang merupakan media komunikasi msa pandang-
dengar yang dibuat berdasarkan atas sinematografi dengan direkam pada
pita seluloid, pita video, priringan video dan/atau berhak atas hsil
penemuan teknologi linnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran memlui
proses kimiawi,elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara
yang dapat dipertunjukan dengan sistem proyeksi mekanik dan lain
sebagainya.

2.2.3. Jenis-jenis Film


Menurut sifatnya, film di bedakan menjadi:

a. Film Cerita (story film) adalah jenis film yang menggunakan


suatu cerita,yaitu yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung
bioskop dengan para bintang filmnya yang tenar.
b. Film Berita (newreel) adalah film mengenai fakta, peristiwa yang
benar-benar terjadi.
c. Film Dokumenter (documentary film) film documenter di
definisikan oleh Robert Flaherty sebagai karya cipta mengenai
kenyataan (creative treatment of actually).
d. Film Kartun (cartoon film) adalah film yang pda umumnya
dibuat untuk konsumsi anak-anak.

2.2.4. Semiotika
Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari Bahasa Yunani, semeion
yang berarti “tanda” (Sudjiman dan Van Zoest, 1996:vii).
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji
tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita gunakan dalam upaya
berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama
manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiology, pada dasarnya
hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-
hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat
dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate).
Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawaa informasi,
dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
mengkonstitusi system terstruktur dari tanda (Barthes,1988:179;
Kurniawan, 2001:53).

2.2.5. Semiotika Film


Film merupakan bidang kajian yang amat relefan bagi analisis
structural atau semiotika. Seperti yang dikemukakan Zoest, film dibangun
dengan tanda semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem
tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang
diharapkan. Berbeda dengan fotografi statis, rangkaian gambar dalam film
merupakan imaji dan sistem penandaan. Pada film digunakan tanda-tanda
ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu. Ciri gambar-
gambar film adalah persamaannya dengan realitas yang ditujukan. Gambar
yang dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang
dinotikasikannya (Sobur, 2006: 128).

2.2.6. Teori Semiotika Roland Barthes


Roland Barthes dikenal sebagai seorang pemikir strukturalis yang
getol mempraktikkan model linguistic dan semiology Saussurean. Ia
berpendapat bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan
asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Ia
mengajukan pandangan ini dalam Writing Degree Zero (1953:terj. Inggris
1977) dan Critical essays (1964;terj. Ingris 1972).

Secara teknis, Barthes menyebutkan bahwa mitos merupakan urutan


kedua dari system semiologi, sementara tanda-tanda berada pada urutan
pertama pada system itu (yaitu kombinasi antara pertanda dan penanda)
dan menjadi penanda dalam system kedua ( 1972:114). Dengan kata lain
tanda-tanda dalam system linguistic menjadi petanda bagi system mitos,
dan kesatuan antara penanda dan petanda dalam system itu disebut
”Penandaan”.
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang menurut
Kriyantono (2006:69) penelitian ini merupaka hasil kerja penulis sendiri atau
dengan kata lainpenulis sendiri yang langsung mengumpulkan informasi yang di
dapat dari objek penelitian. Setelah itu dideskripsikan secara utuh untuk
menemukan hasil penelitian, objek penelitian adalah scene-scene dlam film
CAROL yang menampilkan tanda tanda krisis identitas diri selama durasi flm
tersebut.

3.2. Fokus penelitian


Penelitian ini memfokuskan pada semiotika, yaitu sebuah ilmu yang
mengkaji tanda-tanda yang ada di dalam suatu objek pada sebuah kelompok
masyarakat, dan nantinya peneliti haruslah mengkaitkan simbol dan definisi
subjek yang terdapat pada film yang akan diteliti.

Anda mungkin juga menyukai