Anda di halaman 1dari 10

Workshop on Basic Evidence-Based Medicine 2021

16 November 2021

Pembicara : dr. Dewi Santosaningsih, SpMK, MKes, PhD


Introduction to Evidence Based Medicine
 EBM atau Evidence Based Medicine merupakan suatu integrasi antara research evidence
yang terbaik / terbaru dengan clinical expertise dan patient value dimana dengan
kombinasi knowledge dan relevant scientific evidence akan menghasilkan suatu level
evidence terbaik yang akan memicu terbentuknya suatu keputusan klinis.
 Clinical expertise didapatkan melalui suatu pengalaman dan praktik klinis, dimana dapat
ditemukan dari berbagai hal terutama pada diagnosis yang lebih efektif dan efisien serta
identifikasi terhadap kebutuhan, hak serta keputusan pasien
 Relevant scientific merupakan penelitian yang berasal dari ilmu kesehatan dasar dan
penelitian yang berdasar pada klinis pasien.
 Good doctors atau seorang dokter yang baik selalu berdasarkan pada clinical expertise
dan penelitian – penelitian evidence yang terbaik. Keuntungan dari penggunaan EBM ini
ialah memperbaiki kualitas pelayanan melalui identifikasi dan praktik klinik.
 5 tahapan EBM;
o Mengubah informasi yang dibutuhkan menjadi pertanyaan yang dapat dijawab
o Mencari bukti ilmiah yang terkait dengan pertanyaan yang akan dijawab
o Melakukan telaah kritis
o Mengaplikasikan telaah kritis pada praktik klinis
o Evaluasi praktik klinis
 Hierarki dari evidence based medicine sendiri dimulai dari case report sebagai level
terendah hingga meta analisis / systematic review sebagai level tertinggi di suatu
penelitian. EBM sendiri tidak terbats di RCT maupun meta-analisis, namun meta analisis
atau systematic review sendiri merupakan suatu gold standar dalam menentukan suatu
keputusan terapi yang baik dan setelah menemukan EBM tersebut harus tetap dilakukan
telaah kritis.
 Level evidence dari terendah hingga tertinggi:

o Pendapat pakar / latar belakang informasi

o Laporan kasus / seri kasus

o Studi case control

o Studi kohort

o Random control trial

o Systematic review / meta analisis

 EBM juga digunakan dalam pembuatan suatu guideline, dimana dalam menentukan suatu
guideline terdapat 16 pertanyaan yang harus dijawab dan dilakukan pemetaan terhadap
kelas rekomendasinya.

Pembicara : dr. M. Anshory, Sp. PD

Answerable Questions and PICO


 Answerable questions / pertanyaan yang dapat dijawab secara ilmiah dan harus bersifat
ilmiah dimana hal ini merupakan langkah awal dalam menemukan suatu EBM.
 Langkah dari EBM
o Ask  Tanya jawab berdasarkan pertanyaan klinis tentang kebutuhan kesehatan
pasien tertentu.
o Acquire  Temukan bukti dengan mencari literatur.
o Appraise  Telaah kritis (cek validitas, relevansi klinis, dan aplikasi klinis)
o Apply  Penerapan EBM pada praktik klinis
o Assess  Evaluasi dari praktik klinis
 PICO  merupakan suatu metode yang digunakan untuk membantu menjawab
pertanyaan – pertanyaan dengan menggunakan PICO maka kita akan membedah dari
pertanyaan tersebut menjadi beberapa komponen dan menggabungkannya untuk
melakukan pencarian.
 PICO terdiri dari:
o P  problem, patient, population (karakteristik paling penting pada suatu pasien)
o I  intervention atau paparan (contoh: placebo, terapi standar, dll)
o C  comparison (sama seperti intervention, sebagai perbandingan pada
intervensi)
o O  outcome (apa yang ingin dicari dari penelitian tersebut, missal :turunnya
angka mortalitas dan morbiditas)
 Alternatif dari penggunaan PICO :
o PICOS  PICO + desain studi
o SPIDER  sample, phenomenon of interest, design, evaluation, research type
o SPICE  Settings, perspective, intervension, comparison, evaluation
o ECLIPSE (kebijakan / manajemen kesehatan)  expectations, client group,
location, impact, professionals, service

Pembicara : dr. Perdana Aditya Rahman, Sp. PD

Evidence Based Case Report


 EBCR merupakan suatu case report dengan pendekatan sistematik dan evidence
based pada suatu manajemen kasus, pada penulisannya langkah 5A harus diterapkan
sehingga membuat suatu laporan kasus yang berbasis EBM
 Bagaimana perbedaan antara EBCR dengan suatu laporan kasus biasa?
o Berdasarkan tipe kasus, laporan kasus konvensional biasanya memiliki konten
kasus kasus yang jarang terjadi atau kasus yang kompleks sedangkan untuk
EBCR dapat diterapkan pada kasus kasus yang sering terjadi / sehari - hari
hingga kasus yang kompleks
o Berdasarkan kasus, pada EBCR kasus sendiri merupakan trigger / pencetus
bagaimana kita ingin menelaah dan memproses kasus tersebut sedangkan pada
laporan kasus konvensional, kasus menjadi suatu topik utama yang menarik
o Berdasarkan central interest, laporan kasus konvensional memiliki penjabaran
kasus yang cukup panjang mencakup timeline dari kasus tersebut. Sedangkan
EBCR lebih menekankan diskusi sesuai dengan EBM tentang diagnosis, terapi
dan luaran kasus tersebut.
o Berdasarkan metode, laporan kasus konvensional melaporkan dengan metode
klasik sedangkan untuk EBCR lebih mengembangkan suatu pertanyaan
dengan strategi mencari dan memilah
 Langkah – langkah dalam EBCR adalah ;
o Tentukan suatu masalah, lalu ubah menjadi pertanyaan yang dapat dijawab

o Lakukan pencarian evidence

o Lakukan telaah kritis pada evidence yang ditemukan

o Analisis

o Diskusi dan kesimpulan

 Area EBM:
o Diagnosis

o Etiologi

o Terapi

o Prognosis

 Dalam mencari suatu informasi, maka informasi yang baik adalah:


o Valid (mengandung data berkualitas tinggi)

o Relevant (secara klinis dapat diaplikasikan)

o Komprehensif

o Terjangkau (akses mudah)

 Telaah kritis / critical appraisal merupakan suatu penilaian kritis terhadap suatu
artikel yang melibatkan pembacaan secara cermat pada analisis metodologi, isi, serta
kesimpulan

Pembicara : Siti Rizny F. Saldi, Apt, MSc


Strategies in Selecting Relevant Articles, and How to Assess Risk of
Bias in RCT and Non-RCT Studies
 Bagaimana cara menyeleksi artikel yang relevan?
o Gunakan metode PICO

o Tentukan aturan studi yang relevan / sesuai dengan pertanyaan ilmiah yang telah
anda susun berdasarkan PICO dan desain studi yang sesuai
 Tipe tipe evidence terbaik sesuai dengan pertanyaan:
o Fenomena  apa yang menjadi fenomena atau problem?  tipe metodologi :
observasi
o Frekuensi  bagaimana frekuensi dari masalah tersebut ?  cross sectional
dengan random sample
o Diagnosis  informasi yang dibutuhkan untuk pemeriksaan diagnosis
(sensitivitas, akurasi)  studi systematic review atau meta analisis, cross
sectional dengan random sample
o Terapi  informasi yang dibutuhkan terkait terapi (biaya, efektivitas)  studi
systematic review atau meta analisis, RCT atau double blind RCT
o Prognosis  informasi yang dibutuhkan terkait luaran suatu kasus, komplikasi
yang kemungkinan dapat terjadi  studi systematic review atau meta analisis
tentang prognosis kasus atau studi kohort
o Etiologi  informasi tentang penyebab dan faktor penyebab terjadinya suatu
kasus  studi systematic review, meta analisis dari suatu RCT atau studi
observasional, studi kohort, atau studi case control
 Telaah kritis
o Telaah kritis menggunakan prinsip : validitas, importance, dan applicability

o Cara menentukan validitas  tentukan metode dan lihat hasil

o Cara menentukan importance clinical judgement, lihat hasil P

o Cara melihat apakah dapat diterapkan  pastikan bahwa pasien anda sesuai
dengan ketentuan pada penelitian tersebut
 Validitas pada telaah kritis:
o Bias merupakan suatu kesalahan sistematis atau deviasi dalam suatu kebenaran.
Bias dapat terjadi dengan berbagai bentuk seperti pemilihan populasi atau
informasi. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut ialah dengan
menggunakan Cochrane RoB, CEBM Oxoford, dsb

Pembicara : dr. Nuretha Hevy H., M.Sc., Sp.KKLP

Evidence Based Practice


 Evidence Based Practice merupakan sebuah pendekatan dimana seorang professional
medis menggunakan bukti terbaik dalam membuat suatu keputusan klinis yang
melibatkan pasien.
 EBP terdiri dari 3 prinsip  best scientific evidence, clinical experience, patient
values
 Langkah EBP sendiri terdiri dari 5 tahapan :
o Assess

o Ask  bisa menggunakan PICO, SPIDER, ECLIPSE, SPICE

o Acquire  lakukan pencarian dari sumber yang berkualitas (systematic review,


journal, buku, protocol / pedoman, statistic)
o Appraise  selalu cek V-I-A (validity, importance, applicability)

o Apply  Gunakan bukti evidence dengan pengetahuan anda dan terapkan pada
keputusan yang akan diambil untuk pasien tersebut.
 Halangan yang menyebabkan seorang praktisi tidak menerapkan EBP:
o Kemampuan untuk mengakses dan menilai suatu bukti

o Lingkungan sekitar, lingkungan dapat menjadi faktor untuk mengenalkan atau


jutru menjadi penghalang untuk mengakses informasi
o Finansial dan SDM

o Budaya di tempat kerja


o Kemampuan klinis

o Harapan dan kekhawatiran pasien

Pembicara : dr. Nuretha Hevy H., M.Sc., Sp.KKLP

Introduction Systematic Review and Meta Analysis


 Systematic review adalah suatu peninjauan yang dilakukan sesuai dengan metode
penelitian ilmiah, yang dirancang untuk meminimalisir bias dan kesalahan pada suatu
narasi yang ditulis secara tradisional
 Bagaimana perbedaan antara systematic review dan literatur review?
o Systematic review akan membentu seorang klinisi dalam menemukan bukti yang
berkualitas tinggi sehingga akan membantu dalam EBP sedangkan literatur
review hanya menyediakan kesimpulan dari suatu literatur topik.
 Meta analisis merupakan bukti dengan pendekatan kuantitatif untuk
mengkombinasikan secara sistematis penelitian sebelumnya sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan baru yang dapat diaplikasikan
 Mengapa meta analisis?
o Untuk meningkatkan kekuatan suatu statistic secara signifikan

o Untuk meningkatkan presisi

o Untuk menjawab pertanyaan tidak bergantung pada studi individual

o Untuk menekan suatu kontroversi terhadap suatu penelitian

 Bagaimana mengumpulkan meta analisis?


o Menyusun pertanyaan klinis

o Pencarian artikel

o Menyusun kriteria yang sesuai

o Kualitas studi  modified jaded scale, Newcastle Ottawa scales (NOS),


methodological index for non randomized studies
o Ekstraksi data
o Analisis statistic  pooled effect, heterogenitas, publication bias

o Melaporkan meta analisis

Pembicara : Dr. Ir. Natalie Terzikhan, Ph.D (Erasmus Medical Center, the Netherlands)

Basic Epidemiology and it clicinal relevance


 Epidemiologi merupakan suatu ilmu dibalik kedokteran dimana akan mempelajari
suatu individu, populasi dan sifat penyakit.
 Studi desain yang digunakan ialah kuanitatif, kohort (pada suatu kelompok yang
besar), deskriptif (cross sectional) dan analitik
 Mengapa epidemiologi sangat penting?
o Identifikasi distribusi penyakit

o Identifikasi faktor penyebab

o Identifikasi metode untuk mengendalikan penyebab

Pembicara: Widuaningsih, SKM., MKM (FKUI)

Basic Epidemiology and it clicinal relevance


 Perbedaan EBM dan systematic review
o EBM :

 Langkah :

 Menyusun answerable question

 Lakukan pencarian bukti

 Telaah kritis

 Aplikasi

 Waktu yang dibutuhkan  90 detik

 Hanya membutuhkan waktu < 20 artikel


 Pasien dapat terselamatkan dengan cepat

o Systematic review

 Langkah :

 Menyusun answerable question

 Lakukan pencarian bukti ++++

 Telaah kritis 2x

 sintesis

 Aplikasi

 Waktu yang dibutuhkan  6 bulan

 Membutuhkan > 2000 artikel

 Pasien tidak dapat terselamatkan

 Setelah focus pada PICO, dan menentukan kata kunci maka kata kunci tersebut dapat
dikombinasi dengen cara Boolean operator (OR, AND)
 Strategi mencari bukti:
o Berdasarkan kriteria yang sesuai dan telah ditetapkan

o Minimalisir dalam resiko mencari penelitian yang tidak sesuai atau terlalu banyak
bukti
o Mulai dengan 2-3 konsep

o Focus dengan hal yang paling dapat ditemukan pada judul dan abstrak

 Meningkatkan sensitivitas :
o Gunakan Boolean operator (OR)

o Perluas pencarian dengan MeSH thesaurus

o Gunakan pencarian pada database

 Sumber untuk mencari:


o Database bibliography (medline, embase, cochrane)
o Sumber lainnya (jurnal, buku)

Anda mungkin juga menyukai