Anda di halaman 1dari 5

SENYAWA HIDROKARBON

Senyawa hidrokarbon banyak terdapat disekitar kita. Senyawa tersebut


memberikan banyak manfaat di berbagai bidang kehidupan. Senyawa hidrokarbon
menyusun cat dan tiner yang memperindah tampilan rumah. Selain itu, senyawa
hidrokarbon juga menyusun polimer. Polimer plastik dimanfaatkan sebagai atap
bangunan dan daun pintu. Polimer serat sintetis digunakan dalam bidang tekstil.
Senyawa hidrokarbon terdiri atas beberapa jenis dengan sifat berbeda-beda.
A. Definisi Senyawa Hidrokarbon
Hidrokarbon termasuk senyawa organik. Senyawa hidrokarbon merupakan
senyawa organik yang paling sederhana. Hidrokarbon hanya tersusun atas unsur
karbon (C) dan hidrogen (H). Salah satu peran penting hidrokarbon sebagai bahan
bakar. Bensin merupakan campuran berbagai senyawa hidrokarbon. Gas metana,
propana, dan butana juga termasuk senyawa hidrokarbon yang bisa menghasilkan
energi besar. Senyawa hidrokarbon dapat mengandung ikatan tunggal, rangkap dua
atau rangkap tiga. Senyawa hidrokarbon juga dapat membentuk cincin yang
mengandung ikatan tunggal atau rangkap dua.
1. Identifikasi Unsur Karbon, Hidrogen, dan Oksigen dalam Senyawa Organik
Senyawa hidrokarbon tersusun atas unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Contoh
senyawa hidrokarbon paling sederhana mempunyai rumus CH4. Senyawa CH4
dinamakan metana. Metana terdiri atas 1 unsur C dan 4 unsur H. Beberapa contoh
senyawa hidrokarbon yang lain adalah C3H8 (propana), C2H4 (etena), dan C2H2
(asetilena). Senyawa hidrokarbon merupakan sumber utama untuk membentuk
senyawa organik yang lebih besar dan kompleks. Kegunaan lain campuran senyawa
hidrokarbon sebagai bahan baku produk-produk industri, seperti plastik dan karet
sintesis. Industri yang menggunakan bahan baku senyawa hidrokarbon dinamakan
industri petrokimia.
2. Sumber Senyawa Organik atau Senyawa Karbon
a. Tumbuhan dan Hewan
Tumbuhan dan hewan berperan dalam pembentukan senyawa karbon misalnya
karbohidrat, protein, lemak dan berbagai senyawa yang tidak mungkin diperoleh
dan ditemukan di luar tumbuhan dan hewan.
b. Batu Bara
Batu bara merupakan hasil pelapukan tumbuhan yang berlangsung jutaan
tahun yang lalu dengan tekanan dan temperatur yang sangat tinggi.
Pengolahan batu bara dengan cara distilasi pemecahan (cracking)
menghasilkan gas batu bara, ter batu bara, dan kokas.
c. Gas Alam dan Minyak Bumi
Gas alam dan minyak bumi mengandung banyak senyawa karbon yang
berperan penting dalam berbagai industri. Komponen utama dalam gas alam
dan minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon.
3. Kekhasan Atom Karbon dalam Membentuk Senyawa Hidrokarbon
a. Atom Karbon Memiliki 4 Elektron Valensi
Pada sistem periodik unsur, unsur karbon terletak pada golongan IVA periode
2. Unsur karbon mempunyai konfigurasi elektron 6C: 1s2 2s2 2p2. Elektron-
elektron yang menempati kulit K sebanyak dua elektron dan empat elektron
lainnya menempati kulit L. Kulit L merupakan kulit terluar atau disebut kulit
valensi. Oleh karena itu, atom karbon mempunyai empat elektron valensi. Atom
karbon dapat mencapai susunan elektron yang stabil seperti susunan elektron gas
mulia dengan menangkap empat elektron. Dengan demikian, setiap atom karbon
dapat membentuk empat ikatan kovalen tunggal melalui penggunaan bersama
empat pasang elektron dengan atom lain. Sebagai contoh, atom C dapat berikatan
dengan empat atom H yang masing-masing memiliki satu elektron valensi.
Dengan demikian, atom C dan H sekarang mempunyai konfigurasi elektron
seperti gas mulia. Atom C mendapat konfigurasi oktet seperti unsur neon (Ne),
sedangkan atom H mendapat konfigurasi duplet seperti unsur helium (He).
b. Atom Karbon Relatif Kecil
Ditinjau dari konfigurasi elektronnya, diketahui bahwa atom karbon
mempunyai dua kulit atom sehingga jari-jari atomnya relatif kecil. Ukuran atom
karbon relatif kecil mengakibatkan jarak antara elektron terluar dengan inti relatif
dekat. Oleh karena itu, ikatan yang terbentuk relatif kuat dan dapat membentuk
ikatan kovalen rangkap.
c. Atom Karbon dapat Membentuk Rantai Karbon
Selain berikatan dengan atom H, atom C juga berikatan dengan sesama atom
C dengan ikatan yang kuat. Oleh karena itu, atom karbon dapat membentuk
rantai karbon. Akibatnya, jumlah senyawa hidrokarbon mencapai jutaan.
Semakin banyak atom C dalam satu molekul senyawa hidrokarbon, semakin
banyak pula kemungkinan rumus strukturnya. Contoh C5H12 mempunyai tiga
rumus struktur sebagai berikut.

4. Posisi Atom Karbon


Berdasarkan jumlah atom lain yang terikat pada atom karbon induk, posisi atom
karbon dibedakan menjadi empat. Keempat posisi atom karbon tersebut sebagai
berikut.
a. Atom C primer adalah atom karbon yang mengikat satu atom C lain.
b. Atom C sekunder adalah atom karbon yang mengikat dua atom C yang lain.
c. Atom C tersier adalah atom karbon yang mengikat tigas atom C yang lain.
d. Atom C kuarterner adalah atom karbon yang mengikat empat atom C yang
lain.
5. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon dibedakan berdasarkan jenis ikatan dan bentuk rantai
karbonnya.
a. Berdasarkan Jenis Ikatan
Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa hidrokarbon, senyawa
hidrokarbon dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu hidrokarbon jenuh dan
hidrokarbon tidak jenuh.
1) Hidrokarbon Jenuh
Hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan
tunggal. Senyawa yang termasuk hidrokarbon jenuh adalah alkana.
2) Hidrokarbon Tidak Jenuh
Hidrokarbon tidak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki
ikatan rangkap, baik rangkap dua atau rangkap tiga. Dikatakan tidak jenuh
karena ikatan rangkap masih dapat mengalami pemutusan. Senyawa
hidrokarbon ini meliputi alkena (berikatan rangkap dua) dan alkuna
(berikatan rangkap tiga).
Contoh :

b. Berdasarkan Bentuk Rantai Karbon


Berdasarkan bentuk rantai kerbonnya, senyawa hidrokarbon digolongkan
menjadi tiga yaitu hidrokarbon alifatik, siklik dan aromatik.
1) Hidrokarbon Alifatik
Hidrokarbon alifatik merupakan senyawa hidrokarbon dengan rantai
karbon terbuka. Hidrokarbon alifatik dapat berupa hidrokarbon jenuh atau
hidrokarbon tidak jenuh.
2) Hidrokarbon Siklik
Hidrokarbon siklik merupakan senyawa hidrokarbon dengan rantai
karbon tertutup atau mengandung unsur cincin. Hidrokarbon siklik yang
berikatan tunggal (jenuh) disebut hidrokarbon asiklik. Berdasarkan atom
penyusunannya, hidrokarbon siklik dibedakan menjadi dua yaitu
homosiklik dan heterosiklik. Homosiklik merupakan senyawa hidrokarbon
tertutup yang hanya tersusun dari atom karbon (C) dan hidrogen (H).
Adapun heterosiklik merupakan senyawa hidrokarbon tertutup yang salah
satu atau lebih atom C atau H digantikan oleh atom lain, seperti S, O, N,
atau unsur golongan halogen.
3) Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang terdiri
atas enam atau lebih atom C yang berstruktur cincin dan mengandung
ikatan jenuh serta tidak jenuh. Ikatan jenuh dan tidak jenuh terletak
berselang-seling (terkonjugasi). Senyawa ini disebut hidrokarbon aromatik
karena mempunya bau yang khas.

B. Alkana, Alkena, dan Alkuna


1. Alkana (CnH2n+2)
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan kovalen
tunggal. Alkan disebut hidrokarbon jenuh, dapat berupa senyawa alifatik
maupun siklik. Alkana juga dinamakan parafin. Parafin berasal dari kata latin
parum yang berarti sedikit dan affinis yang berarti afinitas atau daya gabung.
Dengan demikian, parafin berarti senyawa yang memiliki daya gabung rendah.
Dengan kata lain, alkana sukar bereaksi dengan zat lain. Alkana mempunyai
rumus umum:
CnH2n+2
n = jumlah atom karbon

Rumus Molekul Nama


CH4 Metana
C2H6 Etana
C3H8 Propana
C4H10 Butana
C5H12 Pentana
C6H14 Heksana
C7H16 Heptana
C8H18 Oktana
C9H20 Nonana
C10H22 Dekana

a. Tata Nama Alkana


Tata nama atau cara penamaan senyawa alkana dikenal dengan
nomenklatur. Cara pemberian nama diatur secara internasional oleh
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry). Tujuannya
agar diperoleh keseragaman nama pada senyawa-senyawa alkana. Sebelum
mempelajari cara penamaan alkana, perlu dipahami lebih dahulu mengenai
gugus alkil.
1) Gugus Alkil
Gugus alkil adalah senyawa alkana yang kehilangan satu atom
H. Alkil mempunyai rumus umum CnH2n+1. Penamaan alkil
sesuai nama alkananya, tetapi akhiran -ana pada alkana diganti
-il.
Tabel 2.3. Alkil dan Rumus Strukturnya.
Rumus Struktur Nama
-CH3 Metil
-C2H5 Etil
-C3H7 Propil
-C4H9 Butil
-C5H11 Amil atau Pentil
-C6H13 Heksil
-C7H15 Heptil
-C8H17 Oktil
-C9H19 Nonil
-C10H21 Desil

2) Tata Nama
Tata nama senyawa alkana sebagai berikut.
a) Alkana Rantai Lurus (Tidak Bercabang)
Alkana diberi nama sesuai jumlah atom C-nya dan
diberi awalan n- (n = normal, tidak bercabang)
Contoh:
CH3 – CH2 – CH3 n-propana
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH 3 n-pentana
b) Alkana Rantai Bercabang
(1) Nama alkana dipillih berdasarkan rantai C terpanjang
(rantai utama/rantai induk).
(2) Atom-atom C yang terletak di luar rantai utama
merupakan cabang atau gugus alkil.
(3) Penomoran atom C pada rantai utama dimulai dari
ujung yang terletak dengan cabang.

Anda mungkin juga menyukai