Disusun Oleh:
Anistia
Rauzatul Jannah
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami, ibuk Yusrawati s, M, Pd. dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Penulis
DAfTAR ISI
Halaman Judul
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
d. Eiket Bertelepon
PENDAHULUAN
Elemen ini harus diperhatikan dalam setiap fase pelayanan publik mulai
dari penyusunan kebijakan pelayanan, desain struktur organisasi pelayanan,
sampai pada manajemen pelayanan untuk mencapai tujuan akhir dari pelayanan
tersebut. Dalam konteks ini, pusat perhatian ditujukan kepada aktor yang terlibat
dalam setiap fase, termasuk kepentingan aktor-aktor tersebut – apakah para aktor
telah benar-benar mengutamakan kepentingan publik diatas kepentingan-
kepentingan yang lain. Misalnya, dengan menggunakan nilai-nilai moral yang
berlaku umum (six great ideas) seperti nilai kebenaran (truth), kebaikan
(goodness), kebebasan (liberty), kesetaraan (equality), dan keadilan (justice), kita
dapat menilai apakah para aktor tersebut jujur atau tidak dalam penyusunan
kebijakan, adil atau tidak adil dalam menempatkan orang dalam unit dan jabatan
yang tersedia, dan bohong atau tidak dalam melaporkan hasil manajemen
pelayanan.
1.3.Tujuan
PEMBAHASAN
Secara etimologi kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "Ethos", yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos"
dan dalam bentuk jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara
hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Sedangkan etiket berasal dari bahasa
Perancis etiquette yang berarti aturan sopan santun dan tata cara pergaulan yang
baik antara sesama manusia. Biasanya orang yang mengerti dan menghayati etiket
akan lebih berhasil dalam pergaulan dan pekerjaan. Etiket mengajarkan kita untuk
memelihara hubungan baik, bahkan memikirkan kepentingan dan keinginan orang
lain.
Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Namun meskipun
berbeda, ada persamaan antara keduanya, yaitu: keduanya menyangkut perilaku
manusia. Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Adapun tujuan etiket yang selalu ingin dicapai oleh setiap perusahaan menurut
Kasmir (2005 : 93-96) adalah sebagai berikut:
c. Membujuk Tamu
Salah satu cara membujuk tamu adalah melaui etiket karena mereka akan merasa
tersanjung akibat etiket yang diberikan oleh karyawan. Membujuk dapat
dilakukan dengan cara meyakinkan melalui perilaku, cara berbicara dan cara
berpenampilan sehingga tamu merasa terkesan dengan etiket yang kita jalankan.
d. Mempertahankan pelanggan
Pelayanan lewat etiket untuk pelanggan lama harus segera ditingkatkan.mengingat
mereka merupakan aset bagi perusahaan. Tujuan khusus untuk pelanggan yang
lama agar tidak akan pindah kepada perusahaan lain karena sudah merasa puas
atas layanan yang diberikan perusahaan
Adapun manfaat etiket menurut Kasmir Q005 : 97-98) dengan adanya etiket
adalah sebagai berikut:
a. Percaya Diri
Etiket dapat meningkatkan rasa percaya diri, bagi seluruh karyawan
perusahaan. Rasa percaya diri akan tumbuh dengan hal penampilan, cara bicara"
kemampuan maupun perilaku. Percaya diri yang tinggi perlu. Dan dilakukan
karena akan mampu menumbuhkan motivasi karyawan untuk meningkatkan
pelayanan yang sesuai dengan harapan atau tujuan perusahaan.
Karyawan akan sangat disegani dan disenangi karena etiket yang dimilikinya.
Manfaat yang dirasakan tamu sama seperti yang dirasakan oleh karyawan yang
memberikan pelayanan.
2.3 Ketentuan etiket pelayanan
Adapun ketentuan yang diatur dalam etiket secara umum menurut Kasmir (2005 :
81-84) sebagai berikut:
Artinya sikap dari perilaku sehari-hari yang ditunjukkan kapada pelanggan pada
saat berhubungan dengan pelanggan atau pada saat berada dalam satu ruangan
dengan pelanggan.
b. Penampilan
c. Cara Berpakaian
d. Cara Berbicara
Artinya cara kita berkomunikasi dengan tamu. Berbicara kepada tamu harus jelas,
singkat dan tidak bertele-tele. Jangan berbicara hal-hal yang bukan pada pokok
permasalahan, kecualijika hanya sekadar basa-basbasa-basi.
e. Gerak-gerik
Menurut Kasmir (2005 : 103) larangan dalam etiket pelayanan adalah perbuatan
yang dilarang dalam melayani nasabah pelanggan baik dari aual sampai
berakhirnya pelayanan.
Larangan etiket pelayanan yang secara umum dilakukan oleh perusahaan menurut
Kasmir (2005 : 105-109) adalah sebagai berikut:
Karyawan dilarang berpakaian sembarangan terutama pada saat jam kerja Selain
itu karyawan juga dilarang menggunakan baju kemeja yang digulung atau tidak
memasukkan baju ke dalam terutama untuk karyawan pria.
Fokuskan pembicaraan hanya dengan tamu yang sedang dilayani usahakan jika
karyawan yang lain mengajak berbicara, jangan dilayan .Jika dilayani maka tamu
akan tersinggung karena dianggap tidak serius dengan pekerjaannya.
Artinya tidak menampakkan wajah cemberut memelas atau sedih pada saat
melayani tamu. Hal tersebut dianggap melayani tamu karena terpaksa. Oleh
karena itu karyawan selalu menampakkan wajah yang riang dan ceria.
Salam dan tegur sapa merupakan pintu gerbang pergaulan. Tanpa salam dan
tegur sapa berarti akan tertutupnya sebuah tujuan, dan merupakan hambatan besar
dalam berkomunikasi. Ucapan salam dan tegur sapa bukanlah berarti
mengucapkan kata-kata yang sudah menjadi ketentuan saja, namun salam dan
tegur sapa dapat diperlihatkan dengan sikap, mimik, dan gerak-gerik tertentu.
Salam dan tegur sapa bermanfaat untuk memulai suatu komunikasi, sedangkan
komunikasi mutlak diperlukan dalam aktivitas pelayanan yang berhubungan
dengan pelayan jasa.
Jabat tangan dengan mantap dan sambil menatap lawannya akan memiliki
kesan pertama yang baik. Bersalaman adalah suatu kebiasaan yang baik dalam
setiap kali manusia bertemu. Cara bersalaman yang wajar adalah dengan saling
bergenggaman tangan, lalu digoyang-goyangkan sekedarnya, sebagai sambutan
hangat, lalu dilepas dan tangan kembali pada posisi semula.
Cara menerima tamu harus dipelajari menurut sopan santun yang berlaku
umum dan dilaksanakan secara baik agar dapat memberikan kesan yang
profesional, menyenangkan, dan memuaskan yang pada gilirannya akan
memberikan citra yang baik instansi pemerintah yang bersangkutan. Jika ada
pengguna jasa ataupun tamu datang, pelayan harus menyambutnya dengan
seramah mungkin dan memberikan perhatian sepenuhnya.
d. Etiket Bertelepon
- Setelah mengucapkan salam, sebutkan identitas diri kita dengan jelas lalu
kemukakan keinginan kita untuk berbicara dengan orang yang kita tuju.
- Ucapkan terima kasih jika kita disuruh menunggu. Jangan menggerutu atau ingin
buru-buru.
- Bila orang yang dituju tidak ada di tempat, beritahukan dengan sopan dan
tawarkan padanya untuk meninggalkan pesan.
KESIMPULAN
3.1.Kesimpulan
Etika
Etiket
Hanya berlaku dalam pergaulan. Etiket tidak berlaku saat tidak ada orang
lain atau saksi mata yang melihat.
Bersifat relatif.
Hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja.
Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan oleh manusia.
3.2. Saran
Sebagai generasi penerus bangsa alangkah lebih baiknya jika kita tetap
menjunjung dan menerapkan prinsip dan nilai nilai etiket dan kehidupan sehari-
hari agar kehidupan sehai-hari agar akhlak yag baik dalam keluarga, lingkungan
pergaulan maupun masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA