DISUSUN OLEH :
(2021/2022)
KATA PENGANTAR
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Untuk itu,
penulisan mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Erni M.Pd/ Drs. Herwandi, M.Pd.s selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
indonesia yang senantiasa memberikan arahan dan proses penulisan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
B. Saran….........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa.
Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan media yang digunakan, topik
pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras bahasa adalah kesesuaian
antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan
dalam laras bahasa daripada aspek lain dalam ragam bahasa. Selain itu, konsepsi
antara ragam dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek komunikasi
bahasa. Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam bahasa. Misalnya, laras
bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ragam dan Laras Bahasa Indonesia?
2. Apa saja Klasifikasi Ragam dan Laras Bahasa Indonesia?
3. Apa saja Jenis-jenis Ragam dan Laras Bahasa Indonesia?
4. Apa penyebab terjadinya Ragam Bahasa Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Ragam dan Laras Bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui Klasifikasi Ragam dan Laras Bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Ragam dan Laras Bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Ragam Bahasa Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbedaan konsep antara Ragam Bahasa dengan Laras Bahasa
Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau
pada konteks sosial tertentu. Laras dan ragam bahasa merupakan suatu kesatuan
dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita menggunakan laras dan ragam bahasa yang
baik dan benar, orang akan mengerti. Contoh, jika kita berbicara dengan orang yang
lebih tua dengan bahasa yang sopan dan laras yang digunakan tidak baik, tutur
bahasanya pun akan berantakan. Jadi, kita harus bisa memadukan laras dan ragam
bahasa yang baik dan benar
B. Klasifikasi Ragam Bahasa Indonesia
Menurut Hasan Alwi (2000:3), ragam bahasa dapat kita kenal menurut
golongan penutur bahasa dan ragam menurut jenis pemakaian bahasa. Ragam yang
ditinjau dari sudut pandang penutur dapat diperinci menurut patokan daerah,
pendidikan, dan sikap penutur. Ragam bahasa menurut sikap penutur mencakup
sejumlah corak bahasa Indonesia yang masing-masing pada asasnya tersedia bagi tiap
pemakai bahasa (langgam/gaya) (Hasan Alwi, 2000:5). Ragam bahasa adalah variasi
bahasa menurut pemakaiannya, topik yang dibicarakan hubungan pembicara dan
teman bicara, dan medium pembicaraannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia:
2005:920).
2
Ragam Bahasa terdiri atas :
a. Ragam baku Ragam baku merupakan ragam bahasa yang dilembagakan dan
diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam bahasa baku memiliki
sifat, yaitu: kemantapan dinamis, cendekia, dan seragam. Kemantapan adalah
kesesuaian dengan kaidah bahasa; dinamis adalah tidak kaku; cendekia adalah ragam
baku dipakai pada situasi resmi; dan seragam adalah pembakuan bahasa agar dapat
dipakai dan dimengerti oleh setiap orang yang memakainya.
Ragam baku terdiri atas:
i. Ragam baku tulis merupakan ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-
buku pelajaran dan karya ilmiah. Ragam baku tulis berpedoman pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Pedoman
Umum Pembentukan Istilah, Tata Bahasa Bahasa Indonesia, dan Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
ii. Ragam baku lisan merupakan ragam bahasa baku dalam situasi lisan. Hal
yang menentukan baik tidaknya ragam baku lisan seseorang adalah banyak
sedikitnya pengaruh dialek atau logat bahasa daerah pembicara. Jika bahasa
yang digunakan atau logat yang digunakan masih sangat menunjukkan bahasa
atau logat bahasa daerah, dapat dikatakan bahasa baku lisan pembicara
tersebut masih kurang baik.
b. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh
ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
Contoh ragam bahasa yang ada di Indonesia: bahasa Sunda, Betawi, dan Jawa.
1. Bahasa Sunda (Nami abdi teh Rosa, abdi teu boga imah).
2. Bahasa Betawi (Name aye Rosa, aye kaga punya rumah).
3. Bahasa Jawa (Jenengku Rosa, aku ora duwe rumah).
3. Contoh Ragam Bahasa dalam berbagai jenis dan bentuk untuk berbagai
aspek klasifikasi ragam bahasa
Jenis-jenis Ragam Bahasa
a. Ragam Bahasa Dilihat dari Cara Penuturan Berdasarkan cara pandang penutur,
ragam bahasa dibagi menjadi empat. yaitu, sebagai berikut
1) Ragam Dialek Ragam dialek/daerah adalah variasi bahasa yang dipakai
oleh kelompok bangsawan di tempat tertentu (lihat Kridalaksana. 1993:42).
Dalam istilah lama disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang
mudah diamati ialah lafal (lihat Sugono, 1999:11). Logat bahasa Indonesia
orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota,
seperti mBandung. mBayuwangi, atau realisai pelafalan kata seperti
pendidi’an, tabra'an, kenai’an, gera'an. Logat daerah yang paling kentara,
3
yakni dari segi tata bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh orang
Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas. Logat
Indonesia orang Bali dan Jawa, yakni pada pelafalan bunyi /t/ dan /d/-nya.
Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan. turun naiknya nada, dan panjang
pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
2) Ragam Terpelajar Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga
mewamai penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan
oleh kelompok penutur berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan
yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama
dalam pelafalan kata yang berasal dari haliusa asing. seperti contoh dalam
tabel berikut.
Tidak terpelajar Terpelajar
Pideo Video
Pilem Film
Komplek Kompleks
Pajar Fajar
Pitamin Vitamin
3) Ragam Resmi Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi
resmi. seperti pertemuan pertemuan, peraturan peraturan, dan perundangan
undangan. Ciri-ciri ragam bahasa resmi adalah sebagai berikut.
Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
Menggunakan imbuhan secara lengkap.
Menggunakan kata ganti resmi.
Menggunakan kata baku.
Menggunakan EYD.
Menghindari unsur kedaerahan.
4) RagamTidak Resmi Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang
digunakan dalam situasi tidak resmi, seperti dalam pergaulan, atau percakapan
pribadi. Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebaiikan dari ragam bahasa resmi.
Ragam bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan
bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti
semakin resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
keformalannya, semakin rendah tingkat kebakuan bahasa yang digunakan
(Sugono, 1998:12-13)
b. Ragam Bahasa Dilihat Dari Cara Berkomunikasi Macam-macam ragam bahasa
dilihat dari cara berkomunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu seperti dibawah ini
1) Ragam Lisan Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang
dihasilkan oleh alat ucap (organ of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita
4
harus memperhatikan beberapa hal seperti tata bahasa. kosakata, dan lafal
dalam pengucapannya. Dalam hal ini dengan memperhatikan hal-hal tersebut,
pembicara dapat mengatur tinggi rendah suara atau tekanan yang dikeluarkan,
mimik/ekspresi muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan atau isyarat untuk
mengungkapkan ide sang pembicara.
Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal berikut ini.
a) Ragam bahasa cakapan.
b) Ragam bahasa pidato.
c) Ragam bahasa kuliah.
d) Ragam bahasa panggung.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan. yakni seperti dibawah ini.
a) Memerlukan kehadiran orang lain.
b) Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.
c) Terikat ruang dan waktu.
d) Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
2) Ragam Tulis Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam
bahasa tulis, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan
(ejaan) di samping aspek tata bahasa dan pemilihan kosakata, dalam hal ini
kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk
kata, susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan juga
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide kita.
Contoh ragam lisan, yakni meliputi ha!-hal di bawah ini.
a) Ragam bahasa teknis
b) Ragam bahasa undang-undang
c) Ragam bahasa catatan
d) Ragam bahasa surat
Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut.
a) Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b) Adanya unsur gramatikal (hubungan antar unsur-unsur bahasa
dalam satuan yang lebih besar) yang dinyatakan secara lengkap.
c) Tidak terikat oleh ruang dan waktu.
d) Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan
c. Ragam Bahasa Dilihat dari Topik Pembicaraan
5
1) Ragam Sosial Ragam social, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan
kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang
lebih kecil dalam masyarakat. Misalnya, ragam bahasa yang digunakan dalam
keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat dikatakan sebagai
ragam sosial. Selain itu, ragam sosial berhubungan pula dengan tinggi atau
rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan.
2) Ragam Fungsional Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa
yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan
tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan
penggunaannya. Ragam fungsional dapat menjadi bahasa negara dan bahasa
teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi,
kedokteran, dan keagamaan.
3) Ragam Jurnalistik Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang
dipergunakan oleh dunia persuratkabaran (dunia pers = media massa celak).
Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang
dipergunakan oleh seluruh media massa. Dalam hal ini termasuk media massa
audio (radio), audio visual (televisi), dan multimedia (internet). Ragam bahasa
jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang dibentuk oleh spesifikasi
materi yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam
bahasa ringkas.
4) Ragam Sastra Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif,
lentur. konotatif, kreatif, dan inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai
untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran. fantasi dan lukisan angan-
angan, penghayatan lahir dan batin, peristiwa dan khayalan dengan bentuk
istimewa. Dalam hal ini istimewa karena kekuatan efeknya pada
pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannva. Bahasa dalam ragam
sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian, di samping sebagai alat
komunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala
kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara,
panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata,
ulangan kata/kalimat di mana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek.
Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam karangan
umum. Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah. ragam bahasa sastra banyak
mengunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas - jelasnya
melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa
sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.
5) Ragam Politik dan Hukum Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh
penguasa dalam rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. Dengan
sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang
mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa di masyarakat.
Salah satu ciri khas bahasa hukum adaiah penggunaan kalimat yang panjang
dengan pola kalimat luas. Dalam hal ini diakui bahwa bahasa hukum
6
Indonesia tidak terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia
dalam strukturnya. Hal ini disebabkan hukum Indonesia pada umumnya
didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan
ditulis dalam bahasa Belanda. Namun, terkadang sangat sulit menggunakan
kalimat yang pendek dalam bahasa hukum karena dalam bahasa hukum
kejelasan norma-norma dan aturan terkadang membutuhkan penjelasan yang
panjang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud.
4. Penyebab terjadinya Ragam Bahasa Indonesia
Ragam bahasa timbul seiring dengan timbulnya perubahan di dalam
masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
keperluamya. Oleh karena banyaknya variasi, agar tidak mengurangi fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih
variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu, dalam hal ini disebut ragam
standar (Subarianto, 2000).
Ada beberapa factor sebagai penyebab timbulnya ragam bahasa yang ada di
Indonesia, yakni seperti di bawah ini,
1. Faktor Budaya Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang
berbeda, seperti di wilayah Jawa dan Papua serta beberapa wilayah Indonesia lainnya.
2. Faktor Sejarah Setiap daerah mempunyai kebiasaan (adat istiadat) dan bahasa
nenek moyang sendiri-sendiri dan berbeda-beda, antara daerah satu dengan daerah
lainnya.
3. Faktor Perbedaan Demografi Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti
wilayah di daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan bahasa
yang singkat jelas dan dengan intonasi volume suara yang besar dan tingi. Berbeda
dengan daerah pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang
panjang lebar disebabkan lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume
suara yang kecil.
Selain Faktor tersebut ragam bahasa juga terjadi karena perkembangan zaman, di
samping perbedaan cara penyampaiannya atau logat bahasanya.
7
penggunaannya yang boleh dikatakan sebagai ragam bahasa. Dalam ilmu
sosiolinguistik, ragam bahasa di istilahkan sebagai register atau laras ( Hudson,
1980,hlm. 48) yaitu satu istilah teknik untuk menerangkan perlakuan bahasa
(linguistik behaviour) seseorang individu apabila bahasa digunakan.
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras
bahasa terkait langsung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan,
sehingga dikenal laras bahasa ilmiah dengan bagian sub-sub larasnya.
2. Klasifikasi Laras Bahasa Indonesia
Pembedaan di antara sub-sub laras bahasa seperti dalam laras ilmiah itu dapat
diamati dari :
1. Penggunaan kosa kata dan bentukan kata.
2. Penyusunan frasa, klausa, dan kalimat.
3. Penggunaan istilah.
4. Pembentukan paragraf.
5. Penampilan hal teknis.
6. Penampilan kekhasan dalam wacana.
Hal-hal yang berhubungan dengan ragam dan laras bahasa adalah:
1. Hal yang berhubungan dengan penutur/ragam dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Latar belakang daerah penutur. Ragam bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh
latar belakang daerah penuturnya menimbulkan ragam daerah atau dialek. Dialek
adalah cara berbahasa Indonesia yang diwarnai oleh karakter bahasa daerah yang
masih melekat pada penuturnya.
b. Latar belakang pendidikan penutur. Berdasarkan latar belakang pendidikan
penutur, timbul ragam yang berlafal baku dan yang tidak berlafal baku khususnya
dalam pengucapan kosakata yang berasal dari unsur serapan asing. Kaum
berpendidikan umumnya melafalkan sesuai dengan lafal baku. Namun, untuk
yang kurang atau tidak berpendidikan, pelafalan diucapkan tidak tepat atau tidak
baku.
c. Situasi pemakaian, sikap, dan hubungan sosial penutur. Berdasarkan hal ini,
timbul ragam formal, semiformal, dan nonformal. Ragam formal digunakan pada
situasi resmi atau formal, seperti di kantor, dalam rapat, seminar, atau acara-acara
kenegaraan. Ragam formal menggunakan kosakata baku dan kalimatnya
terstruktur lengkap. Ragam formal juga dipakai jika penutur berbicara pada orang
yang disegani atau dihormati, misalnya pimpinan perusahaan. Ragam semiformal
dan nonformal biasa dipakai pada situasi tidak resmi seperti di warung, di kantin,
di pasar, pada situasi santai, dan akrab.
d. Ruang lingkup pemakaian atau pokok persoalan yang dibicarakan di
lingkungan kelompok penutur. Banyak persoalan yang dapat menjadi topik
8
pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari. Saat membicarakan topik tertentu,
seseorang akan menggunakan kosakata kajian atau khusus yang berhubungan
dengan topik pembicaraan tersebut.
Penggunaan ragam bahasa dan laras bahasa dalam penulisan karangan ilmiah
harus mengacu pada :
1.Ragam bahasa formal;
2. Ragam bahasa tulis;
3. Laras bahasa ilmiah; dan
4. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan
oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya,
yaitu:
1. Beku (frozen),
2. Resmi (formal),
3. Konsultatif (consultative),
4. Santai (casual), dan
5. Akrab (intimate).
3. Contoh Laras Bahasa dalam berbagai jenis dan bentuk untuk berbagai aspek
klasifikasi Laras bahasa
Jenis-Jenis Laras Bahasa
Abdullah Hassan (1997: 248) membahagikan laras bahasa kepada beberapa jenis,
iaitu:
1. Laras Bahasa Umum
Ciri-cirinya:
- Tidak mengandungi istilah teknikal.
- Menggunakan ayat yang berstruktur mudah.
- Tidak banyak menggunakan kata pinjaman.
Contoh Laras Bahasa Umum:
- Potong gaji jika salah guna kenderaan rasmi: KSN
PUTRA JAYA: Ketua atau pegawai jabatan yang menggunakan kenderaan rasmi
kerajaan untuk majlis bukan rasmi atau yang tidak diiktiraf kerajaan akan dikenakan
tindakan tatatertib, termasuk boleh dipotong gaji.
Sehubungan itu, Ketua Setiausaha Negara, Tan ri Samsudin Osman mengarahkan
semua ketua jabatan supaya memantau bagi memastikan kenderaan rasmi kerajaan
tidak disalah guna oleh mana-mana pihak.
9
2. Laras Bahasa Teknikal
Ciri-cirinya:
10
Contoh Laras Bahasa Agama
- Dari Anas r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: Seseorang muslim yang
menanam pohon atau tanam-tanaman , lalu sebahagian hasilnya dimakan burung,
manusia, atau binatang, maka orang yang menanam itu mendapat pahala
11
7. Laras Bahasa Kreatif
Ciri-cirinya:
- Menggunakan struktur ayat aktif dan ayat pasif.
- Menggunakan bentuk dialog atau kata bual seperti dalam skrip drama.
- Menggunakan bahasa perlambangan dan kiasan.
- Bersifat kreatif imaginatif, menggunakan bunga bahasa, dan bahasa hiasan.
- Tidak terdapat ciri khusus bahasa teknikal dan penggunaan ilustrasi.
- Terdapat unsur ambiguiti (ketaksaan) dari segi penggunaan kata dan struktur ayat.
- Terdapat penyimpangan (deviasi) dari segi fonologi, morfologi atau sintaksis.
- Menggunakan alat stilistik untuk tujuan menimbulkan kesan, misalnya
menggunakan unsur imejan.
Contoh Laras Bahasa Kreatif
- Pak tarik tali dengan lembut kalau-kalau wau mau jatuh. Tapi lekatnya cukup
kuat. Kalau tarik kuat tentu tali putus. Kalau tak putus wau tentu
terkoyak. Kemudian Pak ambil keputusan. Tali mesti ditarik. Mana tau kalau-
kalau wau jatuh juga. Carik boleh ditampung. Cucu-cucu pun bersorak
lagi. Mereka mau wau itu jatuh.
Tiba-tiba tali putus. Sorak cucu-cucu jadi senyap. Pak memandang muka cucu-
cucu. Cucu-cucu memandang muka Pak. Pakl cekak pinggang mendongak
tengok wau yang tersangku
12
9. Laras Bahasa Iklan
Ciri-cirinya:
- Terdapat penggunaan unsur grafik dan ilustrasi yang sangat kertara pada iklan
bercetak.
- Terdapat penggunaan gambar bergerak dan muzik yang jelas pada laras iklan
pandang-dengar.
- Terdapat penggunaan warna dan teknik kesan, khususnya pada iklan bercetak dan
iklan pandang-dengar.
- Struktur ayatnya pendek dan banyak menggunakan ayat tunggal.
- Menggunakan unsur retorik atau manipulasi bahasa secara berkesan.
- Menggunakan ungkapan dan istilah yang ‘stylish’.
- Menggunakan berbagai kaedah untuk memujuk atau menarik pengguna, seperti
kaedah umpan, gesaan, doa, dsbnya.
Contoh Laras Bahasa Iklan
- Sephia canggih, gaya sporty
- Kediaman ekslusif gaya hidup modern
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa.
Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan media yang digunakan, topik
pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Laras bahasa adalah kesesuaian antara
bahasa dan fungsi pemakaiannya. Konsepsi antara ragam bahasa dengan laras
bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek komunikasi bahasa. Laras bahasa
akan memanfaatkan ragam bahasanya.
Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan ragam bahasa dan laras bahasa.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,
orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Menurut Pasaribu (2011:14), ada dua hal pokok yang terdapat dalam ragam
bahasa, yaitu berdasarkan: (1) media berbahasa, (2) latar belakang penutur bahasa.
Sementara itu, Setyawati (2013: 2) membagi ragam bahasa atau variasi
pemakaian bahasa berdasarkan sarananya, suasananya, norma pemakaiannya,
tempat atau daerahnya dan bidang penggunaannya.
Sedangkan laras bahasa merupakan kesesuaian antara bahasa dan pemakainya.
Maksudnya ialah kesesuaian antara pemakainya dengan bahasa yang dipakai
dalam bidang tertentu atau pemakaian bahasa yang disesuaikan dengan bidang
ilmunya.
B. Saran
Besar harapan penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis mcnyadari bahwa tulisan ini
masih jauh dari sempuma. Penulis menyadari kurangnya materi yang terkandung
di dalam makalah ini, untuk itu dalam memperluas pemahaman pembaca tentang
materi ragam bahasa dan laras bahasa, diharapkan menggunakan panduan
tambahan lainnya.
Dan Jika ada kekurangan dalam penyampaian materi kami sangat
membutuhkan kritikan yang masuk dari para pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk..2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
d54a798dd7ad3011f11487712ec9573f.pdf
http://tugaskuliahremaja.blogspot.com/2017/02/makalah-laras-bahasa.html
15