A. Latar Belakang
Indonesia Tbk dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen.
perusahaan”.
yang ideal. Besar kecilnya dividen payout ratio akan mempengaruhi keputusan
investasi para pemegang saham dan di sisi lain berpengaruh pada kondisi
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna membiayai
investasi di masa yang akan datang. Oleh karenanya kebijakan dividen penting
besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen
Table 1
Dividen, Laba dan DPR PT Unilever Indonesia Tbk (Perseroan)
(dinyatakan dalam jutaan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Keterangan
Dividen Earnings
Jumlah
Tahun Dividen Laba Per Share Per Share DPR
saham
(Rp) (Rp) (dinyataka (dinyataka %
beredar
n lain) n lain)
2014 5,394,411 5,738,523 7,630 707 752 94.02
2015 5,783,540 5,851,805 7,630 758 766 98.96
2016 6,096,370 6,390,672 7,630 799 838 95.34
2017 6,638,100 7,004,562 7,630 870 918 94.77
2018 6,981,450 9,109,445 7,630 915 1,194 76.63
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis
(diolah,2020).
2018 mengalami fluktuasi. Pada periode 2014 DPR di PT Unilever Tbk yaitu
sebesar 94.02% dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 98.96%.
Akan tetapi pada tahun berikutnya yaitu tahun 2016 mengalami penurunan
menjadi 76.63%. Ini menunjukan bahwa rasio Dividend Payout Ratio tidak
stabil. Disisi lain para investor lebih tertarik jika Dividend Payout Ratio pada
perusahaan stabil. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sartono
macam faktor. Salah satu faktor yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan
dividen adalah laba. Karena besar kecilnya dividen diduga dipengaruhi besar
Tbk)”.
4
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
2014-2018?
2014-2018?
D. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui :
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
keuangan.
2. Kegunaan Praktis
pemegang saham.
b) Untuk Penulis
perkuliahan.
F. Kajian Pustaka/Teori
1. Dividen
1) Pengertian Dividen
Hafsah dkk (2016: 80) menyatakan bahwa:“ dividen adalah bagian laba
Pembagian keuntungan dengan cara ini disebut dividen”. Menurut Scott Besley
uang tunai yang dilakukan oleh para pemegang saham atas keuntungan
perusahaan, baik itu laba yang didapatkan dari periode yang sedang berjalan
pembayaran sejumlah uang kas (tunai) yang dilakukan perusahaan kepada para
dalam satuan rupiah. Dividen juga bisa dikatakan imbalan atas penggunaan
dana.
2) Jenis-Jenis Dividen
perusahaan ketika pembagian dividen tersebut. Menurut Hafsah dkk (2016: 81)
1. Deviden Tunai (Cash Dividends), yaitu bagian laba usaha yang dibagikan
kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Yang perlu
diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman
adanya dividen kas ialah apakah jumlah uang yang ada mencukupi untuk
pembagian dividen tersebut.
2. Dividen Harta (Property Dividends), yaitu bagian dari laba usaha
perusahaan yang dibagikan dalam bentuk harta selain kas. Aktiva yang
dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang
dimiliki oleh perseroan, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain.
8
dibagikan kepada pemegang saham tidak hanya dalam bentuk uang tunai.
Dividen yang dibagikan bisa saja dalam bentuk saham, barang dan surat
9
hutang. Dividen yang dibagikan dalam bentuk bukan uang tunai dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya karena saldo kas yang ada tidak cukup.
2. Kebijakan Dividen
merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun
akan dibagai kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan
untuk menambah modal guna pembiayaan dalam investasi dimasa yang akan
datang".
investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya modal alternatif, dan preferensi
masa yang akan datang”. Menurut Dewi Utari, dkk (2014:249) “Kebijakan
untuk perusahaan”.
kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba
ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Pada dasarnya
pengembangan perusahaan.
1. Kesempatan investasi
Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan
akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika dana ditanamkan pada
investasi yang menghasilkan NPV yang positif.
2. Profitabilitas dan Likuiditas
Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik
bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang
sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain
pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan
lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali
menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi , perusahaan
tersebut bisa membayar dividen dan sekaligus juga membuat senang
pemegang saham.
3. Akses ke Pasar Keuangan
Jika perusahaan mempunyai akses kepasar keuangan yang baik,
perusahaan bisa membayar dividen lebih tinggi. Akses yang baik bisa
membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
4. Stabilitas Pendapatan
Jika pendapatan perusahaan relative stabil, aliran kas dimasa mendatang
dapat diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa
membayar dividen lebih tinggi. Hal yang sebaliknya terjadi untuk
perusahan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil, maka
ketidakstabilan kas dimasa yang akan datang membatasi kemampuan
perusahaan memenuhi kemampuan perusahaan membayar dividen yang
tinggi.
11
saja, akan tetapi faktor eksternal juga dapat mempengaruhi dividen diantara
yaitu:
1. Stabilitas dividen
Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu
kemungkinan dinilai lebih baik daripada perusahaan yang membayar
dividen secara berfluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar
dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan
tersebut stabil dan sebaliknya, perusahaan dengan dividen tidak stabil
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik.
2. Target payout ratio
Sejumlah perusahaan mengikuti kebijakan target dividend payout ratio
jangka panjang. Hal ini akan mengakibatkan besarnya jumlah dividen
yang dibayarkan berfluktuasi atau dividennya tidak stabil. Perusahaan
hanya akan meningkatkan dividend payout ratio, jika pendapatan
perusahaan meningkat dan perusahaan merasa mampu mempertahakan
kenaikan pendapatan tersebut dalam jangka panjang.
3. Dividen reguler dan dividen ekstra
Salah satu cara perusahaan meningkatkan dividen kas adalah dengan
memberikan dividen ekstra di samping dividend reguler. Hal ini
biasanya dilakukan jika pendapatan perusahaan meningkat cukup besar,
tetapi sifatnya sementara. Apabila tidak terjadi peningkatan pendapatan
perusahaan, dividen yang dibagikan hanya dividend reguler.
kebijakan dividen. Menurut Agus Sartono (2012: 282) menyatakan bahwa ada
Menurut Baker et al. dalam Tatang Ary Gumanti (2013:8) ada tujuh teori
Berdasarkan pendapat para ahli dapat diketahui bahwa ada beberapa teori
menurut para ahli. Menurut Warsono (2003:275) terdapat dua indikator yang
dapat diukur melalui metode Dividend Payout Ratio (DPR) Rasio ini melihat
bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen
persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada
pemegang saham. Semakin besar rasio ini berarti semakin sedikit bagian laba
ratio persentase laba bersih yang dibayarkan dalam bentuk dividen dan laba
payout ratio maka akan menguntungkan para pemegang saham atau investor,
kecil.
stabilitas dividen.
3. Laba
1) Pengertian Laba
Laba adalah informasi dalam hal pencapian pendapatan diatas beban yang
2) Jenis-Jenis Laba
(2004: 34), Jenis-jenis laba dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu,
laba terbagi kedalam empat jenis yaitu laba kotor penjualan, laba bersih
operasional, laba bersih sebelum dipotong pajak dan laba bersih sesudah
dipotong pajak. Laba bersih adalah angka terakhir dalam perhitungan laba atau
3) Pertumbuhan Laba
pajak penghasilan”.
22
adalah :
1) Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga per unit.
2) Naik turunnya harga pokok penjualan, perubahan harga pokok
penjualan ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli atau diproduksi
atau dijual dari harga per unit atau harga pokok per unit.
3) Naik turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang
dijual, variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan
efisiensi operasi perusahaan.
4) Naik turunnya pos penghasilan atau biaya nonoperasional yang
dipengaruhi oleh variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat
harga dan perubahan kebijaksanaan dalam penerimaan discount.
5) Naik turunnya pajak perseroan yang dipengaruhi oleh besar kecilnya
laba yang diperoleh atau tinggi rendahnya tarif pajak.
6) Adanya perubahan dalam metode akuntansi.
adalah:
laba yang diperoleh setiap periode nya cenderung berubah – ubah. Perubahan
perseroan yang dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh atau tinggi
4. Laba Bersih
kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk seluruh periode tertentu
setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi”.
Hendriksen & Breda dalam Rasyid (2001 : 56) berpendapat “Laba bersih
yang akan dibagikan dalam bentuk dividen”. Sedangkan Chariri dan Ghozali
(aktiva bersih) yang berasal dari transaksi yang jarang terjadi dari badan usaha
dan juga dari seluruh transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan
usaha selama satu periode kecuali timbul dari pendapatan atau investasi dari
pemilik”. Menurut Hansen dan Mowen (2001: 38) "Laba adalah pendapatan
laba bersih adalah adalah kelebihan dari penghasilan atas biaya dalam satu
modal tersebut.
Berikut adalah cara menghitung laba bersih menurut para ahli. Menurut
Budi Rahardjo (2010 : 83) laba bersih dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Laba sebelum pajak = Laba operasi ditambah hasil usaha dan dikurangi
biaya diluar operasi biasa.
Pajak Penghasilan = Pajak penghasilan yang harus dibayar oleh
perusahaan
rumus:
dengan salah satu variabel yang sama dengan penelitian ini. Adapun beberapa
Tabel 2
Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Nama
Judul Metode
No Peneliti Variabel Simpulan
Penelitian Penelitian
(Tahun)
1 Nining Pengaruh Laba Kuantitatif Terdapat pengaruh
Mulyan Laba bersih Bersih positif yang
ingsih dan arus kas (X1), Arus signifikan antara
dan operasi Kas (X2) laba bersih
Dwi terhadap dan terhadap kebijakan
Rahayu kebijakan Kebijakan dividen. Tidak ada
(2016) deviden pada Dividen pengaruh positif
perusahaan (Y) antara arus kas
Food and operasi terhadap
beverage kebijakan dividen
yang terdaftar
di bursa efek
Indonesia
26
penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu tersebut yaitu sama – sama
menggunakan variabel bebas laba bersih dan variabel terikat kebijakan dividen.
dengan menggunakan uji analisis data uji kolerasi, uji koefisien determinasi
dan uji t.
uji asumsi klasik yang terdiri darii uji normalitas, uji linieritas uji F dan uji
autokolerasi.
Perbedaan penelitian ini juga terletak pada objek penelitian dan waktu
Mulyaningsih dan Dwi Rahayu melakukan penelitian pada tahun 2016 dengan
objek penelitian Food and beverage yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
penelitian yang dilakukan oleh Elfira Ika Yandini dilakukan pada tahun 2019
dengan objek penelitian PT. Astra Agro Lestari Tbk. Periode 2010 – 2017.
H. Kerangka Pemikiran
sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini melibatkan dua pihak
laba yang dihasilkan perusahaan. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi
rasio pembayaran dividen adalah perolehan laba bersih. Dimana laba bersih
28
Jika laba perusahaan naik maka kebijakan dividen akan naik karena jika
perusahaan mendapatkan laba yang besar maka dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham akan cenderung stabil bahkan akan naik. Tetapi jika laba
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
I. Hipotesis Penelitian
J. Metode Penelitian
1. Obyek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah laba bersih
diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagimana adanya,
12), bahwa “Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasarkan pada data
kuantitatif di mana data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
a. Devinisi Variabel
Sesuai dengan judul yang penulis sajikan yaitu Pengaruh Laba Bersih
Terhadap Kebijakan Dividen, maka terdapat dua variabel dalam penelitian ini
yaitu:
b) Variabel Dipenden
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
30
b. Operasionalisasi Variabel
Tabel 3
Operasionalisasi Variabel
(Y) 491)
4. Data Penelitian
berbentuk angka, atau data kuantitatif yang diangkakan (scoring)”. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Menurut Sugiyono
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
Unilever Indonesia, Tbk periode 2014 sampai dengan 2018 yang diperoleh dari
Ciamis.
1) Observasi
2) Dokumentasi
suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam
bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa
dalam penelitian ini berupa kaset yang berisi laporan keuangan PT Unilever
Indonesia, Tbk periode 2014 sampai dengan 2018 yang diperoleh dari
Galuh Ciamis.
Indonesia, Tbk
(Arikunto, 2013:317)
Keterangan :
n = Ukuran sampel
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat
Tabel 4
Interprestasi Koefisien Korelasi
Rumus dari dari analisis regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:
Ŷ =a+bX
Sumber
(Sugiyono, 2013: 261)
Keterangan:
variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis
turun.
( ΣY ) ( Σ X 2) −( ΣX )(ΣXY )
a=
nΣ X 2−¿ ¿
dependen.
Rumus :
KD=r2 x 100%
(Sumber :Sugiyono, 2013:231)
Keterngan :
KD = Koefisien Determinasi
2
r = Koefisien Korelasi
c) Uji t
t=r
√ n−2
1−r
2
36
Keterangan:
t : t hitung
r : nilai korelasi
n : jumlah sampel
a. Jika t hitung > t Tabel maka Hipotesis diterima artinya Laba Bersih
b. Jika t hitung < t tabel maka Hipotesis ditolak artinya Laba Bersih tidak
d) Uji F
Pengujian yang dilakukan ini adalah dengan uji parameter b (uji korelasi)
R2 /k
Fh=
( 1−R2 ) ( n−k−1)
(Sugiyono, 2013:257)
Keterangan:
penyebut, yaitu k dan (n-k-1). Untuk uji F, kriteria yang dipakai adalah:
37
a. Jika F hitung > F Tabel maka Hipotesis diterima artinya Laba Bersih
b. Jika F hitung < F tabel maka Hipotesis ditolak artinya Laba Bersih tidak
a. Tempat Penelitian
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah tujuh bulan terhitung sejak Januari sampai Juli
2020. Adapu waktu penelitian dapat dilihat dari table berikut ini :
Tabel 5
Jadwal Rencana Penelitian
KEGIATAN Bulan
NO
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1. Penyusunan Proposal
Penyusunan
2.
Instrumen
Ujian Proposal
3.
Penelitian
4. Pengumpulan Data
5. Pengolahan Data
38
Penyusunan Hasil
6.
Penelitian
Persiapan Sidang
7.
Skripsi
8. Sidang Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Andari, Rini. 2008. Manajemen Keuangan Suatu Pengantar. Bandung: UPI
Press
Gumanti, Tatang Ary. 2013. Kebijakan Dividen Teori, Empiris, dan Implikasi.
Jakarta: UPP STIM YKPN.
Utari, Dewi, dkk. 2014. Manajemen Keuangan : Kajian Praktik dan Teori
dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan. Jakarta : Mitra
Wacana Media
Tesis :
Wicaksana. 2012. Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on
Asset terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur
di BEI. Tesis Universitas Udayana. Denpasar.
Jurnal :
Manurung, Indah Agustina, dan Hasan Sakti Siregar. 2009. Pengaruh Laba
Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal
Akuntansi 3. Universitas Sumatera Utara
Rasyid, Rosmita. 2001. Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan
Dividen. Jurnal Akuntansi. Tahun V Vol. 1 Mei 2001. Universitas
Tarumanegara.
Skripsi :
David Irawan dan Nurdiana. 2012 Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas
Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2010. Universitas
Muhamadiyah Ponorogo.
Elfira Ika Yandini 2019. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi
Terhadap Deviden Kas Pada PT. Astra Agro Lestari Tbk. Periode
2010 – 2017. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
41
Nining Mulyaningsih dan Dwi Rahayu 2016. Pengaruh Laba bersih dan arus
kas operasi terhadap kebijakan deviden pada perusahaan Food
and beverage yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Universitas
Negeri Malang.