sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.
van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van
terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22
Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari
1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini
Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H.
Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-
Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan
mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham
100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris
dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10
Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan
makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan
Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No.
82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000,
penelitian pemasaran.
1933.
tingkatan yang ada dalam struktur organisasi. Dengan adanya pembagian tugas
berikut:
1) Presiden Direktur
ditentukan oleh rapat umum pemegang saham tahunan dari waktu ke waktu
dan memberi nasehat kepada Direksi serta melakukan hal-hal lain seperti
2) Audit Internal
Unit Audit Internal dipimpin oleh Group Audit Manager, dibantu oleh
beberapa auditor internal dan diatur dengan piagam audit internal. Piagam
jawab auditor internal dan semua anggota unit audit internal setuju untuk
3) Sekretaris
terbata, anggaran Dasar ketentuan modal dan peraturan lain yang terkait,
4) Director Food
Director Food adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan
Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan
Chief financial officer adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan
Home dan personal care adalah bekerja mengurusi semua yang ada di dalam
8) Supplaychain
chain)
9) Customer development
perusahaan.
1) Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang
lain.
Visi dan misi Perseroan telah ditinjau secara berkala dan disetujui oleh
Laba bersih yang diteliti pada penelitian ini adalah laba bersih yang terjadi
teori Abdullah dalam Manurung dan Siregar (2009 : 4) bahwa “Laba bersih adalah
kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk seluruh periode tertentu
setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi”.
Untuk mengetahui laba bersih PT. Unilever Indonesia, Tbk periode 2014-
Tabel 4.1
Laba Kotor, Beban Operasidan Pajak Penghasilan PT. Unilever
Indonesia, Tbk
Periode 2014-2018
(dinyatakan dalam jutaan rupiah)
Pajak
Tahun Laba Kotor Beban Operasi
Penghasilan
2014 17,099,121 9442,399 1,938,199
2015 18,648,969 10,839,479 1,977,685
2016 20,459,096 11,887,221 2,181,213
2017 21,219,734 11,484,053 2,367,099
2018 21,092,273 8,906,509 3,076,319
Sumber:Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Galuh
Ciamis (diolah,2020).
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa laba kotor pada PT.
Unilever Indonesia, Tbk selama lima periode yaitu dari periode 2014 sampai
dengan 2018 cenderung naik setiap tahunnya. Pada tahun 2014 sampai dengan
tahun 2018 laba terus meningkat setiap tahunnya begitu juga dengan beban pajak
operasi pada PT. Unilever Indonesia, Tbk mengalami fluktuasi, dimana pada
tahun 2014 sampai dengan 2017 mengalami kenaikan tiap tahunnya akan tetapi
Laba bersih menrut Kasmir (2011:303) “laba bersih (Net Profit) merupakan
laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam
suatu periode tertentu termasuk pajak”. Laba bersih dapat dihitung menggunakan
rumus :
Indonesia, Tbk setiap tahunnya yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
Pajak
Tahun Laba Kotor Beban Operasi Laba Bersih
Penghasilan
2014 17,099,121 9442,399 1,938,199 5,738,523
2015 18,648,969 10,839,479 1,977,685 5,851,805
2016 20,459,096 11,887,221 2,181,213 6,390,672
2017 21,219,734 11,484,053 2,367,099 7,004,562
2018 21,092,273 8,906,509 3,076,319 9,109,445
Sumber:Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas
Galuh Ciamis (diolah,2020).
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa laba bersih pada PT. Unilever
Indonesia, Tbk tiap tahunnya mengalami kenaikan. Pada tahun 2014 pendapatan
laba bersih mencapai Rp. 5,738,523,000,000. Pada tahun 2015 laba bersih pada
PT. Unilever Indonesia, Tbk mencapai Rp. 5,851,805,000,000. Pada tahun 2016
laba bersih mencapai Rp. 6,390,672,000,000. Pada tahun 2017 laba bersih
mencapai Rp. 7,004,562,000,000. Pada tahun 2018 laba bersih mencapai Rp.
9,109,445,000,000.
Indonesia, Tbk
yang akan dikembalikan perusahaan kepada pemegang saham dan berapa banyak
Payout Ratio merupakan persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen,
atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba
yang tersedia bagi pemegang saham”. Jika dividen per saham dan laba per saham
Tbk periode 2014 sampai dengan 2018 dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Dividend Per Share PT. Unilever Indonesia, Tbk
Periode 2014-2018
(dinyatakan dalam jutaan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Jumlah Dividen yang Jumlah Lembar DPS
Tahun
Dibayarkan Saham (dinyatakan lain)
2014 5,394,411 7,630 707
2015 5,783,540 7,630 758
2016 6,096,370 7,630 799
2017 6,638,100 7,630 870
2018 6,981,450 7,630 915
Sumber:Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas
Galuh Ciamis (diolah,2020).
dan akan menarik minat investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan
konsumsi. Apabila DPS yang diterima naik tentu saja hal ini akan membuat
Dividend Per Share ini dapat dihitung dengan cara membagikan dividen
Berikut ini merupakan Earning Per Share di PT. Unilever Indonesia, Tbk
periode 2014 sampai dengan 2018 dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Earning Per Share PT. Unilever Indonesia, Tbk
Periode 2009-2018
(dinyatakan dalam jutaan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Jumlah Lembar EPS
Tahun Laba Bersih
Saham yang Beredar (dinyatakan lain)
2014 5,738,523 7,630 752
2015 5,851,805 7,630 766
2016 6,390,672 7,630 838
2017 7,004,562 7,630 918
2018 9,109,445 7,630 1,194
Sumber:Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Galuh
Ciamis (diolah,2020).
laba untuk setiap saham. Earning Per Share (EPS) ini dapat menggambarkan
tinggi nilai Earning Per Share (EPS) tentu saja dapat menggembirakan para
pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang
pemegang saham. Salah satu unsur untuk menghitung Dividend Payout Ratio
(DPR) ini terlebih dahulu harus mengetahui Earning Per Share (EPS). Earning
Per Share (EPS) dapat dihitung dengan dengan cara laba bersih dibandingkan
denga jumlah lembar saham yang beredar. Terlebih dahulu laba bersih dikurangi
dengan posisi dividen untuk saham preferen, baru kemudian dibagikan dengan
jumlah saham yang biasa beredar. Pada umumnya perhitungan Earning Per Share
(EPS) ini menggunakan basis laporan keuangan akhir tahun (auditan), tetapi dapat
kuartal.
Dalam praktiknya, laba perusahaan dihitung dengan membagi laba bersih
dengan jumlah rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar sepanjang
yang beredar selama satu tahun tidak selalu tetap atau dapat berubah-ubah.
Semakin banyak jumlah saham yang beredar akan mempengaruhi tingkat atu
Indonesia, Tbk ini didasarkan atas dasar per lembar saham. Besar kecilnya dividen
yang akan diberikan kepada para pemegang saham tentunya diputuskan melalui
persen Dividend Payout Ratio pada PT. Unilever Indonesia, Tbk selama periode
Rp . 758
Dividend Payout Ratio ( 2015 ) = =0,9896=98,96 %
Rp .766
Rp . 799
Dividend Payout Ratio ( 2016 ) = =0,9535=95,35 %
Rp . 838
Rp . 870
Dividend Payout Ratio ( 2017 ) = =0,9477=94,77 %
Rp . 918
Rp . 915
Dividend Payout Ratio ( 2018 ) = =0,7663=76,63%
Rp .1.194
Berdasarkan hasil dari perhitungan Dividend Payout Ratio pada PT.
Unilever Indonesia, Tbk setiap tahunnya yaitu dari tahun 2014 sampai dengan
Tabel 4.5
Dividend Payout Ratio (DPR) PT. Unilever Indonesia, Tbk
Periode 2014-2018
No Tahun DPS EPS DPR Perkembangan
1 2014 707 752 94.02 -
2 2015 758 766 98.96 5.25
3 2016 799 838 95.34 (3.65)
4 2017 870 918 94.77 (0.6)
5 2018 915 1,194 76.63 (19.14)
Rata – rata
Sumber:Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas
Galuh Ciamis (diolah,2020).
Dividend Payout Ratio (DPR) di PT. Unilever Indonesia Tbk, periode 2014-2018
mengalami fluktuasi. Dividend Payout Ratio (DPR) ini diperoleh dari persentase
hasil perbandingan antara Dividend Per Share (DPS) dengan Earning Per Share
(EPS) sehingga diperoleh data perkembangan Dividend Payout Ratio (DPR) PT.
Unilever Indonesia, Tbk selama lima tahun. Dimana pada tahun 2014 sampai
dengan 2015 bisa dilihat Dividend Payout Ratio (DPR) di PT. Unilever Indonesia,
Tbk mengalami kenaikan 5,25% dari tahun sebelumnya yaitu 94,02% menjadi
98.96%, pada tahun 2016 mengalami penurunan 3,65% yaitu dari 98,96% menajdi
95,34% pada tahun 2017 masih mengalami penurunan namun hanya 0,6% dari
95,34% menjadi 94,77% dan di tahun 2018 dividend payout ratio mengalami
penurunan yang besar yaitu sebesar 19,14% dari 94,77% menjadi 76,63%.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa perkembangan rata-rata
Dividend Payout Ratio (DPR) di PT. Unilever Indonesia, Tbk periode 2014
sampai dengan 2018 tidak mengalami kestabilan atau fluktuatif. Hal ini
dividen ini (Dividend Payout Ratio) yaitu Dividen Per Sahare (DPS) dan Earning
Per Sahare (EPS) pada PT. Unilever Indonesia, Tbk selama lima tahun terakhir
mengalami fluktuatif.
Dividend Payout Ratio (DPR) pada PT. Unilever Indonesia, Tbk maka harus
dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebsanya yaitu Laba Bersih. Variabel
bebas ini adalah variabel yang dapat dipengaruhi oeh variabel lain. Variabel
lainnya yaitu variabel terikat atau disebut dengan (variabel dependen) yang
menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR).
Data yang akan dianalisisi merupakan data Laba Bersih dan Dividend Payout
Ratio (DPR) PT. Unilever Indonesia, Tbk selama lima tahun , yaitu dimulai dari
hasil penelitian dalam bentuk perhitungan angka yang mana diterapkan dengan
menggunakan rumus-rumus statistik. Analisis data kuantitatif yang digunakan
dengan menggunakan uji t. Untuk mengetahui uji regresi linier sederhana dan
Tabel 4.7
Data Hasil Penelitian
(dinyatakan dalam jutaan kecuali dinyatakan lain)
Dividend
Laba Payout
Tahu
Bersih Ratio (Y) X² Y² XY
n
(X) Dinyataka
n lain
2014 5.738.523 0,9402 32.930.072.369.229 0,8840 5395359,325
154489816,75−156741566,18
r xy =
√[37831796463486][¿ 0,1538]¿
−2251749 , 43
r xy =
2412162,99
r xy =¿ -0,93
r xy ¿ negatif sebesar -0,93, artinya stiap peningkatan laba bersih tidak diikuti
KD=r2 x 100%
(Sumber :Sugiyono, 2013:231)
KD = r2 x 100%
KD = -0,932 x 100%
KD = -0,8649 x 100%
KD = 86.49 %
86.49 %, sedangkan sisanya sebesar 13,51% dipengaruhi oleh faktor lain di luar
r √( n−2 )
t=
√ 1−r 2
−0,93 √ (5−2 )
t=
√ 1−¿ ¿ ¿
−0 , 93 √3
t=
√1−¿ ¿ ¿
−1,6108
t=
0,367 6
t=¿- 4,3819
Dengan uji t hitung sebesar -4,3819 pada dk = (n-2) = (5-2) = 3 dan ɑ = 0,05
diperoleh t tabel sebesar 2,3533 dengan demikian maka t hitung > dari t tabel, ini berarti
hipotesis yang penulis ajukan diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara Laba Bersih terhadap Dividend Payout Ratio pada PT. Unilever Indonesia,
Tbk
2.2. Pembahasan
Laba bersih pada PT. Unilever Indonesia, Tbk periode tahun 2014 sampai
dengan 2018 yang dihitung menggunakan indikator perhitungan laba bersih tiap
tahunya cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2014 pendapatan laba bersih
laba bersih mencapai Rp. 7,004,562,000,000. Pada tahun 2018 laba bersih
penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga dan perubahan pajak
penghasilan".
Payout Ratio (DPR) di PT. Unilever Indonesia, Tbk, periode 2014 sampai dengan
2018 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2014 sampai dengan 2015 bisa dilihat
kenaikan 4,92% dari tahun sebelumnya yaitu 94,02% menjadi 98.96%, pada tahun
2016 mengalami penurunan 3,62% yaitu dari 98,96% menajdi 95,34% pada tahun
2017 masih mengalami penurunan namun hanya 0,57% dari 95,34% menjadi
94,77% dan di tahun 2018 dividend payout ratio mengalami penurunan yang
Tbk periode 2014 sampai dengan 2018 tidak mengalami kestabilan atau fluktuatif.
pembayaran Dividend Payout Ratio yaitu Dividen Per Sahare (DPS) dan Earning
Per Sahare (EPS) pada PT. Unilever Indonesia, Tbk selama lima tahun terakhir.
antara Laba Bersih dengan Kebijakan Dividen pada PT. Unilever Indonesia, Tbk
memiliki korelasi negatif. Artinya tingkat korelasi antara laba bersih dengan
kebijakan dividen dinyatakan memiliki tingkat hubungan yang sangat kuat dan
berbanding terbalik karena bertanda negatif. Dimana semakin besar laba bersih
dipengaruhi oleh faktor lain diluar laba bersih yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Hasil uji hipotesis menunjukkan thitung sebesar -4,3819 dan kemudian
dibandingkan dengan ttabel adalah sebesar 2,3533 terlihat bahwa thitung > ttabel maka
Indonesia, Tbk.
Damayanti dan Fatchan (2006) yang menyimpulkan bahwa variabel laba bersih
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro
Dividen.
bahwa perusahaan memiliki kas yang cukup untuk membayar dividen mengingat
perusahaan bisa saja memiliki laba bersih akan tetapi kas yang dimilikinya sangat
sedikit karena laba bersihnya dapat berupa keuntungan yang didapat dari transaksi
non kas.