SKRIPSI
oleh:
Ressa Eka Hidarwati
2107160080
PENDAHULUAN
yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk-
produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah.
kegiatan perusahaan.
Indonesia Tbk dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen.
perusahaan”.
Dari sudut pandang investor atau pemegang saham, deviden adalah sumber
pemegang saham dan di sisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan
guna membiayai investasi di masa yang akan datang. Oleh karenanya kebijakan
ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai
Table 1
Dividen, Laba dan DPR PT Unilever Indonesia Tbk (Perseroan)
(dinyatakan dalam jutaan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Keterangan
Dividen Earnings
Tahun Jumlah DPR
Dividen Laba Per Share Per Share
saham
(Rp) (Rp) (dinyataka (dinyataka %
beredar
n lain) n lain)
(diolah,2020).
mengalami fluktuasi. Pada periode 2014 DPR di PT Unilever Tbk yaitu sebesar
94.02% dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 98.96%. Akan tetapi
pada tahun berikutnya yaitu tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 95.34%,
menunjukan bahwa rasio Dividend Payout Ratio tidak stabil atau dengan kata lain
perusahaan menerapkan dividen yang fleksibel. Disisi lain para investor lebih
tertarik jika Dividend Payout Ratio pada perusahaan stabil. Hal ini sejalan dengan
dividen yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula,
dengan demikian resiko perusahaan juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan
macam faktor. Salah satu faktor yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan
dividen adalah laba. Karena besar kecilnya dividen diduga dipengaruhi besar
kecilnya perolehan laba. Menurut M. Nafarin (2007: 788) "Laba (income) adalah
1. Bagaimana tingkat laba bersih pada PT Unilever Indonesia Tbk Tahun 2014-
2018?
untuk mengetahui :
2014-2018.
1. Dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan acuan
Indonesia tbk sehingga dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan.
pemegang saham.
b) Dapat menjadi sebagian bahan masukan informasi untuk pertimbangan
2. Untuk Penulis
perkuliahan.
2.1.1. Dividen
Berikut adalah pengertian dividen menurt para ahli. Hafsah dkk (2016: 80)
menyatakan bahwa:“ dividen adalah bagian laba Perseroan yang dibagikan kepada
pemegang saham. Apabila rekening saldo laba menunjukkan saldo debit maka
keuntungan dengan cara ini disebut dividen”. Menurut Scott Besley dan Eugene
F. Brigham (2005: 300), “pengertian dividen adalah pembagian uang tunai yang
dilakukan oleh para pemegang saham atas keuntungan perusahaan, baik itu laba
yang didapatkan dari periode yang sedang berjalan ataupun laba dari periode
pembayaran sejumlah uang kas (tunai) yang dilakukan perusahaan kepada para
dalam satuan rupiah. Dividen juga bisa dikatakan imbalan atas penggunaan dana.
2.1.1.2 Jenis-Jenis Dividen
Bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham
perusahaan ketika pembagian dividen tersebut. Menurut Hafsah dkk (2016: 81)
jenis dividen yang dapat dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya
sebagai berikut:
1. Deviden Tunai (Cash Dividends), yaitu bagian laba usaha yang dibagikan
kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Yang perlu diperhatikan
oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen
kas ialah apakah jumlah uang yang ada mencukupi untuk pembagian
dividen tersebut.
2. Dividen Harta (Property Dividends), yaitu bagian dari laba usaha
perusahaan yang dibagikan dalam bentuk harta selain kas. Aktiva yang
dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki
oleh perseroan, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. pemegang saham
akan mencatat dividen yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva
tersebut.
3. Dividen utang (Scrip Dividends), timbul apabila laba ditahan itu saldonya
mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup.
Sehingga pimpinan akan mengeluarkan skrip dividen yaitu janji tertulis
untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
4. Dividen Saham, yaitu pembagian tambahan saham, tanpa dipungut
pembayaran kepada pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang
dimilikinya.
5. Dividen Likuidasi, yaitu dividen yang sebagian merupakan pembagian
modal. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para
pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba
dan berapa yang merupakan pengembalian modal, sehingga para pemegang
saham bisa mengurangi rekening investasinya.
1. Cash Dividend (Deviden kas) adalah deviden yang dibayarkan dalam bentuk
uang tunai. Pada umumnya cash dividend lebih disukai oleh para pemegang
saham dan lebih sering dipakai perseroan jika dibandingkan dengan jenis
dividen yang lain.
2. Stock Dividend (dividen saham) adalah dividen yang dibayarkan dalam
bentuk saham, bukan dalam bentuk uang tunai. Pembayaran stock dividend
juga harus disarankan adanya laba atau surplus yang tersedia, dengan
adanya pembayaran dividen saham ini maka jumlah saham yang beredar
meningkat, namun pembayaran dividen saham ini tidak akan merubah posisi
likuiditas perusahaan karena yang dibayarkan oleh perusahaan bukan
merupakan bagian dari arus kas perusahaan.
3. Property Dividend (dividen barang) adalah dividen yang dibayarkan dalam
bentuk barang (aktiva selain kas). Property dividend yang dibagikan
haruslah berupa barang yang dapat dibagi-bagi atau bagian-bagian yang
homogeny serta penyerahannya kepada pemegang saham tidak akan
mengganggu kontinuitas perusahaan.
4. Scrip Dividend (Dividen Hutang) adalah dividen yang dibayarkan dalam
bentuk surat (scrip) janji hutang. Perseroan akan membayar sejumlah
tertentu dan pada waku tertentu, sesuai dengan yang tercantum dalam scrip
tersebut. Pembayaran dalam bentuk ini akan menyebabkan perseroan
memiliki hutang jangka pendek pada pemegang scrip.
5. Liquidating Dividend (Dividen likuidasi) adalah dividen yang dibagikan
berdasarkan pengurangan modal perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan
yang didapatkan perusahaan.
dibagikan kepada pemegang saham tidak hanya dalam bentuk uang tunai. Dividen
yang dibagikan bisa saja dalam bentuk saham, barang dan surat hutang. Dividen
yang dibagikan dalam bentuk bukan uang tunai dipengaruhi oleh beberapa faktor,
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagai
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk
menambah modal guna pembiayaan dalam investasi dimasa yang akan datang".
investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya modal alternatif, dan preferensi
pemegang saham untuk menerima pendapatan saat ini atau menerimanya di masa
yang akan datang”. Menurut Dewi Utari, dkk (2014:249) “Kebijakan dividen
perusahaan”.
apakah laba yang diperoleh suatu perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Pada dasarnya pihak manajemen
perusahaan.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat diketahui bahwa faktor – faktor yang
dividen tidak hanya dari faktor internal perusahaan saja, akan tetapi faktor
eksternal juga dapat mempengaruhi dividen diantara nya adalah peraturan atau
yaitu:
Menurut Agus Sartono (2012: 282) menyatakan bahwa ada beberapa teori tentang
kebijakan dividen :
Menurut Baker et al. dalam Tatang Ary Gumanti (2013:8) ada tujuh teori
burung ditangan (bird in the hand theory), 2. Teori sinyal (signaling theory), 3.
Teori preperensi pajak (tax preference), 4. Teori efek klien (clientele effect
theory), 5. Teori keagenan (agency theory), 6. Teori siklus hidup (life cycle
Berdasarkan pendapat para ahli dapat diketahui bahwa ada beberapa teori
menurut para ahli. Menurut Warsono (2003:275) terdapat dua indikator yang
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2012: 82) rasio pengukuran
diukur melalui metode Dividend Payout Ratio (DPR) Rasio ini melihat bagian
ratio merupakan presentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio
antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia
persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada
pemegang saham. Semakin besar rasio ini berarti semakin sedikit bagian laba
ratio persentase laba bersih yang dibayarkan dalam bentuk dividen dan laba
ratio maka akan menguntungkan para pemegang saham atau investor, tetapi akan
Berdasarkan pendapat para ahli dapat diketahui bahwa besar kecilnya DPR
dipengaruhi oleh keadaan finansial perusahaan. Disisi lain penetapan DPR juga
2.1.3. Laba
Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan
usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi.
Laba atau rugi merupakan hasil perhitungan secara periodik (berkala). Laba
atau rugi ini belum merupakan laba atau rugi yang sebenarnya. Laba atau rugi
yang sebenarnya baru dapat diketahui apabila perusahaan telah menghentikan
kegiatannya dan dilikuidasikan.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas maka dapat diketahui bahwa Laba
adalah informasi dalam hal pencapian pendapatan diatas beban yang stabil dan
pemegang ekuitas. Laba bisa dikatakan berasal dari transaksi perusahaan pada
penghasilan itu.
terbagi kedalam empat jenis yaitu laba kotor penjualan, laba bersih operasional,
laba bersih sebelum dipotong pajak dan laba bersih sesudah dipotong pajak. Laba
bersih adalah angka terakhir dalam perhitungan laba atau rugi dimana untuk
mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain dikurangi dengan beban lain.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas maka dapat diketahui bahwa salah
adalah :
1) Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga per unit.
2) Naik turunnya harga pokok penjualan, perubahan harga pokok penjualan
ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli atau diproduksi atau dijual
dari harga per unit atau harga pokok per unit.
3) Naik turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dijual,
variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan efisiensi
operasi perusahaan.
4) Naik turunnya pos penghasilan atau biaya nonoperasional yang
dipengaruhi oleh variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat
harga dan perubahan kebijaksanaan dalam penerimaan discount.
5) Naik turunnya pajak perseroan yang dipengaruhi oleh besar kecilnya laba
yang diperoleh atau tinggi rendahnya tarif pajak.
6) Adanya perubahan dalam metode akuntansi.
adalah:
Berdasarkan pengertian para ahli di atas maka dapat diketahui bahwa laba
yang diperoleh setiap periode nya cenderung berubah – ubah. Perubahan laba
dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah naik turunnya pajak perseroan yang
dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh atau tinggi rendahnya tarif
Ada beberapa pengertian laba bersih menurut para ahli. Menurut Abdullah
dalam Manurung dan Siregar (2009 : 4) “Laba bersih adalah kelebihan seluruh
pendapatan atas seluruh biaya untuk seluruh periode tertentu setelah dikurangi
pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi”. Hendriksen & Breda
dalam Rasyid (2001 : 56) berpendapat “Laba bersih merupakan net income to
shareholders (laba bersih bagi pemegang saham) yang akan dibagikan dalam
“laba adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan
biaya. Besarnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung atas
(aktiva bersih) yang berasal dari transaksi yang jarang terjadi dari badan usaha
dan juga dari seluruh transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan
usaha selama satu periode kecuali timbul dari pendapatan atau investasi dari
pemilik”. Menurut Hansen dan Mowen (2001: 38) "Laba adalah pendapatan
Berdasarkan pengertian para ahli di atas maka dapat diketahui bahwa laba
bersih adalah adalah kelebihan dari penghasilan atas biaya dalam satu periode
Budi Rahardjo (2010 : 83) laba bersih dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Menurut Kasmir (2011:303) bahwa laba bersih dapat diukur dengan rumus:
Keterangan
Laba kotor = laba yang berasal dari penjualan dikurangi harga pokok.
Beban operasional = beban dari aktivitas operasi.
Beban pajak = Biaya pajak perusahan pada periode tertentu
Menurut Abdullah (1993 : 289) dalam Manurung dan Siregar (2009 : 4).
“Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk
seluruh periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat diketahui bahwa laba bersih
adalah hasil pengurangan laba sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan. Laba
bersih juga dapat dikatakan juga selisih antara laba kotor dikurangi beban
secara lebih rinci dapat diamati langsung dari laporan laba rugi suatu perusahaan
diantaranya:
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa
komponen didalam laba bersih, komponen laba bersih secara lebih rinci dapat
diamati langsung dari laporan laba rugi suatu perusahaan. Komponen laba bersih
Berikut adalah beberapa pengertian tentang laporan laba rugi menurut para
ahli. Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi (2009:15) menyatakan bahwa “laporan
laba rugi adalah ikhtisar pendapatan dan biaya untuk jangka waktu tertentu,
tertentu”.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat diketahui bahwa laporan laba
perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu. didalam laporan ini disajikan
loss).
penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini melibatkan dua pihak yang
mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham
Kebijakan tersebut dapat dilihat dari rasio pembayaran dividen dengan laba
yang dihasilkan perusahaan. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi rasio
pembayaran dividen adalah perolehan laba bersih. Dimana laba bersih peusahaan
keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para
pemegang saham.
Jika laba perusahaan naik maka kebijakan dividen akan naik karena jika
perusahaan mendapatkan laba yang besar maka dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham akan cenderung stabil bahkan akan naik. Tetapi jika laba
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Laba Bersih (X) Kebijakan Dividen (Y)
melakukan penelitian ini. Sebagai acuan dan pendukung adalah penelitian dengan
salah satu variabel yang sama dengan penelitian ini. Adapun beberapa penelitian
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Nama
Judul Metode
No Peneliti Variabel Simpulan
Penelitian Penelitian
(Tahun)
1 Nining Pengaruh Laba Kuantitatif Terdapat pengaruh
Mulyan Laba bersih Bersih positif yang
ingsih dan arus kas (X1), Arus signifikan antara
dan operasi Kas (X2) laba bersih
Dwi terhadap dan terhadap kebijakan
Rahayu kebijakan Kebijakan dividen. Tidak ada
(2016) deviden pada Dividen pengaruh positif
perusahaan (Y) antara arus kas
Food and operasi terhadap
beverage kebijakan dividen
yang terdaftar
di bursa efek
Indonesia
2 David Pengaruh Laba Kuantitatif Variabel Laba
Irawan Laba Bersih Bersih Bersih (X1)
dan dan Arus Kas (X1), Arus berpengaruh positif
Nurdia Operasi Kas (X2) dan signifikan.
na Terhadap dan Variabel Arus Kas
(2012) Kebijakan Kebijakan Operasi (X2) tidak
Dividen Pada Dividen berpengaruh
Perusahaan (Y) terhadap Kebijakan
Yang Dividen
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia
Periode
2009-2010
3 Elfira Pengaruh Laba Kuantitatif Laba bersih
Ika Laba Bersih Bersih berpengaruh
Yandini Dan Arus (X1), Arus signifikan
(2019) Kas Operasi Kas (X2) terhadap dividen
Terhadap dan kas, Secara
Deviden Kas Kebijakan simultan laba
Pada PT. Dividen bersih dan arus
Astra Agro (Y) kas operasi
Lestari Tbk. berpengaruh
Periode 2010 signifikan
- 2017 terhadap dividen
kas.
ini dengan ketiga penelitian terdahulu tersebut yaitu sama – sama menggunakan
variabel bebas laba bersih dan variabel terikat kebijakan dividen. Penelitian ini
menggunakan uji analisis data uji kolerasi, uji koefisien determinasi dan uji t.
variabel bebas arus kas. Penelitian tersebut juga menambahkan uji asumsi klasik
yang terdiri darii uji normalitas, uji linieritas uji F dan uji autokolerasi.
Perbedaan penelitian ini juga terletak pada objek penelitian dan waktu
Mulyaningsih dan Dwi Rahayu melakukan penelitian pada tahun 2016 dengan
objek penelitian Food and beverage yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Untuk
oleh Elfira Ika Yandini dilakukan pada tahun 2019 dengan objek penelitian PT.
2.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh antara Laba Bersih
Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah laba bersih dan
(2012: 29) menyatakan bahwa “Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagimana adanya, tanpa
kuantitatif adalah penelitian yang didasarkan pada data kuantitatif di mana data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan”. Penelitian ini
Kebijakan Dividen, maka terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu:
dependen (terikat)”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Laba Bersih
2. Variabel Dipenden
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
angka, atau data kuantitatif yang diangkakan (scoring)”. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa laporan
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Menurut Sugiyono
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
Unilever Indonesia, Tbk periode 2014 sampai dengan 2018 yang diperoleh dari
Ciamis.
1. Observasi
2. Dokumentasi
cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,
arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
Tbk periode 2014 sampai dengan 2018 yang diperoleh dari Galeri Investasi Bursa
Indonesia, Tbk
(Arikunto, 2013:317)
Keterangan :
n = Ukuran sampel
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat
Tabel 3.2
Interprestasi Koefisien Korelasi
Regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel
Ŷ =a+bX
Sumber
(Sugiyono, 2013: 261)
Keterangan:
variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis
turun.
( ΣY ) ( Σ X 2) −( ΣX )( ΣXY )
a=
nΣ X 2−¿ ¿
Rumus :
KD=r2 x 100%
(Sumber :Sugiyono, 2013:231)
Keterngan :
KD = Koefisien Determinasi
2
r = Koefisien Korelasi
3.2.5.1 Uji t
t=r
√ n−2
1−r
2
Keterangan:
t : t hitung
r : nilai korelasi
n : jumlah sampel
a. Jika t hitung > t Tabel maka Hipotesis diterima artinya Laba Bersih berpengaruh
3.2.5.2 Uji F
Pengujian yang dilakukan ini adalah dengan uji parameter b (uji korelasi)
(Sugiyono, 2013:257)
Keterangan:
a. Jika F hitung > F Tabel maka Hipotesis diterima artinya Laba Bersih
b. Jika F hitung < F tabel maka Hipotesis ditolak artinya Laba Bersih tidak
keuangannya diperoleh dari Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas
Waktu penelitian adalah tujuh bulan terhitung sejak Januari sampai Juli
2020. Adapu waktu penelitian dapat dilihat dari table berikut ini :
Tabel 3.3
Jadwal Rencana Penelitian
KEGIATAN Bulan
NO
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1. Penyusunan Proposal
Penyusunan
2.
Instrumen
Ujian Proposal
3.
Penelitian
4. Pengumpulan Data
5. Pengolahan Data
Penyusunan Hasil
6.
Penelitian
Persiapan Sidang
7.
Skripsi
8. Sidang Skripsi