A. PROFIL PERUSAHAAN
1. Sejarah
C. STRATEGIC CHOICES
1. Strategi perusahaan
1.1 Integrasi vertical
Tiga jenis strategi, yaitu forward, backward dan horizontal seringkali disebut
strategi -strategi vertical integration. Namun, tidak jarang yang memaksudkan
integrase vertikal sebagai hanya integrasi forward dan backward saja.
1.1.1 Backward Integration (Integrasi Mundur)
Integrasi ke hulu merupakan suatu strategi yang mengupayakan kepemilikan
atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Hal ini dibutuhkan
karena baik produsen maupun peritel selalu membeli bahan baku dari
perusahaan pemasok. Strategi ini menjadi menarik terutama ketika
perusahaan pemasok yang saat ini ada ternyata tidak dapat diandalkan
(unreliable), terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan. Langkah ini dapat disebut sebagai upaya “mengamankan” jalur
pasokan perusahaan terhadap kebutuhan dalam rangka proses produksinya.
Seperti halnya yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk sepakat untuk
mengakuisisi bisnis makanan dan minuman sehat (Health Food Drinks/HFD)
milik GlaxoSmithKline Plc. di India.
1.1.2 Horizontal Integration (Integrasi Horizontal)
1.2 Diversifikasi
Unilever Indonesia menerapkan strategi diversifikasi produk dengan
memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan barang-barang konsumsi yang
meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk-produk
kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan sari buah. Unilever Indonesia
memiliki 8 pabrik dengan 40 jenis produk. Perjalanan produk margarin blue band
dan sabun mandi lux dipasarkan di Indonesia sejak tahun 1936. Pada tahun 1990
perusahaan melakukan pertumbuhan internal dengan mendirikan pabrik
perawatan personal. Disamping itu, perusahaan juga mulai melakukan
diversifikasi dengan memasuki bisnis teh dengan mengakuisisi SariWangi. Pada
tahun 1992 melakukan ekspansi usahanya dengan membuka pabrik es krim
Wall’s. Hal tersebut diiringi dengan munculnya Conello dan Paddle Pop pertama
kali di pasar. Proses diversifikasi terus berlanjut, ditandai dengan membangun
pabrik perawatan kulit terbesar se-Asia pada tahun 2008. Pada tahun tersebut
perusahaan juga menambah diversifikasi bisnisnya dengan memasuki bisnis
minuman sari buah dengan mengakuisisi merek Buavita dan Gogo.
1.3 Penggabungan
Unilever merupakan perusahaan consumer goods di Indonesia dengan 400
distributor dan 500.000 outlet retailer. Perusahaan ini memiliki banyak produk
yang tergolong dalam empat kategori, yaitu masakan dan makanan (seperti
sariwangi, dan Royco), hidup sehat (seperti pepsodent), kecantikan dan gaya
(seperti rexona, lux dan sunsilk), dan kategori rumah tangga (seperti surf dan
domestos). Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan melakukan merger dengan PT.
Knorr Indonesia (PT. KI), produsen bumbu masak, saus, selai, minuman, dan
makanan kemasan cepat saji. Tujuan Unilever melakukan merger adalah untuk
memperoleh sinergi, dan dengan memanfaatkan kapabilitas distribusi Unilever,
merger ini diharapkan akan lebih mengembangkan merek-merek yang dimilikinya.
Tujuan merger Unilever ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Brigham
dan Gapenski (1996), bahwa perusahaan melakukan merger untuk memperoleh
manfaat sinergi sebagai akibat dari penggabungan dua atau lebih perusahaan.
Keuntungan yang didapat dari sinergi yakni perusahaan dapat berkembang dari
berbagai macam sumber daya yang ada pada kedua perusahaan tersebut. Selain itu,
merger dilakukan untuk meningkatkan pangsa pasar (market share), karena
Unilever juga merupakan produsen makanan, sama seperti PT. KI, walaupun hanya
terbatas pada makanan yang berinti susu, es krim, dan minuman dengan bahan
pokok teh. Bagi PT KI sendiri, merger ini bertujuan untuk menyelamatkan kondisi
keuangan PT. KI yang hingga akhir tahun 2003, PT. KI sudah mencatatkan
kerugian hingga Rp 10 miliar
1.4 Akuisisi
Implementasi strategi ini bisa juga dilakukan dengan menambah unit usaha
strategis yang menghasilkan barang dan jasa yang sama dengan yang sebelumnya
telah dimiliki (Basri, 2005: 81). Hal ini bisa dilakukan dengan akuisisi, yaitu
dengan membeli perusahaan lain yang menghasilkan produk yang sama yang
sebelumnya menjadi pesaing perusahaan. Pengembangan usaha dilanjutkan dengan
memasuki bisnis kecap dengan mengakuisisi Bango pada tahun 2000. Kemudian
pada tahun 2004 melakukan akuisisi Knorr Indonesia dari Unilever Overseas
Holding Ltd dan memindahkan pabrik produk perawatan rambut. Kemudian PT
Unilever Indonesia Tbk sepakat untuk mengakuisisi bisnis makanan dan minuman
sehat (Health Food Drinks/HFD) milik GlaxoSmithKline Plc. di India senilai 3,3
miliar euro (US$3,8 miliar). Hal itu diumumkan oleh Unilever pada Senin
(3/12/2018) dengan menyampaikan bahwa aksi korporasi itu bertujuan untuk
memperkuat posisi perusahaan di salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat
di dunia.
1.5 Aliansi Strategis
Lazada telah menjalin aliansi strategis dengan Unilever. Kemitraan ini
merupakan sebuah gebrakan baru dalam peta e-commerce Asia Tenggara,
dan menunjukkan kepercayaan Unilever, selaku brand global atas strategy
one-stop platform kami untuk mendukung perkembangan Unilever secara
online. komitmen Unilever secara regional ini akan memberikan banyak
dampak positif bagi keseluruhan ekosistem industri digital di Asia Tenggara,
termasuk di Indonesia. Di Indonesia Lazada sudah bermitra dengan Unilever
sejak 2013, dan terus mengembangkan kemitraan strategis dengan dibukanya
official store pada 2016 untuk sejumlah brand Unilever di Lazada.co.id.
Sejak Maret tahun ini, Unilever telah memiliki flagship store yang
membawahi berbagai brand, dengan menyediakan lebih dari 600 jenis
produk. Unilever juga turut memeriahkan kampanye Ramadhan di Lazada
melalui “1001 Inspirasi Ramadhan”, yang menghadirkan mulai dari berbagai
produk limited edition eksklusif hingga 40 persen untuk berbagai produk
kecantikan dan 30 persen untuk produk pria, hingga berbagai penawaran
menarik untuk pembelian produk rumah tangga, makanan dan minuman
dalam jumlah besar.nn
1.6 Strategi Internasional
Strategi internasional yang diterapkan PT. Unilever Indonesia Tbk.
1.6.1 Differensiasi Produk
Deferensiasi produk adalah strategi bersaing yang dimana menekankan
pada Kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang
lebih menarik, sejuk, aman, nyaman, menyenangkan, karyawan yang
ramah, terampil, berwawasan, dan mampu mewujudkan dalam keseharian
sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan produk
pesaing lainnya. Pada Differensiasi produk Unilever mempunyai strategi
winning with brand and innovation, kuncinya adalah pengembangan produk
baru dan tepat guna, terutama pada kategori hair, male grooming, home and
personal, serta food and beverages di tahun lalu. Di samping factor
keunikan produk, perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing juga
menerapkan strategi marketing mix yangmeliputi harga yang mampu
bersaing, tempat atau lokasi strategis, dan promosi yang memadai.Simpulan
yang dapat ditarik dari konsep keunggulan bersaing melalui diferensiasi
produk adalah bagaimana perusahaan dapat menciptakan produk unik yang
memberikan tingkat keuntungan diatas rata-rata yang mampu diraih oleh
industri melalui kombinasi manusia, lingkungan, dan proses. Produk
Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi
Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang
botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.
1.6.2 Segmentasi Produk
Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga
membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk
kecantikan wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy
(Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena cantik itu tidak
mengenal usia, ras dan batasan yang lain serta menonjolkan keistimewaan
formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh produsen sabun
dimanapun), atau bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan
jenis produk teh botol Sosro (umum), Estea (menyukai volume/isi lebih
banyak) dan Fruit tea (anak muda/khususnya anak sekolah yang menyukai
teh rasa buah & cenderung suka rasa manis). Unilever tidak saja menjawab
kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan kempetitornya untuk berfikir
beberapa kali sebelum menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut.
Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien
apabila dirancang dengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di
daerah-daerah atau kawasan tertentu. Unilever sudah menerapkan pola
regionalisasi karena Unilever telah memiliki pabrik-pabrik atau juga cabang
perusahaan di tiap-tiap negara. Hal ini dilakukan agar setiap negara dapat
membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan kebiasaan
mengkonsumsi produk yang sangat erat hubungannya dengan cita rasa
negaranya.
1.6.3 Berfokus Pada Peluang Pasar
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang berbeda
dengan yang lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara
mempromosikan barang-barangnya dengan cara terjun langsung ke
masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan
diadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan
antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.
1.6.4 Kepemimpinan Harga Rendah
Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik
menggunakan sistim pengisian kembali persediaan yang melegenda. Sistem
ini mampu membuat Unilever mempertahankan biaya rendah sembari
menyesuaikan persediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan.
1.6.5 Menguatkan Keakraban dengan Pelanggan dan Pemasok
Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari
pemasok terhadap jadwal produksi dan bahkan mengizinkan pemasok untuk
memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok.
Selain itu Unilever juga melakukan tanya jawab konsumen dan membuat
suara konsumen tempat para konsumen mengeluh dalam PT.Unilever
Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik.
Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever
Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui
media cetak, sponsorship, dan mengadakan event-event.
2. Strategi bisnis
2.1 Diferensiasi
Sasaran jangka pendek mengacu pada strategi fungsional yang sifatnya operasional.
Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah kepada berbagai
bidang fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan makna strategi
utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi fungsional ini
menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas agar konsisten bukan hanya
dengan strategi utamanya saja, melainkan juga dengan strategi dibidang fungsional
lainnya. Didalam dunia binis, perusahaan harus mempunyai bidang-bidang fungsional
yang utama agar dapat bersaing dengan pesaing bisnisnya
3.1 Keuangan
3.2 Pemasaran
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia. Unilever
secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikan
pelatihan sistem produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan. Mereka
tidak langsung kerja tetapi ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti
manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Saat ini tenaga kerja yang
diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah 3.000 orang ini belum termasuk
tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap berjumlah 25.000
orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga maka
perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang. Program pelatihan yang
dilakukan PT Unilever, Tbk terhadap para karyawan pada tahun 2012 mencapai
42.350 program yang menjamin pengembangan kemampuan karyawan peruahaan
3.5 Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Dalam perusahaan Unilever memiliki fungsi untuk melakukan penelitian dan
mengembangkan penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan menyangkut semua
kebutuhan perusahaan yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui produk yang dibutuhkan masyarakat, atau
persepsi masyarakat mengenai suatu produk. Hasil dari penelitian tersebut
digunakan untuk menciptakan sistem dan produk baru yang lebih baik bagi
perusahaan. Dengan canggih nya peralatan riset dan penelitian dapat memudahkan
para ahli untuk ini melakukan survei pasar,membuat model dan desain produk,
hingga melakukan monitoring prosedur
3.6 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Banyak strategi yg digunakan perusahaan khususnya dibidang teknologi informasi
untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. PT. Unilever menjalankan Komunikasi
pasar terpadu (Integrated Marketing Communication/IMC).Strategi ini merupaka
upaya perusahaan untuk memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran
komunikasi untuk menyampaikan pesannya secara jelas, konsisten dan
berpengaruh kuat tentang organisasi-organisasi produknya. IMC adalah sebuah
konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilai
tambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai
disiplin komunikasi misalnya periklanan umum, respon langsung, sales promotion,
dan PR dan mengombinasikan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan,
konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal.
Secara sederhana-nya IMC dapat diartikan sebagai “Proses dari pengelolaan
customer relationships yang menggerakkan brand value.” Sedangkan secara
spesifik, IMC dapat diartikan sebagai “proses yang mempunyai fungsi bersilang
dalam menciptakan dan memelihara hubungan yang menguntungkan dengan
customer dan stakeholder lainnya dengan mengontrol dan mempengaruhi secara
strategis semua pesan yang terkirim kepada kelompok ini serta menggerakkan
dialog dengan maksud tertentu kepada mereka.” Integrated Marketing
Communication (IMC) adalah satu dari sekian proses yang tersedia guna membina
hubungan dengan customer. Apa yang membedakan IMC dengan proses customer-
centric lainnya adalah dasar dari proses tersebut adalah komunikasi, yang
merupakan jantung dari semua hubungan, dan juga merupakan proses yang
sirkuler.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, konsep dasar dari IMC adalah komunikasi.
Dengan komunikasi ini, IMC berusaha untuk memaksimalkan pesan positif dan
meminimalkan pesan negatif dari suatu brand, dengan sasaran menciptakan dan
menyokong brand relationship, IMC juga digunakan untuk membangun dan
memperkuat brand. Brand relationship yang positif juga akan menghasilkan
keuntungan dan meningkatkan nilai dari pemegang saham perusahaan tersebut.