Anda di halaman 1dari 4

“TUGAS ASUHAN KEBIDANAN”

OLEH:

NAMA : SY. MAYA ETIKA SARI

KELAS : 1.B

NIM : PO7224221 2090

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PRODI DIII KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG

TAHUN 2022
CARA PEMERIKSAAN TTV ( TEKANAN DARAH, SUHU, NADI, PERNAFASAN )

1. Tekanan Darah

Tujuan dari pemeriksaan tekanan darah adalah untuk menentukan adanya normotensi,
hipertensi atau hipotensi. Tekanan darah diukur dengan pemeriksaan indirek pada ekstremitas atas
dengan maset tekanan darah dan stetoskop. Maset harus memiliki lebar yang tepat untuk
mendapatkan pengukuran yang akurat. Idealnya, kantong dalam manset harus mencakup 80% dari
keliling lengan, dengan pusat kantong diatas arteri brakialis. Standar lebar manset untuk rata-rata
lengan dewasa yaitu 12-14 cm. manset yang terlalu kecil memberikan hasil lebih tinggi,sedangkan
manset yang terlalu besar menghasilkan nilai yang lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Manset
yang lebih sempit tersedia untuk digunakan pada anak-anak, dan manset yang lebih lebar digunakan
untuk pasien obesitas atau pasien dengan tubuh yang besar. Untuk alternatif pasien obesitas, manset
ukuran standar dapat diletakkan pada lengan bawah dibawah fossa antecubital, dan arteri radialis
dapat dipalpasisehingga hanya nilai sistolik rata-rata yang dapat diandalkan. Instrumen yang
mengukur tekanan darah pada saat tangan atau jari populer, kurang disarankan karena potensi
ketidakakuratannya. Stetoskop harus yang memiliki standar yang baik.Bell end (cup) lebih
digunakan untuk auskultasi pada arteri brakialis; namun, penggunaan diafragma (datar) lebih sering
digunakan dan dapat diterima.

Metode auskultasi pada pengukuran tekanan darah yang pasti American Heart Association adalah
sebagai berikut:

A. Pasien harus duduk dengan nyaman dengan tidak menyilangkan kaki. Kemudian manset segera
dipasangkan pada lokasi arteri brakialis. Manset diletakkan ketat pada lengan atas dengan baju yang
sudah disingkap, dengan batas bawah kira-kira satu inci di atas fossa antecubital. Manset standar
memiliki tanda panah yang dirancang menunjukkan titik tengah manset, yang di atas arteri brakialis
yang sebelumnya telah dipalpasi (pada aspek medial pada tendon bisep).

B. Selanjutnya, saat pulsus radialis dipalpasi, manset dikembangkan hingga pulsus radial
menghilang; dikembangkan hingga ditambahkan 20-30 mmHg (tekanan sistolik palpatoir).

C. Stetoskop diletakkan di atas arteri brakialis yang sebelumnya telah dipalpasi yang membelok
pada siku dalam fossa antecubital (tidak menyentuh manset), dan seharusnya tidak ada suara yang
terdengar.

D. Katup tekanan perlahan-lahan, jarum menurun 2-3 mmHg perdetik. Seiring jarum menurun, titik
yang dicatat yaitu suara denyut pertama (suara Korotkoff) yang terdengar. Pada titik ini dicatat
sebagai tekanan sistolik.

E. Selanjutnya terus berlanjut, suara detak menjadi lebih kencang, sehingga berkurang hingga detak
yang terdengar melemah untuk beberapa saat dan menghilang seketika. Indeks tekanan diastolik
yang paling tepat saat suara hilang sempurna. Kadang-kadang, suara redaman dapat terdengar jauh
di bawah tekanan diastolik sebenarnya. Jika hal ini terjadi, suara pertama kali digunakan sebagai
tekanan diastolik.

F. Pada pasien usia lanjut dengan tekanan pulsus yang lebar, bunyi Korotkoff mungkin tidak dapat
terdengar antara tekanan sistolik dan diastolik, dan mungkin kembali jika pengempisan manset
dilanjutkan. Fenomena ini disebut auscultatory gap .
Pada dewasa normal sehat, tekanan sistolik berkisar 90-140 mmHg dan umumnya
meningkat seiring usia. Nilai normal tekanan diastol berkisar 60-90 mmHg. Tekanan nadi bervariasi
diantara tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi pada orang dewasa ditandai dengan tekanan darah
sama atau lebih besar dari 140/100 mmHg. Sangat disarankan untuk mengukur tekanan darah dua
kali selama perawatan, diberi jeda beberapa menit, dan pengukuran diambil dari rata-rata dua
pengukuran.

2. Nadi

Prosedur standar untuk memeriksa pulsa adalah

1. Palpasi arteri karotis pada tepi trakea atau arteri radial pada sisi ibu jari lengan. . Penggunakaan
arteri karotis untuk pengukuran nadi memiliki beberapa keuntungan. Pertama, arteri karotis cukup
familiar karena umumnya dokter gigi mendapatkan pelatihan resusitasi jantung paru (RJP). Kedua,
arteri ini cukup menggambarkan karena merupakan arteri utama yang mensuplai otak; terlebih
dahulu pada situasi kegawatdaruratan, arteri ini dapat dipalpasi ketika arteri perifer lainnya tidak
dapat dipalpasi. Terakhir, arteri ini letaknya mudah ditemukan dan mudah dipalpasi karena
ukurannya. Untuk pemeriksaan terbaik sebaiknya dilakukan selama satu menit penuh untuk
mendeteksi ritme yang tidak teratur.

2. Meraba dengan tiga jari tangan ( digiti Ii, ii, iv manus ) tepat di atas arteri radialis. Digiti II dan
IV digunakan untuk fiksasi dan digiti II untuk mendeteksi detakan. Setelah detak nadi teraba jari-
jari dipertahankan pada kemudian dilakukan pengukuran frekuensi dan irama.

Pulsus harus dipalpasi selama 1 menit sehingga ritme abnormal dapat terdeteksi. Sebagai
alternatif, dapat dipalpasi selama 30 detik dan dikalikan 2. Untuk detak teratur hitung frekuensi nadi
selama 15 detik dikalikan 4 (atau hitung cepat selama 6 detik dikalikan 10).

Rata-rata pulsus orang dewasa normal adalah 60-80 kali permenit. Jika pulsus lebih dari 100
kali permenit disebut takikardia, sedangkan juka pulsus kurang dari 60 kali permenit disebut
bradikardia. Nilai pulsus dapat menjadi tanda dari kelainan kardiovaskulat namun dapat dipengaruhi
oleh latihan fisik, keadaan keadaan, kecemasan, obat, atau demam. Pulsus normal merupakan serial
dari ritme detak jantung yang terjadi pada interval yang teratur. Ketika detak terjadi pada interval
yang ireguler, pulsus disebut ireguler, disritmia atau aritmia.

3. Pernafasan

Tujuan : untuk menilai frekuensi pernafasan

Teknik : Operator berdiri di belakang dan tanpa sepengetahuan pasien kemudian dilakukan
observasi sangkar dada. dihitung jumlah gerakan sangkar dada (siklus fase inspirasi dan ekspirasi)
dalam 1 menit.

Intepretasi : kecepatan respirasi normal

1. Bayi adalah 24-30 siklus per menit

2. Anak-anak adalah 20-24 siklus per menit

3. Remaja dan dewasa muda adalah 12-18 siklus per menit


4. Dewasa adalah 8-12 siklus per menit

4. Suhu Tubuh

Tujuan : untuk menilai frekuensi pernafasan

Teknik : Operator berdiri di belakang dan tanpa sepengetahuan pasien kemudian dilakukan
observasi sangkar dada. dihitung jumlah gerakan sangkar dada (siklus fase inspirasi dan ekspirasi)
dalam 1 menit.

Intepretasi : kecepatan respirasi normal

1. Bayi adalah 24-30 siklus per menit

2. Anak-anak adalah 20-24 siklus per menit

3. Remaja dan dewasa muda adalah 12-18 siklus per menit

4. Dewasa adalah 8-12 siklus per menit

Anda mungkin juga menyukai