Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA KONSEPTUAL, KARAKTERISTIK KUALITATIF, DAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Oleh:

Kelompok 1

1. I Dewa Ayu Alit Bintang (2007531121)


2. Anak Agung Ayu Agung Amandya Oka (2007531180)
3. Putu Sarita Nareswari (2007531193)
4. A.A Sagung Istri Salshayna Pramesti (2007531226)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
2.1 Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
a. Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang


menjadi dasar penyusunan dan pelaksanaan dalam siklus akuntansi sektor publik.
Konsep ini meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan
barang dan jasa, pelaporan keuangan, audit, serta pertanggungjawaban organisasi
sektor publik seperti pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, partai politik,
yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga peribadatan.

b. Tujuan dan Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik


Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun untuk berbagai tujuan, yaitu
sebagai acuan bagi:
1. Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik untuk menjalankan
tugasnya, termasuk tim penyusun standar akuntansi pemerintahan
2. Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktek akuntansi menurut
prinsip akuntansi yang diterima umum dan standar akuntansi keuangan sektor
publik
3. Auditor seperti BPK dan KAP, untuk memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima
umum
4. Para pemakai laporan keuangan sektor publik untuk menafsirkan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku di sektor publik
c. Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik ini akan meliputi:
1. Perencanaan publik
2. Penganggaran publik
3. Realisasi anggaran publik
4. Pengadaan barang dan jasa publik
5. Pelaporan sektor publik
6. Audit sektor publik
7. Pertanggungjawaban sektor publik

d. Asumsi Akuntansi Sektor Publik


1. Kebutuhan Masyarakat
Manusia merupakan makhluk hidup yang tidak dapat terpisahkan dari
lingkungannya. Manusia memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi
seperti kebutuhan ekonomi (pangan, sandang, papan), kebutuhan pendidikan,
kebutuhan kesehatan, dan kebutuhan sosial. Melihat kondisi masyarakat yang
semakin kritis dalam era reformasi sekarang, pemerintah dan organisasi sektor
publik lainnya dituntut untuk mengelola pelayanan publik secara lebih
transparan. Untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi yang kuat dari
masyarakat terhadap pembangunan, masyarakat dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan, termasuk pada tahap perencanaan pembangunan
diberbagai tingkatan.
2. Alokasi Sumber Daya
Perencanaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hanya akan
tercapai bila terdapat sumber daya yang mendukungnya. Pengalokasian
sumber daya dapat berupa sumber dana, sumber daya manusia, dan sumber
daya alam. Organisasi sektor publik memperoleh sumber dana dari hasil pajak,
retribusi, hibah dari donor, sumbangan dari donator atau iuran warga. Hal
yang temasuk sumber daya alam adalah barang tambang, sungai, hasil
pertanian, serta apapun yang dihasilkan oleh bumi dimana organisasi sektor
publik ini berada.
3. Ketaatan Hukum atau Peraturan
Proses pengukuran kebutuhan dan alokasi sumber daya tentunya akan
berjalan dengan lancar serta efektif jika didukung oleh regulasi yang memadai
sehingga mendorong berlakunya praktik yang baik, tertib dan akuntabel.
Dengan demikian, proses perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan
jasa, realisasi anggaran, pelaporan keuangan, audit, serta pertanggungjawaban
publik yang baik akan di dukung dengan dasar hukum yang baik pula.
Perangkat aturan atau dasar hukum organisasi sektor publik ditetapkan
berdasarkan kebutuhan organisasi. Sementara, mekanisme penyusunan dan
pengesahan dasar hukum itu ditentukan dengan mekanisme yang telah di
sepakati oleh organisasi bersangkutan.

2.2 Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik


Karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik dapat merupakan ciri khas dari
informasi yang dihasilkan dalam proses akuntansi sector public dan dapat
digambarkan dalam sebuah hierarki. Manfaatnya bagi pengambilan keputusan
disajikan sebagai kualitas informasi paling penting. Memiliki dua unsur yang
merupakan kualitas utamanya yaitu:

 Unsur kualitas yang relevan yang meliputi: tepat waktu, nilai prediktif dan
nilai umpan balik (feedback).
 Unsur kualitas reliabilitas yang meliputi: teruji, netralitas, dan
menggambarkan kejujuran.
Unsur kualitas yang relevan dapat membantu para investor dalam menilai dan
mengevaluasi kondisi baik di masa kini atau untuk meprediksi masa depan. Selain itu
dengan kualitas ini dapat juga mengevaluasi kondisi yang telah terjadi di masa lalu.
Agar relevan, informasi harus selalu tersedia tepat waktu bagi pembuat keputusan
sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan tersebut. Unsur
kualitas lainnya yaitu informasi yang ada harus dapat diuji serta disajikan dengan jujur
dan lengkap. Juga dalam penyajian informasi diperlukan adanya netralisasi sehingga
infromasi yang disajikan sudah terbebas dari bias untuk memperoleh hasil yang
diinginkan.

Terdapat pula pertimbangan biaya dan manfaat yang dikenal sebagai


keterbatasan pervasive. Informasi akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang
diperoleh dari informasi tersebut melebihi biayanya. Oleh karenanya, sebelum
mempersiapkan dan mendiseminasikan informasi keuangan, manfaat serta biaya
penyiapan itu harus dibandingkan. Setelah unsur-unsur akuntansi sektor publik
beserta transaksinya dapat memenuhi karakteristik kualitatif yang ada, tujuan
organisasi akan dapat diwujudkan.

Beberapa Kualitas dalam Akuntansi Sektor Publik yaitu:

1. Kualitas Perencanaan Publik


Kualitas perencanaan menggambarkan bagaimana produk akan diciptakan serta
menunjukkan bagaimana kualitas yang benar akan dikembangkan. Kualitas
perencanaan membutuhkan prosedur bagi pelaksanaannya. Penentu kualitas
perencanaan yang utama adalah standar kualitas perencanaan. Standar kualitas
perencanaan digunakan sebagai kerangka kerja bagi perencanaan kualitas.
Standar kualitas perencanaan terdiri dari:
a. Keterangan mengenai kegiatan organisasi.
b. Kerangka kerja kriteria input dan output dengan membuat referensi
terhadap standar utama serta petunjuk yang digunakan dalam melakukan
kegiatan organisasi.
c. Pengesahan atau persetujuan pihak terkait atau kelompok pendukung
untuk tidak menggunakan atau menyimpang dari standar yang harus
dilampirkan demi referensi di masa depan.
d. Perencanaan review jaminan kualitas secara formal.
Beberapa hal yang dapat menghalangi efektifitas dari perencanaan yaitu
kegagalan manajemen dalam memahami sistem yang tengah terjadi di
sekitar area organisasi, Kurangnya dukungan baik dari manajemen atau
pimpinan terhadap sistem perencanaan yang telah disusun dan juga
kurangnya pemahaman mengenai rencana yang disusun.
Pola umum tahap penyusunan rencana adalah sebagai berikut:
1. Materi awal penyiapan bahan utama yang akan digunakan dalam
menyusun rancangan rencana.
2. Penyusunan rancangan rencana yang meliputi:
 Penyusunan rancangan awal
 Penyusunan rancangan (rencana).
3. Musyawarah perencanaan pembangunan/konsultasi publik.
4. Penyusunan rencana akhir.
5. Pengesahan.
Hasil akhir dari proses perencanaan publik adalah dokumen
perencanaan yang mayoritas terbagi menjadi dokumen perencanaan jangka
pendek (satu tahunan), dokumen perencanaan jagka menengah (lima tahunan),
dan dokumen perencanaan jangka panjang (dua puluh lima tahunan).
Karakteristik kualitatif dari kualitas output perencanaan publik adalah dapat
dipahami dan relevan.

2. Kualitas Pengaanggaran Publik


Penyusunan anggaran publik merupakan hal yang penting dikarenakan
anggaran yang disusun dapat menggambarkan kegiatan apa saja yang akan
dilakukan pada perioder tertentu dan juga dapat dijadikan alat untuk evaluasi
kinerja suatu organisasi.
Penanggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis menunjukkan
alokasi sumber daya manusia, material, dan sumber daya lainnya. Berbagai
sistem penganggaran organisasi sektor publik telah dikembangkan untuk
mencapai berbagai tujuan termasuk pengendalian keuangan, rencana
manajemen, prioritas penggunaan data, dan pertanggung jawaban kepada
publik.
Penyusunan anggaran dapat dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan
berikut:
a. Berdasarkan program.
b. Berdasarkan pusat pertanggungjawaban, pusat biaya, pusat laba, dan
pusat investasi.
c. Dapat menjadi alat perencanaan dan pengendalian.
d. Dapat digunakan sebagai alat motivasi kinerja karyawan.
Hasil akhir dari proses penganggaran adalah dokumen rencana
anggaran. Contohnya dalam organisasi sektor publik yaitu dalam pembangunan
yang dilakukan pemerintah daerah menghasilkan dokumen berupa Rencana
Kerja Anggaran (RKA), surat keputusan kepala daerah tentang penjabaran
APBD dan lainnya. Dokumen penanggaran publik harus disusun berdasarkan
kebutuhan organisasi sektor publik dan harus diawasi mu dari tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan. Karakteristik kualitatif dari output
penganggaran publik yaitu dapat dibandingkan.

3. Kualitas Realisasi Anggaran Publik


Kualitas realisasi anggaran menggambarkan hasil pencapaian kinerja
organisasi. Proses realisasi anggaran pada umumnya mengikuti langkah-langkah
berikut ini:
a. Penyaluran dana untuk berbagai bagian/departemen sesuai dengan aturan
yang ditetapkan.
b. Pengeluaran dana dapat dilakukan secara langsung atau melalui
pengadaan barang dan jasa.
c. Transaksi pengeluaran dicatat dalam buku akuntansi.
d. Laporan tahunan dihasilkan dalam satu tahun, yaitu kulminasi akhir
tahun dengan penutupan buku akuntansi dan laporan akhir tahun.
Unsur- unsur dalam pengelolaan berbasis kegiatan yang dapat menjadi
penentu kualitas pelaksanaan realisasi anggaran publik adalah sebagai berikut :
Pengelolaan kasus usaha, prioritas, penyediaan pembenaran biaya (cost
justification), lmanfaat, kinerja untuk perbaikan yang sedang berlangsung. Pada
kualitas ouput realisasi anggaran terdapat dua karakteristik kualitatif yaitu dapat
dipahami dan terandalkan.

4. Kualitas Pengaadaan Barang dan Jasa Publik


Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan/atau
jasa dengan total biaya kepemilikan yang paling masuk akal, dalam kuantitas
dan kualitas yang benar, pada waktu yang tepat, pada tempat yang tepat, dan
dari sumber yang tepat untuk memperoleh manfaat secara langsung.
Pengelolaan kualitas pengadaan barang dan jasa yang efektif akan
membantu mencapai keutuhan teknik dengan membentuk kepercayaan dari
pihak yang memperoleh barang dan jasa tersebut sesuai dengan kualitas yang
disyaratkan. Pengelolaan kualitas tergantung pada sistem pengelolaan kualitas
yang efektif yang terdiri dari:
a. Perencanaan kualitas (quality planning)
b. Jaminan kualitas (quality assurance)
c. Pengendalian kualitas (quality control)
d. Peningkatan kualitas (quality improvement)
Tahapan pengadaan barang dan jasa publik diawali dengan
pengumpulan informasi baik mengenai barang yang dibutuhkan maupun
informasi penyedia barang dan jasa. Kemudian setelah didapatkan informasi
yang sesuai lalu penyedia barang dan jasa dihubungi untuk mendapatkan
penjelasan ketersediaan barang dan jasa serta bernegosiasi. Setelah didapatkan
kesepakatan maka selanjutnya barang dan jasa yang telah didapatkan
dikonsumsi ataupun dipelihara. Jika diperlukan dapat dilakukan pembaharuan
setelah beberapa waktu. Adapun karakteristik kualitatif dari kualitas output
proses pengadaan barang dan jasa adalah dapat dipahami dan terandalkan.

5. Kualitas Pelaporan Sektor Publik


Berdasarkan ragamnya, hasil akhir dari laporan keuangan sektor publik
terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca), laporan kinerja keuangan (laporan
surplus-defisit), laporan perubahan aktiva/aktiva neto, laporan arus kas, dan
laporan kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan. Karakteristik
kualitatif yang utama dari kualitas pelaporan sektor publik adalah dapat
diperbandingkan.
6. Kualitas Audit Sektor Publik
Kualitas audit merupakan sebuah sistematika dan pemeriksaan
independen untuk menentukan apakah kualitas kegiatan serta hasil terkait yang
telah sesuai dengan rumusan perencanaan, dan apakah perencanaan telah
dilaksanakan secara efektif serta sesuai untuk mencapai tujuannya.
Produk atau output kualitas audit adalah penilaian kuantitatif atas
kesesuaian karakteristik dokumen yang diminta. Pada umumnya, hasil audit
sektor publik berupa dokumen atau laporan hasil audit terhadap laporan
organisasi publik. Karakteristik kuantitatif proses audit sektor publik, sama
seperti dalam siklus akuntansi sektor publik sebelumnya yaitu dapat dipahami,
relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.
7. Kualitas Pertanggungjawaban Publik
Pertanggungjawaban publik tidak semata-mata dimaksudkan sebagai
upaya untuk menemukan kelemahan pelaksanaan pengelola organisasi,
melainkan juga untuk meningktkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan
akuntabilitas penyelenggaraan organisasi publik. Secara tradisional, konsep
pertanggung jawaban publik didasarkan pada regulasi dan kekeliruan fungsi
pemerintah di berbagai tindakan nasional maupun daerah. Karakteristik
kualitatif kualitas output pertanggungjawaban publik yaitu dapat dipahami dan
relevan.

2.3 Standar Akuntansi Pemerintahan


a. Definisi Standar Akuntansi Pemerintahan

Definisi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) tercantum dalam


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010 pasal 1 nomor
3 yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah maupun pusat. Dengan
demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam
upaya peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.

b. Peraturan Pemerintah mengenai Basis Standar Akuntansi Pemerintahan

Pada tahun 2010 terbit Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010


tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagai pengganti Peraturan Pemerintah
Nomor 24 tahun 2005. Penggantian ini terjadi karena pada saat kita memakai
basis Kas Menuju Akrual (Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan basis kas,
Neraca berdasarkan basis Akrual) hingga Laporan Keuangan Pemerintah tahun
2008 selesai diaudit di tahun 2009, ternyata opini yang didapat pemerintah
masih dibawah harapan. Pada akhirnya Pemerintah berkonsultasi dengan
Pimpinan DPR, lalu disepakati bahwa basis akrual akan dilaksanakan secara
penuh mulai tahun 2014.

Adanya perbedaan antara Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010


ini dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005. Laporan keuangan
pokok yang wajib disusun dan disajikan oleh entitas pelaporan menurut Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu sebagai
berikut.

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


2. Neraca
3. Laporan Arus Kas (LAK)
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Sedangkan, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis Akrual ,


sebagai berikut.

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas (LAK)
5. Laporan Operasional (LO)
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)

Perbedaan antara Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 ini dengan


Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 menyebabkan publikasi standar
yang dikeluarkan oleh KSAP terdapat perbedaan. Dalam rangka pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, KSAP mengeluarkan standar
akuntansi pemerintah, meliputi :

1. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan


2. PSAP Nomor 01 Penyajian Laporan Keuangan
3. PSAP Nomor 02 Laporan Realisasi Anggaran
4. PSAP Nomor 03 Laporan Arus Kas
5. PSAP Nomor 04 Catatan Atas Laporan Keuangan
6. PSAP Nomor 05 Akuntansi Persediaan
7. PSAP Nomor 06 Akuntansi Investasi
8. PSAP Nomor 07 Akuntansi Aset Tetap
9. PSAP Nomor 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
10. PSAP Nomor 09 Akuntansi Kewajiban
11. PSAP Nomor 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi,
dan Peristiwa Luar Biasa
12. PSAP Nomor 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
13. Buletin Teknis 01 tentang Neraca Awal Pemerintah Pusat
14. Buletin Teknis 02 tentang Neraca Awal Pemerintah Daerah
15. Buletin Teknis 03 tentang Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan
Konversi.
16. Buletin Teknis No. 05 Tentang Buletin teknis Penyusutan.
17. Buletin Teknis No. 04 tentang Penyajian dan pengungkapan belanja
Pemerintah.
18. Buletin teknis No.06 tentang Akuntansi Piutang
19. Buletin teknis No. 07 tentang Akuntansi dana bergulir
20. Buletin teknis 08 tentang Akuntansi Utang
21. Buletin teknis 09 tentang Akuntansi Aset tetap
Sedangkan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010, KSAP mengeluarkan standar akuntansi pemerintah, meliputi :

1. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan


2. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
3. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
4. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
5. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
6. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
7. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
8. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
9. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
10. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
11. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa;
12. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
13. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional

Standar Akuntansi Pemerintahan di Indonesia akan terus berkembang


yang mengacu pada International Public Sector Accounting Standard (IPSAS)
dengan mengikuti peraturan perundangan serta kondisi Indonesia. International
Public Sector Accounting Standards (IPSAS) yaitu standar akuntansi untuk
entitas sektor public.

Beberapa Standar akuntansi dari sektor publik yang telah


dihasilkan oleh IPSAS sampai tahun 2010 ini adalah sebagai berikut :
1. IPSAS 1—Presentation of Financial Statements.
2. IPSAS 2—Cash Flow Statements.
3. IPSAS 3—Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and
Errors.
4. IPSAS 4—The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates.
5. IPSAS 5—Borrowing Costs.
6. IPSAS 6—Consolidated and Separate Financial Statements.
7. IPSAS 7—Investments in Associates.
8. IPSAS 8—Interests in Joint Ventures.
9. IPSAS 9—Revenue from Exchange Transactions.
10. IPSAS 10—Financial Reporting in Hyperinflationary Economies.
11. IPSAS 11—Construction Contracts.
12. IPSAS 12—Inventories.
13. IPSAS 13—Leases.
14. IPSAS 14—Events After the Reporting Date.
15. IPSAS 15—Financial Instruments: Disclosure and Presentation.
16. IPSAS 16—Investment Property.
17. IPSAS 17—Property, Plant, and Equipment.
18. IPSAS 18—Segment Reporting.
19. IPSAS 19—Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets.
20. IPSAS 20—Related Party Disclosures.
21. IPSAS 21—Impairment of Non-Cash-Generating Assets.
22. IPSAS 22—Disclosure of Information about the General Government
Sector (IFAC, 2010).
23. IPSAS 23—Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and
Transfers).
24. IPSAS 24—Presentation of Budget Information in Financial Statements.
25. IPSAS 25—Employee Benefits.
26. IPSAS 26—Impairment of Cash-Generating Assets.
27. IPSAS 27—Agriculture.
28. IPSAS 28—Financial Instruments: Presentation.
29. IPSAS 29—Financial Instruments: Recognition and Measurement.
30. IPSAS 30—Financial Instruments: Disclosures.
31. IPSAS 31—Intangible Assets. (IFAC, 2010).
Dalam pelaksanaannya, PSAP diikuti dengan Interpretasi Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) atau Buletin Teknis SAP. Hal ini
bertujuan untuk menghindari salah arti dari penggunaan PSAP serta mengatasi
permasalahan teknis. IPSAP dan Buletin Teknis SAP disusun dan diterbitkan
oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dan diberitahukan
kepada Pemerintah dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Rancangan IPSAP
disampaikan kepada BPK paling lambat empat belas hari kerja sebelum IPSAP
diterbitkan.
KSAP telah menerbitkan IPSAP , yaitu :
1. Interpretasi SAP 01 tentang Transaksi Dalam Mata Uang Asing
2. Interpretasi SAP 02 tentang Pengakuan Pendapatan yang Diterima Pada
Rekening Kas Umum Negara/Daerah
3. Interpretasi SAP 03 tentang Pengakuan Penerimaan Pembiayaan yang
Diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan Pengeluaraan
Pembiayaan yang dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah
4. Interpretasi SAP 04 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi dan
Koreksi Kesalahan tanpa penyajian Kembali Laporan Keuangan.
Buletin Teknis SAP merupakan informasi yang terdapat penjelasan
teknis akuntansi sebagai penuntun bagi pengguna. Buletin Teknis SAP
bertujuan untuk mengatasi masalah teknis akuntansi dengan memaparkan secara
teknis penerapan PSAP atau IPSAP.

KSAP telah menerbitkan beberapa Buletin Teknis SAP, yaitu :

1. Buletin Teknis 01 tentang Neraca Awal Pemerintah Pusat


2. Buletin Teknis 02 tentang Neraca Awal Pemerintah Daerah
3. Buletin Teknis 03 tentang Penyajian Laporan keuangan Pemerintah
Daerah Sesuai Dengan SAP dengan Konversi
4. Buletin Teknis 04 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja
Pemerintah
5. Buletin Teknis 05 tentang Akuntansi Penyusutan (telah diganti
dengan bultek 18)
6. Buletin Teknis 06 tentang Akuntansi Piutang (telah diganti dengan
bultek 16)
7. Buletin Teknis 07 tentang Akuntansi Dana Bergulir
8. Buletin Teknis 08 tentang Akuntansi Utang (telah diganti dengan
bultek 22)
9. Buletin Teknis 09 tentang Akuntansi Aset Tetap (telah diganti
dengan bultek 15)
10. Buletin Teknis 10 tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial
11. Buletin Teknis 11 tentang Akuntansi Aset Tak Berwujud (telah
diganti dengan bultek 17)
12. Buletin Teknis 12 tentang Transaksi Dalam Mata Uang Asing
13. Buletin Teknis 13 tentang Akuntansi Hibah
14. Buletin Teknis 14 tentang Akuntansi Kas
15. Buletin Teknis 15 tentang Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual
16. Buletin Teknis 16 tentang Akuntansi Piutang Berbasis Akrual
17. Buletin Teknis 17 tentang Akuntansi Aset Tak Berwujud Berbasis
Akrual
18. Buletin Teknis 18 tentang Akuntansi Penyusutan Berbasis Akrual
19. Buletin Teknis 19 tentang Akuntansi Bantuan Sosial Berbasis Akrual
20. Buletin Teknis 20 tentang Akuntansi Kerugian Negara/Daerah
21. Buletin Teknis 21 tentang Akuntansi Transfer Berbasis Akrual
22. Buletin Teknis 22 tentang Akuntansi Utang berbasis Akrual
23. Buletin Teknis 23 tentang Akuntansi Pendapatan Nonperpajakan
24. Buletin Teknis 24 tentang Akuntansi Pendapatan Perpajakan
c. Ruang Lingkup Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi Pemerintahan diterapkan dalam lingkup


pemerintahan, yaitu Pemerintahan Pusat, Pemerintahan Daerah, dan satuan
organisasi di lingkungan Pemerintahan Pusat/Daerah, jika menurut peraturan
perundang-undangan satuan organisasi yang dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan.

Ruang Lingkup Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ini mengacu


pada kerangka konseptual. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
adalah konsep dasar penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi
Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan
keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Kerangka konseptual ini membahas:

1. Tujuan kerangka konseptual


2. Lingkungan akuntansi pemerintahan
3. Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna
4. Entitas akuntansi dan entitas pelaporan
5. Peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan,
serta dasar hukum
6. Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat
informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala
informasi akuntansi
7. Unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan
pengukurannya

d. Pentingnya Standar Akuntansi Pemerintahan

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, Standar


Akuntansi Pemerintahan (SAP) sudah harus diterapkan untuk penyusunan
laporan keuangan tahun anggaran 2005. Artinya bahwa penyajian laporan
keuangan tahun 2005 sudah harus sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). Hal serupa juga terjadi pada penerapan PP Nomor 71
Tahun 2010, yang meyatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintaha (SAP)
Berbasis Akrual sudah harus diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan
tahun anggaran 2010.

Standar Akuntansi Pemeintahan (SAP) mengatur mengenai informasi


yang harus disajikan dalam laporan keuangan, bagaimana menetapkan,
mengukur, dan melaporkannya. Oleh karena itu, Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) mengatur penyajian pos-pos yang harus disajikan dalam
laporan keuangan seperti pos kas, piutang, aset tetap, dan seterusnya.

e. Tujuan Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi Pemerintahan mempunyai beberapa tujuan yaitu:

 Tujuan pertanggungjawaban, dalam tujuan pertanggungjawaban


pemerintah harus memberikan informasi keuangan secara lengkap,
memberikan informasi keuangan secara cermat, dalam bentuk dan waktu
yang tepat.
 Tujuan manajerial, dalam tujuan manajerial, memberikan informasi
keuangan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan,
pengendalian anggaran, perumusan kebijakan, pengambilan keputusan,
dan penilaian kinerja pemerintah adalah tujuan yang diharapkan dapat
dicapai dengan adanya akuntansi pemerintah.
 Tujuan pengawasan, memiliki arti bahwa informasi yang dihasilkan
akuntansi pemerintahan harus memungkinkan untuk terselenggarakan
pemeriksaan oleh aparat pengawas.

Dengan diterapkannya Standar Akuntansi Pemerintahan, mampu


membangun hubungan kepercayaan yang baik antara pemerintah baik pusat
maupun daerah dengan masyarakat melalui informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from repository.unsri.ac.id:


https://repository.unsri.ac.id/11911/2/RAMA_63201_07011281320037_0012046702_
02.pdf
Manikam, Marwah, A., Naurah, R., Atifah, Hardianyah, E., Sudirman, & Misrad, H. (2015).
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. 2-9.
Nahdhyiah, N., Ode, R. A., Latanna, C. M., Sayifulloh, & Holatila, G. (2016). STANDAR
AKUNTANSI PEMERINTAHAN. 15-17.

Anda mungkin juga menyukai