Anda di halaman 1dari 25

Miftah Sholehudin

Senin, 24 Maret 2014

MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA

http://miftahsholehudin.blogspot.com/2014/03/melestarikan-budaya-lokal-di-indonesia.html?m=1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Era globalisasi saat ini, teknologi terus berkembang memacu peradaban manusia yang
semakin terus berubah. Tidak hanya perkembangan dari bidang teknologi tetapi juga berkembang dari
bidang budaya. Oleh sebab itu budaya asing dapat ditemui dengan mudah, terutama budaya barat yang
tidak sesuai dengan adat budaya timur seperti Indonesia. Budaya asing dapat menambah edukasi bagi
bangsa Indonesia, terutama dibidang Ilmu Pengetahuan. Namun budaya asing tidak selalu berdampak
positif, kerena dengan adanya budaya asing, budaya kita sendiri mulai diabaikan.

Kebudayaan itu sangat penting, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang berbudaya.
Contohnya Jepang, walaupun Jepang negara maju dan terkenal dangan teknologinya, masyarakat
Jepang tetap menjungjung kebudayaannya yang merupakan warisan leluhurnya. Berbanding terbalik
dengan masyarakat Indonesia terutama yang berdomisili di kota-kota besar,cara berpakaian, cara bicara,
bahkan sifat, sudah lebih bergaya asing.

Apalagi kini masyarakat kota sudah terprogram untuk bekerja, pulang untuk istirahat, dan
bangun pagi untuk berkerja lagi. Dan bila ada waktu luang, masyarakat modern lebih sibuk didepan
komputer hanya untuk bermain di dunia maya seperti bermain facebook, twitter, atau bermain game
online. Masyarakat sekarang lebih bangga memiliki banyak teman di dunia maya ketimbang memiliki
banyak teman di dunia nyata. Bahkan bertegur sapa dengan tetanggapun sudah jarang. Kegiatan
tersebut dilakukan terus berulang-ulang tanpa henti, sehingga tanpa disadari budaya kita yaitu
beramah-tamah dan saling menyapa mulai pudar. Gotong-royong yang dulu dibanggakan kini mulai
diabaikan. Kebaya dan batik kini mulai berganti dengan dress ataupun kain distro yang tidak ada dalam
sejarah kita, dengan alasan kebaya dan batik sudah kuno dan ketinggalan zaman.

Sangat disayangkan bila melihat Indonesia yang merupakan negara majemuk dengan
multiculture terbesar didunia, mengabaikan kebudayaannya sendiri. Padahal banyak negara lain yang
mulai “meniru” kebudayaan kita, seperti negera Malaysia yang mengakui budaya kita adalah budaya
bangsanya. Apakah kita akan tetap membiarkan hal tersebut terus terjadi, seharusnya kita malu. Kita
seharusnya bisa mempertahankan, menghidupkan, mengembangkan, memelihara, dan mempopulerkan
kebudayaaan kebudayaan kita sendiri.

Jika dibiarkan budaya kita sendiri akan luntur. Jika luntur, maka Negara Indonesia yang dikenal
sebagai Negara terhormat dan berbudaya hanya tinggal sejarah. Dari itu kita harus mampu
mempertahan budaya kita. Jangan sampai kita lebih PD dan lebih merasa gaul jika kita menggunakan
budaya asing. Kita harus pandai memilih budaya apa yang kita gunakan, budaya yang harus sesuai
dengan norma dan adat bangsa Indonesia. Jangan sampai budaya yang kita gunakan melanggar norma,
terutama norma agama yang berhubungan langsung dengan sang maha pencipta.

Kita sebagai warga Negara yang mencintai tanah kelahirannya, sepatutnya kita dapat menjaga
apa yang telah leluhur kita berikan yaitu berupa “Kebudayaan”. Salah jika kita mencemooh apa yang
telah nenek moyang berikan kepada kita. Dan merupakan sebuah keanehan jika ada warga Negara jika
lebih membanggakan kebudayaan lain, dan membiarkan kebudayaannya hilang dicuri tetangga.

Marilah jaga kebudayaan dan warisan leluhur kita yang beragam ini. Alangkah baiknya jika kita
tidak hanya menjadi penonton kebudayaan kita sendiri, tapi ikut berperan dalam melestarikan
kebudayaan itu sendiri. Karena jika tidak kita siapa penyambung kebudayaan ini ke generasi
selanjutnya?. jika kebudayaan kita luntur, maka anak cucu kita kelak, hanya akan menjadi penikmat dan
penonton kebudayaan asing di masa yang akan datang. Jangan sampai “Penyesalan datangnya di akhir”
itu benar-benar terjadi. Oleh karena itu kami membuat karya makalah yang berjudul “Melestarikan
budaya lokal di Indonesia”.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran betapa pentingnya
melestarikan budaya lokal terhadap kemajuan bangsa, sekaligus mengingatkan karena melihat betapa
kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya Indonesia yang beragam
ini, dan betapa mudahnya generasi muda saat ini yang dengan mudahnya dapat dipengaruhi oleh
budaya asing yang tidak sesuai dengan adat budaya timur.

1.3 Perumusan Masalah

-1.3.1 Apa yang dimaksud budaya?

-1.3.2 Apa pengaruh kebudayaan terhadap kemajuan bangsa Indonesia?

-1.3.3 Bagaimanakah pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan di Indonesia?

-1.3.4 Bagaimana perkembangan kebudayaan Indonesia saat ini?

-1.3.5 Apa faktor pendukung lunturnya budaya di Indonesia?

-1.3.6 Bagaimana cara melestarikan budaya Indonesia?

1.4 Metode Penelitian


-1.4.1 Buku

-1.4.2 Internet

1.4 Sistematika Penulisan

-1.4.1 Pengesahan

-1.4.2 Kata Pengantar

-1.4.3 Daftar isi

-1.4.4 Pendahuluan

-1.4.5 Pembahasan

-1.4.6 Penutup

BAB II PEMBAHASAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.

2.1 Pengertian/Definisi

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek
budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya
lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman
mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam
anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan
hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan
aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

2.1.1 Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA 5

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.1.2 Pengertian Kebudayaan Indonesia


Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal
asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.

2.1.2.1 Kebudayaan Nasional

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan
nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA 6

Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa
Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat
dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada
pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan
Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud,
Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K,
199.

Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan
daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga
ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan,
ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat
dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa
mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini
merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan
rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi,
“Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”

Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa
ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan
kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat
yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika
batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.

Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan
daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang
terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional
sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi
seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia
yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan
bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.

2.1.2 Unsur-unsur Kebudayaan


Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan,
antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

· alat-alat teknologi

· sistem ekonomi

· keluarga

· kekuasaan politik

2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

· sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya

· organisasi ekonomi

· alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga
pendidikan utama)

· organisasi kekuatan (politik)

MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA 7

2.1.3 Wujud dan Komponen Kebudayaan

1. Wujud Kebudayaan

Gagasan (Wujud ideal),Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba
atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.

Aktivitas (tindakan), adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-
aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Artefak (karya), Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat,
dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud
kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA 8

2. Komponen Kebudayaan

Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli
antropologi Cateora, yaitu :

Kebudayaan material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi:
mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-
barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin
cuci.

Kebudayaan non material

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi,
misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA 9

Lembaga sosial

Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan
berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi
dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa
dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau
perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier

Sistem kepercayaan

Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan


terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem
keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara
mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.

Estetika

Berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang
berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai
estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita
sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah,
setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai
symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak
terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.

MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA 10

Bahasa

Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan
Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen
komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti
oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami
agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

2.1.4 Hubungan Antara Unsur-unsur Kebudayaan

1. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala
peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan
masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil
kesenian.

Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling
sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur
kebudayaan fisik), yaitu:

· alat-alat produktif
· senjata

· wadah

· alat-alat menyalakan api

· makanan

· pakaian

· tempat berlindung dan perumahan

· alat-alat transportasi

2. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes
mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk
menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.

Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan
darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu,
kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.

Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang
jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di
masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas,
keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.

Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama,
manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri.

3. Sistem mata pencaharian

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata
pencaharian tradisional saja, di antaranya:

· Berburu dan meramu

· Beternak

· Bercocok tanam di ladang

· Menangkap ikan
4. Bahasa

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi
atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan
menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa,
manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan
sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.

Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus.
Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk
mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk
mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-
naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Kesenian

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan
keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa
tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan
kesenian yang kompleks.

5. Sistem Kepercayaan

Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan
mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya
penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu
bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat,
manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.

Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama
(bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah
sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and
Religion(Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:

... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk
beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang
harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.

Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun
Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti
misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.
2.2 Budaya Untuk Kemajuan Bangsa

Budaya sangat penting untuk kemajuan bangsa, karena selain agama, budaya juga dapat
mempengaruhi arah dan tujuan hidup. Indonesia memiliki keberagaman budaya yang sangat kompleks.
Keberagaman budaya bukanlah suatu pembeda yang dapat menjadi perpecahan, melainkan untuk
dijadikan sarana agar dapat saling mengenal antara budaya yang satu dengan budaya lainnya.
Perubahan dan perkembangan budaya di suatu masyarakat, tidak terlepas dari perkembangan pola pikir
masyarakat itu sendiri.

Di belahan dunia mana pun, kebudayaan menjadi kunci untuk kemajuan bangsa. Budaya suatu
bangsa selalu berubah dan bersifat dinamis, tergantung dari pengelolaan masyarakat dan bangsa itu
sendiri.

Sebagai contoh, China yang semula mengusung budaya tertutup dan kolektivisme sehingga
masyarakatnya sulit maju dan berkembang. Namun, perubahan secara struktural disertai perubahan
kebudayaan yang mengarah pada penghargaan kreativitas individu dan kepemilikan pribadi, masyarakat
China bisa berkembang. Beberapa negara yang kebudayaannya berubah secara dinamis, diantaranya
Singapura dan Korea yang mengusung kerja keras dan disiplin tinggi sehingga masyarakatnya
berkembang dengan pesat.

Direktur Eksekutif Reform Institute, Yudi Latif, dalam diskusi “Penyerbukan Silang Antarbudaya:
Sebagai Strategi Kebudayaan” yang diselenggarakan oleh Yayasan Nasional Building (Nabil) pada hari
Kamis (2/8) di Jakarta, mengatakan, “Indonesia memiliki potensi untuk berkembang pesat dengan
penyerbukan (baca: pernikahan) silang antarbudaya.” Model penyerbukan silang antarbudaya sudah
terbukti efektif pada masa lalu, seperti perpaduan antara kebudayaan Hindu, China, dan Islam, yang
kemudian melahirkan kebudayaan baru yang penuh toleransi dan memutuskan setiap persoalan melalui
musyawarah.

Indonesia pada masa lalu pun bisa maju karena mengutamakan potensi maritim. “Jika Indonesia
kini makin terpuruk, hal itu disebabkan potensi maritim dan penyerbukan silang antarbudaya diabaikan.
Masing-masing kelompok merasa paling hebat,” kata Yudi.

Pendiri Yayasan Nabil, Eddie Lembong, mengatakan, “Jika ingin maju Indonesia harus
mengoptimalkan potensi maritim serta mengoptimalkan kebudayaan-kebudayaan Nusantara yang
sangat beragam.”

Keberagaman ini harus kita lihat sebagai sisi positif sekaligus keuntungan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Misalnya, perbedaan budaya di Indonesia yang beraneka ragam membuat masyarakat di dunia
internasional tertarik untuk berkunjung ke Indonesia. Banyak turis asing yang datang bukan hanya
sekadar liburan atau rekreasi semata, tetapi lebih dari itu untuk mengenal budaya negara kita yang pada
akhirnya akan menambah devisa melalui pariwisata, bertambahnya lapangan kerja seperti pemandu
wisata sangat dibutuhkan turis asing, pembangunan hotel dan penginapan yang menyerap karyawan
sekaligus menambah pendapatan negara dari sektor pajak, meningkatkan pendapatan masyarakat
sekitar melalui penjualan aksesori dan atribut budaya daerahnya, serta berbagai keuntungan lain yang
bisa didapat oleh masyarakat dan negara Indonesia.

Lain halnya jika masyarakat menganggap perbedaan budaya sebagai suatu ancaman, maka
perbedaan itulah yang akan mengahancurkan bangsa tersebut. Sebagai contoh, perang antarsuku di
Papua yang hingga saat ini masih sering terjadi. Kerusuhan di Poso, Sulawesi Tengah, dan kerusuhan
Ambon, Maluku, yang disebabkan perbedaan suku dan agama, dan masih banyak lagi pengalaman buruk
lain dari sejarah bangsa Indonesia yang disebabkan oleh pandangan sempit mengenai keberagaman.

Setiap manusia pasti memiliki sikap yang berbeda dalam menanggapi perbedaan itu sendiri. Entah itu
Anda atau saya, pasti memiliki perbedaan baik dari segi budaya maupun pola pikir.

2.2.1 Faktor Budaya Yang Mendorong Kemajuan Bangsa

Budaya yang mendorong kemajuan bangsa adalah Produktivitas kemajuan teknologi


merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi yang lain adalah penambahan modal
dan tenaga kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang di gunakan, semakin meningkat pula produksi.
Hanya saja apabila penggunaan tenaga kerja telah mencapai puncaknya, dalam arti penambahan
tenaga kerja sudah tidak efektip lagi(Walaupun ada penambahan tenaga kerja tetapi tidak menambahi
penambahan produksi),di perlukan penambahan modal.

Begitupun pula sebaliknya sejumlah modal hanya dikerjakan oleh tenaga kerja di bawah batas
yang diperlukan, sehingga modal itu belum berproduksi sesuai dengan kapasitasnya. Pemanfaatan
tenaga kerja ini bukan dilihat dari segi kuantitasnya. Untuk memperoleh produktivitas yang optimal
dipergunakan penggunaan faktor-faktor pruduksi (modal, sumber daya manusia,dan alam) secara
optimal pula, tanpa mengabaikan pertimbangan antara faktor produksi itu.

Modal akan mengurangi kenuntungan karenamodal mengalami penyusutan. Begitu juga sumber
budaya manusia apabila tidak dipergunakanpun akan menimbulkan masalah-masalah sosial, di samping
juga upah-aset yang tidak produktif.

Untuk menaikan produktivitas barang modal adalah dengan mempergunakan teknologi madern,
dan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan, latihan serta
alih teknologi.

Kemajuan dan perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan material saja akan
menimbulkan kepincangan pada kehidupan manusia. Hidup mereka kurang sempurna, berat sebelah
dan batin mereka akan kosong. Akibatnya tidak akan memperoleh ketentraman, ketertiban hidup,
melainkan justru dapat lebih merusak.

Akan hilanglah sifat kebersamaan dan tenggang rasa, karena sagala tindakan manusia akan
diperhitungkan seberapa besar tindakan itumenguntungkan dirinya sehingga rasa kemanusiaan akan
lenyap, karena saingan hidup sesama manusia.
Sebagai penentu kemanusiaan akal dan budi pasti selalu menuntut suasana yang
menggambarkan dijaminnya kemanusiaan tersebut. Wujudnya ialah suatu suasana kehidupan yang
ditaburi oleh rasa kasih antara anggota masyarakat sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan, suatu
kehidupan yang damai, tentram, bebas dari rasa takut akan pihak lain.

Di satu sisi akal dan budi selalu mengajak berbuat dengan tindakan-tindakan yang sesuai dengan
moral, di sisi lain pada manusia ada nafsu yang menyeretnya kepada tindakan yang tidak baik dan
merusak kemanusiaan. Namun sesungguhnya nafsu itu tidak selamanya buruk, sebab nafsu itu tidak
lebih dari keinginan atau hasrat saja untuk memuaskan atau menyenangkan diri.

Untuk menjadi manusia susila yang berbudaya, manusia yang sadar akan perannya sebagai
pengemban nilai-nilai moral, ialah manusia yang selalu berusaha memperhatikan dengan sunggu-
sungguh penerangan akal dan budi dan berusaha menaatinya.

FilsufHegel dalam abad ke-19 membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya
sendiri. Dalam berbudaya manusia tak menerima begitu saja apa yang di sediakan oleh alam, tetapi
mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan berbuat demikian itu terjadi jurang antara
manusia dengan dirinya yang dialami. Itulah yang dimaksud dengan keterlepasan atau keterasingan dan
sebagai akibatnya terjadilah ketegangan yang terus menerus mendorong kemajuan itu.

Budaya Barat selain memiliki dampak negatif juga memiliki dampak positif dan perlu ditiru,
seperti budaya kerja keras, budaya disiplin, budaya bersih dan teratur serta budaya cinta ilmu dan
milakukan penelitian.

Ini hanya beberapa contoh dari budaya yang mendorong kemajuan dan budaya gotong royong,
kita sebagai orang pribumi yang akhirnya merdeka setelah dijajah berabad abad oeleh para penjajah
kalau kita tidak saling bergotong royong bersama sama dan memiliki tekat yang bulat untuk merdeka
rasanya sulit untuk bias lepas dari penjajah,bergotong royong sangatlah penting dimasyarakat ini apabila
kita sering bergotong royong akan timbul rasa kebersamaan untuk saling membantu sama lain dan rasa
tidak egois,jadi marilah kita melestarikan budaya gotong royong karena budaya gotong royong dapat
memajukan suatu bangsa dengan kebersamaan dan tekat yang sama untuk melestarikan dan
mensejahterakan rakyat dan bangsanya.

Jadi menurut pendapat saya budaya yang dapat menghambat kemajuan sebaiknya harus cepat
ditinggalkan karena semakin lama budaya itu melekat pada bangsa ini maka akan mempengaruhi
produktifitas bangsa ini akan berkurang kualitas kerjanya seperti contohnya Budaya Mencontek,apabila
seluruh masyarakat tidak mau berusaha hanya melihat punya orang lain tidak menutup kemungkinan
rakyat bangsa ini akan menjadi malas walaupun tidak semua rakyat seperti itu apalagi Budaya Korupsi,
itu sangat menghambat kemajuan karena akan merusak dibanyak sector sector penting dalam suatu
Negara, seperti yang telah dijelaskan tadi korupsi akan merusak ekonomi kesejahteraan rakyat dan
moral orang itu sendiri dan akan menjelekan nama Negara itu sendiri. Sebaiknya kita tinggalkan budaya
korupsi dan mencontek dan kita tingkatkan budaya gotong royong,disiplin,kerja keras dan yang positif
lainnya,karena apabila orang itu bekerja keras mau berusaha dan mencari pengetahuan maka orang
itupun akan menjadi orang yang berguna dan secara tidak sengaja akan meningkatkan produktifitas
budaya bangsa itu sendiri.

2.2.2 Faktor Budaya Yang Menghambat Kemajuan Bangsa

1. Korupsi

Korupsi adalah penyalah gunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi,seharusnya apabila kita
mempunyai atau berkedudukan jabatan yang tinggi digunakan untuk hal yang positif bukan malah
menyalahgunakannya.korupsi adalah suatu perbuatan yang sampai saat ini sulit untuk dihilangkan dari
Indonesia dan sudah menjadi budaya dalam negeri ini,korupsi sangatlah merugikan semua orang yang
seharusnya uang yang diberikan untuk kesejahteraan masyarakat yang kurang mampu tapi ini malah
diambil sebagian uangnya untuk kebutuhan sepihak itu sesuatu hal yang tidak adil sebagai orang yang
mempunyai akal dan pengetahuan,oleh sebab itu banyak dampak negative dari korupsi antara lain :

Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik, korupsi
mempersulit Demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara
menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi
akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan
menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-
seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari
pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan
jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan
dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.

Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan


pemerintahan.

Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan
yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran
ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau
karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga)
dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan
sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi
menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga mengacaukan “lapangan perniagaan”. Perusahaan yang
memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-
perusahaan yang tidak efisien.

Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi
publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat
mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi, yang
akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat
keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas
pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran
pemerintah.

2. Mencontek

Selain korupsi budaya Mencontek juga telah menyebar diberbagai Negara ini,mencontek adalah
perbuatan yang dilakukan oleh seorang pelajar yang malas untuk mencari tahu jawaban dari sebuah
persoalan yang diberikan,zaman sekarang ini budaya mencontek sudah menjadi suatu hal yang biasa
mulai dari anak sekolah dasar sampai seseorang yang bersekolah diperguruan tinggi negeri maupun
swasta,orang yang melakukan perbuatan mencontek biasanya karena soal yang diberikan terlalu sulit
untuk dia kerjakan sehingga membuat dia putus asa dan malas akhirnya dia memutuskan untuk
mencontek. Pada saat ini internet sudah menyebar diseluruh belahan bumi sehingga membuat pelaku
pelaku dengan sangat mudah mencari bahan Contekan melalui internet,banyak sekali faktor faktor
pendukung untuk membuat orang menjadi suka mencontek,salah satunya telepon genggam,pada jaman
sekarang telepon genggam sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi,banyak anak anak muda sekarang
bahkan anak kecil yang sudah memiliki benda tersebut,pergaulan yang bebas dan perkembangan
teknologi yang begitu cepat dapat merubah suatu budaya kental dengan kesederhanaan menjadi
budaya yang modern. Pada saat ini telepon genggam digunakan tidak hanya untuk komunikasi tetapi
juga digunakan untuk Mencontek,dengan cara memberikan jawaban atau menanyakan pertanyaan
yang tidak diketahui melalui pesan singkat,dan media social lainnya,oleh sebab itu apabila budaya
mencontek ini dibiarkan terus menerus makan aka nada banyak orang orang yang malas,akibat dari
kemalasan tersebut orang itu akan bodoh dan apabla orang itu bodoh atau tidak mempunyai ilmu
pengetahuan makan orang tersebut tidak bias mempunyai pekerjaan karena dia tidak mempunyai
pekerjaan maka orang itupun menganggur apabila sudah menganggur dia tidak mempunyai uang untuk
membiayai hidupnya kalau sudah begitu pasti aka nada banyak masalah masalah baru yang timbul
akibat dari pengangguran contohnya seperti merampok,menjual uang palsu dan sebgainya oleh karena
itu hilangkanlah budaya mencontek tersebut.

2.3 Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi
dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh
aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang
harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan
globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah
perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan
masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Dalam perkembangannya globalisasi
menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kebudayaan,misalnya ,hilangnya budaya asli suatu daerah
atau suatu negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme dan
patriotisme,hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong,kehilangan kepercayaan diri, dan gaya
hidup kebarat-baratan.

Selain itu saat ini masyarakat sedang mengalami serbuan yang hebat dari berbagai produk
pornografi berupa tabloid, majalah, buku bacaan di media cetak, televisi, radio, dan terutama adalah
peredaran bebas VCD. Baik yang datang dari luar negeri maupun yang diproduksi sendiri. Walaupun
media pernografi bukan barang baru bagi Indonesia, namun tidak pernah dalam skala seluas sekarang.
Bahkan beberapa orang asing menganggap Indonesia sebagai ”surga pornografi” karena sangat
mudahnya mendapat produk-produk pornografi dan harganya pun murah. Dan contoh lain misal kita
berjalan-jalan di mall atau di tempat publik sangat mudah menemui wanita Indonesia yang berpakaian
serba minim dan mengumbar aurat. Dimana budaya itu sangat bertentangan dengan dengan norma
yang ada di Indonesia. Belum lagi maraknya kehidupan free sex di kalangan remaja masa kini. Terbukti
dengan adanya video porno yang pemerannya adalah orang-orang Indonesia.

Di sini pemerintah dituntut untuk bersikap aktif tidak masa bodoh melihat perkembangan
kehidupan masyarakat Indonesia. Menghimbau dan kalau perlu melarang berbagai sepak terjang
masyarakat yabg berperilaku yang tidak semestinya. Misalnya ketika Presiden Susilo Bambang Yudoyono
menyarankan agar televisi tidak merayakan goyang erotis denga puser atau perut kelihatan. Ternyata
dampaknya cukup terasa, banyak televisi yang tidak menayangkan artis yang berpakaian minim.

Dari uraian dan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak globalisasi
kenyataannya sangat berpengaruh terhadap prilaku dan budaya masyarakat Indonesia dimana
fenomena pengglobalan dunia harus disikapi dengan arif dan positif thinking karena globalisasi dan
modernisasi sangat diperlukan dan bermanfaat bagi kemajuan. Namun kita tidak boleh lengah dan
terlena, karena era keterbukaan dan kebebasan itu juga menimbulkan pengaruh negatif yang akan
merusak budaya bangsa. Menolak globalisasi bukanlah pilihan tepat, karena itu berarti menghambat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi perlu kecerdasan dalam menyaring efek
globalisasi. Akses kemajuan teknologi informatika dan komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai pelestari
dan pengembang nilai-nilai budaya lokal.Jati diri daerah harus terus tertanam dijiwa masyarskat
Indonesia, serta harus terus, meningkatkan nilai-nilai keagamaaan.

2.4 Keadaan Budaya Indonesia saat ini

1. Pada Masyarakat

Dari penjelasan yang telah dijelaskan, bahwa pengertian Kebudayaan sebagai suatu keseluruhan
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya.
Penetrasi kebudayaan pada zaman sekarang sudah jauh berbeda dengan budaya Indonesia sebelumnya,
contohnya pada Budaya barat yang sekarang terus mengerus kebudayaan asli Indonesia sendiri,
misalnya hilangnya rasa hormat anak kepada orangtuanya, budaya sungkeman sudah dilihat jarang,
budaya berpacaran yang berlebihan hingga berimbas kepada sex bebas.
Ini semua merupakan kendala bagi moral penerus bangsa yang nantinya merusak moral, hingga bangsa
sendiri. Semoga Negara tidak buta melihat fakta ini.

2. Pada Pemerintah.

Budaya yang berada pada pemerintah pasti tidak hilang dari budaya politik, namun budaya politik
yang sehatlah yang dapat merubah dari keterpurukan menuju kesejahteraan masyarakatnya.

Pada tahun terdahulu, saat para Pahlawan dan pemuda berjuang mati-matian demi
memerdekakan Negara ini, kekuatan NASIONALISME yang kuat mereka bisa mewujudkan keinginan
mereka, namun sekarang berbeda 180 derajat, Budaya politik sudah tidak sehat, para pemegang
kekuasaan hanya memikirkan perut mereka sendiri yang hingga akhirnya rakyat yang menjadi korbanya,
budaya dipemerintahan sekarang hanyalah ucapan kosong para pejabat yang manis saat awal
pencalonan, namun pahit disaat menjabat bagi para rakyatnya.

Kelalaian demi kelalaian terjadi, kemiskinan meningkat, kisruh masyarakat meruak, hingga nyawa
rakyat tak tahan kuat untuk hidup alias meninggal dunia. Kemana selama ini pemerintah, Indonesia
melakukan rencana yang hanya bagus diawal saja, namun terbengkalai diakhirnya hingga mungkin
hilang biaya rencana alias (Korupsi).

Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada
awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu,
hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini
budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu
budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan
ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang
masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern namun akhir-akhir
ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar
lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.

Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat
Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan
dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan
rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh
kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan
serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan
kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .

Masyarakat Indonesia dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat sebagai
akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal pada kegiatan
pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk mempercepat pelaksanaannya. Di lain
pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut acuan nilai-nilai budaya, norma-norma
sosial dan orientasi baru. Tidaklah mengherankan apabila masyarakat Indonesia yang majemuk dengan
multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami kelimbungan dalam menata kembali tatanan sosial, politik
dan kebudayaan dewasa ini.

Penerapan teknologi maju untuk mempercepat pebangunan nasional selama 32 tahun yang lalu
telah menuntut pengembangan perangkat nilai budaya, norma sosial disamping ketrampilan dan
keahlian tenagakerja dengn sikap mental yang mendukungnya. Penerapan teknologi maju yang mahal
biayanya itu memerlukan penanaman modal yang besar (intensive capital investment); Modal yang
besar itu harus dikelola secara professional (management) agar dapat mendatangkan keuntungan
materi seoptimal mungkin; Karena itu juga memerlukan tenagakerja yang berketrampilan dan
professional dengan orientasi senantiasa mengejar keberhasilan (achievement orientation).

Tanpa disadari, kenyataan tersebut, telah memacu perkembangan tatanan sosial di segenap
sector kehidupan yang pada gilirannya telah menimbulkan berbagai reaksi pro dan kontra di kalangan
masyarakat. Dalam proses perkembangan sosial budaya itu, biasanya hanya mereka yang mempunyai
berbagai keunggulan sosial-politik, ekonomi dan teknologi yang akan keluar sebagai pemenang dalam
persaingan bebas. Akibatnya mereka yang tidak siap akan tergusur dan semakin terpuruk hidupnya, dan
memperlebar serta memperdalam kesenjangan sosial yang pada gilirannya dapat menimbulkan
kecemburuan sosial yang memperbesar potensi konflik sosial.dalam masyarakat majemuk dengan multi
kulturnya.

Keterbatasan lingkungan (environment scarcity)

Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif
dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin, mesin-mesin berat yang
mahal harganya dan beaya perawatannya, mendorong pengusaha untuk menggunakannya secara
intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan dhutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang
dan malam, demikian juga mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengoah bahan mentah
menjadi barang jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang diperlukan telah
menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya mengancam kehidupan penduduk yang
dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara besar-
besaran.

Di samping itu penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas lingkungan
geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber daya alam yang diperlukan untuk
memperlancar kegiatan industri yang ditopang dengan peralatan modern, kesana pula mesin-mesin
modern didatangkan dan digunakan tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom)
penduduk setempat.

Ketimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada gilirannya juga
menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya yang befungsi
sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk perdesaan yang harus nmampu memperluas jaringan
sosial secara menguntungkan. Apa yang seringkali dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial
lama sehingga penduduk seolah-olahkehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun pranata
sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan pendudduk sehari-hari.
Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan sosial seperti kasus lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh
orang kota, penyitaan kayu tebangan tanpa alas an hokum yang jelas, penguasaan lahan oleh mereka
yang tidak berhak.

Kelumpuhan sosial itu telah menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan dan berlanjut
dengan pertikaian yang disertai kekerasan ataupun amuk.

Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada
awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu,
hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini
budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu
budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan
ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang
masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern namun akhir-akhir
ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar
lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.

Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat
Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan
dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan
rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh
kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan
serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan
kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .

Didalam budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya Tarian tradisional telah
mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak ke internasional. Akan tetapi ada beberapa
bagian dari budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain. Berikut, data dari budaya yang di klaim oleh
negara lain:

1. Batik dari jawa oleh Adidas

2. Naskah kuno dari riau oleh pemerintah malaysia

3. Naskah kuno dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia

4. Naskah kuno dari sulawesi selatan oleh pemerintah malaysia

5. Naskah kuno dari sulawesi tenggara oleh pemerintah malaysia

6. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia

7. Sambal bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda

8. Sambal petai dari riau oleh oknum WN belanda


9. Tempe dari jawa oleh beberapa perusahaan asing

10. Lagu rasa sayange dari maluku oleh pemerintah malaysia

11. Tari reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah malaysia

12. Lagu soleram dari riau oleh pemerintah malaysia

13. Lagu injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah malaysia

14. Alat musik gamelan dari jawa oleh pemerintah malaysia

15. Tari kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah malaysia

16. Tari piring dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia

17. Lagu kakak tua dari maluku oleh pemerintah malaysia

18. Lagu anak kambing saya dari nusa tenggara oleh pemerintah malaysia

19. Kursi taman dengan ornamen ukir khas jepara jawa tengah oleh oknum WN perancis

20. Pigura dengan ornamen ukir khas jepara dari jawa tengan oleh oknum WN inggris

21. Motif batik perang dari yogyakarta oleh pemerintah malaysia

22. Desain kerajinan perak desak suwarti dari bali oleh oknum WN amerika

23. Produk berbahan rempah-rempah dan tanaman obat asli indonesia oleh shiseido Co. Ltd

24. Badik tumbuk lada oleh pemerintah malaysia

25. Kopi gayo dari aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) belanda

26. Kopi toraja dari sulawesi selatan oleh perusahaan jepang

27. Musik indang sungai garinggiang dari sumatera barat oleh malaysia

28. Kain ulos oleh malaysia

29. Alat musik angklung oleh pemerintah malaysia

30.Lagu jali-jali oleh pemerintah malaysia

31. Tari pendet dari bali oleh pemerintah malaysia

Dari data tersebut, bisa dibuktikan bahwa masyarakat indonesia sendiri kurang memperhatikan
bagian dari budaya indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat indonesia lebih memperhatikan bagian
dari peninggalan budaya indonesia. dan sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik
anak-anak muda untuk perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan
pentingnya pengetahuan budaya indonesia.

2.5 Lunturnya Budaya Indonesia

Kebudayaan-kebudayaan bangsa sekarang sudah mulai luntur dari masyarakat kita karena masyarakat
kita khususnya para pemuda lebih condong senang meniru budaya-budaya luar dari pada budaya asli
kita sendiri. Sebagai contoh para remaja putri atau pemudi kita lebih senang meniru memakai celana
pendek seperti remaja putri atau pemudi bule yang ternyata merupakan kebudayaan barat yang mereka
anggap dapat membuat mereka lebih cantik dari pada memakai pakaian yang menutup anggota tubuh
yang merupakan salah ciri khas kita sebagai negara yang penuh sopan santun dan keramahannya.
Remaja sekarang ini berbeda jauh dengan remaja-remaja zaman dulu. Jika remaja dulu cenderung aktif,
kreatif, ulet dan mau berusaha sedangkan remaja sekarang ini sudah dimanjakan dengan peralatan
serba canggih dan makanan instan, dan kebanyakan tidak mau berusaha dengan keras, sebagi generasi
penerus hendaknya kita harus berusaha lebih keras . Zaman yang serba ada ternyata mampu membuat
seorang menjadi pemalas dan lamban dalam berfikir serta bertindak.

Nasib bangsa Indonesia dan nilai-nilai kebudayaan sangat tergantung kepada kemampuan penalaran,
skill, dan manajemen masyarakat khususnya kaum muda sebagai generasi penerus. Sayang sekali sampai
dengan saat ini, masyarakat Indonesia mengalami krisis kebudayaan. hal ini disebabkan Kebudayaan asli
bangsa Indonesia dibiarkan merana, tidak terawat, dan tidak dikembangkan oleh pihak-pihak yang
berkompeten . Bahkan kebudayaan asli bangsa terkesan dibiarkan mati merana digerilya oleh
kebudayaan asing khususnya kebudayaan barat. Watak-watak negatif masyarakat Indonesia seperti
munafik, feodal, malas, tidak suka bertanggung jawab, suka gengsi dan prestis, dan tidak suka bisnis,
harus dihilangkan dan diganti dengan watak-watak yang baik. Semangat rakyat yang senang bergotong
royong dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, bermusyawarah memutuskan cara penyelesaian masalah
sudah sangat jarang terlihat. Nilai-nilai kebudayaanpun sudah mulai hilang terlindas oleh kemajuan
jaman . Dahulu, nilai gotong royong sangat terasa sekali, jika ada tetangga yang melaksanakan hajatan.
Ketika petani mau menanam padi atau kedelai di ladang atau panenan, pasti tidak bayar, upahnya hanya
makan pagi dan siang atau makan kecil. Jadi, kalau ada diantara mereka menanam atau memanen, maka
warga yang lainnya ikut gotong royong dan begitu sebaliknya, terjadi semacam barter tenaga. Sekarang
keadaanya telah bergeser, kalau mau bercocok tanam atau panenan sudah harus memperhitungkan
upah. Bahkan sekarang jika ada kentongan dipukul untuk bergotong royong di rumah tetangga, banyak
orang yang berfikir praktis, cukup memberi uang dan tidak udah ikut gotong royong.

Itulah mengapa indonesia krisis Identitas nasional, padahal Negara merupakan suatu gambaran
komunitas politik dimana masyarakat menyatakan dirinya sebagai bagian dari sebuah negara tersebut
(Benedict Anderson,1991). Sedangkan secara umum Identitas Nasional diartikan sebagai keanggotaan
seseorang dalam sebuah negara.

Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan suatu
keunikan serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata “nation” yang memiliki
arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita,
tujuan serta ideologi bersama.Jadi, Identitas Nasional adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Identitas Nasional Indonesia
meliputi segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain seperti
kondisi geografis, sumber kekayaan alam Indonesia, demografi atau kependudukan Indonesia, ideologi
dan agama, politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Identitas nasional merupakan konsep
suatu bangsa mengenai dirinya sendiri. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam
kebudayaan yang terdiri dari berbagai macam suku dari sabang sampai merauke dan pastinya memiliki
keanekaragaman identitas nasional. Basis dari identitas nasional diantaranya socially (yaitu identitas
yang mengarah kepada peran sosial dalam masyarakat berdasarkan proses sosialisasi dari individu yang
berbeda), culturally (yaitu identitas yang mengarah kepada atribut kebudayaan) ,politically (identitas
yang mengarah kepada sumber politik dari peran sosial dalam masyarakat, contohnya sebagai pemilih
dalam pemilu, atapun sebagai warga negara).

Menurut pendapat saya, identitas nasional dan jati diri suatu bangsa harus dijaga agar bangsa tersebut
tidak mudah dihancurkan oleh bangsa lain dan menjadi bangsa yang kuat. Kita mungkin terkadang
bingung mengenai apa itu identitas nasional bangsa indonesia, oleh karena itu topik identitas nasional
yang kita pelajari dalam pelajaran citizenship ini dapat membantu kita memahami arti dari identitas
nasional dan bagaimana kita bertindak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Topik identitas nasional dapat menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi diantara warga negara
indonesia jika setiap warga negara menyadari dan mengimplementasikan nilai-nilai identitas nasional
yang telah ada. Namun dalam pengamatan saya, identitas nasional di negara ini mulai memudar.
Kurangnya rasa nasionalisme dan rasa “satu indonesia” membuat identitas nasional negara ini menjadi
kacau atau disebut krisis identitas nasional. Salah satu definisi nasionalisme yaitu menurut Arif Budiman
nasionalisme adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsa yang mempunyai sejarah yang sama,
bahasa yang sama dan pengalaman yang sama. Sejarah mengenai nasionalisme di indonesia dimulai dari
berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908 yang menjadi tonggak berdirinya organisasi-
organisasi pemuda pada saat itu.

Saat ini dapat kita lihat bahwa indonesia telah mengalami krisis identitas nasional. Banyak penduduk
indonesia telah melupakan unsur unsur kebudayan yang merupakan basis dari identitas nasional suatu
bangsa. Contohnya yaitu budaya barat yang masuk ke indonesia melalui globalisasi telah banyak
mengubah pola hidup generasi muda saat ini, salah satunya yaitu melupakan kultur budaya bangsa
indonesia sendiri.

2.6 Cara Melestarikan Budaya Indonesia

Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa dan unsur kebudayaan yang semua sebagaimana
tersirat dalam Bhineka Tunggal Ika yang artinya “ walaupun berbeda – beda tetap satu jua “

Kebudayaan lama atau yang sering disebut kebudayaan asli bangsa indonesia dimana kebudayaan ini
belum terjamah oleh kebudayaan asing merupakan suatu harus tetap kita pertahankan karena ini
meryupakan suatu kebanggaan atau kekayaan bangsa kita, oleh karena itu supay kebudayaan –
kebudayaan asli bangsa indonesia ini tetap ada marilah kita jaga bersama, adapun cara memelihara
kebudayaan asli bangsa indonesia adalah sebagai berikut :

2.6.1 Melalui Media Massa

Media massa mempunyai tugas dan kewajiban–selain menjadi sarana dan prasarana komunikasi–untuk
mengakomodasi segala jenis isi dunia dan peristiwa-peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau
publikasinya dalam aneka wujud (berita, artikel, laporan penelitian, dan lain sebagainya)–dari yang
kurang menarik sampai yang sangat menarik, dari yang tidak menyenangkan sampai yang sangat
menyenangkan – tanpa ada batasan kurun waktu.

Oleh karenanya, dalam komunikasi melalui media massa, media massa dan manusia mempunyai
hubungan saling ketergantungan dan saling membutuhkan karena masing-masing saling mempunyai
kepentingan, masing-masing saling memerlukan. Media massa membutuhkan berita dan informasi
untuk publikasinya baik untuk kepentingan media itu sendiri maupun untuk kepentingan orang atau
institusi lainnya; di lain pihak, manusia membutuhkan adanya pemberitaan, publikasi untuk
kepentingan-kepentingan tertentu.

Televisi sebagai media publik mempunyai daya tarik yang kuat tidak perlu dijelaskan lagi, kalau radio
mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka
televisi selain ketiga unsur tersebut, juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan gambar ini bukan
gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada
penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat
dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman, sedang televisi itu selain menyajikan film juga programa
yang lain seperti seni tradisional. Sesuai fungsinya, media massa (termasuk televisi), selain menghibur,
ada tiga fungsi lainnya yang cukup penting. Harold Laswell dan Charles Wright (1959) membagi menjadi
empat fungsi media(tiga dicetuskan oleh Laswell dan yang ke empat oleh Wright). Keempat fungsi media
tersebut adalah:

- Pengawasan (Surveillance)

- Korelasi (Correlation)

- Penyampaian Warisan Sosial (Transmission of the Social Heritage)

- Hiburan (Entertainment)

2.6.2 Pementasan – Pementasan

Walau tidak mudah upaya-upaya pelestarian budaya kita harus tetap gencar dilakukan dengan berbagai
cara diantaranya adalah pementasan-pementasan seni budaya tradisional di berbagai pusat kebudayaan
atau tempat umum yang dilakukan secara berkesinambungan. Upaya pelestarian itu akan berjalan
sukses apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk pemerintah dan adanya sosialisasi luas dari
media massa termasuk televisi. Maka cepat atau lambat, budaya tradisional kembali akan bergairah

2.6.3 Melibatkan peran pemerintah

Mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya
justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek
atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.

Dan tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga,
serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan
megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleh negara lain.

2.6.4 Menyelenggarakan mata pelajaran muatan lokal

Dengan adanya Sekolah Selenggarakan Mata Pelajaran Muatan dan ekstrakurikuler wajib berbasis
pelestarian seni budaya setempat, dapat menimbulkan rasa cinta dan bangga memiliki kebudayaan
tersebut, dengan demikian para genarasi muda dapat mengetahui kebudayaan – kebudayaan yang ada
di Indonesia.

BAB III PENUTUP

3.2 Kesimpulan

Budaya adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya. Negara
Indonesia disebut Negara maritim karena dikelilingin oleh banyak pulau, budaya Indonesia sangat
banyak dan beraneka ragam,budaya itulah yang seharusnya kita jaga dan kita lestarikan agar tidak
punah atuapun diclam oleh Negara lain.
Indonesia Negara yang sangat kaya dan unik,negara Indonesa juga beraneka ragam suku
bangsanya. Tapi sangat disayangkan setelah banyak pengakuan dari negara lain bahwa tari
pendet,masakan padang,reog diponogoro diclam oleh negara tetangga baru Indonesia merasa itu
adalah budaya yang harus dilestarikan. Negara tetangga menjadikan budaya kita sebagai aset pariwisata
yang sangat menguntungkan. Mangapa kita tidak melakukan itu? yang berdampak positif bagi Negara
kita, Baik dalam bertambahnya pendapatan Negara dan kita juga sudah melestarikan budaya kita
sendiri.

Saya sebagai generasi muda ingin sekali memberikan pencerahan bahwa budaya itu perlu
dilestarikan salah satunya adalah tidak malu belajar menari dari 30 propinsi yang ada diindonesia dan
seandainya kita bisa kita harus mengajarkannya kepada anak-anak yang masih dini karena mereka
adalah salah satu generasi bangsa yang akan memimpin negeri kita tercinta ini.

Satu hal lagi yang bisa kita lakukan, memang tidak akan mengalami perubahan besar tetapi dari
hal kecil yang kita lakukan kita mendapat perubahan yang besar. Janganlah malu memakai produk dalam
negeri bukan berarti produk dalam negeri itu kulitas dan kuantitasnya tidak bagus. Justru produk
indonesia banyak disukai oleh Negara tetangga. Buktinya saja batik, banyak sekali turis mancanegara
yang membawa cendra mata batik apabila datang keindonesia. Jadi megapa kita harus malu memakai
produk dalam negeri? justru itu bisa membantu perekonomian di Negara kita

Anda mungkin juga menyukai