Anda di halaman 1dari 12

Tugas : Kelompok

Mata Kuliah : Residensi Dan Model Asuhan Kebidanan


Dosen : Dr. Werna Nontji., S.Kep, M.Kep

“ CONTINUOITY OF CARE ”

DISUSUN OLEH:

JULIANA HALAPIRY (P102191028)

AMINA AHMAD (P102191029)

SITAWATI (P102191030)

MAGISTER ILMU KEBIDANAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASAR

2020
i
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan
kepada jungjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni
Nabi Muhammad SAW.“ CONTINUOITY OF CARE ”ini sengaja di bahas karena sangat
penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang bekerja di pelayanan klinik.
Selanjutnya penyusun mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan karena telah
memberikan pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang bersumber dari jurnal dan buku
sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada
dosen dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan
paper ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
semua yang membaca makalah ini.

Makassar, 31 Maret 2020

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang................................................................................... iv
B. Tujuan Umum................................................................................... iv
C. Tujuan Khusus................................................................................... iv
D. Sasaran.............................................................................................. v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Continuoity Of Care........................................................ 1
B. Bentuk Continuoity Of Care............................................................. 1
C. Kekurangan dan Kelebihan Continuoity Of Care............................ 2
BAB III MASALAH DAN PEMBAHASAN.................................................. 3
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 6
B. Saran.................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,persalinan,
dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu
kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan dan kala nifas serta
pemberian ASI dengan selamat, dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya
dan kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal (Manuaba, 2012).
Keberhasilan penyelengaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur
dengan angka kematian ibu dan kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya
ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga berencana (Manuaba,2012). Dalam hal
ini, Bidan merupakan matarantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai
ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui
kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus
dan pada persalinan ibu post partum.
Berdasarkan hal tersebut pentingnya peran seorang bidan dalam perannya
sebagai ujung tombak pemberi asuhan pelayanan pada masyarakat sehingga penulis
tertarik menyusun makalah tentang “partnership, primary, continuoity, and
colaborative care in midwifery”.

B. Tujuan Umum
Untuk memberikan penjelasan seputar Continuoity Of Care

C. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui defenisi dari Continuoity Of Care
2. Untuk mengetahui bentuk dari Continuoity Of Care
3. Untuk mengetahui kekurangan dari Continuoity Of Care
4. Untuk mengetahui kelebihan dari Continuoity Of Care
5. Untuk mengetahui contoh permasalahan yang berkaitan dengan Continuoity Of
Care

iv
D. Sasaran
Makalah ini kiranya bisa menjadi sumber refensi dan bahan pembelajaran
untuk lebih memahami Continuoity Of Care bagi mereka yang berprofesi sebagai
tenaga kesehatan khususnya seorang bidan dan para mahasiswa kebidanan yang
nantinya akan bersentuhan langsung dengan perempuan sepanjang siklus kehidupan.

v
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Pelayanan Kebidanan terdapat model praktik kebidanan yang memiliki


empat unsur diantaranya Primary Care, Continuoity Of Care, Collaborative Care dan
Partnership. Dari empat unsur tersebut kelompok 10 akan menjelaskan tentang
Continouity Of Care.
A. Pengertian Continuoity Of Care
Asuhan kebidanan berkelanjutan (continuoity of care) yaitu pemberian asuhan
kebidanan sejak kehamilan, bersalin, nifas, neonatus hingga memutuskan menggunakan
KB ini bertujuan sebagai upaya untuk membantu memantau dan mendeteksi adanya
kemungkinan timbulnya komplikasi yang menyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan
sampai ibu menggunakan KB.
Continuoity of care dalam pelayanan kebidanan merupakan layanan melalui model
pelayanan berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa kehamilan, kelahiran serta masa
post partum. Karena semua perempuan berisiko terjadinya komplikasi selama masa
prenatal, natal dan post natal (Ningsih, 2017).
Filosofi model continuoity of care menekankan pada kondisi alamiah yaitu
membantu perempuan agar mampu melahirkan dengan intervensi minimal dan
pemantauan fisik, kesehatan psikologis, spiritual dan sosial perempuann dan keluarga
(Mclachlan et all, 2012).
Model asuhan secara terus menerus dan berkelanjutan (continuoity of care/ COC)
merupakan sebuah contoh praktik terbaik karena mampu meningkatkan kepercayaan
perempuan terhadap bidan, menjamin dukungan terhadap perempuan secara konsisten
sejak hamil, persalinan dan nifas.
B. Bentuk Continuoity Of Care
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan
fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
2. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil dengan
resiko tinggi dan kegawatdaruratan.
3. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.

1
4. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien
dan keluarga.
5. Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawat
daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan
keluarga
Continuoity of care memiliki tiga jenis pelayanan yaitu managemen, informasi dan
hubungan. Kesinambungan managemen melibatkan komunikasi antar perempuan dan
bidan. Kesinambungan informasi menyangkut ketersediaan waktu yang relevan. Kedua
hal tersebut penting untuk mengatur dan memberikan pelayanan kebidanan.
Perawatan berencana tidak hanya menopang bidan dalam mengkoordinasikan
layanan komprehensif mereka tetapi juga menimbulkan rasa aman serta membuat
keputusan bersama. Tidak semua pasien dapat mengasumsikan keaktifan perannya
namun mereka membuat akumulasi pengetahuan dari hubungan yang berkesinambungan
untuk bisa mengerti terhadap pelayanan yang mereka terima (Haggerty, 2013).
C. Kelebihan dan Kekurangan Continuoity Of Care
1. Kelebihan continuoity of care dalam kebidanan yaitu :
a. Meminimalisir komplikasi yang terjadi dengan pemeriksaan secara berkala.
b. Lebih memberikan rasa nyaman dan aman kepada ibu dalam perjalanan kehamilan
hingga persalinannya.
2. Kekurangan continuoity of care dalam kebidanan
Membutuhkan usaha, waktu, dan dana yang lebih untuk melakukan pemantauan
kesehatan secara berkala.

2
BAB III

MASALAH DAN PEMBAHASAN

Hubungan pelayanan kontinuitas adalah hubungan terapeutik antara perempuan


dan petugas kesehatan khususnya bidan dalam mengalokasikan pelayanan serta
pengetahuan secara komprehensif, namun permasalahan yang sering timbul adalah
adanya pengalaman negatif pada perempuan karena kurangnya kualitas interaksi
antara bidan dengan perempuan, yang menyebabkan proses pelayanan yang
berkesinambungan tidak berjalan dengan baik.
Salah satu masalah yang didapatkan seperti dalam hasil telaah penelitian oleh
Ningsih tahun 2017 pada sepuluh bidan di wilayah kerja Kabupaten ABCD
menunjukkan bahwa sebagian besar bidan memberikan asuhan secara terpisah.
Beberapa diantara mereka menduga bahwa masa nifas bukan hal yang crusial sehingga
hanya sedikit bidan yang melakukan kunjungan rumah. Bidan cenderung lebih pasif
menunggu kedatangan perempuan ke kliniknya dari pada melakukan kunjungan
rumah. Pada beberapa bidan yang melakukan kunjungan rumah umumnya hanya
dilakukan satu atau dua kali kunjungan. Kondisi ini sering kali menjadi penyebab
keterlambatan deteksi komplikasi kegawatdaruratan pada masa postnatal, dengan kata
lain Dampak yang akan timbul jika tidak dilakukan asuhan kebidanan yang
berkesinambungan/ kontinuitas adalah dapat meningkatkan resiko terjadinya
komplikasi pada ibu yang tidak ditangani sehingga menyebabkan penanganan yang
terlambat terhadap komplikasi dan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas.
Oleh sebab itu, perlu adanya pemahaman tentang asuhan continuoity of care
agar dapat menerapkan asuhan kebidanan komperhensif. Dan bila melihat bahwa
Continuoity of Care, oleh College Australia adalah hak setiap wanita hamil memiliki
akses kesinambungan perawatan oleh bidan yang dikenal mulai dari kehamilan,
persalinan dan periode pasca kelahiran awal. Ini kemudian menggambarkan bahwa
Untuk menunjang kemampuan dalam memberikan asuhan secara berkesinambungan,
maka perlu dipelajari konsep dan teori asuhan kebidanan masa hamil sampai dengan
keluarga berencana, menggunakan manajemen kebidanan yang mengacu pada standart
asuhan kebidanan tertuang dalam KEMENKES RI No.938/Menkes/SK/VIII/2007
3
yang mendukung terlaksananya asuhan kebidanan berkualitas dan parameter tingkat
kualitas dan keberhasilan asuhan yg diberikan bidan

Kontinuitas pelayanan kebidanan (Sulis, 2017) dicapai ketika hubungan


berkembang dari waktu ke waktu antara seorang wanita dan sekelompok kecil tidak
lebih dari tempat bidan:
1. Pelayanan kebidanan harus disediakan oleh kelompok kecil yang sama sebagai pengasuh
dari awal pelayanan (idealnya pada awal kehamilan), selama semua trimester, kelahiran
dan enam minggu pertama pasca bersalin. Praktik kebidanan harus memastikan ada 24 jam
pada ketersediaan panggilan dari salah satu kelompok bidan diketahui oleh wanita.
2. Sebuah filosofi yang konsisten perawatan dan pendekatan yang terkoordinasi untuk praktik
klinis harus dipelihara oleh pengasuh bekerja bersama, difasilitasi oleh regular pertemuan
dan per review. Salah satu kelompok bidan akan diidentifikasi sebagai kesehatan
profesional bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan perawatan dan mengidentifikasi
siapa yang bertanggung jawab jika dia bukan pada call.
3. Bidan kedua harus diidentifikasi sebagai bidan yang akan mengambil alih peran ini jika
bidan pertama tidak tersedia. Praktik harus memungkinkan kesempatan bagi perempuan
untuk bertemu bidan lain tepat untuk mengakomodasi keadaan ketika mereka mungkin
terlibat dalam perawatan. Bidan mengkoordinasikan perawatan wanita dan bidan kedua
harus membuat komitmen waktu yang diperlukan untuk mengembangkan hubungan saling
percaya dengan wanita selama kehamilan, untuk bisa memberikan yang aman, perawatan
individual, sepenuhnya mendorong kaum wanita selama persalinan dan kelahiran dan
untuk menyediakan perawatan yang komprehensif untuk ibu dan bayi baru lahir selama
periode post partum.
4. Para bidan diidentifikasi sebagai bidan pertama dan kedua biasanya akan bertanggung
jawab untuk menyediakan sebagian besar perawatan prenatal dan postnatal, dan untuk
menghadiri kelahiran, dibantu :
a. Standar untuk kesinambungan pelayanan tidak membatasi jumlah bidan yang dapat
bekerja bersama dalam praktik.
b. Bidan dari praktik-praktik yang berbeda kadang-kadang dapat berbagi pengasuhan
klien.

4
c. Hal ini konsisten dengan Indikasi Wajib Diskusi, Konsultasi dan Transfer Care.

Salah satu contoh asuhan kebidanan berkualitas yang diberikan bidan sepanjang
siklus kehidupan perempuan adalah pelayan pemeriksaan kehamilan persalinan dan nifas.
a. Bidan yang bertugas di tengah tengah masyarakat menjalankan fungsi primernya sebagai
pemberi pelayanan di perifer akan memeriksakan dan mendata setiap ibu hamil yang ada di
wilayahnya serta melakukan skrining bahaya kehamilan yang dilakukan di polindes, BPM ,
klinik maupun puskesmas.
b. Jika ditemukan tanda dan gejala yang mengarah pada hal patologis maka bidan akan
melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan
yang memiliki bidang keilmuan yang lebih spesifik, misalnya bidan mendapatkan ibu
hamil mengalami KEK maka akan dilakukan rujukan pada bagian gizi puskesmas atau
klinik (family centre care).
c. Continuoity of care dapat dilihat dari peran bidan mulai sejak masa subur, hamil, bersalin
nifas serta bayi dan balita. Asuhan kebidanan yang diberikann akan saling terikat satu sama
lain bahkan saling berhubungan sepanjang siklus kehidupan perempuan.
d. Asuhan kebidanan harus mengandung unsur model praktik kebidanan salah satunya adalah
partnership yang diberikan pada ibu akan menciptakan rasa saling percaya antara bidan dan
perempuan, adanya kebersamaan atau pendampingan dalam pelaksanaan keputusan dan
adanya saling pengertian antar semua pihak.

5
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik
profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup penting
adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan peraturan Undang-Undang
No. 23 Tahun 1999 tentang Pelayanan Kesehatan.
Dengan melaksanakan standar asuhan kebidanan secara primary, kontinyu,
partnership dan kolaboratif merupakan suatu usaha dalam rangka memaksimalkan usaha
dalam menurunkan morbilitas dan mortalitas ibu dan anak bahkan sepanjang siklus
kehidupan seorang wanita.

B. SARAN
Diharapkan pengaplikasian dalam asuhan kebidanan yang bersifat primary, kontinyu,
partnership dan kolaboratif dilaksanakan secara komprehensif disetiap tindakan yang
dilaksanakan oleh bidan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Diana Sulis, 2017. Model Asuhan Kebidanan Continuoity Of Care. CV Kekata Group,
Surakarta.

Haggerty, et all 2013. Experienced Continuoity of Care When Patients See Multiple
Clinicians: A Qualitative Metasummary.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3659144/

Kemenkes RI. No 938/Menkes/SK/VIII/2013. Standar Asuhan Kebidanan: Jakarta.


Kepmenkes RI

Manuaba, et al. 2012. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
EGC.

Mclachlan, H. L., Forster, D. A., Davey, M. A., Farrell, T., Gold, L., Biro, M. A., Flood, M.
2012. Effects of Continuoity of Care by A Primary Midwife (Caseload Midwifery) On
Caesarean Section Rates in Women of Low Obstetric Risk : the COSMOS Randomised
Controlled Trial. BJOG An International Journal of Obstetrics and Gynaecology, 1–3.
http://doi.org/10.1111/j.1471- 0528.2012.03446.x

Ningsih, D. A. 2017. Continuoity Of Care Kebidanan. Oksitosin, Kebidanan, Vol. IV, No. 2,
67-77.

Anda mungkin juga menyukai