Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM JALAN

CIVIL ENGINEERING 19 │ TADULAKO UNIVERSITY

AS – 07
PEMERIKSAAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
(Ductility of Bituminous Materials)
(SNI 06-2432-1991)

1. Tujuan
1.1 Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa mampu :
a) Menyiapkan bahan bitumen pada cetakan daktilitas.
b) Menjalankan dan mengerti mesin uji daktilitas dengan benar.
c) Menentukan harga daktilitas dengan tepat.
1.2 Tujuan Pemeriksaan
1.2.1 Maksud pemeriksaan

Untuk menguji kekuatan tarik bahan bitumen dengan cara mengukur jarak
terpanjang yang dapat ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen keras
sebelum putus, pada suhu dan kecepatan tarik tertentu.

1.2.2 Tujuan pemeriksaan

Memeriksa apakah nilai daktilitas aspal PEN 60/70 memenuhi Spesifikasi


Umum Bina Marga Tahun 2010 revisi 3.

2. Terminologi
a) Kekuatan tarik
Salah satu sifat bahan yang menyatakan besarnya kekuatan bahan tersebut dalam
menahan gaya tarik (tensile stress). Biasanya dinyatakan dalam kN atau kg.
b) Bitumen keras
Bitumen yang berbentuk padat pada saat keadaan penyimpanan (suhu ruang)
3. Teori Dasar
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengukur jarak terpanjang yang dapat
terbentuk dari bahan bitumen pada 2 cetakan kuningan, akibat penarikan dengan mesin
uji, sebelum bahan bitumen tersebut putus. Pemeriksaan ini dilakukan pada suhu 25 ±
0.5° C dan dengan kecepatan tarik mesin 50 mm per menit (dengan toleransi ± 5%).

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui salah satu sifat mekanik bahan
bitumen yaitu seberapa besar bahan ini menahan kekuatan tarik yang diwujudkan dalam
Shalzabila Azzahra / F11119036
(AS – 07) PEMERIKSAAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
h
PRAKTIKUM JALAN
CIVIL ENGINEERING 19 │ TADULAKO UNIVERSITY

bentuk kemampuannya untuk memenuhi syarat jarak tertentu (dalam pemeriksaan ini
adalah 100 cm) tanpa putus. Apabila bahan bitumen tidak putus setelah melewati jarak
100 cm, maka dianggap bahan ini mempunyai kemampuan untuk menahan kekuatan
tarik yang tinggi.

4. Prosedur Praktikum (AASHTO T 51 – 89)


4.1 Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1) Cetakan kuningan (seperti terlihat pada Gambar 1). Cetakan ini terdiri dari 2
bagian, yaitu bagian yang disebut clip dengan sebuah lubang pada bagian
belakang dan bagian samping cetakan yang berfungsi sebagai pengunci clip
sebelum cetakan ini diuji. Pada saat pengujian, bagian samping ini harus
dilepas;

Gambar 1. Cetakan Kuningan

Sumber : Dok. Praktikum Jalan Raya 2021

2) Pelat alas cetakan;


3) Bak perendam, isi 10 liter yang dapat mempertahankan suhu pemeriksaan
dengan toleransi yang tidak lebih dari 0.5° C dari suhu pemeriksaan.
Kedalaman air pada bak ini tidak boleh kurang dari 50 mm di bawah
permukaan air. Air di dalam bak perendam harus bebas dari oli dan kotoran
lain serta bebas dari bahan organik lain yang mungkin tumbuh di dalam bak;
4) Mesin uji yang dapat menjaga sampel tetap terendam dan tidak
menimbulkan getaran selama pemeriksaan;

Shalzabila Azzahra / F11119036


(AS – 07) PEMERIKSAAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
h
PRAKTIKUM JALAN
CIVIL ENGINEERING 19 │ TADULAKO UNIVERSITY

5) Mesin Pengujian Daktilitas

Gambar 2. Mesin Pengujian Daktilitas Bahan Aspal


Sumber : Dok. Praktikum Jalan Raya 2021

6) Alat pemanas, untuk mencairkan aspal keras;


7) Methyl alkohol teknik dan sodium chlorida teknik.
8) Termometer untuk mengukur suhu air di dalam alat pengujian

4.2 Penyiapan Sampel


1) Menyusun bagian-bagian cetakan kuningan;
2) Melapisi bagian atas dan bawah cetakan serta seluruh permukaan pelat alas
cetakan dengan bahan campuran dextrin dan glicerin atau amalgam;
3) Memasang cetakan daktilitas di atas pelat dasar;
4) Memanaskan contoh bitumen kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat
dituang. Untuk menghindarkan pemanasan setempat, lakukan dengan hati-
hati. Pemanasan dilakukan sampai suhu antara 80 sampai 100° C di atas titik
lembek;
5) Menuangkan contoh bitumen dengan hati-hati ke dalam cetakan daktilitas
dari ujung ke ujung hingga penuh berlebihan;
6) Mendinginkan cetakan pada suhu ruang 30 sampai 40 menit lalu
memindahkan seluruhnya ke dalam bak perendam yang telah disiapkan pada
suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesifikasi) selama 30 menit;

Shalzabila Azzahra / F11119036


(AS – 07) PEMERIKSAAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
h
PRAKTIKUM JALAN
CIVIL ENGINEERING 19 │ TADULAKO UNIVERSITY

7) Meratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang panas
sehingga cetakan terisi penuh dan rata.

4.3. Prosedur Pelaksanaan


1) Sampel didiamkan pada suhu 25° C dalam bak perendam selama 85 sampai
95 menit, kemudian sampel dilepaskan dari alasnya dan bagian samping dari
cetakan;
2) Memasang cetakan daktilitas yang telah terisi sampel pada alat mesin uji
dan menjalankan mesin uji sehingga akan menarik sampel secara teratur
dengan kecepatan 5 cm/menit sampai sampel putus. Perbedaan kecepatan ±
5% masih diijinkan;
3) Membaca jarak antara pemegang cetakan, pada saat sampel putus (dalam
cm). Selama percobaan berlangsung sampel harus terendam sekurang-
kurangnya 2,5 cm di bawah permukaan air dan suhu harus dipertahankan
tetap (25 ± 0,5)° C.

5. Perhitungan
Data Hasil Pengamatan Percobaan Daktilitas :
 Sampel 1 = 149,2 cm ( putus )
 Sampel 2 = 147,2 cm ( putus )
1 49,2+ 147,2
2
 Rata – rata = = 148,2 cm
Berdasarkan pengujian daktilitas pada suhu 25oC diperoleh hasil bahwa sampel 1 putus
pada jarak 149,2 cm dan sampel 2 putus pada jarak 147,2 cm. Sehingga nilai rata-rata
dari jarak putus untuk kedua sampel adalah 148,2 cm.

6. Pembahasan
Daktilitas aspal menunjukan sifat kohesi dari aspal. Sifat kohesi aspal adalah
kemampuan untuk saling mengikat antar molekul aspal. Aspal yang memiliki sifat
kohesi yang baik, pada saat pengujian putus pada jarak ≥ 100 cm sesuai dengan
Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010 revisi 3, sedangkan aspal yang tidak
memiliki sifat kohesi yang baik akan putus pada jarak ≤ 100 cm. Semakin baik sifat
kohesi aspal, maka ikatan antar molekul aspal semakin kuat dan mampu
Shalzabila Azzahra / F11119036
(AS – 07) PEMERIKSAAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
h
PRAKTIKUM JALAN
CIVIL ENGINEERING 19 │ TADULAKO UNIVERSITY

mempertahankan agregat pada tempatnya setelah terjadi pengikatan, sehingga campuran


beton aspal memliki stabilitas yang tinggi. Stabilitas menyangkut kemampuan
perkerasan beton aspal untuk menerima beban lalu lintas tanpa adanya perubahan
bentuk seperti gelombang, alur atau bleeding.
Adapun aspal juga memiliki sifat adhesi, yaitu kemampuan aspal untuk mengikat
agregat. Aspal yang memiliki sifat adhesi yang baik mampu mengikat agregat dengan
sempurna.

7. Kesimpulan dan Saran


7.1. Kesimpulan
Dari kedua sampel hasil pemeriksaan dan pengamatan Daktilitas di
Laboratorium diperoleh dua data jarak putus yaitu 149,2 cm dan 147,2 cm
sehingga jarak putus rata-rata sampel aspal yaitu 148,2 cm memenuhi spesifikasi
Umum Bina Marga 2010 ( revisi 3 ) yang disyaratkan dimana kuat tarik ≥ 100 cm.
Maka dapat disimpulkan bahwa aspal yang diuji memiliki daktilitas tinggi dan
dapat digunakan sebagai material perkerasan jalan.

7.1. Saran
Pada saat melakukan pengujian, diharapkan agar tidak menggoyang alat
pengujian atau menyentuh air yang ada dalam alat pengujian. Gelombang yang
terjadi pada air di dalam alat pengujian dapat menyebabkan sampel putus sebelum
mencapai jarak ≥ 100 cm.

Shalzabila Azzahra / F11119036


(AS – 07) PEMERIKSAAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
h
PRAKTIKUM JALAN
CIVIL ENGINEERING 19 │ TADULAKO UNIVERSITY

LAMPIRAN

Gambar 3. Sampel dipasang pada alat pengujian daktilitas


Sumber : Dok. Praktikum Jalan Raya 2021

Shalzabila Azzahra / F11119036


(AS – 07) PEMERIKSAAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
h
PRAKTIKUM JALAN
CIVIL ENGINEERING 19 │ TADULAKO UNIVERSITY

Gambar 4. Alat dinyalakan, sampel mulai ditarik


Sumber : Dok. Praktikum Jalan Raya 2021

(a) (b)

Gambar 5. Kondisi sampel saat putus. (a) ujung kiri sampel; (b) ujung kanan sampel
Sumber : Dok. Praktikum Jalan Raya 2021

Shalzabila Azzahra / F11119036


(AS – 07) PEMERIKSAAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN
h

Anda mungkin juga menyukai