Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL DENGAN POST DATE


DI RSU ANNA MEDIKA MADURA (AMM)

DI SUSUN OLEH :
HOTIJAH
19153010015

PRODI DIV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diperiksa dan di setujui untuk disahkan sebagai laporan asuhan


kebidanan pada

Hari/tanggal :

Tempat :

Mahasiswa praktek

Mengetahui

Pembimbing akademik pembimbing praktek


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah kehadirat allah swt yang

mana dengan segala limpahan karunianya kami dapat menyelesaikan ”Asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan Post Date di RSU ANNA MEDIKA

MADURA”.

Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini kami menyadari sepenuhnya

bahwa asuhan kebidanan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kami

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk

kami jadikan bekal perbaikan dimasa mendatang.

Demikian sebuah pengantar dari kami, semoga hasil asuhan kebidanan ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bermanfaat bagi institusi

kesehatan sebagai sumber informasi dalam meningkatkan asuhan kebidanan.

Bangkalan, 28 Februari 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di negara berkembang. Di negara berkembang, sekitar 25- 50%
kematian wanita usia subur disebabkan akibat hal yang berkaitan dengan
kehamilan. Menurut survei demografi dan kesehatan indonesia (sdki) tahun
2012, angka kematian ibu di indonesia sebesar 315 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini semakin jauh dari target yang telah ditentukan dalam tujuan
pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu
dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi
sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu yaitu 102 per kelahiran hidup (depkes
ri, 2008).
Kunjungan antenatal care (anc) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal care (anc),
petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (saifudin, 2009).
kehamilan post date beresiko menyebabkan hipoksia janin dalam rahim.
Hal tersebut berhubungan dengan kemungkinan adanya penurunan fungsi
plasenta dengan semakin tuanya umur kehamilan. Sehubungan dengan
menurunnya fungsi plasenta akan berakibat nutrisi serta oksigenasi kejanin
berkurang yang akan mengakibatkan janin mengalami hipoksia dan gangguan
pertumbuhan, yang akhirnya dapat menyebabkan kematian baik antepartum,
intrapartum dan post partum. Kondisi kehamilan post date juga
memungkinkan untuk terjadinya partus lama, inersia uteri, bahkan perdarahan
yang bisa menyebabkan kematian pada ibu. Oleh karena itu penting bagi
seorang bidan dan calon bidan untuk memahami kasus-kasus dan keilmuan
tentang kehamilan post term atau lewat bulan.
B. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui, mengerti, memahami dan memberikan dan
asuhan kebidanan pada kehamilan post date menurut alur pikir varney serta
mendokumentasikannya.
C. Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada ibu hamil
2. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
3. Mengidentifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5. Merencanakan asuhan kebidanan yang menyeluruh berdasarkan
kebutuhan ibu hamil post date.
6. Mengimplementasikan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
7. Melakukan evaluasi terhadap keefektifan asuhan yang telah dilaksanakan.
8. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KEHAMILAN LEWAT BULAN (POST DATE)

Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42
minggu lengkap. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari
perhitungan usia kehamilan,seperti rumus naegele atau dengan tinggi fundus uteri
serial.
( kapita selekta kedokteran jilid i edisi iii.2008)
Kehamilan lewat waktu atau post date adalah kehamilan yang berlangsung sampai
42 minggu (294 hari) atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut
naegele dengan siklus rata – rata 28 hari.(who 1977.figo 1986)
( ilmu kebidanan sarwono prawirohardjo.2008)
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi 42 minggu belum terjadi
persalinan, (manuaba.2008)

B. Etiologi
Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab
terjadinya kehamilan post date belum jelas. Beberapa teori yang diajukan pada
umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan post date sebagai akibat
gangguan terhadap timbulnya persalinan. Beberapa teori diajukan antara lain
sebagai berikut:
1. Pengaruh progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya merupakan
kejadian perubahan endoktrin yang penting dalam memacu proses
biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap
oksitosin. Sehingga menduga bahwa terjadinya kehamilan karena
berlangsungnya pengaruh progesteron.
2. Teori oksitosin
Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan post date
memberi kesan bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peran penting
dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan dari neurohipofisis ibu hamil
yang kurang pada usia kehamilan lanjut.
3. Teori kortisol/ acth janin
Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron
berkurang dan memperbesar sekresi estrogen selanjutnya berpengaruh pada
meningkatnya produksi prostaglandin. Kadar kortisol rendah merupakan tidak
timbulnya his.
4. Saraf uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari fleksus frankenhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan dimana tidak terjadi tekanan
pada fleksus ini seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek, dan bagian
bawah maasih tinggi diduga sebagai penyebab kehamilan post date.
5. Heriditer
Morgen (1999) seperti dikutip dalam cuningham, menyatakan bahwa
bilamana seorang ibu mengalami kehamilan post date saat melahirkan anak
perempuan, maka besar kemungkinan anak perempuannya akan mengalami
kehamilan pos date, (sarwono,2008)
6. Kurangnya air ketuban
7. Insufisiensi plasenta (kapita selekta kedokteran jilid i edisi iii, 2008)

C. Patofisiologi
Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup
memberikan nutrisi dan pertukaran co2/o2 sehingga mempunyai risiko asfiksia
sampai kematian adalam rahim. Makin menurunnya sirkulasi darah menuju
sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan : pertumbuhan janin makin lambat,
terjadi perubahan metabolisme janin, air ketuban berkurang dan makin kental,
sebagian janin bertambah berat, serhingga memerlukan tindakan persalinan,
berkurangnya nutrisi dan o2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan setiap
saat dapat meninggal di rahim, saat persalinan janin lebih mudah mengalami
asfiksia, (manuaba, 1998). Terhadap ibu, partus lama, kesalahan letak, insersia
uteri, perdarahan postpartum.
Terhadap janin, jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3
kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah
bahaya pada janin. Pengaruh post maturitas pada janin bervariasi : berat badan
janin dapat bertambah besar, tetap, dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan
42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan. Bayi
besar dapat menyebabkan disproporsi sefalopelvik. Oligohidramnion dapat
menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin sampai bayi meninggal. Keluarnya
mekoneum yang dapat menyebabkan aspirasi mekoneum, (rustam, 1998).

D. Pemeriksaan penunjang
1. Usg untuk menilai usia kehamilan, oligihidraminon, derajat maturitas
plasenta.
2. Ktg untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin
3. Penilaian warna ait ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa
tekanantes tanpa tekanandinilai apakah reaktif atau tidak dengan tes tekanan
oksitosin0
4. Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20 % (kapita
selekta kedokteran edisi iii jilid i)

C. Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin
sebaik-baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah
matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
4. Bila riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim, terdapat
hipertensi, pre-eklampsia, kehamilan ini adalah anak pertama karena
infertilitas, pada kehamilan > 40-42 minggu. Maka ibu dirawat di rumah sakit
5. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada
a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
b. Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi gawat janin,
atau
c. Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-eklampsia,
hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan kesalahan letak janin.
6. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan
sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar; dan
kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan distosia janin perlu
dipertimbangkan. Selain itu janin postmatur lebih peka terhadap sedatif dan
narsoka, jadi pakailah anestesi konduksi, (rustam, 1998)
BAB III
KONSEP TEORI ASUHAN
KEBIDANAN DENGAN POST DATE

Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan proses pemecahan


masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada
klien (walyani, 2015). Menurut helen varney, proses manajemen kebidanan
terdiri dari 7 langkah yang berurutan, yaitu:
1. Pengumpulan data
a) Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien secara keseluruhan. Bidan dapat melakukan
pengkajian dengan efektif, maka harus menggunakan format
pengkajian yang terstandar agar pertanyaan yang diajukan lebih
terarah dan relevan (walyani, 2015)
1. Nama klien : digunakan untuk membedakan antara klien
yang satu dengan yang lain.
2. Umur : untuk mengetahui mengetahui masa
reproduksi klien berisiko tinggi tinggi atau
tidak, <16tahun atau >35 tahun.
3. Suku atau bangsa : untuk menentukan adat istiadat atau budaya
dan bahasa.
4. Agama : untuk menentukan bagaimana kita
memberikan dukungan kepada ibu selama
memberikan asuhan.
5. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan
sebagai dasar untuk memberikan
konseling dalam asuhan kebidanan pada ibu
hamil.
6. Pekerjaan : pemenuhan gizi dan anemia defisiensi zat
besi mencerminkan kemampuan social
ekonomi masyarakat untuk dapat
memenuhi kebutuhannya dalam jumlah dan
kualitas gizi (tarwoto & wasnidar, 2009)
7. Alamat : untuk mengetahui keadaan lingkungan dan
tempat tinggal (marni, 2012)
b) Anamnesa (data subjektif)
1. Tanggal / jam : untuk mengetahui kapan klien datang dan
mendapatkan pelayanan.
2. Keluhan utama : keluhan utama adalah pada kasus post date
pada ibu hamil.
3. Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, jika menikah apakah
ini pernikahan yang pertama apakah pernikahan “bahagia” jika
belum menikah apakah terdapat hubungan yang bersifat
mendukung (farrer, 2007)
4. Riwayat menstruasi
menurut mustika, 2013
menarche : normalnya umur 12 tahun
siklus : 28-35 hari
banyak : hari1-2 ganti pembalut 3x/hari
hari 3-7 ganti pembalut 1x/hari
lama : 7-8hari
warna : merah
bau : anyir
Dimenorhea: ya/tidak (sebelum, selama, sesudah)
Flour albus : ya/tidak, sedikit/banyak, gatal/tidak, berbau/tidak,
warna (putih, bening), kekentalan (kental/encer)

4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Bayi


Penyuli
N Tahu Penyu Tempat / Penyu Keadaa Ket
U U Car B P t
o n - Penolon - Seks n .
k k a b b Nifas
Lit g Lit Lahir

5. Riwayat kehamilan sekarang


1) Kehamilan ke… dengan usia kehamilan…
2) Berapa kali periksa…, tempat pemeriksaan…
3) Keluhan: tekanan darah, bengkak, dan penglihatan kabur
4) Kapan pertama kali merasakan gangguan anemia
5) Imunisasi tt diberikan sekurang-kurangnya 2x dengan
interval minimal 4minggu, kecuali bila sebelumnya ibu
pernah mendapatkan tt 2x pada kehamilan yang lalu atau
pada calon pengantin. Maka tt cukup1x saja (tt boster).
Pemberian tt pada ibu hamil tidak membahayakan
walaupun diberikan pada kehamilan muda (mustika, 2013)
7. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada kasus post date, status kesehatan seseorang
perlu ditanyakan karena dipastikan berpengaruh terhadap
kenyamanan aktivitas.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Pada kasus post date, perlu ditanyakan riwayat
kesehatan yang lalu, untuk mengetahui apakah ibu
mempunyai penyakit atau riwayat penyakit yang dapat
menjadi penyulit dalam persalinannya seperti penyakit
jantung, hipertensi, ginjal, asma, tbc, hepatitis, dm..
c. Riwayat kesehatan keluarga
Pada kasus post date, perlu ditanyakan untuk
mengetahui adanya risiko penyakit menular atau
diturunkan, kelainan-kelainan dalam genetic (mufdalifah,
2009).

8. Riwayat kb
jenis kb yang pernah digunakan, alasan pemakaian, lama
pemakaian, alasan berhenti, atau ganti cara, rencana kb
berikutnya (mustika, 2013).
9. Pola kebiasaan sehari-hari
pada data kebiasaan sehari-hari untuk kasus post date, hal yang
perlu dikaji adalah:
1. Nutrisi
mengetahui apakah kebutuhan nutrisi terpenuhi selama
masa kehamilan yang berpengaruh pada perkembangan janin,
dimana janin juga berperan dalam mempengaruhi regulasi crh
gestasional yg mempengaruhi lamanya kehamilan.
Makan: normalnya 3x/hari dengan jenis umumnya (nasi, sayur, lauk
pauk, buah). (kualitas dan kuantitas makanan)
minum: normalnya sekitar 8 gelas/hari (teh, susu, air putih).

2. Eliminasi
. Untuk itu hal-hal yang perlu ditanyakan adalah berapa
frekuensi buang air besar dan buang air kecil, bagaimana
konsistensinya, apa warnanya, apakah ada keluhan dalam hal
eliminasi sebelum dan selama hamil (supariasa, 2009).
3. Aktifitas dan latihan
ditanyakan untuk mengetahui aktifitas ibu. Ibu dengan
aktifitas yang banyak, otomatis memerlukan energi, maka
apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang
dibutuhkan juga semakin banyak (proverawati, 2009).
4. Istirahat-tidur
ditanyakan untuk memantau kondisi fisik ibu, perlu diketahui
berapa lama ibu beristirahat, apakah ada keluhan dalam
beristirahat sebelum dan selama hamil (varney, 2007).

c) Data objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik, cukup, kurang.
Kesadaran : normalnya compos mentis
Td : normalnya 110/70 – 120/80 mmhg. Untuk melihat resti
bumil.
Suhu : normalnya 36,5 – 37,50c untuk mengetahui adanya tanda -
tanda infeksi. ¿ 380c dianggap tidak normal dan ada tanda infeksi,.

Nadi : normalnya 60 – 100 kali/menit. (reguler/ ireguler)


Rr: normalnya 16 – 24 kali/menit.
Bb : berat badan ibu sebelum hamil ditanyakan untuk
mengetahui tingkat gizi ibu dan seberapa besar kenaikan berat badan
ibu saat hamil. Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali
kunjungan untuk mengetahui pertambahan berat badan ibu.
Normalnya kenaikan bb pada tm 1 adalah 1-2 kg, pada tm ii adalah 5
kg, sedangkan pada tm iii tidak boleh naik 0.5 kg tiap minggu.
Normalnya bb selama kehamilan meningkat 10-12 kg. Kekurangan
nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus,
insersia uteri. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko
preeklampsi dan bayi yang terlalu besar.
Tb : pengukuran tinggi badan dilakukan sekali pada
kunjungan pertama. Normalnya, tinggi badan > 145 cm. Jika
diketahui bumil dengan tb < 145cm maka tergolong low high yang
kemungkinan resiko panggul sempitnya lebih tinggi.
1. Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu
dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Informasi
dari hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk membuat
keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan
rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai dengan kondisi
ibu.
a. Inspeksi
 Muka
Cloasma gravidarum : tidak ada
Conjunctiva : merah muda
Sclera : putih
Oedem : tidak ada
Gigi : tidak ada caries
Mulut/bibir : tidak pucat dan tidak kering
(depkes ri, 2009: 12)
 Leher
Bendungan vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
(manuaba, 1998: 140)
 Payudara
Payudara normal, bersih, saat hamil areola hiperpigmentasi,
colostrums ada/tidak (tampak keluar/tidak). Umumnya
pengeluaran kolustrum terjadi diatas 12 minggu (sarwono,
2005)
 Abdomen
Linea alba : ada / tidak ada
Striae livide : ada / tidak ada
Striae albican : ada / tidak ada
Bekas sc : ada / tidak ada
Gerakan anak : ada / tidak ada
(sarwono 2005 : 97-98)
 Genetalia
- Vulva dan vagina
Keluaran : pada wanita hamil sering mengeluarkan
cairan pervaginam lebih banyak. Keadaan ini
dalam batas normal (tidak berwarna, tidak
berbau, tidak gatal)
Varises : tidak ada
Oedema : tidak ada
Kondiloma lata : tidak ada
Kondiloma akuminata : tidak ada
Kebersihan : bersih
Inf. Kelenjar bartholini : tidak ada
Inf. Kelenjar skene : tidak ada
- Perineum
Ada atau tidaknya bekas luka
episiotomy/robekan/sikatrik
 Anus
Hemoroid : tidak ada
 Ekstrimitas
Dilihat ada atau tidaknya pembengkakan (oedema)
atau varises pada ekstrimitas atas maupun bawah.
b. Palpasi
 Leher
Bendungan vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
(manuaba, 1998: 140)
 Abdomen
Yang ditemukan saat palpasi abdomen melalui palpasi
leopold maupun dengan bantuan palpasi budin, ahfeld, dan
knebel adalah
- Bagian – bagian anak
- Letak = situs
Letak memanjang, lintang
- Kedudukan = habitus
Hub. Bagian – bagian anak, mis. Fleksi
- Posisitio
Letaknya punggung anak terhadap uterus ( seb. Kiri /
kanan )
- Presentasi
Bagian janin yang terletak paling bawah
- Umur kehamilan
Disesuaikan dengan tfu. Presentatio sudah masuk /
belum
- Kelainan pada ibu dan janin
Mis : cpd (dengan pemeriksaan osborn)
Leopold : apabila uk masih 4 bulan pakai leopold 1, >4
bulan paka leopold 1,2,3,4 disesuaikan dengan hasil palpasi
dan usia kehamilan

- Leopold i
Digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan
bagian apa yang ada dalam fundus.
- Leopold ii
Digunakan untuk menentukan letak punggung
anak dan letak bagian kecil pada anak. Pada letak
membujur dapat ditetapkan punggung anak yang teraba
bagian keras, memanjang seperti papan dan sisi yang
berlawanan teraba bagian kecil janin. Dan banyak lagi
kemungkinan perabaan pada letak yang lain.
(keterampilan dasar praktek klinik untuk kebidanan,
2008)
- Leopold iii
Digunakan untuk menentukan bagian apa yang
terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah
anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul (posisi tangan petugas konvergen, divergen
atau sejajar). Pada kehamilan/persalinan normal, bagian
terbawah janin adalah kepala dengan ciri keras, bundar,
dan melenting. (keterampilan dasar praktek klinik
untuk kebidanan, 2008)
Bagian bawah yang tidak kunjung masuk pap
pada kehamilan juga mempengaruhi terjadinya
kehamilan post term.
- Leopold iv
Digunakan untuk menentukan apa yang menjadi
bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah
tersebut ke dalam rongga panggul. Pemeriksaan ini
tidak dapat dilakukan bila kepala masih tinggi.
(keterampilan dasar praktek klinik untuk kebidanan,
2008)
Dari hasil tfu dalam cm, dapat diperkirakan berat
janin.rumus perkiraan berat badan menurut jhonson-tausak :
- Janin masuk pap : tfu – 12 x 155
- Belum masuk pap : tfu – 13 x 155
 Ekstrimitas
Atas : normal simetris, tidak ada oedema, tidak ada
varices
Bawah : normal simetris, tidak ada oedema, tidak ada
varices
c. Auskultasi
Dilakukan untuk mendengarkan bunyi jantung anak,
bising tali pusat, gerakan anak, bising rahim, bunyi aorta, serta
bising usus. Djj normal 120-160 kali/menit.
d. Perkusi
Pemeriksaan refleks patella normalnya (+)/(+). Tangkai
bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila
gerakannya berlebihan dan cepat maka hal ini mungkin pertanda
adanya penyulit kehamilan seperti preeklampsia.

2. Pemeriksaan penunjang
a.Pemeriksaan pangggul luar (jika dilakukan), mengidentifikasi
kesempitan panggul sehingga bagian bawah janin tidak kunjung
masuk pap yang mempengaruhi terjadinya kehamilan post term.
b.Pemeriksaan laboratorium (jika ada indikasi)
c. Pemeriksaan lain-lain (jika ada indikasi)
Usg  oleh dsog (menetapkan usia kehamilan)
Nst  oleh dsog (mengetahui kesejahteraan janin, kehamilan
post date berisiko gawat janin)
Vt  oleh bidan/dsog (mengetahui adakah kemajuan
persalinan jika sudah ada tanda-tanda persalinan)

2. Interpretasi data dasar


Interpretasi dari data-data yang telah dikumpulkan mengacu pada
diagnose, masalah dan kebutuhan ibu hamil:
A. Diagnosis kebidanan
diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan adalah ny “…” g…p…a…
dengan anemia berat. Diagnose ini ditegakkan berdasarkan data
subjektif yang didapatkan dari anamnesa (keluhan yang dirasakan
pasien) dan juga data objektif yang didapatkan dari pengukuran lila
<23,5cm dan pemeriksaan (kuku, konjungtiva pucat, kadar hb <11,0gr
%)
1. Data objektif
Data objektif menurut cunningham (2007)
A. Pemeriksaan umum : keadaan umum, kesadaran dan vital sign.
B. Pemeriksaan khusus : inspeksi dan palpasi.
C. Data penunjang : laboratorium dan ultrasonografi.
C. Kebutuhan
Kebutuhan yang dibutuhan oleh ibu hamil post date adalah support
mental dan tentang keadaan yang dialaminya saat ini.
3. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Langkah ini diambil berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah
ditemukan berdasarkan data yang ada kemungkinan menimbulkan keadaan
yang gawat.

4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera


Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien.
5. Perencanaan
Asuhan kebidananan yang direncanakan untuk post date pada ibu hamil
1. Jalin hubungan terapeutik dengan ibu dan keluarga.
R/ hubungan terapeutik yang terjalin melalui komunikasi terapeutik
akan dapat meningkatkan kesembuhan atas masalah yang dihadapi.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan ibu dan keluarga
R/: ibu dan keluarga mengetahui tentang keadaannya sehingga dapat
membuat ibu dan keluarga menjadi tenang
3. Jelaskan penyebab dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
ibu dan terapinya (jika ada)
R/: informasi dari tenaga kesehatan akan membuat ibu tenang dan
terapi yang tepat akan mempercepat penyembuhan (terapi dengan
kolaborasi dengan dsog/ds sp yang lain jika dibutuhkan)

4. Berikan kie tentang :


a. Ibu mengerti tanda bahaya kehamilan (perdarahan, bengkak di
kaki tangan wajah disertai sakit kepala/pusing dan kejang,
demam atau panas tinggi, muntah terus/tidak mau makan, air
ketuban keluar sebelum waktunya)
b. Ibu melakukan hubungan sexual tanpa kondom dengan posisi
yang aman selama kehamilan
c. Ibu mengajak bicara janinnya, selalu menghitung gerakan janin
apakah berkurang atau tidak bergerak
d. Ibu mengerti pentingnya persiapan persalinan (penolong
persalinan, tempat persalinan, transportasi, pendamping
persalinan, calon pendonor darah, uang)
R/: diharapkan ibu mengerti mengenai segala hal yang berhubungan
dengan ibu dan janin selama masa kehamilan
5. Kolaborasi dsog untuk tindak lanjut karena adanya penyulit dan
pemberian terapi.
R/ asuhan yang diberikan secara komprehensif dan tepat sesuai
kompetensi masing-masing bidang sehingga meminimalkan resiko.
6. Meminta ibu untuk kontrol ulang dengan menyebutkan tanggal
R/: diharapkan ibu akan datang untuk kontrol/kunjungan ulang tepat
waktu

6. Pelaksanaan
Pada langkah ini melaksanakan rencana perawatan secara efisien
dan aman. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
dilakukan oleh ibu atau orang tua, serta anggota tim kesehatan lainnya
(varney, 2007).

7. Evaluasi
Mengevaluasi apakah rencana perawatan yang dilakukan benar-
benar mencapai tujuan (zulvadi, 2010).
i. Data perkembangan
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan
kebidanan adalah soap yang merupakan salah satu metode
pendokumentasian yang ada. Adapun konsep soap (varney, 2007).
a) Subyektif : menggambarkan hasil pendokumentasian hasil
pengumpulan data melalui analisa.
b) Obyektif : menggambarkan hasil pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan tes diagnostik
lain.
c) Assessment : menggambarkan hasil pendokumentasian hasil
interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu
indikasi.
d) Planning : menggambarkan hasil pendokumentasian dan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berdasarkan
assessment

BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL DENGAN POST DATE
DI RSU ANNA MEDIKA MADURA (AMM)

Hari : Senin
Tanggal : 22 februari 2022
I. Pengkajian
A. Data subjektif

1. Identitas
Nama istri : Ny. “i” Nama suami : Tn “j”
Umur : 29 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Smp Pendidikan : Smp
Pekerjaan : Irt Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Madura Suku : Madura
Alamat : Pendabah atas Alamat : Pendabah atas
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya karena kahamilannya
lewat dari perkiraan persalinan
3. - Riwayat kesehatan ibu
Ibu tidak tidak memiliki riwayat penyakit menurun (asma, dm), menular
(hiv, tbc), dan kronik (jantung, ginjal)
- Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak mempunyai penyakit menular (tbc, hepatitis, sifilis, dll)
dan tidak mempunyai penyakit menurun (hipertensi, diabetes melitus,
hipertensi dan asma).
4. Riwayat Anc
Anc : 8 kali Imunisasi TT :TTt4
Petugas : Bidan Terapi : calk, fe
5. Riwayat menstruasi
a. Siklus : 28 hari
b. Lamanya : 7 hari
c. Sifat darah : berwarna merah, encer, tidak membeku
d. Banyaknya : 3x ganti pembalut/hari
e. Keluhan : saat menstruasi mengeluh nyeri perut bagian
bawah pada saat mengalami haid pertama.

6. Riwayat Obstetri
No Kehamila Usia Jenis Penolong Bb/tb H/m Jk Laktasi Kera
n Hamil Persalinan ngan
1. Abortus - - - - - - - -

2. Atherm 39 Spontan Bidan 2.700gr H L - 10th


3. Atherm 40 Spontan Bidan 3000gr H L - 6th

4. H A M I L I N I

7. Riwaya Kb
Jenis kontrasepsi : Pil Kb
Lama : 1 bulan
Keluhan : tidak ada keluhan
8. Pola aktivitas sehari-hari
- Nutrisi
a. Sebelum : - frekuensi : 3x sehari
- macam : nasi, sayur, lauk
- keluhan : tidak ada
b. Selama : - frekuensi : 3x sehari
- macam : nasi, sayur, lauk
- keluhan : tidak ada
- Pola Eliminasi
1. BAK
Selama : - frekuensi : 2 - 3x/ hari
- warna : kuning pekat
- jumlah : sedikit
2. BAB
a. Sebelum : - frekuensi : 1 kali sehari
- warna : kuning kecoklatan
- konsistensi : lunak sedikit keras
- keluhan : tidak ada
a. Selama : - frekuensi : 2 kali sehari
- warna : kuning kecoklatan
- konsistensi : lunak sedikit keras
- keluhan : sedikit, karena terasa nyeri
- Pola aktivitas
a. Sebelum
Ibu mengatakan sebelum adanya keluhan yang di alami, ibu
melakukan aktivitas sebagaimana ibu rumah tangga yaitu,
bersih-bersih rumah sendiri (nyapu, ngepel, ngelap, cuci
baju dan memandikan anak, dll).
b. Selama
Ibu mengatakan selama ada keluhan ini, ibu melakukan
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan dibantu oleh
anaknya seperti (nyapu, pngepel, ngelap, cuci baju dan
memandikan anak, dll).
B. Data obyektif
A) pemeriksaan umum
(1) kesadaan umum : cukup
(2) kesadaran : compos mentis
(3) TTV
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 97 kali/menit (reguler)
Suhu : 37 ̊c
RR : 22 kali/menit
(4) Antropometri
BB sebelum hamil : 59 kg
BB sekarang : 76 kg
TB : 157 cm
Lila : 28 cm
(5) HPHT : 01 mei 2021
(6) HPL : 08 februari 2022
(7) UK : 42/43 mgg
1. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
 Muka : tidak pucat
Conjunctiva : merah muda
Sclera : putih
Oedem : tidak ada
Gigi : tidak ada caries
Mulut/bibir : tidak pucat dan tidak kering
 Leher
Bendungan vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
 Payudara
Tidak simetris, areola menonjol, puting menonjol, asi
keluar sedikit.
 Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi
- Leopold i : tfu 3 jari di bawah px, teraba bulat lunak
(bokong)
Mc donald : tfu 30 cm
- Leopold ii : teraba bagian keras seperti papan pada
perut ibu sebelah kiri (puki)
- Leopold iii : teraba bulat melenting pada bagian bawah
(kepala) dan bagian bawah susah digoyang (masuk pap)
- Leopold iv : kovergen
 Ekstrimitas
Ekstremitas atas dan bawah tidak odem.

b. Auskultasi
DJJ (+) 145 kali/menit
c. Perkusi
Reflek patella : +/+
2. Pemeriksaan penunjang
Hb : 11 proten urin +1
Nst : reaktif (normal)

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Dx : G4P2A1H2 uk 42-43 minggu, tunggal, hidup, intrauterin, letak kepala,
keadaan umum ibu baik dengan kehamilan post date.

Ds : ibu ingin memeriksakan kehamilanya karena kahamilannya lewat dari


perkiraan persalinan, HPHT 08 februari 2022

Do : TTV
KU : cukup BB : 76kg
TD : 120/80 mmhg TB : 157 cm
Nadi : 97 kali/menit Lila :28 cm
Suhu : 37 ̊c RR : 22 kali/menit

- Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX, teraba bulat lunak (bokong)


- Mc donald : Tfu 30 cm
- Leopold II : Teraba bagian keras seperti papan pada perut ibu sebelah
kiri (PUKI)
- Leopold III : teraba bulat melenting pada bagian bawah (kepala) dan
bagian bawah susah digoyang (masuk PAP)
- Leopold IV : konvergen
- DJJ (+) 145 kali/menit
- NST : reaktif (normal)

Masalah : post date


Kebutuhan : kie penyebab dan penanggulangannya

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Post date

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-Infus rl
- Oksigen
- Nst
- Ekg
V. INTERVENSI
1) Jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan
Rasional : supaya ibu dan keluarga mengetahui kondisi ibu saat ini.

2) Amankan posisi pasien

Rasional : untuk menghindari resiko pasien jatuh

3) Berikan infus rl

Rasional : untuk menambah cairan dalam tubuh pasien

4) Kolaborasi dengan dokter

Rasional : untuk pemberian terapi

5) Memasang oksigen 2-3 lpm

Rasional : agar ibu tidak sesak

6) Memasang EKG

Rasional : untuk mendeteksi adanya kelainan pada jantung

7) Memasang NST

Rasional : untuk melihat perkembangan bayi/ memantau detak jantung bayi

8) Memfasilitasi informconsent

Rasional : untuk persetujuan tindakan yang akan dilaksanakan oleh tenaga


kesehatan.

VI. IMPLEMENTASI

1. Jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan, ibu paham


2. Mengamankan posisi pasien untuk menghindari resiko pasien jatuh,
sudah dilakukan
3. Memasang infus ringer laktat, oksigen, EKG dan NST
4. Kolaborasi dengan dokter spog untuk melakukan operasi section
caesarea
5. Melakukan inform concent, ibu menyetuji untuk melahirkan secara sc
6. Memberitahu ibu bahwa ibu akan diantar keruang bersalin untuk
dilakukan tindakan persalinan melalui operasi section caesarea.

VII. EVALUASI

Tanggal : 22 Februari 2022


Jam : 11.15

S : ibu memahami kondisinya dan cemas karena akan dilakukan operasi


caesar
O : terpasang infus dibagian kanan tangan ibu, terpasang ekg, terpasang nst,
dan terpasang oksigen
A : G4P2A1H2 uk 42-43 minggu, tunggal, hidup, intrauterin, letak kepala,
Keadaan umum ibu baik dengan kehamilan post date.
P : - Berikan dukungan moral, pasien tampak tenang
- Memfasilitasi informconsent, pasien setuju untuk dilakukan operasi
- Menyiapkan pre-operasi, pasien siap dilakukan operasi
- Mengantarkan pasien ke ruang operasi
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42
minggu lengkap. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari
perhitungan usia kehamilan,seperti rumus naegele atau dengan tinggi fundus uteri
serial.( kapita selekta kedokteran jilid i edisi iii.2008)
Kehamilan lewat waktu atau post date adalah kehamilan yang berlangsung sampai
42 minggu (294 hari) atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut
naegele dengan siklus rata – rata 28 hari.(who 1977.figo 1986)
( ilmu kebidanan sarwono prawirohardjo.2008)
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi 42 minggu belum terjadi
persalinan, (manuaba.2008)
Kehamilan post date beresiko menyebabkan hipoksia janin dalam rahim.
Hal tersebut berhubungan dengan kemungkinan adanya penurunan fungsi plasenta
dengan semakin tuanya umur kehamilan. Sehubungan dengan menurunnya fungsi
plasenta akan berakibat nutrisi serta oksigenasi kejanin berkurang yang akan
mengakibatkan janin mengalami hipoksia dan gangguan pertumbuhan, yang
akhirnya dapat menyebabkan kematian baik antepartum, intrapartum dan post
partum. Kondisi kehamilan post date juga memungkinkan untuk terjadinya partus
lama, inersia uteri, bahkan perdarahan yang bisa menyebabkan kematian pada ibu.

DAFTAR PUSTAKA

Https://www.scribd.com/doc/267489891/askeb-kompre-post-date
Cunningham, f. Gary et al. 2005. Obstetri williams. Edisi 21. Alih bahasa: andry
hartono, y. Joko suyono, brahm u. Pendit. Jakarta: egc
LEMBAR KONSUL
NAMA : HOTIJAH
NIM : 19153010015

No Hari/tanggal Materi Tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai