Anda di halaman 1dari 2

Nama : Bektiagusty Dwi A.

Kelas : XI MIPA B
No. Absen : 04
Tugas Resensi
“Sebuah Perasaan Rindu”
Judul Buku : Rindu
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Republika
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2014
Ukuran Buku : 14×21 cm
Jumlah Halaman : 544 halaman
Harga Buku : Rp 89.000

Novel Rindu menceritakan tentang perjalanan panjang sebuah


kerinduan. Pada 1 Desember 1938 pertama kalinya dalam sejarah
kota Makassar disinggahi oleh sebuah kapal yang sangat besar pada
zamannya. Blitar Holland demikian tertulis di lambung kapalnya.
Tidak ada bangunan lain di Makassar yang bisa menandingi tinggi
menara uapnya kala itu. Sebuah perjalanan rasa rindu yang banyak
menimbun beban di dalam hati. Mulai dari bagaimana tokoh utama
dalam novel ini menempuh di masa lalu. Kemudian seseorang yang
menempuh perjalanan hidup dengan penuh rasa benci. Sebuah
kebencian karena kehilangan cintanya.
Daeng Andipati, merupakan tokoh utama dari buku ini
merupakan seorang pedagang muda kaya raya dari kota Makassar. Namun walaupun sosok
Daeng Andipati dikenal sebagai sosok yang berkarismatik, terpandang, juga dekat dengan
orang-orang belanda, Daeng Andipati memiliki kepribadian yang baik hati dan juga pintar,
merupakan salah satu penumpang dari kapal Blitar Holland. Membawa keluarga kecilnya
yaitu istri, kedua anak dan juga satu orang pembantu. Namun dibalik tokoh dan karakter yang
baik tersebut ia memiliki sesuatu yang disembunyikan di dalam perasaannya, yaitu kebencian
akan ayahnya sehingga membuat kehidupan Daeng Andipati menjadi tidak bahagia dan tidak
berarti.
Selain itu ada juga  Ambo Uleng, mantan pelaut yang melamar menjadi kelasi di
Kapal Blitar Holland, terlihat diam dan tak banyak bicara. Ambo Uleng memang
membutuhkan perjalanan ini tapi bukan untuk mengantarnya ke suatu tujuan, namun untuk
pergi lenyap menghilang dari kota asalnya, meninggalkan masa lalu yang menyesakkan.
Hidupnya hampir ia habiskan di atas laut. Ia juga menaiki kapal yang sama dengan keluarga
Daeng namun ia tidak memiliki tujuan hidup. Ia hanya berkeinginan untuk pergi jauh dari
kampung halamannya dan melupakan rasa rindu yang membuatnya terluka.
Buku ke dua puluh karya Tere Liye ini dengan judul “Rindu” merupakan buku yang
unik, tidak biasa, dan dalam dunia perbukuan indonesia belum pernah ada sebelumnya.
Dimana latar belakang zaman lampau yang dapat menghidupkan kesan tersendiri pada cerita
ini. Latar perkotaan pada masa penjajahan Belanda seperti kota Makassar tahun 1938 yang
menceritakan perjalanan kapal Blitar Holland yang berlayar selama berbulan-bulan lamanya
melewati kota Surabaya, Semarang, Batavia, Lampung, Bekulu, Padang, dan juga Aceh
kemudian singgah di Kolombo, Jeddah dan berakhir di Pelabuhan Rotterdam. Hal-hal
tersebut menjadi semakin menarik karena dapat membuat para pembaca dapat berimajinasi
tentang apa yang mereka baca dan menjadikan buku ini bernuansa baru dan segar. Serta
mengajarkan pembacanya mengenai sejarah nusantara serta banyaknya pertanyaan seputar
masa lalu, takdir, kemunafikan, kebencian, dan cinta yang ada di buku ini. Banyak hal-hal
seperti ilmu pengetahuan, nilai-nilai keagamaan yang dapat kita pelajari dan bermanfaat
dalam buku yang ditulis oleh Tere Liye. Akan tetapi, cover buku novel ini kurang menarik
serta masih ada beberapa kesalahan pemilihan kata, penulisan kalimat, dan bahkan terdapat
kesalahan penulisan tahun yang membuat para pembacanya menjadi kebingungan.
Buku Rindu karya Tere Liye ini akan cocok menjadi teman santai bagi kita
pembacanya, berlaku untuk kalangan remaja dan dewasa. Selain cocok menjadi teman santai,
buku karya Tere Liye ini juga bersifat mendidik karena mengandung banyaknya ilmu
pengetahuan yang akan kita temui di dalamnya serta dedikasi seorang guru yang akan
menjadi guru dimanapun tempat ia berada.

Anda mungkin juga menyukai