Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN KECEMASAN


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Mata Ajar : Novi Widyastuti Rahayu,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.J

Disusun Oleh :
Innassyifa Senja Ardia 3120203667
Nori Widya Ningrum 3120203674
Stevani Bunga Pradisha 3120203686
Yuyun Ayundari 3120203690
Juniar Ekaningrum 3120203700

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karuniaNya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada
waktunya. Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa dengan judul “Asuhan Keperawatan pada klien dengan
Kecemasan.”
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mengalami kesulitan, terutama
kurangnya ilmu pengetahuan yang kami miliki. Namun atas bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak dan sumber literatur yang kami gunakan, kami
dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami.
Kami sadar, sebagai mahasiswa masih dalam proses pembelajaran. Dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami, kami
mengharakan kritik dan saran yang membangun, guna penulisan makalah ini yang
lebih baik lagi. Semoga dengan makalah yang sederhana ini dapat memberi
manfaat untuk semuanya.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II KONSEP TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Jenis/Klasifikasi
D. Tanda gejala
E. Rentang respon
F. Pohon masalah
G. Pengkajian
H. Diagnosa keperawatan
I. Rencana tindakan keperawatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan adanya


kekacauan pikiran, persepsi, dan tingkah laku dimana individu tidak
mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan
lingkungan. Biasanya orang dengan gangguan jiwa akan mengalami
kecemasan pada dirinya. Kecemasan adalah masalah setiap manusia bisa
muncul setiap saat pada orang dewasa remaja ataupun anak-anak baik
kecemasan ringan hingga berat. Ada beberapa macam kecemasan ada
kecemasan telah melakukan kesalahan atau dosa, kecemasan akibat
melihat dan mengetahui bahaya yang mengancam dirinya dan kecemasan
dalam bentuk yang kurang jelas.
Kecemasan/ansietas merupakan keadaan psikiatri yang paling
sering ditemukan diseluruh dunia. Definisi ansietas adalah kekhawatiran
yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti
dan tidak berdaya sehingga dapat mengenacam keamanan individu.
Menurut Carole-carol 2008, kecemasan dapat meliputi kesulitan untuk
dapat beristirahat atau sering merasa gelisah, kesulitan untuk
berkonsentrasi, perasaan tegang yang berlebihan, gangguan tidur,
semuanya dapat diakibatkan karena kecemasan yang berlebihan.
Gejala-gejala kecemasan ada yang muncul dan terlihat dari fisik,
seperti gelisah, ekspresi wajah yang tegang, berkeringat, mulut kering,
gangguan perut, jantung berdebar, dan merasa tegang.

B. Tujuan
1. Tujuan khusus : untuk mengetahui konsep teori dan asuhan
keperawatan untuk klien dengan masalah kecemasan/ansietas.
2. Tujuan umum :
a. Mengetahui pengertian kecemasan.
b. Mengetahui etiologi kecemasan.
c. Mengetahui jenis/klasifikasi kecemasan.
d. Mengetahui tanda gejala kecemasan.
e. Mengetahui rentang respon kecemasan.
f. Mengetahui pohon masalah kecemasan.
g. Mengetahui penatalaksanaan kecemasan.
BAB II
KONSEP TEORI

A. Pengertian

Kecemasan atau ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman


subjektif individu tanpa objek yang spesifik. Kecemasan merupakan suatu
keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa takut dari kenyataan
atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui masalahnya
(Pardede &Simangunsong, 2020). Kecemasan merupakan suatu respon
psikologis maupun fisiologis individu terhadap suatu keadaan yang tidk
menyenangkan atau reaksi atas situasi yang dianggap mengancam.

B. Etiologi

Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun


gangguan keseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat menimbulkan
ansietas pada diri seseorang. Faktor genetik juga merupakan faktor yang
dapat menimbulkan gangguan ini. Ansietas terjadi ketika seseorang
mengalami kesulitan menghadapi situasi, masalah dan tujuan hidup
(Videbeck, 2008). Setiap individu menghadapi stres dengan cara yang
berbeda-beda, seseorang dapat tumbuh dalam suatu situasi yang dapat
menimbulkan stres berat pada orang lain. Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi ansietas adalah :

1. Faktor predisposisi

Berbagai teori yang di kembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas


adalah:

a. Teori psikionalitik

Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian


yaitu ide, ego dan Super ego. Ide melambangkan dorongan insting atau
impuls primitif. Super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang, sedangkan Ego
digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego. Ansietas
berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya yang perlu
segera diatasi.

b. Teori interpersonal

Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Berhubungan


juga dengan trauma masa perkembangan seperti kehilangan, perpisahan.
Individu dengan harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami
ansietas berat

c. Teori perilaku

Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu


kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Kajian biologis

Otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines. Reseptor ini di


perkirakan turut berperan dalam mengatur ansietas.

2. Faktor presipitasi

Bersumber dari eksternal dan internal seperti:

a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi


ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya kemampuan
melaksanakan fungsi kehidupan seharihari.

b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan


identitas, harga diri dan integritas fungsi sosial.

3. Perilaku

Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan


perilaku secara tidak langsung timbulnya gejala atau mekanisme koping
dalam upaya mempertahankan diri dari ansietas. Intensitas perilaku akan
meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas (Ermawati dkk, 2009).

C. Jenis-jenia ansietas
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan
individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar
yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
Respon fisiologi:
a. Sesekali napas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Gejala ringan pada lambung
d. Muka berkerut dan bibir bergetar
Respon kognitif:
a. Lapang persepsi melebar
b. Mampu menerima rangsangan yang kompleks
c. Konsentrasi pada masalah
d. Menjelaskan masalah secara efektif

Respon Perilaku dan Emosi:


a. Tidak dapat duduk tenang
b. Tremor halus pada tangan
c. Suara kadang-kadang meninggi
2. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebihmemfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal
lain.
Respon Fisiologi:
a. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
b. Mulut kering
c. Anorexia
d. Diare/konstipasi
e. Gelisah Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi menyempit
b. Rangsang luar tidak mampu diterima
c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatian Respon Perilaku dan
Emosi:
a. Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
b. Bicara banyak dan lebih cepat
c. Susah tidur
d. Perasaan tidak aman
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu
cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain.
Individu tidak mampu lagi berpikir realistis dan membutuhkan banyak
pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.
Respon Fisiologi:
a. Sering napas pendek
b. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
c. Berkeringat dan sakit kepala
d. Penglihatn kabur
e. Ketegangan
Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi sangat sempit
b. Tidak mampu menyelesaikan masalah ResponPerilaku dan Emosi:
a. Perasaan ancaman meningkat
b. Verbalisasi cepat
c. Blocking
4. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit
dan sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan
tidak dapat melakukan apa-apa walaupun telah di berikan pengarahan.
Respon Fisiologi:
a. Napas pendek
b. Rasa tercekik dan palpitasi
c. Sakit dada
d. Pucat
e. Hipotensi
f. Koordinasi motorik rendah Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi sangat sempit
b. Tidak dapat berpikir logis Respon Perilaku dan Emosi:
a. Agitasi, mengamuk dan marah
b. Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
c. Kehilangan kendali atau kontrol diri
d. Persepsi Kacau
Respon Fisiologi yang mempengaruhi system yang ada dalam tubuh
manusia adalah:
a. Sistem Kardiovaskuler
1) Palpitasi
2) Jantung berdebar
3) Tekanan darah meningkat
4) Denyut nadi menurun
5) Rasa mau pingsan
b. Sistem respirasi
1) Napas cepat
2) Pernapasan dangkal
3) Rasa tertekan pada dada
4) Pembengkakan pada tenggorokan
5) Rasa tercekik
6) Terengah-engah
c. Sistem kardiovaskuler
1) Peningkatan reflex
2) Reaksi kejutan
3) Insomnia
4) Ketakutan
5) Gelisah
6) Wajah tegang
7) Kelemahn secara umum
8) Gerakan lambat
9) Gerakan yang janggal
d. Sistem Gastrointestinal
1) Kehilangan nafsu makan
2) Menolak makanan
3) Perasaan dangkal
4) Rasa tidak nyaman pada abdominal
5) Rasa terbakar pada jantung
6) Diare
e. Sistem Perkemihan
1) Inkontensia urine
2) Sering miksi
f. Sistem integument
1) Rasa terbakar
2) Berkeringat banyak di telapak tangan
3) Gatal-gatal
4) Perasaan panas atau dingin pada kulit
5) Muka pucat
6) Berkeringat seluruh tubuh Respon perilaku kognitif: a. Perilaku
1) Gelisah
2) Ketegangan fisik
3) Tremor
4) Gugup bicara cepat
5) Tidak ada koordinasi
6) Kecenderungan untuk celaka
7) Menarik diri
8) Menghindar
9) Terhambat melakukan aktifitas
b. Kognitif
1) Gangguan perhatian
2) Konsentrasi hilang
3) Pelupa
4) Salah tafsir
5) Adanya bloking pada fikiran
6) Bingung
7) Rasa khawatir yang berlebihan
8) Kehilangan penilaian objektifitas
9) Takut akan kehilangan kembali
DAFTAR PUSTAKA

Pardede JA, Simanjuntak GV, Waruru JF. 2020. Penurunan Tingkat Kecemasan
Pasien HIV/AIDS melalui Terapi Hipnotis lima jari. Coping : Community of
Publishing in Nursing.

Anda mungkin juga menyukai