Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGUKRAN KUALITAS, BIAYA KUALITAS, MANFAAT


PENGUKURAN KUALITAS

KELOMPOK 4

Nama : Febronia Ida Jehabut (1903020058)

Irma Nia Mon (1903020113)

Kelas : VI B PRODUKSI

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Pujis yukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat -Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini tentang “ Pengukuran Kualitas, Biaya Kualitas, Dan
Manfaat Perhitungan Biaya Kualitas”

Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin terdapat banyak


kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kupang, Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3Tujuan ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengukuran Kualitas ...................................................................... 2
2.2Biaya Kualitas ............................................................................... 10
2.3Manfaat Pengukuran Biaya Kualitas ............................................. 14
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan .................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya pengukuran kualitas suatu jasa atau produk hampir sama
dengan pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu ditentukan oleh variabel
harapan dan kinerja yang dirasakan. Parasuraman, Zeithaml dan Berry
(1985) merumuskan model kualitas jasa y ang menyoroti persyaratan -
persyaratan utama untuk memberikan kualitas jasa yang diharapkan.
Selain melalui perhitungan biaya, kualitas juga dapat diukur melalui
penelitian konsumen mengenai persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu
produk atau perusahaan. Penelitian konsumen tersebut menggunakan
berbagai macam metode, misalnya sistem keluhan dan saran,ghost shopping,
lost customer analisis, maupun dengan survey pelanggan.Dimensi yang dapat
digunakan beraneka ragam, diantaranya adalah dimensi yang dikemukaa n
oleh David Garvin untuk kualitas produk dan dimensi dari para sulaman dan
kawan-kawan untuk kualitas jasa.
1.2 Rumusa Masalah
a. Apa pengertian Pengukuran kualitas
b. Apa pengertian biaya kualitas
c. Apa manfaat perhitungan biaya kualitas
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian pengukuran kualitas
b. Mengetahui pengertian biaya kualitas
c. Mengetahui manfaat perhitungan biaya kualitas
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengukuran kualitas
Selain melalui perhitungan biaya, kualitas juga dapat diukur melalui
penelitian konsumen mengenai persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu
produk atau perusahaan. Penelitian konsumen tersebut menggunakan
berbagai macam metode, misalnya sist em keluhan dan saran, ghost shopping,
lost customer analisis, maupun dengan survey pelanggan.
Dimensi yang dapat digunakan beraneka ragam, diantaranya adalah dimensi
yang dikemukaan oleh David Garvin untuk kualitas produk dan dim ensi dari
parasuraman dan kawan-kawan untuk kualitas jasa.
Contoh atribut -atribut yang digunakan dalam penguku ran kualitas
Dimensi
a) Kinerja
Contohnya: pemberangkatan pesawat yang tepat waktu, gambar dan
suara TV yang jelas dan bening.
b) Keistimewaan
Contohnya: remote control stereo set, dapat di jinjing atau dibawa
kemana-mana (portability) pada computer.
c) Kehandalan
Contohnya: waktu pelayanan pegadaian maksimum 15 menit,
presentase ketepatan dalam prediksi analisis inventasi
d) Kesesuaian
Contoh: pemasok memenuhi spesifikasi, jumlah kesalahan cetak dalam
satu buku
e) Daya tahan
Contoh: jaminan keawetan digunakan selama 2 tahun, rata -rata waktu
sampai filament lampu pijar terbakar
f) Serviceability

2
Contoh: hotline bagi pelanggan untuk informasi reparasi, layanan 24
jam untuk reservasi dan keluhan pelanggan.
g) Estetika
Contoh: bau wangi parfum, keserasian warna ruangan pada restoran.
h) Perceived quality
Contoh: mobil Amerika vs Mobil Indonesia, Rumah Sakit Pemerintah
vs rumah sakit swasta.
Pada hakikatnya pengukuran kualitas suatu jasa atau produk hampir sama
dengan pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu ditentukan oleh vari abel
harapan dan kinerja yang dirasakan. Parasuraman, Zeithaml dan Berry
(1985) merumuskan model kualitas jasa yang menyoroti persyaratan -
persyaratan utama untuk memberikan kualitas jasa yang diharapkan. Model
ini mengdentifikasi 5 gap yang menyebabkan kegagalan deliveri jasa.
Kelima gap tersebut adalah
1. Gap antara harapan konsumen d an persepsi manajemen.
Manajemen tidak selalu dapat merasakan apa yan g diinginkan para
pelanggan secar a tepat. Contohnya: pengelolah rumah sakit mungkin
mengirah parah pasiennya meinginkan makanan yang lebih baik, padahal
pasien-pasien tersebut mungkin le bih memperhatikan daya tanggap para
juru rawat.
2. Gap antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa.
Mungkin manajemen mampu merasakan secara tepat apa yang diinginkan
oleh para pelanggan,tetapi pihak manajemen tersebut tidak menyusun
suatu standar kinerja tertentu. Misalnya: pengelolah rumah sakit mungkin
meminta para juru rawatnya untuk memberikan pelayanan secara cepat
tanpa menentukan secara kuantitatif seberapa lama suatu pelayanan dapat
dikategorikan cepat.
3. Gap antara spesifikasi kualit as jasa dan penyampaian jasa.
Karyawan perusahaan mungkin kurang dilatih atau bekerja melampaui
batas dan tidak dpat atau tidak mau untuk memenuhi standar.atau mereka
mungkin dihadapkan pada standar-standar yang bertentangan. Misalnya

3
mereka harus meluangk an waktu untuk mendengarkan keluhan atau
masalah parah pelanggan dan melayani mereka dengan cepat.
4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan -pernyataan yang dibuat
oleh wakil dan iklan perusahaan. Bi la brosur suatu rumah sakit
menggambarkan suatu ruangan yang indah, tetapi pasien yang tiba dan
merasakan bahwa ruang tersebut berkesan murahan dan kotor, maka
komunikasi ekternal telah mendistorsi harapan pelanggan.
5. Gap antara jasa yang dir asakan dan jasa yang diharapkan
Gap ini terjadi bila konsumen mengukur kinerja atau prestasi perusahaan
dengan cara yang berlainan dan salah dalam mempersepsikan kualitas jasa
tersebut. Dokter bisa saja terus mengunjungi parah pasiennya untuk
menunjukan perhatiannya, tetapi pasien bisa menginterpretasikannya
sebagai suatu indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak beres berkenaan
dengan penyakit yang dideritanya.
A. Pemikiran beberapa pakar kualitas
1. W. Edwards Deming
Banyak yang menganggap bahwa deming adalah bapak dari gerakan total
quality management. Deming mencatat kesuksesan dalam memimpin
revolusi kualitas di Jepang, yaitu dengan memperkenalkan penggunaan
teknik pemecahan masalah dan pengendalian proses statistic atau
(statistical process control).
Deming mengajurkan penggunaan SPC (yang dikembangkan
pertama kali oleh Shewharte) agar perusahaan dapat membedakan
penyebab sistematik dan penyebab khusus dalam menangani kualitas. Ia
berkeyakinan bahwa, perbedaan atau variasi merupakan suatu fakta yang
tidak dapat di hindari dalam kehidupan industry. Kontribusi utama yang
membuatnya terkenal adalah Demiag Cycle, Deming Forteen Points, dan
Seven Deadly Diseases.
a. Siklus deming (deming cycle)

4
Siklus deming ini dikembangkan untuk menghubungkan antara
produksi suatu produk dengan kebutuhan pelanggan, dan
memfokuskan sumber daya semua departemen (riset, desain,
produksi, pemasaran) dalam suatu usaha kerja sama untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Tahap-tahap dalam si klus deming terdiri dari:
• Mengadakan riset konsumen dan menggunakannya dalam
perencanaan produk (plan)
• Menghasilkan produk (do)
• Memeriksa produk apakah telah dihasilkan sesuai dengan
rencana (check )
• Memasarkan produk tersebut (act)
• Menganalisis bagaimana p roduk tersebut di terima di pasar
dalam hal kualitas, biaya, dan kriteria lainnya (analyze)
b. Empat belas point deming (Deming Forteen points)
Empat belas point deming ini merupakan ringkasan dari keseluruhan
pandangan W. Edwards Deming terhadap apa yang har us dilakukan
oleh suatu perusahaan untuk melakukan transisi positif dari bisnis
sebagaimana biasanya sehingga menjadi bisnis berkualitas tingkat
dunia. Berikut ini adalah ringkasan dari ke empat belas point deming
• Ciptakan keajegan tujuan menuju perbaikan produk dan jasa,
dengan maksud untuk menjadi lebih dapat bersaing, tetap
berada dalam bisnis, dan untuk menciptakan lapangan kerja.
• Adopsilah falssafah baru. Manajemen harus memahami adanya
era ekonomi baru dan siap menghadapi tantangan, belajar
bertanggun g jawab, dan mengambil alih kepemimpinan guna
menghadapi perubahan.
• Hentikan ketergantungan pada inspeksi dalam membentuk mutu
produk. Bentuklah mutu sejak dari awal.
• Hentikan praktik menghargai kontrak berdasarkan tawaran
yang rendah.

5
• Perbaiki secara konstan dan terus menerus sistem produksi dan
jasa, untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas, yang pada
gilirannya secara konstan menurunkan biaya
• Lembagakan on the job training
• Lembagakan kepemimpinan. Tujuan dari kepemimpinan
haruslah untuk membantu orang dan teknologi dapat bekerja
dengan lebih baik.
• Hapuskan rasa takut sehingga setiap orang dapat bekerja secara
efektif
• Hilangkan dinding pemisah antar departemen sehingga orang
dapat bekerja sebagai suatu tim.
• Hilangkan slogan, desakan, dan ta rget buat tenaga kerja. Hal -
hal tersebut dapat menciptakan permusuhan
• Hilangkan kuota dan manajemen berdasarkan sasaran. Gantikan
dengan kepemimpinan.
• Hilangkan penghalang yang dapat merampok kebanggan
karyawan atas keahliannya.
• Giatkan program pendidikan dan self improfement
• Buatlah transformasi pekerjaan setiap orang dan siapkan setiap
orang untuk mengerjakannya
c. Deming’s Seven Deadly Disesases
Deming seven deadly disesases ini merupakan ringkasan dari
pandangan deming terhadap factor -faktor yang dapat mer intangi
transformasi menuju bisnis berkualitas tingkat dunia. Ketujuh factor
tersebut yaitu:
• Kurangnya keajegan tujuan untuk merencanakan produk dan
jasa yang memiliki pasar yang cukup untuk dapat
mempertahankan perusahaan dalam bisnis dan menyediakan
lapangan kerja.
• Penekanan pada laba jangka pendek; pemikiran jangka pendek
yang didorong oleh ketakutan akan usaha -usaha

6
pengambilalihan dan tekanan dari bangkir dan pemilik saham
untuk menghasilkan dividen
• Sistem pemeriksaan personal bagi para manajer dan manajemen
berdasarkan sasaran tanpa menyediakan metode -metode atau
sumber daya untuk mencapai sasaran tersebut. Evaluasi
prestasi, merit ratings, dan penilaian tahunan merupakan
bagian dari penyakit ini.
• Job hopping oleh para manajer
• Hanya menggunakan data dan informasi yang tampak dalam
pengambilan keputusan, hanya memberikan sedikit
pertimbangan atau bahkan tidak sama sekali terhadap apa yang
tidak diketahui atau tidak dapat diketahui.
• Biaya medis yang terlalu berlebihan.
• Biaya hutang terlalu berlebihan y ang dikarenakan para
pengacara yang bekerja berdasarkan tariff kontingensi.
2. Joseph M. Juran
Juran yang memiliki dua gelar kesarjanaan (teknik dan hukum)
merupakan pendiri dari juruan institute, inc, di Wilton, Connecticut.
Institute ini bergerak dalam bida ng pelatihan, dan konsultasi manajemen
kualitas.
Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok/ sesuai untuk
digunakan (finess for use). Yang mengandung pengertian suatu produk
atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para
pemakainya. Pengert ian cocok untuk digunakan ini mengandung lima
dimensi utama yaitu kualitas desain, kualitas kesesuaian, ketersediaan,
keamanan dan vield use.
a. Juran’s three basic steps to progress
Menurut juran, tiga langkah dasar ini merupakan langkah yang harus
diambil perusahaan bila mereka ingin mencapai kualitas tingkat
dunia. Juran juga yakin bahwa ada titik diminishing return dalam

7
hubungan antara kualitas dan daya saing. Ketiga langkah tersebut
terdiri dari:
• Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan ya ng
di kombinasikan dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak
• Mengadakan program pelatihan secara luas
• Membentuk komitmen dan kepemimpinan pada tingkat
manajemen yang lebih tinggi.
3. Philip B. Crosby
Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan pencegahan
yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistic. Ia
juga dikenal dengan quality vaccine dan crosbys forteen steps to quality
improvement.
Pandangan-pandangan Crosby dirangkumnya dalam ringkasan yang
ia sebut sebagai dalil -dalil manajemen kualitas. Dalil -dalil ini
dikemukakan untuk menjawab pertanyaan pokok berikut
• Apa yang di maksud dengan kualitas?
• Sistem seperti apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan kualitas
• Standar kinerja bagaimana yang harus digunakan
• Sistem pengukuran seperti apa yang dibutuhkan
a) Dalil pertama: definisi kualiatas adalah sama dengan persyaratan
Dulu kualitas diterjemahkan sebagai tingkat kebagusan atau
kebaikan (goodness).definisi ini memi liki kelemahan,yaitu tidak
menerangkan secara spesifik baik/bagus itu bagaimana.
Definisi kualitas menurt krosbi adalah memenuhi atau sama dengan
persyaratanya(conformance to rikuirmens). Meleset sedikit saja
dari persyaratannya,maka suatu produk atau jas a dikatakan tidak
berkualitas. Persyaratan itu sendiri dapat berubah sesuai dengan
keinginan pelanggan,kebutuhan organisasi,pemasok dan
sumber,pemerintah,teknologi serta pasar atau persaingan.
b) Sistem kualitas adalah pencegahan

8
Pada masa lalu sistem kualit as adalah penilaian (appraisal).
Misalnya di pabrik tv, pada akhir proses dinyatakan apakah tv
yang dihasilkan tergolong buruk atau bagus.penilaian akhir ini
hanya menyatakan bahwa apabila baik maka akan diserahkan
kepada distributor,sedangkan bila buruk a kan disingkirkan
Dalam suatu proses pasti ada input dan autput didalam proses kerja
internal sendiri ada emat kendali input dimana proses pencegahan
dapat dilakukan yaitu:
➢ Fasilitas dan perlengkapan
➢ Pelatihan dan pengetahuan
➢ Prosedur,pedoman/manual operasi standar,dan pedoman
standar kualitas
➢ Standar kinerja atau prestasi
c) Dalil ketiga:kerusakan nol(jerodefect) merupakan stand ar kinerja
yang harus digunakan.
Konsep yang berlaku dimasa lalu, yaitu konsep mendekati (close
enough), misalnya efisiensi mesin mendekati 95%. Tetapi coba
dihitung berapa besarnya inefisiensi 5% dikalikan penjualan.
Bila diukur dalam rupiah maka baru disadari besar sekali
nilainya.orang sering terjebak dengan nilai presentase,sehinggah
krosbi mengajukan konsep kerusakan nol yang menurutnya dapat
tercapai bila perusahaan melakukan sesuatu secara benar semenjak
pertama kali dan setiap kali.
d) Dalil keempat: Ukuran kualitas adalah price of non convormance
Kualitas harus merupakan sesuatu yang dapat diukur.bia ya untuk
menghasilkan kualitas juga harus terukur.
Menurut krosbi, biaya mutu merupakan penjumblahan antara pr ice
of non convormance dan price of convormance.
Pice of non convormance (PONC) adalah biaya yang harus
dikeluarkan karena melakukan kesalahan.

9
Price if convormance (POC) adalah biaya yang dikeluarkan bila
tugas dilakukan secara benar semenjak pertama kalinya

2.2 Biaya kualitas


Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terj adi karena
kualitas yang buruk. J adi, biaya kualiatas adalah biaya yang berhubungan
dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan
kerusakan.
Biaya kualitas dapat dikelompokan menjadi emat golongan yaitu
1) Biaya pencegahan
Biaya ini merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan
produk yang dihasilkan. Biaya ini meliputi biaya yang berhubungan
dengan perancangan, pelaksanaan, dan pemeliharaan sistem kualits.
Ada bebepara macam biaya yang termasuk dalam kelompok biaya
pencegahan yaitu:
➢ Teknik dan perencanaan kualitas
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk aktifitas -aktifitas yang
berkaitan dengan patokan rencana kualitas produk yang dihasilkan,
rencana tentang kehandalan, rencana pemeriksaan, sistem data, dan
rencana kusus dari jaminan kualitas.
➢ Tinjauan produk baru
Biaya-biaya yang dikelua rkan untuk penyiapan ususlan tawaran,
penilaian rancangan baru dari segi kualitas, penyiapan program
percobaan dan pengujian untuk menilai penampilan produk baru dan
aktifitas -aktifitas kualitas lainnya selama tahap pengembangan dan
pra produksi dari ranca ngan produk baru.
➢ Rancangan proses dari produk
Biaya-biaya yang dikeluarkan pada waktu perancangan produk atau
pemilihan proses produksi yang dimaksudkan untuk meningkatkan
keseluruhan kualitas produk tersebut.

10
➢ Pengendalian proses
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk teknik pengendalian proses,
seperti grafik pengendalian yang memantau proses pembuatan dalam
usaha mencapai kualitas prosuksi yang dikehendaki.
➢ Pelatihan
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan, penyiapan,
pelaksanaan, penyelenggaraan, dan pemeliharaan program latihan
formal masalah kualitas
➢ Audit kualitas
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengevaluasi tindakan yang
telah dilakukan terhadap rencana kualitas keseluruhan.
2) Biaya deteksi/penilaian
Biaya deteksi adalah biaya yang te rjadi untuk menentukan apakah produk
dan jasa sesuai dengan persyaratan -persyaratan kualitas.
Tujuan utama fungsi deteksi ini adalah untuk menghindari terjadinya
kesalahan dan kerusakan sepanjang proses perusahaan, misalnya
mencegah pengiriman barang -barang yang tidak sesuai dengan
persyaratan kepada parah pelanggan.
Yang termasuk dalam jenis kualitas ini adalah:
➢ Pemeriksaan dan pengujian bahan baku yang dibeli
Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memeriksa dan
menguji kesesuaian bahan baku yan g dibeli dengan kualifikasi yang
tercantum dalam pesanan.
➢ Pemeriksaan dan pengujian produk
Biaya ini meliputi biaya yang terjadi untuk meneliti kesesuaian
hasil produksi dengan standar perusahaan, termasuk meneliti
pengepalan dan pengiriman.
➢ Pemeriksaan kualitas produk.
Biaya ini meliputi biaya untuk melaksanakan pemeriksaan kualitas
produk dalam proses maupun produk jadi.

11
➢ Evaluasi persediaan
Biaya ini meliputi biaya yang terjadi untuk menguji produk
digudang, dengan tujuan untuk mendeteksi terjadinya
penurunan kualitas produk.
3) Biaya kegagalan internal
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi karena ada
ketidaksesuaian denganp ersyaratan dan terdeteksi sebelu m barang atau
jasa tersebut dikirimkan kepihak luar (pelanggan).
Pengukuran biaya kegagalan internal dilakukan dengan menghitung
kerusakan produk sebelum meninggal pabrik.
Biaya kegagalan internal terdiri atas jeni -jenis biaya, yaitu:
➢ Sisah bahan (scrap)
Biaya ini adalah kerugian yang ditimbulkan karena ada nya sisah
bahan baku yang tidak terpakai dalam upayah memenuhi tingkat
kualitas yag dikehendaki. Bahan baku atau material yang tersisa
karena alasan lain (misalnya keusangan, overrun, dan perubahan
desain produk) tidak termasuk dalam kategori biaya ini.
➢ Pengerjaan ulang
Biaya ini meliputi biaya ekstra yang dikeluarkan unutk melakukan
proses pengerjaan ulang agar dapat memenuhi standar kualitas yang
disyaratkan
➢ Biaya untuk memperoleh material (bahan baku)
Biaya ini meliputi biaya -biaya tambahan yang timbul karnah adanya
aktifitas menangani penolakan atau rejects dan pengaduan
(complaints) terhadap bahan baku yang telah dibeli
➢ Factory contact engineering
Biaya ini merupakan biaya yang berhubungan dengan waktu yang
digunakan oleh para ahli produk atau produks i yang terlibat dalam
masalah-masalah produksi yang menyangkut kualitas. Misalnya bila
komponen atau bahan baku suatu produk tidak memenuhi spesifikasi

12
kualitas, maka ahli produk atau produksi akan diminta untuk menilai
kelayakan perubahan spesifikasi prod uk.
4. Biaya Kegagalan Eksternal
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi karena produk atau
jasa gagal memenuhi persyaratan -persyaratan yang diketahui setelah
produk tersebut dikirimkan kepada para pelanggan. Biaya ini merupakan
biaya yang paling membahayakan, karen a dapat menyebabkan reputasi
yang buruk, kehilangan pelanggan, dan penurunan pangsa pasar.
Biaya kegagalan eksternal terdiri atas beberapa macam biaya,
diantaranya adalah:
➢ Biaya penanganan keluhan selama masa garansi
Biaya ini meliputi semua biaya yang ditimbulkan karena adanya
keluhan-keluhan tertentu, sehingga diperlukan pemeriksaan,
reparasi, atau penggantian/penukaran produk.
➢ Biaya penanganan keluar diluar masa garansi
Biaya ini merupakan biaya -biaya berkaitan dengan keluhan -keluhan
yang timbul setelah berlalunya masa garansi
➢ Pelayanan (servis) produk
Biaya ini adalah keselluruhan biaya servis produk yang diakibatkan
oleh usaha untuk memperbaiki ketidaksempurnaan atau untuk
pengujian khusus, atau untuk memperbaiki cacat yang bu kan
disebabkan oleh adanya keluhan pelanggan. Biaya jasa instalasi atau
kontak pemeliharaan tidak termasuk dalam kategori biaya ini.
➢ Product liability
Biaya ini merupakan biaya yang timbul sehubungan dengan jaminan
atau pertanggungjawaban atas kegagalan me menuhi standar (quality
failures)
➢ Biaya penarikan kembali produk
Biaya ini timbul karena adanya penarikan kembali suatu produk atau
komponen produk tertentu.

13
Biaya kegagalan internal dan eksternal tidak perlu terjadi bila tidak
ada kerusakan. Contoh lapora n biaya kualitas terjadi pada table 2 -3.

2.3 Manfaat Perhitungan Biaya Kualitas


Informasi biaya kualitas dapat memberikan berbagai macam manfaat, antara
lain dapat digunakan untuk:
➢ Mengidentifikasi peluang laba (penghematan biaya dapat
meningkatkan laba)
➢ Mengambil keputusan capital budgeting dan keputusan investasi
lainnya
➢ Menekan biaya pembelian dan biaya yang berkaitan dengan pemasok
➢ Mengidentifikasi pemborosan dalam aktifitas yang tidak dikehendaki
para pelanggan
➢ Mengidentifikasi sist em yang berlebihan
➢ Menentukan apakah biaya -biaya kualitas telah di distribusikansecara
tepat
➢ Penentuan tujuan dalam anggaran dan perencanaan laba
➢ Mengidentifikasi masalah -masalah kualitas
➢ Dijadikan sebagai alat manajemen untuk ukuran perbandingan tentang
hubungan masukan -keluaran
➢ Dijadikan sebagai salah satu alat analisis pareto untuk membedakan
antara vital few dan trivial many.
➢ Dijadikan sebagai alat manajemen strategic untuk mengalokasikan
sumber daya dalam perumusan dan pelaksanaan strategi

14
➢ Dijadikan sebagai ukuran penilaian kinerja objektif
1. Pandangan terhadap biaya kualitas
Dulu manajer bisnis yang beranggapan bahwa peningkatan kualitas pasti
dibarengi dengan peningkatan biaya, sehingga kualitas yang lebih tinggi
berarti biaya yang lebih tinggi pula. Pandangan seperti ini di pertanyakan
oleh para pioneer kualitas. Juran meneliti aspek ekonomis dari kualitas
dan menyimpulkan bahwa manfaat kualitas jauh melebihi biasanya.
Feigenbaum memperkenalkan total quality control (TQC) dan
mengembangkan prinsip bahw a kualitas merupakan tanggungjawab setiap
orang. Sedangkan Crosby mengajukan konsepnya yang terkenal, yaitu
‘quality is free’. Dewasa ini ada tiga kategori pandangan yang
berkembang diantara para praktisi mengenai biaya kualitas.
a. Kualitas yang makin tinggi berarti biaya yang semakin tinggi pula
Atribut kualitas seperti kinerja dan karakteristik tambahan
menimbulkan biaya yang lebih besar dalam hal tenaga kerja, bahan
baku, desain, dan sumber daya ekonomis lainnya. Manfaat tambahan
dari peningkatan kualitas tidak dapat menutupi biaya tambahan.
b. Biaya peningkatan kualitas lebih rendah daripada penghematan yang
dihasilkan
Pandangan ini dikemukakan pertama kali oleh Deming dan di anut oleh
para pemanufaktur Jepang. Penghematan dihasilkan dari berkurangnya
tingkat pengerjaan ulang, produk cacat, dan biaya langsung lainnya
yang berkaitan dengan kerusakan . pandangan inilah yang menjadi
landasan bagi perbaikan berkesinambungan pada pe rusahaan-perusahaan
jepang.
c. Biaya kualitas merupakan biaya yang besarnya melebihi biaya yang
terjadi bila produk atau jasa dihasilkan secara benar sejak awal ( exactly
right the first time).
Pandangan ini dianut oleh para pendukung filosofi TQM. Biaya tidak
hanya mencakup biaya langsung, tetapi juga biaya akibat kehilangan
pelanggan, kehilangan pangsa pasar, dan banyak biaya tersembunyi

15
lainnya serta peluang yang hilang dan tidak teridentifikasi oleh sistem
akuntansi biaya modern.
2. Perilaku biaya kualitas
Kualitas dapat diukur berdasarkan biayanya. Perusahaan menginginkan
agar biaya kualitas turun, namun dapat mencapai kualitas yang lebih
tinggi, setidak-tidaknya sampai dengan titik tertentu. Bila standar
kerusakan nol dapat dicapai, maka perusahaan masih haru s menanggung
biaya pencegahan dan penilaian/deteksi.
Menurut pakar kualitas, suatu perusahaan dengan program
pengelolaan kualitas yang berjalan dengan baik, biaya kualitasnya tidak
lebih besar dari 2,5% dari penjualan. Setiap perusahaan dapat menyususn
anggaran untuk menentukan besarnya standar biaya kualitas setiap
kelompok atau elemen secara individual sehingga biaya kualitas total
dianggarkan tidak lebih dari 2,5% dari penjualan. Agar standar tersebut
dapat tercapai, maka perusahaan harus dapat mengide ntifikasi perilaku
setiap elemen biaya kualitas secara individual. Sebagian biaya kualitas
bervariasi dengan penjualan, namun sebagian lainnya tidak. Agar laporan
kinerja kualitas dapat bermanfaat, maka:
➢ Biaya kualitas harus digolongkan ke dalam biaya vari abel dan biaya
tetap dihubungkan dengan penjualan
➢ Untuk biaya variabel, penyempurnaan kualitas dicerminkan oleh
pengurangan resiko biaya variabel. Pengukuran kinerja dapat
menggunakan salah satu dari dua cara sebagai berikut:
• Rasio biaya variabel pada awal dan akhir periode tertentu
dapat digunakan untuk menghitung penghematan biaya
sesungguhnya, atau kenaikan biaya sesungguhnya.
• Rasio biaya dianggarkan dan rasio sesungguhnya dapat juga
digunakan dengan mengukur kemajuan kea rah pencapaian
sasaran periodic
➢ Untuk biaya tetap, penyempurnaan biaya kualitas dicerminkan oleh
perubahan absolute

16
Biaya kualitas di evakuasi dengan membandingkan biaya sesungguhnya
dengan biaya yang dianggarkan . Pembandingan biaya kualitas tetap
menggunakan jumlah absolute biaya ya ng sesungguhnya di belanjakan
dengan yang dianggarkan.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada hakikatnya pengukuran kualitas suatu jasa atau produk hampir sama
dengan pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu ditentukan oleh variabel
harapan dan kinerja yang dirasakan. Parasuraman, Zeithaml dan Berry
(1985) merumuskan model kualitas jasa yang menyo roti persyaratan-
persyaratan utama untuk memberikan kualitas jasa yang diharapkan.
Adapun biaya kualitas adalah Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau
mungkin akan terjadi karena kualitas yang buruk. Jadi, biaya kualiatas
adalah biaya yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian,
perbaikan, dan pencegahan kerusakan. Dan manfaat perhitungan biaya
kualitas itu sendiri agar PL aporan kualitas dapat bermanfaat maka:
• Biaya kualitas harus digolongkan ke dalam biaya variabel dan biaya
tetap dihubungkan dengan penjualan
• Biaya variabel, penyempurnaan kualitas dicerminkan oleh
pengurangan resiko biaya variabel.
• Untuk biaya tetap, penyempurnaan biaya kualitas dicerminkan oleh
perubahan absolute.

18
DAFTAR PUSTAKA

Total Quality Management (TQM). Edisi Revisi: Fandy Tjiptono &


Anastasia Diana

19

Anda mungkin juga menyukai