PRAKTIKUM ANALISA
SISTEM TENAGA LISTRIK
LABORATORIUM
SISTEM TENAGA LISTRIK
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN… ............................................................................................................................. 11
MODUL I .............................................................................................................................................. 20
MODUL II ........................................................................................................................................... 34
V. LANGKAH PERCOBAAN..................................................................................................40
MODUL III............................................................................................................................................55
V. LANGKAH PERCOBAAN................................................................................................. 61
Pas Foto
Ukuran 3 x 4
NAMA : …………………………………………………………………………………
NIM : …………………………………………………………………………………
KELOMPOK : …………………………………………………………………………………
JURUSAN : …………………………………………………………………………………
Nama : …………………………………………………………………………………………
NIM : …………………………………………………………………………………………
Kelompok : …………………………………………………………………………………………
Jadwal Praktikum : …………………………………………………………………………………………
( ……………………) ( …………………. )
Dosen Praktikum
( ……………….…. )
DISUSUN OLEH :
Contoh cover tugas rumah & laporan diketik komputer (berwarna) di kertas A4 :
Batas Kiri 3 cm
Batas Atas 2 cm
Batas Bawah 2 cm
Batas Kanan 1.5 cm
Font : Times New Roman 12
Line Spacing 1,5 cm
PENDAHULUAN
Electric Transient Analysis Program (ETAP) merupakan suatu perangkat lunak yang mendukung
sistem tenaga listrik. Perangkat ini mampu bekerja dalam keadaan offline untuk simulasi tenaga listrik,
online untuk pengelolaan data real-time atau digunakan untuk mengendalikan sistem secara real-time.
Fitur yang terdapat di dalamnya pun bermacam-macam antara lain fitur yang digunakan untuk
menganalisis pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi maupun sistem distribusi tenaga listrik.
Secara umum ETAP dapat digunakan untuk simulasi hasil perancangan dan analisis suatu sistem
tenaga listrik yang meliputi:
1. Menggambarkan denah beban-beban
Dalam menganalisis jaringan tenaga listrik, diagram saluran tunggal (single line diagram)
merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem jaringan tenaga listrik tiga fasa. Sebagai
ganti dari representasi saluran tiga fasa yang terpisah, digunakanlah fasa tunggal. Hal ini memudahkan
dalam pembacaan diagram maupun dalam analisis rangkaian. Elemen elektrik seperti misalnya pemutus
rangkaian, transformator, kapasitor, busbar maupun konduktor lain dapat ditunjukkan dengan
menggunakan simbol yang telah distandardisasi untuk diagram saluran tunggal. Elemen pada diagram
tidak mewakili ukuran fisik atau lokasi dari peralatan listrik, tetapi merupakan konvensi umum untuk
mengatur diagram dengan urutan kiri-ke-kanan yang sama, atas-ke-bawah, sebagai saklar atau
peralatan lainnya diwakili.
ETAP memiliki 2 macam standar yang digunakan untuk melakukan analisis kelistrikan, yaitu
ANSI dan IEC. Pada dasarnya perbedaan yang terjadi di antara kedua standar tersebut adalah frekuensi
yang digunakan yang berakibat pada perbedaan spesi fikasi peralatan yang digunakan. Jika pada
standar IEC nilai frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz, sedangkan pada standar ANSI nilai frekuensi
yang digunakan adalah 60 Hz. Dibawah ini adalah toolbar pada ETAP dimana sebelah kiri adalah
toolbar standar IEC dan sebelah kanan adalah toolbar standar ANSI.
Studi Kasus, berisikan parameter-parameter yang berhubungan dengan metode studi yang akan
dilakukan dan format hasil analisa. Di bawah ini merupakan gambar dari perangkat ETAP.
Program analisis aliran daya menghitung tegangan bus, faktor daya, arus cabang, aliran daya yang
mengalir pada suatu jaringan listrik. Load Flow Toolbar menjelaskan bagaimana menghitung
aliran daya, membuka dan melihat suatu laporan output atau memilih suatu pilihan tampilan.
Melakukan pembelajaran aliran daya, tegangan dan arus pada suatu jaringan listrik. Kotak
dialog akan tampil yang merinci nama laporan output, jika nama file di set pada prompt. Hasil
laporan pembelajaran akan tampil dalam diagram saluran tunggal dan dalam laporan output.
2. Updated Cable Load Current
Pemilihan ikon updated load current akan mengalihkan data arus beban kabel dari
pembelajaran aliran daya sebelumnya.
3. Load Flow Display Options
Hasil pembelajaran aliran daya ditampilkan pada diagram saluran tunggal. Untuk meng-edit
bagaimana bentuk tampilan, klik pada ikon Load Flow Display Options.
4. Alert View
Setelah melakukan pembelajaran aliran daya, anda dapat mengklik tombol ini untuk membuka
alert view yang menampilkan daftar peralatan yang sedang ktitis dan violasi marginal
Laporan output aliran daya diberikan dalam dua bentuk : file teks ASCII dan laporan Crystal.
Report manager menyediakan 4 halaman (complete, input, result dan summary).
6. Halt Current Calculation
Tombol tanda stop secara normal kondisinya disabled. Ketika perhitungan hubung singkat
dilakukan tombol ini menjadi enabled dan memberikan tanda stop merah. Meng-klik tombol
ini menyebabkan perhitungan berhenti (terminate the calculation).
7. Get Online Data
Ketika sistem manajemen Powerstation di set up dan presentation SysMonitor online, anda
dapat membawa data nyata ke prentation off line anda dan menjalankan Load Flow dengan
menekan tombol ini. Anda akan melihat bahwa beban operasi, tegangan bus dan editor study
case akan diupdated dengan online data.
8. Get Archived Data
Ketika playback ETAP diset-up dan terdapat presentation berada pada modus playback, anda
dapat membawa data ini ke presentation anda dan menjalankan aliran daya (load flow) dengan
menekan tombol ini. Anda akan melihat bahwa beban operasi tegangan bus dan editor study
case akan diupdated dengan data playback.
MENJALANKAN ANALISIS ALIRAN DAYA
Untuk menjalankan analisis aliran daya anda bisa meng-klik tombol Load Flow Analysis
pada
toolbar.
Menjalankan suatu analisis aliran daya akan menghasilkan suatu laporan output. Pada toolbar
study case, anda dapat memilih nama laporan yang sudah ada untuk di overwrite, atau
“Prompt”. Jika “Prompt dipilih, maka untuk menjalankan analisis aliran daya anda akan
disuruh untuk memasukkan suatu nama laporan yang baru.
Hasil yang ditunjukkan pada diagram saluran tunggal dan format yang ditampilkan dapat
diubah dalam Display Options yang dapat diakses dari load flow toolbar. Untuk melihat
suatu problem kelebihan beban, secara sederhana klik saja tombol Alert View dalam load flow
toolbar. Ini akan membuka suatu jendela berisi daftar peralatan. Mohon dicatat bahwa tombol Alert
View kondisinya disabled pada gambar sebelumnya.
Laporan output memberikan suatujalan untuk melihat lebih detil dan terorganisir suatu hasil.
Silakan klik Report Manager dalam Load flow toolbar dan pilih Result page dan pilih Load
Flow Report (GambarI).
Setiap komponen Sistem Tenaga Listrik dapat digambarkan dalam worksheet atau ruang kerja
program dengan lambang-lambang tertentu. Spesifikasi masing-masing komponen dapat disesuaikan
keadaan sebenarnya atau kondisi nyata di lapangan. Spesifikasi ini juga dapat dipilih sesuai data
umumnya yang dapat diambil dari library atau data yang ada pada program. Misalnya, panjang dan
ukuran kabel, kapasitas dan rating trafo, kapasitas dan tegangan beban dan lain-lain. Simbol elemen
listrik yang digunakan dalam analisa dengan menggunakan ETAP pun berbeda.
Gambar M. AC Toolbar
Beberapa elemen yang digunakan dalam suatu diagram saluran tunggal adalah :
1. Power Grid merupakan sumber tegangan yang ideal, artinya sumber tegangan yang mampu
mensuplai daya dengan tegangan tetap sekalipun daya yang diserap cukup besar. Power Grid dapat
berupa sebuah generator yang besar, atau sebuah Gardu Induk yang merupakan bagian dari sebuah
sistem tenaga listrik interkoneksi yang cukup besar.
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari fungsi ETAP dalam sistem tenaga listrik.
2. Dapat memahami cara pengoperasian program software ETAP.
3. Dapat menggambar diagram saluran tunggal sistem tenaga listrik dan setting
beberapakomponennya pada software ETAP.
III. TEORI
Setiap komponen Sistem Tenaga Listrik dapat digambarkan dalam worksheet atau ruang kerja
program dengan lambang-lambang tertentu. Spesifikasi masing-masing komponen dapat disesuaikan
keadaan sebenarnya atau kondisi nyata di lapangan. Spesifikasi ini juga dapat dipilih sesuai data
umumnya yang dapat diambil dari library atau data yang ada pada program. Misalnya, panjang dan
ukuran kabel, kapasitas dan rating trafo, kapasitas dan tegangan beban dan lain-lain. Simbol elemen
listrik yang digunakan dalam analisa dengan menggunakan ETAP pun berbeda
Beberapa elemen yang digunakan dalam suatu diagram saluran tunggal adalah :
1. Power Grid merupakan sumber tegangan yang ideal, artinya sumber tegangan yang mampu mensuplai
daya dengan tegangan tetap sekalipun daya yang diserap cukup besar. Power Grid dapat berupa sebuah
generator yang besar, atau sebuah Gardu Induk yang merupakanbagian dari sebuah sistem tenaga listrik
interkoneksi yang cukup besar.
2. Transformator atau trafo adalah sebuah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan sistem.
Spesifikasi yang pokok pada sebuah trafo adalah:
a. Kapasitas trafo yaitu daya maksimum yang dapat bekerja pada kapasitas trafo terus- menerus tanpa
mengakibatkan kerusakan.
b. Tegangan primer dan sekunder trafo.
c. Impedansi trafo yang merupakan gabungan antara resistansi kawat dan reaktansi kumparan trafo.
d. Tap trafo yang dapat digunakan untuk mengubah perbandingan antara kumparan primer dengan
kumparan sekunder dari perbandingan semula.
3. Busbar atau sering disingkat bus, yaitu tempat penyambungan beberapa komponen sistem tenaga listrik
(saluran transmisi, jaringan distribusi, Power Grid, beban atau generator). Leveltegangan bus disesuaikan
dengan level tegangan yang dihubungkan dengan bus tersebut.
4. Beban yaitu peralatan listrik yang memanfaatkan atau menyerap daya dari jaringan. Salah satu jenis
beban sistem tenaga listrik adalah Static load, merupakan beban yang tidak banyakmengandung motor
listrik, sehingga tidak banyak mempengaruhi tegangan sistem ketika start. Spesifikasi yang pokok pada
sebuah beban statis adalah kapasitas daya dan faktordayaatau cos Ɵ.
Selain komponen AC yang telah dijelaskan diatas, ETAP juga memiliki berbagai komponen DCdiantaranya
: Inverter, DC cable, DC static load, Battery, Variable frequency drive, Uninterruptible power supply, DC
single throw switch, DC circuit breaker, dll. Yang tentunya memiliki fungsi nya masing-masing dan dapat
digunakan sesuai kebutuhan dari one line diagram.
V. TUGAS RUMAH
1. Sebutkan 5 komponen yang ada pada sistem tenaga listrik! Dan gambarkan simbol-simbol
komponen yang ada di ETAP yang umum digunakan dalam One Line Diagram (minimal 10)!
2. Sebutkan frekuensi yang digunakan pada sistem tenaga listrik di dunia!
3. Jelaskan secara singkat proses pembangkitan listrik pada generator!
4. Apa itu PLTS On-Grid dan PLTS Off-Grid? Jelaskan perbedaannya beserta kelebihan dan
kekurangannya!
5. Apa yang dimaksud dengan PLTS terpusat dan PLTS tersebar? Jelaskan perbedaannya!
6. Terdapat beberapa level tegangan yang umum digunakan pada sistem tenaga listrik. Sebutkan
level tegangan menurut SPLN dan yang digunakan saat ini!
7. Sebutkan dan jelaskan konfigurasi sistem distribusi tenaga listrik! Konfigurasi manakah yang
paling efektif? Berikan alasannya!
8. Dalam sistem tenaga listrik dikenal istilah penyulang, apa yang Anda ketahui mengenai
penyulang?
9. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi saluran transmisi berdasarkan tegangan! Bagaimana
penggunaannya di Indonesia?
10. Sebutkan syarat – syarat paralel generator!
Setting ETAP
Standard : IEC
Frequency : 50 Hz Unit
System : Metric
1. Dengan mengacu pada sistem tenaga listrik yang tergambar pada gambar s/d gambar, gambarkan
model one-line-diagram yang lengkap dari sistem tenaga listrik tersebut pada software analysis
sistem tenaga ETAP
2. Dengan menggunakan data yang ada pada tabel s/d tabel , lengkapi data base dari peralatan pada
sistem tenaga listrik di atas!
4. Pada menu bar project, klik information dan standard, lalu isi data seperti di bawah ini:
A. Generator
PF
PLTU Unit I 2 MW 13,8 85 % Typical Data
Control
PF
PLTU Unit II Control 2 MW 13,8 85 % Typical Data
Mvar
PLTU Unit III 3 MW 13,8 85 % Typical Data
Control
Mvar
PLTG Unit I 4 MW 13,8 85 % Typical Data
Control
PF
PLTA Unit I 3 MW 13,8 85 % Typical Data
Control
PLTU Unit II
PLTG Unit I
PLTA Unit I
B. Power Grid
Jaringan Transmisi 5 5 20
TET
C. PV Array
PLTS 1; PLTS 2
Manufacturer : Q CELLS
Series Panel :5
Parallel Panel :4
D. Inverter
kW : 7.78
Eff : 90 %
PF : 100 %
E. Transformator
F. Static Load
ID kVA kV % PF
Load1 60 0,4 100
Load2 30 0,4 100
Load3 50 0,4 100
Load4 6 0,4 95
Load5 6 0,4 95
Load6 6 0,4 95
Load7 100 0,4 100
G. Lumped Load
ID kVA kV % PF
Lump1 230 0,4 85
Lump2 200 0,4 85
Lump3 200 20 85
Lump4 200 20 85
Lump5 200 20 85
Lump6 170 20 85
Lump7 180 20 85
Lump8 350 0,4 85
ID Kva kV % PF
Mtr1 250 20 75
Mtr2 300 20 85
I. Synchronous Motor
ID HP kV % PF
Syn1 250 20 91,8
J. Transmission Line
ID Length (km)
SUTET I 90
SUTET II 80
SUTT I 50
SUTT II 45
SUTT III 35
SUTT IV 30
SUTT V 30
K. Cable
Freq
Length
Size Unit
ID (km) (mm2) Syste m (Hz) kV #C Insul Source Install
VIII. PERTANYAAN
1. Pada rangkaian yang Anda buat, konfigurasi rangkaian apa yang Anda pakai? Dan berikan
alasan Anda memakai konfigurasi itu!
2. Pada rangkaian yang Anda buat, mode generator apa yang dipakai? Jelaskan definisi mode
operasi generator Swing, Voltage Control, Mvar Control, dan PF Control!
3. Pada rangkaian yang Anda buat, jenis saluran apa saja yang Anda pakai? Dan berikan alasan!
4. Jelaskan perbedaan Power Grid dan Generator!
5. Jelaskan perbedaan Transmission Line dan Cable!
MODUL II
ANALISA ALIRAN DAYA
(LOAD FLOW ANALYSIS)
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari konsep dan tujuan analisa aliran daya dalam sistem tenaga listrik.
III. TEORI
Analisis aliran daya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi sistem
tenaga listrik, apakah masih dalam keadaaan aman atau tidak, sehingga sangat dibutuhkan dalam
perencanaan sistem untuk masa yang akan datang dan merupakan bahan evaluasi terhadap sistem
yang ada. Hasil perhitungan aliran daya digunakan juga sebagai data awal untuk analisis gangguan
sistem, analisis stabilitas sistem. Studi aliran daya juga memberikan informasi mengenai beban
saluran transmisi di sistem, tegangan di setiap lokasi evaluasi regulasi kinerja sistem tenaga listrik
dan bertujuan untuk menentukan besarnya daya nyata (real power), daya reaktif (reactive power)
di berbagai titik pada sistem daya yang dalam keadaan berlangsung atau diharapkan untuk operasi
normal. Perencanaan, pendesainan dan pengoperasian sistem tenaga membutuhkan perhitungan-
perhitungan tersebut untuk menganalisis performansi sistem pada kondisi mantap pada berbagai
macam kondisi operasi.
Pada praktikum ini, solusi analisis aliran daya diperoleh dengan menggunakan program
komputer khusus untuk keperluan ini (pada praktikum ini digunakan ETAP, untuk mengerti detail
formula perhitungan aliran daya, praktikan disarankan untuk membaca buku teks mengenai analisis
sistem tenaga). Permasalahan mendasar yang dipecahkan dengan studi aliran daya ini adalah
menemukan aliran daya pada setiap saluran dan trasformator di jaringan, serta besar tegangan dan
sudut phasa pada setiap busbar di jaringan, setelah data konsumsi daya pada titik-titik beban dan
produksi daya pada sisi generator diketahui.
2. Untuk memeriksa kemampuan semua peralatan yang ada dalam sistem apakah cukup besar
untuk menyalurkan daya yang diinginkan.
3. Untuk memperoleh kondisi awal bagi studi-studi selanjutnya, yakni studi hubung singkat, studi
rugi-rugi transmisi, studi analisa aliran daya harmonisa dan studi stabilitas.
1. Bus PQ (bus beban) – Umumnya, dalam bus PQ, daya nyata dan daya reaktif yang
dibangkitkan akan dianggap nol. Namun, daya akan mengalir keluar, dengan demikian, daya
nyata dan daya reaktif akan menjadi negatif. The Beban Bus akan digunakan untuk
menemukan tegangan bus dan sudut.
2. Bus PV (Bus generator/pembangkit) – Daya dan tegangan sebenarnya ditentukan untuk bus
yang merupakan generator. Bus-bus ini memiliki pembangkit listrik yang konstan,
dikendalikan melalui penggerak utama, dan tegangan bus yang konstan.
3. Slack bus (Bus referensi atau Bus Swing) – bus ini untuk menyeimbangkan daya aktif dan
reaktif dalam sistem. Hal ini juga dikenal sebagai Bus Referensi atau Bus Swing . Bus slack
akan berfungsi sebagai referensi sudut untuk semua bus lain dalam sistem, yang diatur ke 0°.
Besarnya tegangan juga diasumsikan 1 p.u. pada slack bus.
Bus slack menyediakan atau menyerap daya aktif dan reaktif ke dan dari saluran transmisi untuk
menyediakan kerugian, karena variabel ini tidak diketahui sampai solusi akhir ditetapkan. Bus slack
adalah satu-satunya bus yang sudut fasa referensi sistemnya ditentukan. Dari sini, berbagai perbedaan
sudut dapat dihitung dalam persamaan aliran daya. Jika bus slack tidak ditentukan, maka bus
generator dengan daya nyata maksimum |P| bertindak sebagai bus kendur. Skema yang diberikan
dapat melibatkan lebih dari satu slack bus.
3. tegangan |V|
Besaran
Slack/Swing V, δ P, Q
Beban P, Q V, δ
Generator V, P Q, δ
Untuk melakukan kalkulasi aliran daya, terdapat 3 metode yang biasa digunakan:
Sistem Gauss-Seidel adalah salah satu jenis analisis yang paling umum. Keunggulan dari sistem
ini adalah kesederhanaannya dalam pengoperasian, daya komputasi yang diperlukan terbatas, dan
waktu penyelesaian yang lebih sedikit. Namun, tingkat konvergensinya yang lambat menghasilkan
banyak iterasi. Jumlah bus yang lebih banyak meningkatkan iterasi ini.
2. Metode Newton–Raphson
Metode Newton-Raphson adalah metode yang lebih canggih, menggunakan konvergensi kuadrat,
dan dapat digunakan untuk situasi yang lebih kompleks. Metode ini membutuhkan lebih sedikit
iterasi untuk mencapai konvergensi, dan oleh karena itu juga membutuhkan lebih sedikit waktu
komputer. Ini juga lebih akurat karena kurang sensitif terhadap faktor-faktor rumit seperti
pemilihan bus kendur atau transformator regulasi. Salah satu kelemahannya adalah pemrograman
Jika :
𝑞𝑖𝑘 = 𝑞𝑖 − 𝑞𝑘
Untuk I, k = 1, 2, 3, ... , n
G = Konduktansi
B = Suseptansi
Y = Admitansi
Untuk I, k = 1, 2, 3, …, n Besaran per unit (p.u) didefinisikan sebagai perbandingan harga yang
sebenarnya dengan harga dasar ( Base value ) :
Adanya drop voltage maka akan mempengaruhi besar daya yang diterima dan terjadi rugi- rugi
daya (Plooses) yang dirumuskan dengan
Plooses = I2.R
Dimana :
Qlooses = I2.X
Dimana :
1. Idris, K., Stevenson Jr, W.D., 1996. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Erlangga Jkt..
2. L.P. Singh, "Advanced Power System Analysis & Dynamics" dari New Age International, ISBN
81-224-1732-9.
3. I.J. Nagrath & D.P Kothari, "Modern Power System Analysis" dari Tata-McGraw Hill, ISBN
978-0-07-049489-3, ISBN 0-07-049489-4
4. Grainger, J.; Stevenson, W. (1994). Power System Analysis. New York: McGraw–Hill. ISBN 0-
07-061293-5
• Jika bus berwarna merah artinya level tegangan dalam kondisi kritis.
• Jika bus berwarna pink artinya level tegangan dalam kondisi marginal
Tabel 2.1 Analisa Aliran Daya pada Bus dengan Metode Newton Raphson
Tabel 2.2
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menganalisa sistem transmisi dan distribusi yang terjadi jatuh tegangan di bawah standar.
2. Memperbaiki jatuh tegangan dengan melakukan tap changer pada transfomator.
3. Memperbaiki jatuh tegangan dengan pemasangan kapasitor bank.
4. Menganalisa sistem tenaga listrik yang memiliki faktor daya di bawah standar.
5. Memperbaiki faktor daya dengan pemasangan kapasitor.
1. 1 unit PC
2. Software ETAP
III. TEORI
1.1. PEMASANGAN TAP CHANGER DAN CAPACITOR UNTUK PERBAIKAN
TEGANGAN
Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan
operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan / primer yang berubah-ubah.
Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan konsumen (PLN Distribusi),
tegangan keluaran (sekunder) transformator harus dapat dirubah sesuai keinginan. Untuk
memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu atau pada kedua sisi belitan transformator dibuat tap
(penyadap) untuk merubah perbandingan transformasi (rasio) trafo. Ada dua cara mengubah Tap
Changer yaitu :
1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk
memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban, disebut “Off
Load Tap Changer” dan hanya dapat dioperasikan manual. Biasanya dioperasikan dengan cara
diputar untuk memilih posisi tap pada trafo ( tombol pengaturnya dibagian atas deksel trafo,
diantara Bushing Primer dan sekunder.
2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban. Tap changer yang dapat beroperasi untuk
memindahkan tap transformator, dalam keadaan transformator berbeban, disebut “On Load Tap
Changer (OLTC)” dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.
KAPASITOR BANK
Capasitor Bank merupakan peralatan listrik yang mempunyai sifat kapasitif yang terdiri sekumpulan
beberapa kapasitor yang disambung secara parallel untuk mendapatkan kapasitas kapasitif tertentu.
Besaran parameter yang sering dipakai adalah KVAR (Kilovolt ampere reaktif).
Secara umum fungsi kapasitor pada sistem tenaga adalah :
a. Menyuplai daya reaktif sehingga memaksimalkan penggunaan daya kompleks (KVA)
b. Memperbaiki power faktor
c. Mengurangi jatuh tegangan
d. Menghindari kelebihan beban trafo
e. Memberi tambahan daya tersedia
f. Menghindari kenaikan arus dan suhu pada kabel
g. Menghemat daya / efisiensi
Selain dapat memperbaiki nilai tegangan, pengaturan tegangan dengan menggunakan kapasitor
bank juga dapat meningkatkan nilai faktor daya. Sebab dengan memasang kapasitor bank, akan dapat
mengurangi penyerapan daya reaktif oleh beban. Pengurangan penyerapan daya reaktif oleh beban
pada sistem, akan dapat meningkatkan nilai faktor daya. Kapasitor bank memberikan manfaat yang
besar untuk kinerja sistem distribusi. Dimana kapasitor bank dapat mengurangi losses, memperbesar
kapasitas layanan dan mengurangi drop tegangan. Dengan kata lain, Kapasitor Bank merupakan
komponen yang berfungsi untuk menghasilkan daya reaktif untuk mengkompensasi kebutuhan daya
reaktif pada beban.
Permasalahan yang sering dijumpai dalam system transmisi tenaga listrik maupun system
distribusi ialah terjadinya Jatuh Tegangan sistem yang di bawah standar. Standar yang digunakan
biasanya untuk overvoltage +5% dan untuk undervoltage -10%. Jatuh tegangan terjadi pada saluran
yang sangat panjang karena impedansi salurannya akan terus bertambah besar.
Dimana :
Dimana :
Vd = I.Z
Vd = I (R cos θ + X sin θ)
Dimana :
I = Arus (A)
Z = Impedansi (Ohm)
R = Hambatan (Ohm)
Dengan adanya drop voltage maka akan mempengaruhi besar daya yang diterima dan terjadi
rugi-rugi daya (Plooses) yang dirumuskan dengan
Plooses = I2.R
Dimana :
I = Arus (A)
Maka berdasarkan pers. 2.1 dapat ditentukan sudut dari faktor daya dengan persamaan :
Segitiga Daya
Segitiga daya merupakan sebuah segitiga siku-siku yang merepresentasikan tiga buah
daya pada sistem arus bolak-balik (AC) yaitu daya aktif (P), daya reaktif (Q), dan daya semu
(S). Segitiga daya ini digunakan juga untuk mempermudah perhitungan dalam menentukan
besaran-besaran yang berkaitan dengan daya-daya tersebut yang terlihat seperti Gambar 2c.1
di bawah.
Daya semu (S) merupakan daya yang belum sampai ke beban atau bisa didefinisikan juga
sebagai penjulamlahan vektor antara daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dengan persamaan
sebagai berikut :
Daya aktif (P) merupakan daya yang diserap oleh beban yang bersifat resistif dengan
persamaan sebagai berikut :
Daya reaktif (Q) merupakan daya yang diserap atau disuplai oleh beban yang bersifat
induktif atau kapasitif dengan persamaan sebagai berikut :
Dari (pers. 2.5) dan (pers 2.7) jika dibandingkan maka akan didapat :
Kapasitor Bank
Kapasitor bank merupakan sekelompok kapasitor dari rating yang sama yang terhubung
secara seri atau paralel satu sama lain untuk menyimpan energi listrik. Energi dalam bentuk
suplai daya reaktif yang dihasilkan kemudian digunakan untuk mengoreksi faktor daya
lagging atau pergeseran fasa dalam sistem bolak-balik (AC). Kapasitor bank juga dapat
digunakan dalam sistem arus searah (DC) untuk meningkatkan kapasitas arus riak dari sumber
atau untuk meningkatkan jumlah keseluruhan energi yang tersimpan.
Gambar di atas merupakan segitiga daya dari suatu sistem yang mensuplai daya pada
sebuah beban. Terlihat bahwa bebannya adalah beban induktif yang menyerap daya reaktif
karena Q1 mengarah ke atas yang menunjukkan positif. Berdasarkan Gambar dapat diurakan
menjadi kondisi awal (sebelum pemasangan kapasitor) dan kondisi akhir (setelah pemasangan
kapasitor).
Kodisi awal :
Pada Gambar (2d.1) terlihat pula bahwa setelah pemasangan kapasitor bank tidak merubah
(tetap) besar daya aktif yang disuplai oleh sistem. Sehingga berdasarkan (pers. 2.8) maka :
Karena pemasangan kapasitor bank tidak mempengaruhi besar daya aktif yang disuplai oleh
sistem maka P1 sama dengan P2. Sehingga persamaan yang didapat :
1. Suprianto “Tap Changer (Perubah Tap) Pada Transformator”, Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2015
V. TUGAS RUMAH
1. Sebutkan pada analisis aliran daya biasa digunakan untuk menyelidiki!
3. Apa yang Anda ketahui tentang Load Flow Analysis? Dan mengapa harus ada load flow analysis
dalam mendesign sebuah jaringan?
4. Ada 3 metode untuk menghitung dan mengolah data dalam analisis aliran daya? Sebutkan dan
jelaskan keuntungan dan kekurangannya!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Mode Swing, MVar Control, Voltage Control, PF
Control pada Generator?
7. Bagaimana cara kerja Capacitor Bank dalam memperbaiki jatuh tegangan dan susut daya?
8. Jelaskan apa itu Tap Changer pada Trafo dan mengapa Tap Changer perlu dilakukan untuk
memperbaiki tegangan?
10. Apa yang dimaksud dengan daya, daya aktif, daya reaktif, daya semu, dan daya nyata?
7. Pada gambar diatas juga tersedia table data kapasitor yang mencakup level tegangan
12. Running Load Flow, lalu amati kondisi sebelum dan sesudah penempatan kapasitor
13. Catat datanya pada table pengamatan.
14. Pasang capasitor seperti dibawah ini untuk memperbaiki faktor daya sistem.
15. Running Load Flow kembali dan catat perubahan factor dayanya.
b. Pada study case load flow bagian alert pada Bus Voltage berikan OverVoltage dengan Critical
105% dan marginal 102% dan pada UnderVoltage berikan Critical pada 90% dan Marginal
95%.
c. Minimal harus ada 1 bus dan maksimal 3 bus yang drop voltage.
d. Generator, trafo, dan susunannya tidak overload atau bebannya berlebih.
e. Pembebanan trafo 50%-80%.
f. Lakukan tap changer untuk perbaikan tegangan pada bus yang terjadi jatuh tegangan.
g. Running optimal capacitor placement dengan perbaikan tegangan 90%-105% berdasarkan bus
yang masih terjadi jatuh tegangan.
IX. PERTANYAAN
1. Jelaskan analisis aliran daya pada bus pembangkit pada GI KIT IA hingga GI KIT I, beserta
penjelasan arah panahnya !
2. Mengapa dalam suatu sistem tenaga listrik harus memiliki pembangkit mode swing? Jelaskan!
3. Hitunglah rugi-rugi saluran distribusi di SKUTM V dan SUTR V (Masukkan di Pengolahan
Data) !
4. Hitunglah jatuh tegangan saluran distribusi di SKUTM V dan SUTR V (Masukkan di
Pengolahan Data) !
5. Mengapa saat melakukan tap pada trafo dilakukan pada sisi tegangan yang lebih tinggi?
Hubungkan dengan fungsi minyak pada transformator!
6. Hitunglah Qc untuk memperbaiki faktor daya beban pada motor mtr1 hingga 85%!
7. Setelah pemasangan kapasitor, mengapa faktor daya yang ditampilkan pada software etap
tidak sesuai dengan faktor daya yang kita inginkan? Jelaskan!
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. 1 unit PC
2. Software ETAP
III. TEORI
1.1 Pendahuluan
Dalam operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan – gangguan yang dapat
mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Gangguan adalah
penghalang dari suatu sistem yang sedang beroperasi atau suatu keadaan dari sistem
penyaluran tenaga listrik yang menyimpang dari kondisi normal. Suatu gangguan di dalam
peralatan listrik didefinisikan sebagai terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik yang
menyebabkan aliran arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya.
Berdasarkan ANSI/IEEE Std. 100-1992 gangguan didefinisikan sebagai suatu kondisi
fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen, atau suatu elemen untuk bekerja
sesuai dengan fungsinya. Gangguan hampir selalu ditimbulkan oleh hubung singkat antar fase
atau hubung singkat fase ke tanah. Suatu gangguan hampir selalu berupa hubung langsung
atau melalui impedansi. Istilah gangguan identik dengan hubung singkat, sesuai standart
ANSI/IEEE Std. 100- 1992.
Hubung singkat merupakan suatu hubungan abnormal (termasuk busur api) pada
impedansi yang relatif rendah terjadi secara kebetulan atau disengaja antara dua titik yang
mempunyai potensial yang berbeda. Istilah gangguan atau gangguan hubung singkat
digunakan untuk menjelaskan suatu hubungan singkat. Untuk mengatasi gangguan tersebut,
2. Untuk menentukan arus gangguan tak simetris bagi gangguan satu dan dua line ke tanah,
gangguan line ke line, dan rangkaian terbuka
3. Penyelidikan operasi rele-rele proteksi
5. Untuk menentukan distribusi arus gangguan dan tingkat tegangan busbar selama gangguan.
Hubung singkat terjadi akibat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari
gangguan adalah rusaknya peralatan listrik. Faktor eksternal adalah antara lain cuaca buruk,
seperti badai, hujan, dingin; bencana, seperti gempa bumi, angin ribut, kecelakaan kendaraan;
runtuhnya pohon; petir; aktivitas konstruksi, ulah manusia, dan lain-lain. Sebagian besar
gangguan terjadi karena cuaca buruk, yaitu hujan atau badai, dan pohon.
Gangguan dapat terdiri dari gangguan temporer atau permanent. Kebanyakan gangguan
temporer di amankan dengan circuit breaker (CB) atau pengaman lainnya. Gangguan
permanent adalah gangguan yang menyebabkan kerusakan permanent pada sistem. Seperti
kegagalan isolator, kerusakan penghantar, kerusakan pada peralatan seperti transformator atau
kapasitor. Pada saluran bawah tanah hampir semua gangguan adalah gangguan permanen.
Kebanyakan gangguan peralatan akan menyebabkan hubung singkat. Gangguan permanen
hampir semuanya menyebabkan pemutusan/gangguan pada konsumen. Untuk melindungi
jaringan dari gangguan digunakan fuse, recloser atau CB.
Namun, berdasarkan kesimetrisannya, gangguan terdiri dari gangguan simetris dan
asimetris. Gangguan simetris adalah gangguan yang terjadi pada semua fasanya sehingga arus
dan tegangan pada masing-masing fasa bernilai sama, yaitu di antaranya Hubung Singkat 3
fasa dan Hubung singkat 3 fasa ke tanah. Sedangkan gangguan simetris adalah gangguan yang
mengakibatkan arus yang mengalir pada setiap fasa tidak seimbang, yaitu di antaranya hubung
singkat 1 fasa ke tanah, hubung singkat fasa ke fasa, dan hubung singkat 2 fasa ke tanah.
I. Komponen Simetris
Komponen simetris digunakan untuk menganalisis terutama sistem yang tidak seimbang,
misalnya saat terjadi hubung singkat tiga phasa, dua phasa dan satu phasa ke tanah. Dimana
sebuah sistem tak seimbang diubah menjadi tiga rangkaian persamaan yaitu rangkaian urutan
positif, urutan negatif, dan urutan nol. Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang
dari sistem tiga phasa dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan
seimbang komponen itu adalah (Stevenson, 1982: 260):
1. Komponen urutan positif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu dengan
yang lainnya dalam phasa sebesar 120o, dan mempunyai urutan phasa yang sama seperti fasor
lainnya.
2. Komponen urutan negatif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu
dengan yang lainnya dalam phasa sebesar 120o, dan mempunyai urutan phasa yangberlawanan
dengan fasor aslinya.
3. Komponen urutan nol, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan denganpergeseran
phasa nol antara fasor yang satu dengan yang lain.
Tujuan lain adalah untuk memperlihatkan bahwa setiap phasa dari sistem tiga phasa tak
seimbang dapat di pecah menjadi tiga set komponen.
IB = a2 I1A + a I2A +
I0. IC = a I1A + a2 I2A
+ I0.
Va = Vf – Ia1Za1 = 0
Ia0 = 0;
1. Charles A. Gross : “Power System Analysis”, John Willey & Son, 1986.
2. Multa P, Lesnanto, S.T., M.Eng “Modul Pelatihan ETAP”, Restu Prima Aridani, Jurusan
Teknik Elektro Dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2013.
3. Stevenson, William D, Jr.,”Analisis Sistem Tenaga Listrik”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1990.
V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Buat lah project dan folder sesuai dengan nama praktikan masing-masing.
2. Atur standar yang digunakan yaitu IEC
3. Rangkai gambar 3.1 dibawah menggunakan ETAP 16.0. Pada Modul 3, rangkaian modul
melanjutkan dari Modul 2.
• Trafo
Vp Vs Niai Typical Prim. Sec.
Nama Grounding
(kV) (kV) MVA Data Grounding Grounding
Resistor
Trafo 150 20 6 Z & X/R - Solid
GI 40 Ω
Solid
GD 20 0,4 1,5 Z & X/R - -
1% TN-C
Solid
GD 20 0,4 1,5 Z & X/R - -
25% TN-C
Solid
GD 20 0,4 1,5 Z & X/R - -
50% TN-C
Solid
GD 20 0,4 1,5 Z & X/R - -
75% TN-C
Solid
GD 20 0,4 1,5 Z & X/R - -
100% TN-C
• Lump Load
Lump ID kVA kV %PF
Lump 9 200 0,4 85
Lump 10 200 0,4 85
Lump 11 200 0,4 85
Lump 12 200 0,4 85
Lump 13 200 0,4 85
• Cable SKUTM
• Current Transformer
Nama Primary (A) Secunder (A)
CT1 1000 5
CT2 300 5
5. Setelah itu running rangkaian dengan load flow analysis lalu klik
6. Setelah itu jika running load flow berhasil maka lakukan running hubung singkat.
7. Sebelum melakukan running hubung singkat, yaitu run short circuit, klik edit study case
lalu pilih masing-masing bus didaerah pembangkit, transmisi dan distribusi. Setelah itu klik
8. Setelah itu cetak report dengan cara klik report manager lalu pilih bagian summary.
Ketika sudah ada data tertampil pada pdf anda bisa melihat nilai arus hubung singkat yaitu
I”k pada summary.
a. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, buatlah Single Line Diagram dari
pembangkitan ke saluran transmisi lalu ke saluran distribusi ke beban dengan komponen
lengkap serta terdapat minimal 20 busbar!
b. Pada study case load flow bagian alert pada Bus Voltage berikan OverVoltage dengan Critical
105% dan marginal 102% dan pada UnderVoltage berikan Critical pada 90% dan Marginal
95%.
c. Minimal harus ada 1 bus dan maksimal 3 bus yang drop voltage
f. Lakukan tap changer untuk perbaikan tegangan pada bus yang terjadi jatuh tegangan.
VIII. PERTANYAAN
1. Apa tujuan kita melakukan pengisian rating cb pada rangkaian ? Apa yang akan terjadi jika
rating cb tidak sesuai dengan besarnya arus gangguan yang terjadi ?
2. Pada saat terjadi arus hubung singkat, mengapa tegangannya bernilai nol ? Jelaskan dengan
menggunakan rumus!
3. Mengapa pada saat disimulasikan dengan ETAP, beban motor menghasilkan arus kontribusi
hubung singkat pada rangkaian ? Jelaskan!
4. Hitunglah arus hubung singkat 3 fasa dan 1 fasa ketanah pada bus GI II ! (Masukkan di
Pengolahan Data).
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. 1 unit PC
2. Software ETAP
III. TEORI
Sistem proteksi pada tenaga listrik merupakan suatu elemen yang penting dalam
sistem tenagalistrik. Karena memiliki fungsi sebagai pengaman dalam sistem tenaga listrik
yang terdiri dari pembangkitan, transmisi, dan distribusi daya listrik. Seperti yang diketahui
sering sekali terjadi gangguan pada suatu sistem tenaga listrik misalnya beban lebih, terjadi
arus hubung singkat, ataugangguan dari luar seperti petir.
Fungsi sistem proteksi adalah untuk mengamankan suatu sistem tenaga listrik
dengan cara mengetahui gangguan tersebut dan memisahkan bagian jaringan yang
terganggu dari bagian lainyang masih dalam keadaan normal untuk mengamankan sistem
keseluruhan dari kerusakan yanglebih parah atau kerugian yang lebih besar. Sistem proteksi
tenaga listrik pada umumnya terdiri dari beberapa komponen yang di rancang untuk
mengidentifikasi kondisi sistem tenaga listrik dan bekerja berdasarkan informasi yang
diperoleh dari sistem tersebut seperti arus, tegangan atausudut fasa antara keduanya.
Fungsi dari sistem proteksi adalah :
1. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat
adanyagangguan (kondisi abnormal).
2. Untuk mempercepat mengamankan daerah yang terganggu sehingga efek gangguan
menjadisekecil mungkin.
3. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen.
4. Untuk melindungi manusia (terutama) terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.
• Setelan Arus
𝐼𝑠𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 𝑘 × 𝐼𝑛
• Setelan Waktu
𝑏
𝑇𝐷 = × 𝑇𝑀𝑆
𝐼𝑓 𝑎
( ) −1
𝐼𝑠𝑒𝑡
𝐼𝑓 𝑎
𝑇𝐷 (𝐼 ) − 1
𝑠𝑒𝑡
𝑇𝑀𝑆 =
𝑏
Keterangan :
𝐼𝑛 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 (𝑘𝐴)
𝐼𝑠𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑠𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 (𝑘𝐴)
𝐼𝑠𝑒𝑡 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑠𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 (𝑘𝐴)
𝑇𝐷 = 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑦 (𝑠)
𝐼𝑓 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 ℎ𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑓𝑎𝑠𝑎 (𝑘𝐴)
𝑇𝑀𝑆 = 𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑒lay
1. Charles A. Gross : “Power System Analysis”, John Willey & Son, 1986.
2. Stevenson, William D, Jr.,”Analisis Sistem Tenaga Listrik”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1990.
3. I. D. G. A. B. Udiana, I. G. D. Arjana, T. G. I. Partha, “Studi Analisis Koordinasi Over Current
Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel,”
Teknik Elektro., vol. 16, no. 2, Agustus. 2017.
4. M. F. Aufar, R. Setiabudy, “Rekonfigurasi Sistem Proteksi Utama pada Saluran Udara
Tegangan Tinggi dengan Penambahan Gardu Induk Baru di Alam Sutera”. 2014.
V. TUGAS RUMAH
1. Apa yang dimaksud dengan hubung singkat?
2. Apa tujuan kita menganalisis hubung singkat ?
3. Sebutkan factor internal dan factor eksternal sehingga menyebabkan gangguan hubung singkat!
Dan Apa yang terjadi jika gangguan arus hubung singkat terjadi?
4. Apa yang harus dilakukan agar dapat meminimalisirkan arus gangguan hubung singkat?
5. Sebutkan dan jelaskan syarat perencanaan sistem proteksi yang efektif !
6. Jelaskan perbedaan dari PMT dan PMS !
7. Sebutkan 3 karakteristik waktu pada relay OCR !
8. Jelaskan tentang main protection dan backup protection pada sistem proteksi !
9. Jelaskan fungsi dari CT (Current Transformer) !
10. Apa tujuan utama dari system proteksi !
1. Buatlah project dan folder sesuai dengan nama praktikan masing-masing. Pada Sub Modul
3, rangkaian modul melanjutkan dari Modul 3.
2. Buatlah single line diagram seperti gambar dibawah ini! Pada Sub Modul 3, rangkaian
modul melanjutkan dari Modul 3.
4. Setelah berhasil, pilih Star – Protection & Coordination , lalu edit study case
pilih fault type 3 phase (gangguan 3 fasa).
5. Lalu berikan gangguan (fault) pada bus saluran 1%, 25%, 50%, 75%, dan 100%, Catat
nilai arus hubung singkat 3 fasa pada lokasi relay dan isi nilai tersebut pada tabel 3.2.
6. Berdasarkan nilai arus hubung singkat yang telah didapat, carilah TMS dari masing – masing
relay (Incoming dan Outgoing) lalu tuliskan pada tabel 3.3 dan 3.4.
7. Isilah data relay berdasarkan hasil yang didapat pada tabel 3.3 dan 3.4.
8. Uji waktu kerja relay dengan cara klik fault insertion , letakkan pada bus saluran 25% lalu
perhatikan time viewer . Catat waktu kerja relay yang ditunjukkan oleh time viewer pada tabel
3.5. Setelah itu lanjutkan untuk bus saluran 50%, 75%, dan 100% untuk gangguan 3 fasa
9. Cetak grafik kerja relay dengan cara block kedua relay lalu Create Star View .
Lokasi HS 3Ø
(Saluran) kA A
1%
25%
50%
75%
100%
c) Minimal harus ada 1 bus dan maksimal 3 bus yang drop voltage
d) Generator, trafo dan susunannya tidak overload atau bebannya berlebih
e) Pembebanan trafo 50%-80%.
f) Lakukan tap changer untuk perbaikan tegangan pada bus yang terjadi jatuh tegangan.
g) Running optimal capacitor placement dengan perbaikan tegangan 90%-105% berdasarkan bus
yang masih terjadi jatuh tegangan.
h) Lakukan perbaikan faktor daya dengan pemasangan kapasitor bank.
i) Buatlah gangguan hubung singkat pada masing - masing bus untuk daerah pembangkit,
transmisi dan distribusi dengan menggunakan simulasi ETAP.
j) Isi rating cb pada bus yang telah diberi gangguan.
k) Tambahkan trafo 150/20 kV pada rangkaian tugas akhir anda, lalu buatlah penyulang 20 kV
dengan total panjang 10 km dengan pembagian saluran 1%, 25%, 50%, 75%, dan 100%.
l) Pasang relay OCR di sisi Incoming maupun Outgoing pada trafo tersebut serta buatlah
koordinasi proteksinya. Tampilkan kurva kerja relaynya !
IX. PERTANYAAN
1. Bagaimana sistem koordinasi proteksi antara CT, Relay, dan CB ?
2. Apa yang dimaksud dengan main protection dan backup protection pada sistem proteksi?
3. Apa yang terjadi jika mengalami kegagalan koordinasi proteksi , Jelaskan !
4. Mengapa arus hubung singkat terbesar terjadi di saluran 1% ?
MODUL IV
I. TUJUAN
1. Menganalisa dan mengamati kestabilan pembangkit saat terjadi kehilangan pembangkit.
2. Menganalisa dan mengamati kestabilan pembangkit saat terjadi hubung singkat pada
saluran transmisi dalam selang waktu tertentu.
3. Menganalisa dan mengamati kestabilan pembangkit saat terjadi pelepasan beban secara
tiba-tiba.
2. Software ETAP
III. TEORI
Stabilitas adalah kemampuan sistem yang memiliki dua atau lebih mesin sinkron untuk
berpindah dari suatu kondisi steady-state karena adanya perubahan sistem ke kondisi steady-state
lainnya, maka sistem akan berubah dari kondisi lama ke kondisi baru. Periode singkat antara dua
kondisi itu disebut Kestabilan Peralihan (Transient Stability).
Suatu sistem tenaga listrik yang baik harus memenuhi beberapa syarat, seperti: Reliability,
Quality dan Stability.
1) Reliability adalah : Kemampuan suatu sistem untuk menyalurkan daya atau energi secara
terus menerus.
2) Quality adalah : Kemampuan sistem tenaga listrik untuk menghasilkan besaran-besaran
standart yang ditetapkan untuk tegangan dan frekuensi.
3) Stability adalah : Kemampuan dari sistem untuk kembali bekerja secara normal setelah
mengalami suatu gangguan.
Dalam sistem tenaga listrik yang baik maka ketiga syarat tersebut harusdipenuhi yaitu sistem
harus mampu memberi pasokan listrik secara terus menerus dengan standar besaran untuk
tegangan dan frekuensi sesuai dengan aturan yang berlaku dan harus segera kembali normal
bila sistem terkena gangguan.
Kestabilan sistem tenaga listrik secara umum dapat dibagi menjadi tiga macam kategori,
yaitu: Angle Stability, Frequency stability dan Voltage stability. Angle Stability yaitu
kemampuandari mesin-mesin sinkron yang saling terkoneksi pada suatu sistem tenaga listrik
untuk tetap dalam keadaan sinkron. Frequency stability yaitu kemampuan dari suatu sistem
tenaga untuk mempertahankan kondisi steady state frekuensi akibat gangguan Sedangkan
Voltage Stability: yaitu kestabilan dari sistem tenaga listrik untuk dapat mempertahankan nilai
tegangan yang masihdapat diterima saat terjadi kontingensi atau gangguan.
1. Kestabilan Peralihan
Kestabilan peralihan (Transient Stability) adalah kemampuan sistem untuk mencapai titik
keseimbangan atau stabilitas setelah adanya perubahan besar pada sistem yang menyebabkan
sistem sempat kehilangan stabilitasnya. Kestabilan peralihan terjadi ketika teganganotomatis
dan pengatur frekuensi belum bekerja. Pengklasifikasian kestabilan dilakukan secara
sistematis dan berdasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu:
1) Ukuran dari gangguan.
Persamaan ayunan adalah persamaan yang mengatur gerakan rotor suatu mesin
serempak didasarkan pada prinsip dalam dinamika yang menyatakan:
”Momen putar percepatan (accellarating torque) adalah hasil kali momen
kelembaban(moment of inertia) rotor dan percepatan sudutnya”
Jika Tm dan Te dianggap positif untuk generator serempak berarti bahwa Tm adalah
resultan momen putar poros yang mempunyai kecendrungan untuk mempercepat rotor
dalam arah 0myang positif.
2. Kestabilan Frekuensi
Kestabilan sudut rotor adalah kemampuan dari beberapa mesin sinkron yang saling
terinterkoneksi pada suatu sistem tenaga untuk mempertahankan kondisi sinkron setelah
terjadi gangguan. Kestabilan sudut rotor bergantung pada kemampuan untuk mempertahankan
keseimbangan antara torsi elektromagnetik dan mekanik pada mesin-mesin tersebut.
Ketidakstabilan mengakibatkan peningkatan kecepatan sudut yang berubah-ubah pada
generator, yang akan menyebabkan hilangnya sinkronisasi antar generator. Hal ini terjadi
karena daya output generator yang berubah sesuai dengan berubahnya rotor. Kestabilan sudut
rotor pada gangguan besar merupakan kemampuan sistem tenaga listrik untuk
mempertahankan sinkronisasi, salah satu contohnya adalah seperti hubungan singkat pada
saluran transmisi.
4. Kestabilan Tegangan
Kestabilan tegangan adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga listrik untuk
mempertahankan kestabilan tegangan pada semua bus dari sistem setelah mengalami
gangguan. Kestabilan tegangan bergantung pada kemampuan sistem untuk mempertahankan
kesetimbangan antara supply daya dari pembangkit dan jumlah pembebanannya. Gangguan
yang biasanya terjadi adalah lepasnya beban secara tiba-tiba ataupun hilangnya sinkron dari
salah satu pembangkit sehingga tegangan menjadi turun secara drastis. Kestabilan tegangan
menyangkut dengan gangguan besar dan gangguan kecil dalam jangka waktu pendek maupun
panjang. Ketidakstabilan yang mungkin terjadi adalah terjadinya peningkatan atau jatuhnya
nilai tegangan pada beberapa bus pada sistem. Faktor utama yang menjadi penyebab
ketidakstabilan tegangan adalah ketidakmampuan dari sistem untuk memenuhi kebutuhan
Penurunan tegangan bus dapat juga dihubungkan dengan ketidakstabilan sudut rotor.
Contohnya, ketika terjadi loss of synchronism di antara dua grup mesin akan mengakibatkan
tegangan yang sangat rendah di tengah saluran sistem.
Kestabilan tegangan dikelompokkan menjadi dua macam, berdasarkan gangguannya:
1). Kestabilan tegangan akibat gangguan besar.
2). Kestabilan tegangan akibat gangguan kecil.
Penambahan beban pada suatu sistem tenaga listrik dapat mengakibatkan timbulnya gangguan
peralihan jika:
1. Jumlah beban melebihi batas kestabilan keadaan mantap untuk kondisi tegangan dan
reaktansi rangkaian tertentu.
2. Jika beban dinaikkan sampai terjadi osilasi, sehingga menyebabkan sistem mengalami
ayunan yang melebihi titik kritis yang tidak dapat kembali.
Apabila sistem tenaga listrik dilakukan pembebanan dengan beban penuh secara tiba-tiba, maka
arus yang diperlukan sangat besar akibatnya frekuensi sistem akan turun dengan cepat. Pada
kondisi demikian sistem akan keluar dari keadaan sinkron walaupun besar beban belum
mencapai batas kestabilan mantap yaitu daya maksimumnya, Hal ini dikarenakan daya keluar
elektris generator jauh melampaui daya masukan mekanis generator atau daya yang dihasilkan
penggerak mula, dan kekurangan ini disuplai dengan berkurangnya energi kinetis generator.
Sehingga putaran generator turun atau frekuensi sistem turun, sudut daya bertambah besar dan
melampaui sudut kritisnya, akibatnya generator akan lepas sinkron atau tidak stabil. Sesaat
dilakukannya pembebanan tersebut, rotor generator akan mengalami ayunan dan getaran yang
besar.
Kestabilan Mantap
Kondisi kestabilan pada suatu sistem tenaga listrik bukan hanya akibat dari kondisi peralihan
seperti proses pemutusan akibat adanya gangguan, tetapi meliputi aspek ketidakstabilan pada
kondisi mantap. Bila terdapat sebuah mesin (generator) dengan tegangan internal sebesar EG
dihubungkan dengan sistem tak hingga (infinite bus) dengan tegangan Ei melalui saluran
transmisi dan rangkaian.
Besaran tersebut merupakan batas kestabilan mantap, sehingga pengiriman daya yang lebih
besar dari Pmax akan menyebabkan mesin tersebut keluar dari sistem. Berdasar pada model
diatas, terdapat 3 karakteristik listrik yang mempengaruhi kestabilan, yaitu:
1. Tegangan internal generator,
Dengan demikian, makin tingginya tegangan internal generator, dan makin rendahnya reaktansi
sistem dan generator, akan mengakibatkan daya yang dapat ditransfer akan makin tinggi.
1. Kundur, P. (1993), “Power System Stability and Control”, McGraw-Hill, Inc, New York.
2. Stevenson, W.D., Jr and John J. Grenger, “Elements of Power System Analysis, 4th Edition”.
McGraw-Hill, Inc, 1994.
3. Danar Tri Kumara, Prof. Ir Ontoseno Penangsang M.Sc,Ph.D, dan Ir. NI Ketut Aryani, MT.
2016. “Analisa Stabilitas Transien Pada Sistem Transmisi Sumatera Utara 150 kV – 275 kV
Dengan Penambahan PLTA Batang Toru 4 X 125 MW” dalam Jurnal Teknik ITS Vol. 5, No.
2: Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya 60111
Indonesia.
4. Diktat Kuliah “ Dinamuka dan Stabilitas Sistem Tenaga listrik “ Oleh Dr. Ramadoni Syahputra
S.T,M.T,. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik.
5. Prima Prahasta Rezky, Ontoseno Penangsang, Ni Ketut Aryani 2016. “Studi Analisa Stabilitas
Transien Sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali) 500 kV Setelah Masuknya Pembangkit Paiton
1000 MW “ dalam Jurnal Teknik ITS Vol. 5, No. 2, : Fakultas Teknologi Industri, Institut
V. TUGAS RUMAH
2. Apa saja klasifikasi dan jenis fenomena kestabilan yang terjadi pada sistem tenaga listrik yang
anda ketahui? Jelaskan masing-masing dan perbedaannya!
3. Sebutkan dan jelaskan penyebab kestabilan sistem terganggu! (minimal 5)
b) Apa tujuan dilakukanya analisa kestabilan transient dalam sistem tenaga listrik ? Jelaskan!
c) Sebutkan tiga parameter yang berubah saat proses peralihan kestabilan berlangsung!
7. Apa yang dimaksud dengan konstanta inersia ? Jelaskan pengaruh konstanta inersia terhadap
kestabilan sistem tenaga listrik !
8. Mode operasi governor ada dua yaitu, droop dan isochronous. Jelaskan keduanya !
9. Tuliskan dan Jelaskan rumus hubungan antara daya keluaran generator, torsi mekanik, sudut
rotasi dan waktu !
10. Jelaskan pengertian Critical Clearing Angel dan Critical Clearing Time !
A. Generator
PLTA Unit I
PLTG Unit I
PLTG Unit I
PLTU Unit I; PLTU Unit II; PLTU Unit III; PLTA Unit I; PLTG Unit I
3. klik menu , kemudian Edit Study Case maka akan tampil seperti di bawah ini:
Klik Events, lalu klik Add pada Events dan Actions sesuai kondisi saat Kehilangan Pembangkit,
Hubung Singkat Pada Saluran Transmisi dan Pelepasan Beban. Isi Total Simulation Time selama
60 sekon.
Kehilangan Pembangkit
3.1 Lepas PLTU Unit III dengan membuka CB3 (t=1 s) atau isi sesuai gambar di bawah ini:
3.2 Buka tab plot, lalu pilih Device ID yang ingin diplot sesuai yang akan diamati di Data
Pengamatan (PLTU Unit I dan GI KIT IA).
3.3 Klik untuk Run Transient Stability. Amati Daya Aktif, Daya Reaktif, Tegangan,
Frekuensi, Kecepatan Rotor dan Sudut Daya Relatif dengan menggunakan Slider, lalu catat
pada Data Pengamatan.
3.4 Klik ikon untuk menampilkan grafik Device ID yang sudah diplot.
4.1 Beri gangguan hubung singkat tiga fasa pada saluran 50% (t=1 s) dan Clear (t=3 s) pada
SUTET I atau isi sesuai gambar di bawah ini:
4.2 Buka tab plot, lalu pilih Device ID yang ingin diplot sesuai yang akan diamati di Data
Pengamatan (PLTU Unit I dan GI KIT IA).
4.3 Klik ikon untuk Run Transient Stability. Amati Daya Aktif, Daya Reaktif, Tegangan,
Frekuensi, Kecepatan Rotor dan Sudut Daya Relatif dengan menggunakan Slider, lalu catat
pada Data Pengamatan .
4.4 Klik ikon untuk menampilkan grafik Device ID yang sudah diplot.
5.1 Lepas beban Lump7, Lump8 dan Load7 dengan membuka CB51 (t= 1s) atau isi sesuai gambar
di bawah ini:
5.2 Buka tab plot, lalu pilih Device ID yang ingin diplot sesuai yang akan diamati di Data
Pengamatan (PLTU Unit I dan GI KIT IA).
5.3 Klik ikon untuk Run Transient Stability. Amati Daya Aktif, Daya Reaktif, Tegangan,
Frekuensi, Kecepatan Rotor dan Sudut Daya Relatif dengan menggunakan Slider, lalu catat
pada Pengamatan..
5.4 Klik ikon untuk menampilkan grafik Device ID yang sudah diplot.
Sudut
Daya Daya Kec.
Waktu Tegangan Frekuensi Daya
NO Aktif Reaktif Rotor
(s) (kV) (Hz) Relatif
(kW) (kVar) (RPM)
(Degree)
1. 1
2. 1,001
3. 5
4. 10
5. 20
6. 50
7. 60
Tabel 4.2. Kondisi PLTU Unit I saat Hubung Singkat Pada Saluran Transmisi
Sudut
Daya Daya Kec.
Waktu Tegangan Frekuensi Daya
No. Aktif Reaktif Rotor
(s) (kV) (Hz) Relatif
(kW) (kVar) (RPM)
(Degree)
1. 1
2. 1,001
3. 5
4. 10
5. 20
6. 50
7. 60
• Pelepasan Beban
b. Pada study case load flow bagian alert pada Bus Voltage berikan OverVoltage dengan Critical
105% dan marginal 102% dan pada UnderVoltage berikan Critical pada 90% dan Marginal 95%.
c. Minimal harus ada 1 bus dan maksimal 3 bus yang drop voltage.
d. Generator, trafo dan susunannya tidak overload atau bebannya berlebih.
e. Pembebanan trafo 50%-80%.
f. Lakukan tap changer untuk perbaikan tegangan pada bus yang terjadi jatuh tegangan.
g. Running optimal capacitor placement dengan perbaikan tegangan 90%-105% berdasarkan bus yang
masih terjadi jatuh tegangan.
IX. PERTANYAAN
1. Apa yang menyebabkan terjadinya permasalahan kestabilan transient ?
2. Apa akibatnya apabila terjadi permasalahan kestabilan transient dalam sistem tenaga listrik ?
3. Apabila terjadi gangguan pada sistem tenaga, terjadi perubahan pada frekuensi. Jelaskan
carauntuk mengatur frekuensi sistem agar dapat kembali ke kondisi operasi normal !
4. Saat terjadi kehilangan pembangkit, mengapa frekuensi sistem tidak dapat kembali ke
kondisisemula ? Jelaskan !
5. Saat terjadi gangguan hubung singkat, mengapa frekuensi sistem dapat kembali ke
kondisisemula ? Jelaskan !
6. Saat terjadi pelepasan beban, mengapa tegangan sistem naik secara tiba-tiba ? Jelaskan !
7. Saat terjadi kehilangan pembangkit, mengapa tegangan sistem turun secara tiba-tiba ?
Jelaskan!