Anda di halaman 1dari 2

Pembuatan Produk Saponifikasi

● Tujuan
Membuat dan memahami reaksi penyabunan dan sifat-sifat sabun yang didasarkan pada
reaksi dari proses pembuatan sabun (saponifikasi).
Penyabunan atau saponifikasi merupakan reaksi hidrolisis yang diakibatkan oleh
bercampurnya asam lemak dengan larutan yang sifatnya basa.Larutan bisa yang digunakan
bisa berupa kalium hidroksida maupun natrium hidroksida
Asam lemak akan terbentuk lagi menjadi kumpulan garam asam lemak atau disebut dengan
istilah sabun.
● Alat dan Bahan
Alat :
1. Wadah atau Panci
Selalu gunakan panci yang terbuat dari stainless steel. Karena panci berbahan aluminium,
besi, timah akan menyebabkan reaksi berbahaya jika bersinggungan dengan larutan alkali.
2. Pengaduk (Stick)
3. Spatula karet
4. Cetakan sabun
Bahan :
1. Minyak
- Kelapa (Coconut Oil)
- Kelapa Sawit (Palm Oil), minyak utama dalam pembuatan sabun, mayoritas sabun
menggunakan minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit memberikan kekerasan pada
sabun mandi dan mempercepat proses saponifikasi.
- Zaitun (Olive Oil), merupakan minyak yang penting dalam sabun karena memberikan
kelembutan pada kulit.
2. Alkali (NaOH)
Natrium Hidroksida (NaOH) digunakan untuk membuat sabun batang. Gunakan NaOH
murni, bukan yang sudah dalam larutan, berbentuk flakes atau pellet.
3. Air
Air digunakan untuk melarutkan NaOH. Gunakan air yang benar-benar murni H2O tanpa ada
tambahan mineral yang lainnya seperti menggunakan Air Distilasi (Distilled Water) atau bisa
juga air minum kemasan yang mengandung aquades (air suling) contohnya merk Amidis.
Takaran disesuaikan dengan bahan yang ada
150 gr (30%) – Minyak Kelapa
150 gr (30%) – Minyak Kelapa Sawit
200 gr (40%) – Minyak Zaitun (Pomace Olive Oil)
145 gr – Air (Deionized / Demineralized / Distilled Water)
72,5 gr – NaOH
● Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan.
2. Jangan lupa selalu gunakan safety gears / pengaman.
3. Tuangkan air ke dalam wadah dan timbang sesuai ukuran.
4. Ambil NaOH di tempat terpisah dan timbang sesuai dengan takaran. Secara hati-hati
masukkan NaOH ke dalam air sedikit demi sedikit. reaksi yang ditimbulkan air langsung
mendidih dan mengeluarkan uap yang menusuk (merupakan reaksi yang normal).
5. Aduk sampai semua NaOH larut. Diamkan beberapa saat sampai larutan mencapai suhu
dibawah 40ºC. *Selalu masukkan NaOH ke dalam air, jangan sebaliknya. Jika memasukkan
sebaliknya akan memberikan efek gunung meletus!
6. Sembari menunggu larutan NaOH dingin. Timbang sesuai ukuran dan campur minyak ke
dalam wadah yang sudah disediakan.
7. Ketika suhu larutan NaOH sudah mencapai sekitar 30-35ºC, tuangkan ke dalam minyak
secara perlahan.
8. Aduk secara terus menerus menggunakan hand whisk sampai mencapai trace, biasanya
memakan waktu lama. Gunakan stick blender jika ingin lebih cepat mencapai trace.
9. Ketika adonan sabun sudah mencapai trace maka hentikan pengadukan. Siapkan cetakan
yang sudah dilapisi plastik atau kertas.
10. Tuangkan ke dalam cetakan, jangan lupa untuk mengumpulkan sisa-sisa yang ada di
pinggir panci dengan menggunakan spatula.
11. Tutup menggunakan kain bekas atau handuk bekas bagian atas cetakan. Untuk menjaga
agar tetap panas dan melanjutkan proses saponifikasi. Letakan di tempat yang aman dari
jangkauan anak-anak dan biarkan selama 1-2 hari.
12. Kemudian keluarkan sabun dari cetakan. Potong sesuai ukuran yang diinginkan. Simpan
di tempat yang kering dengan aliran udara yang baik, biarkan 2-4 minggu.
13. Sabun memasuki masa Curing. Saat curing, cek pH tiap satu minggu sekali. Sabun sudah
bisa digunakan jika sudah netral. Netral berarti proses saponifikasi sudah sempurna dan tidak
ada lagi alkali bebas yang terkandung.

Anda mungkin juga menyukai