Anda di halaman 1dari 18

1

Laporan Fisiologi Pohon Medan, Oktober 2021

PENETAPAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN

Dosen Penanggung jawab


Dr. Delvian, SP, MP

Oleh :
Fery Putra Zaery
191201018
BDH 5

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

1
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Fisiologi Pohon ini
dengan baik. Laporan Praktikum Fisiologi Pohon yang berjudul “Penetapan Potensial
Air Jaringan Tumbuhan” ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktikum Fisiologi Hutan
sebagai syarat masuk Praktikum Fisiologi Pohon di minggu yang akan datang pada
Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggung jawab Praktikum
Fisiologi Hutan Bapak Dr. Delvian, SP, MP. karena telah memberikan materi dengan
baik dan benar. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Delvian, SP,
MP yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama kami mengikuti kegiatan
praktikum ini.
Kami menyadari bahwa laporan Praktikum Fisiologi Pohon ini masih banyak
kesalahan dalam penulisan maupun percobaan. Oleh karena itu, penulis akan
berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaikinya. Kami juga sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga
laporan Praktikum Fisiologi Pohon ini bisa memberikan manfaat bagi pembacanya.

Medan, Oktober 2021

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... .... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. .... ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... .... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... .... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... .... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. .... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................... .... 6
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... .... 6
3.3 Prosedur Praktikum .............................................................................. .... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil........................................................................................................... .... 9
Pembahasan ............................................................................................... .... 9
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman
1. Pengamatan Awal.......................................................................................... 7
2. Pengamatan Akhir ......................................................................................... 7

iii
iv

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman
1. Diagram Batang Tabel Pengamatan Awal .................................................... ..8
2. Grafik Hubungan Tabel Pengamatan Akhir ................................................. ..8

iv
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu system
kimia. Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan
temperature konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal
hubungan air dan tanaman, potensial kimia dan air sering dinyatakan dengan istilah
“potensial air”. Selanjutnya, bila potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran
energy dari suatu substansi yang akan bereaksi atau bergerak. Dengan kata lain,
potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk molekul
difusi (Rahayu et.all, 2020).
Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut di
dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air
dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan
atmosfir. Apabila tekanan di sekitar system ditingkatkan atau diturunkan, maka
secara otomatis potensial air akan naik atau turun sesuai dengan perubahan tekanan
tersebut. Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial
tekanan dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi
potensial air, sedangkan potensial osmosis menunjukkan status larutan di dalam sel
tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tersebut ke dalam seri larutan yang
telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tumbuhan tersebut dapat
diketahui (Anna dkk., 2020).
Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan secara
tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semakin rendah potensial
dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan tanaman
untuk menyerap air dari dalam tanah. Sebaliknya, semakin tinggi potensial air,
semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang
mempunyai kandungan air lebih rendah (Lakitan dan Benyamin. 1993).
Dan dari uraian di atas, maka untuk mengetahui nilai potensial air pada jaringan
tumbuhan, dilakukan praktikum potensial air jaringan tumbuhan pada wortel ubi jalar

1
2

bengkuang, dan kentang (Lehninger, 1982).


Kelangsungan hidup suatu tumbuhan dapat dipengaruhi olehmekanisme
pengambilan atau pengeluaran air yang seimbang. Prosesosmosis merupakan proses
yang mempengaruhi terjadinya transpor air ini.Proses osmosis yang disebut juga
dengan difusi air merupakan proses perpindahan (air) dari suatu konsentrasi tinggi
kekonsentrasi yang rendah (Nailola., 2006).
Hal yang paling penting perlu diketahui ialah suatu proses osmosis yang akan
terjadi apabila terdapat potensial air yang besar. Potensial air merupakan suatu
potensial kimia air yang ada dalam suatu sistem atau bagian sistem, yang dinyatakan
dalam satuan tekanan dan di bandingkan dengan, potensial kimai air yang murni (juga
dalam suatu tekanan), pada tekananan atmosfer, dan pada suhu serta ketinggian yang
sama dan potensial kimia air tersebut yang ditentukan sama dengan nol (Putra, 2019)
Suatu potensial air dapat mencapai kesetimbangan apabila potensial airsama di
seluruh sistem baik di dalam sel dan di luar sel. Hal tersebutmenunjukkan fakta
bahwa suatu jaringan tidak akan kehilangan ataumemperoleh air apabila
kesetimbangan telah tercapai karena tidak terjadi perpindahan air (Putriani, 2018)
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi
jika terdapat pada larutan yang berbeda. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan
kehilangan air. Banyak hewan laut, seperti bintang laut dan kepiting cairan selnya
bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik,
maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis.
Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan
molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada
hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipertonik, maka diperlukan
pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi (Zifran, 2020)

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Pemanenan Hasil Hutan yang berjudul “Klasifikasi
Kemiringan Lapangan” adalah untuk untuk mengukur potensial air jaringan umbi
kentang

2
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem yang menggambarkan tingkah laku air dan pergerakan air dalam tanah
dan tubuh tumbuhan ini didasarkan atas suatu hubungan energy potensial. Air
mempunyai kapasitas untuk melakukan suatu kerja, yaitu akan bergerak dari daerah
dengan energy potensial tinggi ke daerah dengan energy potensial yang rendah.
Energy potensial dalam sistem cairan dapat dinyatakan dengan cara
membandingkannya dengan energy potensial air murni. Karena air dalam tumbuhan
atau tanaman dan tanah biasanya secara kimia tidak murni, ini disebabkan oleh
adanya bahan terlarut dan secara fisik dibatasi oleh berbagai gaya, seperti gaya tarik-
menarik yang berlawanan, gravitasi, dan tekanan, maka energy potensialnya lebih
kecil dari pada energi potensial air murni (Setiadi dan Nurulhuda, 1998)
Potensial kimia air atau potensial air (PA) yang merupakan suatu konsep yang
sangat penting dalam fisiologi tumbuhan. Menurut Ralph O. Slatyer (Australia) dan
Sterling A Taylor (Utah State University) pada (tahun 1960), mereka mengusulkan
bahwa potensial air digunakan sebagai dasar untuk sifat air dalam sistem tumbuhan
atau tanaman,tanah dan udara. Potensial air adalah sesuatu yang sama dengan
potensial kimia air dalam suatu sistem, yang dapat dibandingkan dengan potensial
kimia air murni pada tekanan atmosfir dan suhu yang sama. Mereka menganggap
bahwa PA air murni yang dapat dinyatakan sebagai (0) nol (merupakan konvensi)
dengan satuan tersebut dapat berupa tekanan (atm, bar) atau satuan energi. Karena air
begitu sangat penting dan jumlahnya sangat banyak (konsentrasi sekitar 50M), difusi
air yang melintasi membran semipermeabel yang ini disebut atau dinamakan dengan
osmosis. Molekul air dapat berdifusi secara bebas melintasi membran, dari larutan
dengan gradien konsentrasi larutan yang rendah, ke larutan dengan gradien
konsentrasi dengan larutan yang tinggi. Tumbuhan banyak mengandung air dalam
sel-selnya. Hal ini yang dapat menyebabkan suhu pada tanaman atau tumbuhan relatif
stabil walaupun menerima atau kehilangan energy (Setiadi. 2009)
Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energy bebas air, suatu ukuran
daya yang menyebabkan air bergerak kedalam suatu sistem, seperti jaringan

3
4

tumbuhan, seperti jaringan tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau suatu bagian dari
suatu bagian lain dalam suatu sistem. Potensial air mungkin merupakan parameter
yang paling bermanfaat untuk diukur dalam hubungan dengan sistem tanah, tanaman
dan atmosfir (Suyitno. 2008).
Potensial air memiliki dua komponen yaitu, potensial tekanan dan juga potensial
osmotik. Potensial tekanan timbul karena adanya tambahan tekanan dan sama dengan
tekanan nyata di bagian sistem tertentu. Potensial osmotik disebut juga dengan
potensial linarut, yang terjadi karena adanya unsur terlarut. Karena potensial tekanan
merupakan tekanan nyata untuk mudahnya kita sebut dengan tekanan. Membran sel
memungkinkan molekul air melintas lebih cepat dari pada unsure-unsur yang
terlarut. Dinding sel primer biasanya sangat permeabel terhadap keduanya. Membran
sel tumbuhan dapat memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang
tegar itulah yang dapat meninbulkan tekanan di dalamnya, sel tersebut sering pecah,
seperti yang terjadi saat sel darah merah dimasukkan ke dalam air (Tjitrosomo.1987).
Osmosis merupakan yang difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya
larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan suatu bentuk contoh dari proses
osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air yang bergerak dari satu sel ke sel
lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2
dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan
berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses
Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah
mencapai keseimbangan atau Osmosis merupakan proses gerak air pelarut melewati
membran yang bersifat permeabel selektif, beberapa partikel yang terlarut (substansi
dalam cairan tubuh dan cairan sel) seperti protein tidak dapat melewati membran.
Pada keadaan tersebut, supaya kedua sisi membran mempunyai tekanan seimbang, air
harus bergerak melewati membran untuk memperbaiki perbedaan kadar yang
disebabkan substansi yang tidak dapat melewati membran. Sebagai contoh, bila sel
mempunyai kadar partikel yang lebih tinggi dari pada cairan intertisial di sekeliling
sel, maka air dari cairan intertisial akan bergerak masuk ke dalam sel sampai tercapai
keseimbangan tekanan di kedua sisi membran, karena adanya gerak air maka volume

4
5

sel akan meningkat, dengan demikian tekanannya meningkat (Asril. 2018).


Osmosis adalah difusi air yang dapat melintasi membran semipermeabel dari
suatu daerah, dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit.
Osmosis ini sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang dapat
menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah
besar volume air akan memiliki kelebihan energy yang bebas dari pada volume yang
sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas merupakan suatu zat per unit yang
jumlahnya, terutama pada per berat gram molekul (energi bebas mol-1) yang ini
disebut potensial kimia. Potensial kimia adalah zat terlarut kurang lebih sebanding
dengan konsentrasi zat terlarutnya (Jabar. 2011).
Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi
kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia yang lebih kecil. Dalam
sistem osmosis, dikenal denagn larutan hipertonik (larutan yang mempunyai
konsentrasi yang terlarut tinggi), selain itu juga larutan hipotonik (larutan dengan
konsentrasi terlarut rendah), dan yang terakhir ada larutan isotonik (dua larutan yang
mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama
dalam konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan
akan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar
molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit
molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan
hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul
yang terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh
sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke
hipertonik (Juwita. 2010).
Untuk mengukur potensial air, dapat digunakan metode volume-jaringan. Sampel
jaringan yang diinginkan dimasukkan ke dalam seri larutan dalam ragam konsentrasi
yang diketahui. Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan
mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada
tiga faktor yang menentukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam
vakuola dan juga adanya tekanan hidrostatik dalam isi sel (Andre. 2019).

5
6

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Fisiologi Pohon yang berjudul “Penetapan Potensial Air Jaringan
Tumbuhan” Dilaksanakan pada hari jum’at, 8 Oktober 2021 pada pukul 08.00 s.d
9.10 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di rumah masing-masing melalui Google
Classroom dan Zoom Video.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Cork borer, Pinset, Timbangan
analitik, Cawan petri, Pipet tetes, Silet, Kertas, Penggaris,Label dan Alat tulis
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini Umbi Kentang dan Larutan glukosa
dengan konsentrasi : 0,05 : 0,10 : 0,15 : 0,20 : 0,25 : 0,30 : 0,35 : 0,40 : 0,45 : 0,50

3.3 Metode Pengamatan


1. Diapkan alat dan bahan
2. Dicetak kentang membentuk tabung panjang menggunakancork borer sebanyak 30
potong
3. Diukur masing – masing potongan umbi kentang sepanjang 30 cm (potong kotoran
kulit kedua uujung kentang)
4. Ditimbang masing masing potongan umbi kentang dan catat beratnya berurutan
dan beri kode, kentang yang sudah
5. Ditimbang diletakkan dalam cawan petri (yang sudah diberi label konsentrasi),
setiap cawan berlabel diisi 3 potong umbi kentang sesuai urutan yang sudah
ditimbang, kemudian
6. Direndam kentang sampai tenggelam dengan larutan glukosa sesuai konsentrasi
larutan yang telah diberi label pada cawan petri
7. Diamkan selama satu jam, kemudian tiriskan berurutan dan timbang kembali.
8. Untuk menghitung perubahan berat digunakan rumus berikut :
𝐛𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫−𝐛𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐚𝐰𝐚𝐥
% perubahan berat = x 100 %
𝐛𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐚𝐰𝐚𝐥

6
7

Contoh tabel
Tebel 1. Pengamatan Awal
K B K B
1 16
2 17
3 18
4 19
5 20
6 21
7 22
8 23
9 24
10 25
11 26
12 27
13 28
14 29
15 30
Keterangan : K : Kentang
B : Berat
Tabel 2. Pengamatan Akhir
KL K B PB Rerata KL K B PB Rerata
(M) (gram) (%) (M) (gram) (%)
1 1
0,05 2 0,30 2
3 3
1 1
0,10 2 0,35 2
3 3
1 1
0,15 2 0,40 2
3 3
1 1
0,20 2 0,45 2
3 3
1 1
0,25 2 0,50 2

7
8

3 3
Perhitungan menggunakan rumus :
Berat akhir −Berat awal
% Penambahan berat = × 100%
Berat Awal
Keterangan : K : Kentang
B : Berat (gram)
KL : Konsentrasi larutan (M)
PB : Perubahan berat (%)

Diagram Pengamatan Awal


1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Series 1
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Gambar 1. Diagram Batang Pengamatan Awal

Grafik Hubugn Pengamatan AKhir


1.2
1
0.8
Rerata

Rerata Hubungan
0.6
Pengamatan Akhir
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40
Kentang
Gambar 2. Grafik Hubungan Pengamatan Akhir

8
9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil praktikum Pemanenan Hasil Hutan yang berjudul “Penetapan Potensial Air
Jaringan Tumbuhan” adalah sebagai berikut :
Tebel 1. Pengamatan Awal
K B K B
1 1,70 16 1,62
2 1,50 17 1,66
3 1,58 18 1,77
4 1,70 19 1,67
5 1,64 20 1,68
6 1,61 21 1,36
7 1,65 22 1,75
8 1,76 23 1,32
9 1,67 24 1,32
10 1,74 25 1,77
11 1,89 26 1,74
12 1,79 27 1,79
13 1,32 28 1,59
14 1,81 29 1,52
15 1,72 30 1,71

Diagram Pengamatan Awal


2

1.5

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930

k2 Berat kentang

Gambar 1. Diagram Batang Pengamatan Awal

9
10

Tabel 2. Pengamatan Akhir


KL K B PB Rerata KL K B PB Rerata
(M) (gram) (%) (M) (gram) (%)
1 1,85 8,82 1 1,54 -4,93
0,05 2 1,50 0 0,27 0,30 2 1,59 -4,21 -1,03
3 1,70 7,59 3 1,75 -1,12
1 1,86 9,41 1 1,60 -4,19
0,10 2 1,76 7,31 0,83 0,35 2 1,63 -2,97 -1,18
3 1,74 8,07 3 1,32 -2,94
1 1,75 6,06 1 1,66 -5,14
0,15 2 1,90 7,95 1,06 0,40 2 1,25 -5,30 -1,896
3 1,79 7,18 3 1,27 -3,78
1 1,85 6,32 1 1,60 -9,60
0,20 2 1,70 0,59 0.83 0,45 2 1,57 -9,77 -3,83
3 1,89 5,58 3 1,68 -6,14
1 1,36 3,03 1 1,49 -6,28
0,25 2 1,86 2,76 0.87 0,50 2 1,41 -7,23 -3,52
3 1,80 4,65 3 1,58 -7,60

Grafik hubungan antara konsentrasi larutan glukosa dan


perubahan berat
2
1
0
-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-2
-3
-4
-5
KL Rerata PB

Gambar 2. Grafik Hubungan Pengamatan Akhir

4.2 Pembahasan
Potensial air tanaman merupakan suatu karakteristik yang dapat menjelaskan
hubungan air tanaman. Potensial air tanaman dapat berguna untuk menduga respon
tanaman terhadap lingkungan tumbuhnya, contohnya jika cekaman air, akibat dari

10
11

hujan yang berlebih dan dapat mencegah terhadap factor-aktor yang dapat
menghambat pertumbuhan dan juga perkembangan tanaman. Pertumbuhan tanaman
sangat bergantung anatara interaksi sel dan juga lingkungan nya. Hilangnya air dari
tanah melalui tanaman dapat mengakibatkan kandungan air dalam tanah akan
berkurang. Proses transpirasi akan menurangi kandungan air dalam tanaman. Suplai
air dalam tanah harus dapat mencukupi untuk menunjang pertumbuhan dan mencegah
dari kekeringan. Difusi adalah gerakan molekul darikonsentrasi tinggi ke konsentrasi
yang lebih rendah. Pada proses difusi yang besar prosesnya terjadi
melewati membran sel tanpa bantuan protein pembawa, sedangkan proses difusi
terfasilitasi membutuhkan batuan protein pembawa
Pada proses difusi terjadi penurunan gradien konsentrasi sampai mencapai
keseimbangan dan didistribusikan dengan sembarang. Hasil dari praktikum yang
berjudul “Penetapan Potensial Air Jaringan” yakni menggunakan bahan tanam umbi
kentang menunjukkan perubahan berat antara kentang sebelum dan setelah direndam
sukrosa (Kosentrasi larutan). Pada larutan sukrosa 0.05M terjadi perubahan berat
Reratanya sebesar 0,27, 0,10 M terjadi perubahan berat Reratanya sebesar 0,83, 0,15 M
terjadi perubahan berat Reratanya sebesar 1,06, 0,20 M terjadi perubahan berat
Reratanya sebesar 0.83, 0,25 M terjadi perubahan berat Reratanya sebesar 0.87, 0,30M
terjadi perubahan berat Reratanya sebesar 0,27, 0.05M terjadi perubahan berat
Reratanya sebesar -1,03, 0,35M dan begitu seterusnya.
Semakin tinggi nilai moralitas larutan sukrosa, maka perubahan berat menjadi
semakin negative atau semakin menurun. Perubahan berat yang terjadi pada umbi
kentang setelah direndam dengan larutan sukrosa, yakni dengan moralitas yang
berbeda pula dan juga kontrol yang terjadi karena adanya potensial air pada saat
melakukan potongan umbi kentang. Air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial
air rendah. Semakin pekat larutan sukrosa, maka semakin ringan potongan umbi
kentang yang ditimbang. Larutan sukrosa yang tinggi memiliki potensial air yang
rendah. Menurut salisbury dan ross (1995) yang menyatakan bahwa potensial
osmotik selalu negatif karena unsur terlarut yang ditambah selalu, potensial air yang
murni

11
12

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut di
dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air
dari suatu larutan adalah kurang dari nol.
2. Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan secara
tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semakin rendah
potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan
tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah..
3. Potensial air memiliki dua komponen yaitu, potensial tekanan dan juga potensial
osmotik. Potensial tekanan timbul karena adanya tambahan tekanan dan sama
dengan tekanan nyata di bagian sistem tertentu. Potensial osmotik disebut juga
dengan potensial linarut, yang terjadi karena adanya unsur terlarut
4. Pada larutan sukrosa 0.05M terjadi perubahan berat Reratanya sebesar 0,27, 0,10
M terjadi perubahan berat Reratanya sebesar 0,83, 0,15 M terjadi perubahan berat
Reratanya sebesar 1,06, 0,20 M terjadi perubahan berat Reratanya sebesar 0.83,
0,25 M terjadi perubahan berat Reratanya sebesar 0.87, 0,30M terjadi perubahan
berat Reratanya sebesar 0,27, 0.05M terjadi perubahan berat Reratanya sebesar -
1,03, 0,35M dan begitu seterusnya.
5. Dari hasil yang di dapat antara hubungan kosentrasi larutan dengan perubahan
berat pada kentang semakin tinggi kosentrasi larutan yang diberikan maka persen
perubahan nya akan samakin menujukkan angka negatif nilai ini didapat dari KL
nya 0,50 M dengan rerata nya sekitar -3,52

5.2 Saran
Saran pada saat melakukan praktikum ini sebaiknya praktikan harus lebih
berhati-hati pada saat melakukan praktikum, dan juga mengikuti semua arahan dan
penjelasan yang diberikan pada asiten dan dosen

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Andre A. 2019. Melakukan Pengukuran Potensial Air Terhadap Tumbuhan Dapat


Dilakukan Dengan Menggunakan Metode Volume-Jaringan. Jurnal Alam. 23 (9).

Anna AN., Rudiyanto R., Saefudin A. 2020. Kajian Potensial Air Tanah Mengguakan
Metode Geolistrik Di Wilayah Desa Kemiri Mojosongo, boyolali. Proceeding of
The Urecol : 52-60.

Asril BR. 2018. Pengertian Mengenai Potensial Air pada Tumbuhan. Jurnal
Pertanian, 8 (23).

Jabar KP. 2011. Komponen-Komponen yang Terdapat Pada Potensial Air Pada
Tumbuhan atau Tanaman. Jurnal Alam, 2 (9)

Juwita J. 2010. Dalam Menginduksi Ketahanan Tanaman Ketang (Solanum


tuberosum L. ) Terhadap Potensial air Pada Tumbuhan Tersebut. Jurnal Pertanian,
1 (!2)

Lakitan., Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers

Lehninger AL. 1982. Principles of Biochemistry. New York : Worth Publishers, Inc.

Naiola BP. 2006. Fluktuasi Potensial Air Harian Gewang (Corypha gebanga Lamk.)
Jenis Tumbuhan hijau Abadi Disavana NTT. Jurnal Berita Biologi, 8 (1) : 75-82.

Putra. 2019. Tekanan Osmosis Cairan Sel Dan Potensial Air. Jurnal Alam. 9 (9)

Putriani. 2018. Penentuan Potensial Air Jaringan Tumbuhan. Jurnal Ilmu Kehutanan,
2 (1)

Rahayu RS., Poerwanto R., Efendi D., Widodo WD. 2020. Cekaman Kekeringan
Berat Mempengaruhi Keberhasilan induksi Bunga Jeruk Keprok Madura. Jurnal
Hortikultura Indonesia , 11 (1) : 13-23.

Setiadi .,Nurulhuda SI. 1998. Kentang. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setiadi. 2009. Budidaya Kentang. Penebar Swadaya. Jakarta

Suyitno. 2008. Osmosis & Penyerapan Zat pada Tumbuhan. Yogyakarta : Biologi
FMIPA UNY

Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Bandung : Angkasa.

Zifran. 2020. Tekanan Osmosis Cairan Sel Dan Potensial Air. Jurnal Ilmiah, 9 (10)

13

Anda mungkin juga menyukai