Disusun Oleh:
Kelompok 1
Naraswari Ramadhiastuti A 1102014188
Sarah Nabila 1102016200
Naufal Rizky Fadhil Hakim 1102016152
Sandi Rizki Ardianto 1102012260
Pembimbing:
dr. Rita Komalasari, MoD, PhD
2
KATA PENGANTAR
3
Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang
bermanfaat.
5. dr. Murni L. Naibaho, M.KM selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta, yang telah membimbing dan
memberi masukan yang bermanfaat selama berada di Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih.
6. dr. Fitrisia dan dr. Rafdi selaku koordinator kepaniteraan Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta, yang
telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat selama berada di
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih.
7. Elisabet Maitimu selaku Koordinator Gizi Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih.
8. Seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih yang telah
memberikan bimbingan dan data yang dibutuhkan kepada penulis untuk
kelancaran proses penelitian laporan ini
9. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan dukungan dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.
Akhir kata, dengan segala keterbatasan dan kekurangan, Penulis menyadari
bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran Penulis harapkan agar
laporan ini berguna bagi pihak yang membutuhkan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi tim Penulis dan pembaca pada umumnya. Aamiin Yaa
Rabbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Penulis
4
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………………..…………………..2
KATA PENGANTAR……………………………………..……………………..3
DAFTAR ISI……………………………………………………..……………….5
DAFTAR TABEL…………………………………………………….…………..6
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..……9
DAFTAR SKEMA……………………………………………………………...10
BAB I…………………………………………………………………………….11
PENDAHULUAN……………………………………………………………….11
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...11
1.2 Puskesmas…………………………………………………………………...12
1.3 Gambaran Umum Puskesmas Cempaka Putih…………………………...21
1.4 Program Gizi 2021…………………………………………………….........30
1.5 Identifikasi Masalah………………………………………………………..57
1.6 Rumusan Masalah…………………………………………………….........58
BAB II…………………………………………………………………………...61
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH….61
2.1 Penetapan Prioritas Masalah………………………………………………61
2.2 Pemilihan Metode…………………………………………………………..66
2.3 Prioritas Masalah Terpilih…………………………………………………94
2.4 Kemungkinan Penyebab Masalah…………………………………………94
2.5 Mencari Penyebab Masalah yang Paling Dominan………………………98
BAB III…………………………………………………………………………101
MERUMUSKAN ALTERNATIF DAN MENETAPKAN PRIORITAS
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH………………………………...101
3.1 Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah…………………………….101
3.2 Menetapkan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah………………….103
BAB IV…………………………………………………………………………110
RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMECAHAN MASALAH…………………………………………………..110
4.1 Menyusun Rencana Pemecahan Masalah………………………………..110
4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah…………………..114
BAB V…………………………………………………………………………..117
SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………….117
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………...117
5.2 Saran………………………………………………………………………..118
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….120
5
DAFTAR TABEL
6
Tabel 2.4 Penilaian Greates Member terhadap Program Gizi di Wilayah Kerja
Kecamatan Cempaka Putih periode Juli – Desember 2021………………………72
Tabel 2.5 Penilaian Keterpaduan Lintas Program………………………………..75
Tabel 2.6 Penilaian Berdasarkan Luas Wilayah…………………………………76
Tabel 2.7 Penentuan Jumlah Penduduk………………………………………….76
Tabel 2.8 Penilaian Expanding Scope terhadap Program Gizi di Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih periode Juli – Desember 2021………………………77
Tabel 2.9 Penentuan Nilai Feasibility Berdasarkan Ketersediaan Tenaga Kerja…80
Tabel 2.10 Penentuan Nilai Feasibility berdasarkan Ketersediaan Alat/Obat……80
Tabel 2.11 Penilaian Feasibility terhadap Program Gizi di Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih periode Juli – Desember 2021……………………………………81
Tabel 2.12 Penilaian Policy terhadap Parameter Penyuluhan Program Gizi di
Wilayah Kecamatan Cempaka Putih periode Juli – Desember 2021…………….84
Tabel 2.13 Penilaian Policy terhadap Parameter Media Program Gizi di Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih periode Juli – Desember 2021……………………….85
Tabel 2.14 Penilaian Policy terhadap Parameter Kebijakan Pemerintah Program
Gizi di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih periode Juli – Desember 2021…….85
Tabel 2.15 Penilaian Policy terhadap Program Gizi di Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih periode Juli – Desember 2021…………………………………...86
Tabel 2.16 Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 1 – MS
5 di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih periode Juli-Desember 2021………….90
Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 6 – MS
10 di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih periode Juli-Desember 2021……..….91
Tabel 2.18 Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 11 –
MS 15 di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih periode Juli-Desember 2021…….92
Tabel 3.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Method Pada Cakupan Remaja
Putri Mendapat TTD (IM) Pada Kelurahan Rawasari Periode Juli-Desember 2021
Sebesar 93,8% Lebih Dari Target 12%.................................................................104
Tabel 3.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Planning Pada Cakupan Remaja
Putri Mendapat TTD (IM) Pada Kelurahan Rawasari Periode Juli-Desember 2021
Sebesar 93,8% Lebih Dari Target 12%.................................................................105
Tabel 3.3 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Method Pada Cakupan Bayi Usia
Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif pada Kelurahan Cempaka Putih Barat
periode Juli – Desember 2021 Sebesar 83,3% Lebih Dari Target 40%................107
Tabel 3.3 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Actuating Pada Cakupan Bayi
Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif pada Kelurahan Cempaka Putih
Barat periode Juli – Desember 2021 Sebesar 83,3% Lebih Dari Target 40%.......108
7
Tabel 4.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Remaja Putri Mendapat
TTD (IM) Pada Kelurahan Rawasari Periode Juli-Desember 2021 Sebesar 93,8%
Lebih Dari Target 12%.........................................................................................111
Tabel 4.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Bayi Usia Kurang dari
6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif pada Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Juli
– Desember 2021 Sebesar 83,3% Lebih Dari Target 40......................................112
Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah Cakupan Remaja Putri
Mendapat TTD (IM) Pada Kelurahan Rawasari Periode Juli-Desember 2021
Sebesar 93,8%......................................................................................................114
Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah Cakupan Bayi Usia Kurang
dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif pada Kelurahan Cempaka Putih Barat periode
Juli – Desember 2021 Sebesar 83,3%...................................................................115
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Cempaka Putih…………………………..24
Gambar 1.2 Grafik 10 Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Cempaka Putih Tahun
2020………………………………………………………………………………26
9
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Fishbone Masalah Cakupan Remaja Putri Mendapat TTD (IM) Pada
Kelurahan Rawasari Periode Juli-Desember 2021………………………………..96
Skema 2.2 Fishbone Masalah Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan Mendapat
ASI Eksklusif Pada Kelurahan Cempaka Putih Barat Periode Juli-Desember
2021……………………………………………………………………………....97
10
BAB I
PENDAHULUAN
11
1.2 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
1.2.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
(Permenkes 43 tahun 2019).
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitasi yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat (Permenkes No.43 tahun 2019).
12
1. Lingkungan sehat.
2. Perilaku penduduk yang sehat.
3. Cakupan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan.
Dalam rangka untuk mewujudkan ditetapkan misi pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan oleh Puskesmas yang bertujuan guna mendukung tercapainya
misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan,
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di
bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan
menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan berusaha untuk memuaskan masyarakat, mengupayakan
pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan
dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang
13
dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari sisi yang
bersangkutan (KEPMENKES Nomor 128/MENKES/SK/II/2004).
Untuk mencapai misi Puskesmas di atas digunakan strategi sebagai berikut:
1. Meningkatkan profesionalisme petugas.
2. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan.
3. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.
4. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan
masyarakat dan keluarga.
14
2. Tugas Puskesmas
3. Fungsi Puskesmas
15
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas (Permenkes 75 tahun 2014).
16
1. Puskesmas Kawasan Perkotaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai
berikut:
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor
non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar
radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop,
atau hotel;
c. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik;
d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan
perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Memprioritaskan pelayanan UKM
b. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
Masyarakat
c. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
d. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan
pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan
yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.
2. Puskesmas Kawasan Pedesaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai
berikut:
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor
agraris.
b. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km,
tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel.
17
c. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh persen).
d. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat
2) Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat
3) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
4) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan.
3. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil,
gugus pulau, atau pesisir
b. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh
pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6
jam, dan transportasi yang ada sewaktuwaktu dapat terhalang iklim atau
cuaca; dan
c. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak
stabil.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan
terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan
kompetensi tenaga kesehatan
b. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan. Pelayanan UKM
diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal
18
c. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil
d. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan dan
e. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk
meningkatkan aksesibilitas.
19
laporan merupakan penemuan kasus terhadap pasien yang berdomisili di luar
wilayah kerjanya, Puskesmas wajib melaporkan kepada Puskesmas domisili
asal pasien atau dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
20
merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan. Rujukan
horizontal dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas,
peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.
21
1992. Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih membawahi 3 Puskesmas Kelurahan
(Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kelurahan Cempaka Putih Timur,
dan Kelurahan Rawasari), dari 3 Kelurahan tersebut hanya Kelurahan Cempaka
Putih Timur yang memiliki puskesmas sehingga pelayanan dilaksanakan oleh
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih. Sejak Bulan Januari 2001 puskesmas ini
ditetapkan melalui SK Gubernur Jakarta 15 tahun 2001 sebagai Puskesmas
Swadana dan pada tahun 2001 diinstruksikan oleh Gubernur DKI Jakarta semua
Puskesmas Kecamatan harus membuka Unit Puskesmas Siaga 24 jam. Kecamatan
Cempaka Putih, bagian dari Kota Jakarta Pusat, yang menjadi bagian Provinsi DKI
Jakarta mempunyai Luas wilayah 661,5 km².
Sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 2086 Tahun 2006 Tanggal 28 Desember 2006 Tentang Penetapan
44 Puskesmas Kecamatan sebagai Unit Kerja Dinas Kesehatan Propinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah secara bertahap, maka Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sejak
Tahun 2007 menjalankan keputusan tersebut.
Sejak bulan Mei 2015 Puskesmas Cempaka Putih pindah ke Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Barat I dikarenakan gedung Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih yang berlokasi di jl. Rawa kerbau beralih fungsi menjadi RSUK
Kecamatan tipe D. Pada Tanggal 18 September 2018 Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih pindah lokasi gedung baru yang beralamatkan Jalan Pramuka sari I
Kelurahan Rawasari Kecamatan Cempaka Putih dengan luas bangunan 459 m²
dengan rincian lantai sebagai berikut.
22
b. Meningkatkan mutu pelayanan secara menyeluruh yang berorientasi
pada kebutuhan pelanggan.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana yang aman, nyaman dan
berkualitas
d. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di dalam bidang kesehatan.
e. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas sektoral.
23
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Cempaka Putih
Di bawah ini dipaparkan Tabel luas wilayah per kelurahan di Kecamatan
Cempaka Putih.
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih
24
Tabel 1.2 Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2021
Laki-laki Perempuan
25
Tabel 1.4 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Cempaka Putih Tahun
2020
26
1.3.4 Sumber Daya Manusia Puskesmas Cempaka Putih
Data sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih tertera pada tabel di bawah.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Kategori Tenaga
Tenaga S2 S1 DIV DIII DI SMA/SMF
Kepala Puskesmas 1 1 0 0 0 0 0
Epidemiolog 2 0 2 0 0 0 0
Promosi Kesehatan 1 0 1 0 0 0 0
Dokter Umum 30 0 30 0 0 0 0
Dokter Gigi 8 0 8 0 0 0 0
Bidan 32 0 0 1 31 0 0
Perawat 39 0 5 0 34 0 0
Perawat Gigi 6 0 0 0 6 0 0
Analis Kesehatan 8 0 0 0 8 0 0
Sanitarian 3 0 0 0 3 0 0
Nutrisionis 7 0 1 0 5 1 0
Apoteker 5 0 5 0 0 0 0
Asisten Apoteker 15 0 0 0 11 0 4
Perekam Medis 2 0 0 0 2 0 0
Tata Boga 2 0 0 0 0 0 2
Administrasi Umum 81 0 5 0 3 0 74
Pengemudi 6 0 0 0 0 0 6
27
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Kategori Tenaga
Tenaga
S2 S1 DIV DIII DI SMA/SMF
Cleaning Service 18 0 0 0 0 0 18
Satpam 20 0 0 0 0 0 20
Central Sterile
2 0 0 0 0 0 2
Services Department
12 Ruang KB 1 Ruang
28
Nama Ruangan Jumlah Ruangan
20 Loket 1 Ruang
25 Ruang VK 1 Ruang
36 Laboratorium 1 Ruang
29
37 Ruang Pengelola Barang 1 Ruang
48 Mushola 2 Ruang
49 Toilet 19 Ruang
30
8. Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
9. Cakupan balita gizi kurang mendapat makanan tambahan
10. Cakupan kasus balita gizi buruk mendapat perawatan
11. Jumlah balita yang mendapatkan suplementasi gizi mikro
12. Cakupan balita yang ditimbang berat badannya
13. Cakupan balita memiliki buku kesehatan ibu anak (KIA) / kartu menuju
sehat (KMS)
14. Cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya
15. Prevalensi berat badan kurang (berat badan kurang dan sangat kurang) pada
balita
16. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita
17. Prevalensi wasting (gizi kurang dan gizi buruk) pada balita
18. Cakupan remaja putri mendapat tablet tambah darah (TTD)
19. Cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beriodium
31
1.4.1 Tujuan Program Gizi Nasional
Tujuan penyusunan rencana aksi kegiatan pembinaan gizi masyarakat
adalah untuk :
1. Mendukung pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN), Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan dan Rencana
Aksi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Tahun 2020-2024.
2. Menentukan arah dan sasaran upaya perbaikan gizi masyarakat tahun 2020-
2024 yang kesinambungan dan kelanjutan
3. Menggambarkan peta jalan pelaksanaan kegiatan perbaikan gizi
masyarakat, terutama intervensi gizi spesifik secara terpadu dengan
pemangku kementingan terkait
4. Panduan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi serta
pengembangan upaya gizi masyarakat tahun 2020-2024.
5. Panduan bagi kabupaten/ kota dalam melaksanakan upaya perbaikan gizi
masyarakat
32
E. Peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah dalam intervensi
perbaikan gizi dengan strategi sesuai kondisi setempat; dan respon cepat
perbaikan gizi dalam kondisi darurat.
33
1.4.4 Upaya Yang Sudah Dilakukan
Direktorat Gizi Masyarakat sebagai unit teknis di Kementerian Kesehatan
memiliki tanggung jawab untuk menyusun program gizi yang generik dan teknis
terkait intervensi gizi spesifik yang menyasar langsung kelompok sasaran prioritas
yaitu kelompok 1000 hari pertama kehidupan, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui,
bayi dan baduta ditambah kelompok remaja terutama remaja puteri. Program gizi
yang telah dilakukan dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir meliputi kegiatan yang
sudah terbukti efektif memiliki daya ungkit terhadap perbaikan gizi masyarakat
terutama pencegahan stunting, yaitu:
1. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk Remaja Putri
2. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk Ibu Hamil
3. Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil KEK
4. Promosi/Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (IMD, ASI Eksklusif,
MPASI dan Menyusui sampai usia 2 tahun atau lebih)
5. Pemberian Vitamin A untuk bayi dan Balita
6. Pemantauan Pertumbuhan
7. Pemberian Makanan Tambahan untuk Balita Gizi Kurang
8. Manajemen Terpadu Balita Gizi Buruk
34
1.4.5 Pencapaian Target Cakupan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2021
Dibawah ini merupakan data – data pencapaian target cakupan program gizi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli –
Desember 2021 yang didapatkan dari laporan bulanan program Gizi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli – Desember
2021, sebagai berikut:
Tabel 1.7 Cakupan Peserta Gizi se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2021
1 Persentase balita <15% 2,50% 2,20% 2,50% 1,70% 1,20% 0,90% 1,00% 1,00% Tercapai
underweight
2 Persentase balita <21.1 1,90% 1,40% 1,80% 1,50% 1,10% 0,40% 1,00% 1,00% Tercapai
stunting
3 Persentase balita <7.8 1,40% 1,20% 1,00% 0,70% 0,50% 0,90% 0,40% 0,40% Tercapai
wasting
35
4 Presentase remaja - - - - - - - - - Tidak
Putri Anemia melakukan
cek hb untuk
remaja putri
5 Persentase ibu <42% 24,30 19,50 16,80 17,50 23,00 21,60 14,20 18,38% Tercapai
hamil anemia % % % % % % %
6 Persentase bayi <4.6% 0,00% 7,90% 6,70% 2,20% 3,30% 1,20% 0,90% 2,03% Tercapai
dengan berat
badan lahir
rendah (berat
badan < 2500
gram)
7 Persentase ibu 81% 50,60 58,30 66,80 73,30 83,50 91,70 102,00 102,00 Tercapai
hamil yang % % % % % % % %
mendapatkan
Tablet Tambah
Darah (TTD)
minimal 90 tablet
selama masa
kehamilan
36
8 presentase ibu <14.5% 8,60% 11,50 8,40% 11,30 4,00% 3,90% 3,30% 5,92% Tercapai
hamil kekurangan % %
energi kronik
(KEK)
9 Persentase ibu 80% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tercapai
hamil Kurang % % % % % % % %
Energi Kronik
(KEK) yang
mendapat
makanan
tambahan
10 Persentase balita 85% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tercapai
kurus yang % % % % % % % %
mendapat
makanan
tambahan (IM)
37
12 Persentase bayi 58% 100,00 71,10 91,10 92,30 87,80 98,80 100,00 93,32% Tercapai
yang baru lahir % % % % % % %
mendapat IMD
14 Persentase balita 70% 34,60 18,60 29,60 45,60 70,40 83,10 86,70 37,20% Tidak
yang ditimbang % % % % % % % Tercapai
berat badannya
15 Persentase balita 70% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tercapai
mempunyai buku % % % % % % % %
KIA/KMS
16 Persentase balita 70,00% 24,80 39,60 33,10 71,20 74,50 68,70 72,60 42,43% Tidak
yang naik berat % % % % % % % Tercapai
badannya (N)
38
17 Persentase balita - - - - - - - - - Tidak ada di
yang tidak naik indikator
berat badannya kinerja lagi
dua kali berturut-
turut (2T)
19 Persentase ibu 73% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tercapai
nifas mendapat % % % % % % % %
kapsul vitamin A
21 Persentase kasus 84,00% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tercapai
balita gizi buruk % % % % % % % %
yang mendapat
perawatan
39
22 Cakupan Bayi 40% 70% 89% 81% 74% 77% 76% 66% 76% Tercapai
usia 6 Bulan
mendapatkan ASI
Eksklusif
40
Tabel 1.8 Indikator Kinerja Gizi yang Tidak Tercapai se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2021
1 Persentase 24% 7,08% Tidak 59,56% Tercapai 93,76% Tercapai 36,40% Tercapai
remaja putri Tercapai
mendapat
TTD (IM)
2 Persentase 80% 75,00 Tidak 77,30% Tidak 77,91% Tidak 77,00% Tidak
bayi usia % Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai
kurang dari 6
bulan
mendapat ASI
Eksklusif
41
3 Persentase 70% 34,90 Tidak 35,57% Tidak 42,56% Tidak 37,06% Tidak
balita yang % Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai
ditimbang
berat
badannya
4 Persentase 82,00% 38,73 Tidak 42,01% Tidak 44,60% Tidak 42,44% Tidak
balita yang % Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai
naik berat
badannya (N)
5 Persentase 87,00% 55,13 Tidak 53,84% Tidak 63,30% Tidak 56,81% Tidak
balita 6-59 % Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai
bulan
mendapat
kapsul
vitamin A
42
A. Persentase Remaja Putri Mendapat TTD (IM)
Prevalensi anemia di Indonesia pada perempuan usia 15 tahun keatas
sebesar 22,7%. Remaja yang menderita anemia akan mengalami gangguan
kehamilan jika tidak segera ditangani. Pemberian TTD pada remaja putri
(rematri) usia 12 – 18 tahun sebagai upaya pencegahan anemia sejak dini.
Pemberian TTD rematri yang diikuti dengan KIE gizi dan kesehatan diharapkan
akan memperbaiki masalah-masalah pada periode berikutnya. Perlu dilakukan
monitoring pemberian TTD, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan TTD pada
remaja putri. Dalam kegiatan ini, diasumsikan seluruh remaja putri wajib sekolah.
a. Definisi Operasional
1) Remaja Putri adalah remaja putri yang berusia 12 -18 tahun yang
bersekolah di SMP/SMA atau sederajat
2) TTD adalah tablet yang sekurangnya mengandung zat besi setara
dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan
oleh pemerintah maupun diperoleh secara mandiri
3) Remaja putri mendapat TTD adalah jumlah remaja putri yang
mendapat TTD secara rutin setiap minggu sebanyak 1 tablet.
4) Persentase remaja putri mendapat TTD adalah jumlah remaja putri
yang mendapat TTD secara rutin setiap minggu terhadap jumlah
remaja putri yang ada dikali 100%.
b. Ukuran Indikator
Kinerja dinilai baik jika presentase remaja putri mendapat dan
mengkonsumsi TTD sesuai target
Rumus:
43
Tabel 1.9 Jumlah remaja putri mendapat TTD Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih tahun 2021
JANUARI 0 0
FEBRUARI 0 0
APRIL 0 0
MEI 0 0
JULI 0 0
AGUSTUS 0 0
OKTOBER 0 0
NOPEMBER 0 0
44
Tabel 1.10 Persentase remaja putri mendapat TTD Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih tahun 2021
Bulan Target CPT (%) CPB (%) RWS (%) Kec (%)
JANUARI
FEBRUARI
APRIL
MEI
AGUSTUS
OKTOBER
NOPEMBER
45
B. Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan memiliki banyak manfaat
bagi bayi dan ibu. Manfaat bagi bayi diantaranya adalah perlindungan
terhadap infeksi gastrointestinal baik di negara berkembang dan di negara
industri. Menyusui meningkatkan IQ, kehadiran di sekolah, dan dikaitkan
dengan pendapatan yang lebih tinggi ketika kehidupan dewasa. Indikator ini
bertujuan untuk mengetahui penurunan persentase ASI Eksklusif
berdasarkan kelompok umur sehingga dapat merencanakan edukasi gizi pada
saat yang tepat bagi ibu hamil dan menyusui.
a. Definisi Operasional
1) Bayi usia kurang dari 6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 bulan 1
hari sampai 5 bulan 29 hari
b. Ukuran Indikator
Kinerja dinilai baik jika persentase bayi kurang dari 6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif sesuai target.
Rumus:
46
Tabel 1.11 Jumlah Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif
Wilayah Kecamatan Cempaka Putih tahun 2021
Jumlah bayi kurang dari 6 bulan Jumlah bayi kurang dari 6 bulan
JANUARI 0 0
MARET 0 0
APRIL 0 0
MEI 0 0
JUNI 0 0
JULI 0 0
AGUSTUS 32 40 21 93 38 48 26 112
SEPTEMBER 0 0
OKTOBER 0 0
NOPEMBER 0 0
DESEMBER 0 0
47
Tabel 1.12 Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat ASI
Eksklusif Wilayah Kecamatan Cempaka Putih tahun 2021
JANUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
80%
JULI
SEPTEMBER
OKTOBER
NOPEMBER
DESEMBER
48
a. Definisi Operasional
2) S Balita adalah jumlah seluruh sasaran (S) balita yang ada di suatu
wilayah.
b. Ukuran Indikator
Rumus :
Persentase
X 100%
Balita Jumlah balita ditimbang di suatu wilayah
% =
ditimbang Jumlah Balita yang ada
49
Jumlah balita ditimbang di suatu
Jumlah Balita yang ada
Bulan wilayah
50
CPT CPB RWS Kec
Bulan
(%) (%) (%) (%)
a. Definisi Operasional
51
4) Balita tidak ditimbang bulan lalu (O) adalah balita yang tidak
memiliki catatan hasil penimbangan bulan lalu
5) Balita baru (B) adalah balita yang baru datang ke posyandu dan
tidak terdaftar sebelumnya.
6) Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya adalah
jumlah balita yang naik berat berat badannya terhadap jumlah balita
yang ditimbang dikurangi balita tidak ditimbang bulan lalu dan
balita baru dikali 100%.
b. Ukuran Indikator
Kinerja dinilai baik jika persentase balita ditimbang yang naik berat
badannya sesuai dengan target.
Rumus :
52
Jumlah seluruh balita yang
Jumlah Balita yang BBnya Naik ditimbang – (balita tidak
Bulan ditimbang bulan lalu + balita baru)
MARET 12 28 39 79 22 45 49 116
53
CPT CPB RWS Kec
Bulan
(%) (%) (%) (%)
a. Definisi Operasional
1) Bayi umur 6-11 bulan adalah bayi umur 6-11 bulan yang ada di
suatu wilayah kabupaten/kota
2) Balita umur 12-59 bulan adalah balita umur 12-59 bulan yang
ada di suatu wilayah kabupaten/kota
54
3) Balita 6-59 bulan adalah balita umur 6-59 bulan yang ada di suatu
wilayah kabupaten/kota
b. Ukuran indikator:
Kinerja dinilai baik jika persentase balita 6-59 bulan mendapat Vitamin
A sesuai target.
Rumus:
Tabel 1.17 Jumlah balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih tahun 2021
JANUARI 0 0
55
MARET 132 1 37 170
APRIL 0 0
MEI 0 0
JUNI 0 0
JULI 0 0
OKTOBER 0 0
NOPEMBER 0 0
DESEMBER 0 0
Tabel 1.18 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih tahun 2021
JANUARI
FEBRUARI
41,1% 49,2% 56,1% 49,0%
MARET
APRIL 87%
MEI
JUNI
JULI
56
CPT CPB RWS Kec
Bulan
(%) (%) (%) (%)
AGUSTUS
55,1% 53,8% 63,3% 56,8%
SEPTEMBER
OKTOBER
NOPEMBER
DESEMBER
57
83,3%
6) Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada
kelurahan Rawasari periode Juli – Desember 2021 sebesar 80,8%
7) Cakupan balita yang ditimbang berat badannya pada kelurahan Cempaka
Putih Timur periode Juli – Desember 2021 sebesar 54,8%
8) Cakupan balita yang ditimbang berat badannya pada kelurahan Cempaka
Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 63,2%
9) Cakupan balita yang ditimbang berat badannya pada kelurahan Rawasari
periode Juli – Desember 2021 sebesar 57,6%
10) Cakupan balita yang naik berat badannya (N) pada kelurahan Cempaka
Putih Timur periode Juli – Desember 2021 sebesar 54,8%
11) Cakupan balita yang naik berat badannya (N) pada kelurahan Cempaka
Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 63,2%
12) Cakupan balita yang naik berat badannya (N) pada kelurahan Rawasari
periode Juli – Desember 2021 sebesar 57,6%
13) Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A pada kelurahan
Cempaka Putih Timur periode Juli – Desember 2021 sebesar 55,1%
14) Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A pada kelurahan
Cempaka Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 53,8%
15) Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A pada kelurahan
Rawasari periode Juli – Desember 2021 sebesar 63,3%
58
Timur periode Juli – Desember 2021 sebesar 7,1% kurang dari target 12%
2) Cakupan remaja putri mendapat TTD (IM) pada kelurahan Cempaka Putih
Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 59,6% lebih dari target 12%
3) Cakupan remaja putri mendapat TTD (IM) pada kelurahan Rawasari
periode Juli – Desember 2021 sebesar 93,8% lebih dari target 12%
4) Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada
kelurahan Cempaka Putih Timur periode Juli – Desember 2021 sebesar
84,2% lebih dari target 40%
5) Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada
kelurahan Cempaka Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar
83,3% lebih dari target 40%
6) Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada
kelurahan Rawasari periode Juli – Desember 2021 sebesar 80,8% lebih dari
target 40%
7) Cakupan balita yang ditimbang berat badannya pada kelurahan Cempaka
Putih Timur periode Juli – Desember 2021 sebesar 54,8% lebih dari target
35%
8) Cakupan balita yang ditimbang berat badannya pada kelurahan Cempaka
Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 63,2% lebih dari target
35%
9) Cakupan balita yang ditimbang berat badannya pada kelurahan Rawasari
periode Juli – Desember 2021 sebesar 57,6% lebih dari target 35%
10) Cakupan balita yang naik berat badannya (N) pada kelurahan Cempaka
Putih Timur periode Juli – Desember 2021 sebesar 54,8% lebih dari target
35%
11) Cakupan balita yang naik berat badannya (N) pada kelurahan Cempaka
Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 63,2% lebih dari target
35%
12) Cakupan balita yang naik berat badannya (N) pada kelurahan Rawasari
periode Juli – Desember 2021 sebesar 57,6% lebih dari target 35%
13) Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A pada kelurahan
59
Cempaka Putih Timur periode Juli – Desember 2021 sebesar 55,1% lebih
dari target 43,5%
14) Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A pada kelurahan
Cempaka Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 53,8% lebih
dari target 43,5%
15) Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A pada kelurahan
Rawasari periode Juli – Desember 2021 sebesar 63,3% lebih dari target
43,5%
60
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH
61
nilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu disebut dengan “Nominal Group
Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:
A. Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah dilakukan melalui diskusi dan
kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga
untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu
untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa
mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah
yang disepakati bersama.
B. Metode Delphi
Menetapkan prioritas masalah oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama. Para peserta diskusi diminta untuk
mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah
yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut dan menjadi
prioritas masalah.
62
4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan
tersebut. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor
yang diberikan adalah 1-5, yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai
baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari atas
ke bawah sesuai kolom masing-masing masalah dihitung nilai skor
akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai
prioritas masalah. Tetapi, metode ini juga memiliki kelemahan yaitu
hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga
sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
63
Sejauh mana ketersediaan teknologi, sarana atau SDM yang
efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
4. Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi perhatian
atau kekhawatiran masyarakat dan para politisi.
5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.
64
Kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan
adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka
greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara
pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan
target yang telah ditetapkan.
3) Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain di luar sektor kesehatan. Parameter penilaian
yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah
berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa
banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan
masalah tersebut.
4) Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah
seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang
digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding
dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan
bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran
untuk kegiatan tersebut.
5) Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin
diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat
penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian
terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah
mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat
dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang
concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga atau
organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan
65
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai
media.
2.2.1 Emergency
66
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan
oleh permasalahan tersebut.
Tabel 2.1 Penentuan Nilai Emergency berdasarkan Proxy
37,22 - 45,22 1
45,23 - 53,23 2
53,24 - 61,24 3
61,25 - 69,25 4
69,26 - 77,26 5
77,27 - 85,27 6
85,28 - 93,28 7
93,29 - 101,29 8
101,3 - 109,3 9
109,3 - 117,3 10
67
Tabel 2.2 Penilaian Emergency terhadap Program Gizi di Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih periode Juli-Desember 2021
68
No Daftar Masalah Capaian Target Proxy Nilai Skor
(%) (%) Proxy
69
Rawasari periode Juli –
Desember 2021 sebesar 57,6%
70
Barat periode Juli – Desember
2021 sebesar 53,8%
4,9 - 21, 25 1
21,26 - 37, 61 2
37,62 - 53, 97 3
71
Range (%) Nilai
53,98 - 70,33 4
70,34 - 81,8 5
Berikut ini merupakan tabel mengenai penilaian greatest member terhadap Program
Gizi di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih periode Juli-Desember 2021:
Tabel 2.4 Penilaian greatest member terhadap Program Gizi di Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih periode Juli-Desember 2021
72
No Daftar Masalah Capaia Target Selisih Skor
n (%) (%)
73
No Daftar Masalah Capaia Target Selisih Skor
n (%) (%)
74
Cempaka Putih Barat periode Juli –
Desember 2021 sebesar 53,8%
Tidak Ada 0
Ada 1
75
Tabel 2.6 Penilaian berdasarkan Luas Wilayah
< 2 km2 1
> 2 km2 2
1.000 - 5.000 1
5.001 - 10.000 2
10.001 - 15.000 3
15.001 - 20.000 4
20.001 - 25.000 5
25.001 - 30.000 6
30.001 - 35.000 7
35.001 - 40.000 8
40.001 - 45.000 9
> 45.001 10
76
Tabel 2.8 Penilaian Expanding Scope terhadap Program Gizi di Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih periode Juli - Desember 2021
77
pada kelurahan Cempaka Putih
Barat periode Juli – Desember
2021 sebesar 83,3%
78
Juli – Desember 2021 sebesar
54,8%
79
periode Juli – Desember 2021
sebesar 63,3%
2.2.4 Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan
sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan
kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk
kegiatan tersebut.
Tabel 2.9 Penentuan Nilai Feasibility berdasarkan Ketersediaan Tenaga Kerja
Tidak ada 1
Alat/Obat Tersedia 2
Tidak 1
Tersedia
80
Berikut ini merupakan tabel mengenai penilaian Feasibility terhadap Program Gizi
di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih periode Juli - Desember 2021 .
81
No Daftar Masalah Fasilitas Tenaga Kerja Skor
Alat/Obat Puskesmas
82
No Daftar Masalah Fasilitas Tenaga Kerja Skor
Alat/Obat Puskesmas
83
No Daftar Masalah Fasilitas Tenaga Kerja Skor
Alat/Obat Puskesmas
2.2.5 Policy
Parameter Skor
Penyuluhan Ada 2
84
Tidak 1
Tabel 2.13 Penilaian Policy terhadap parameter media Program Gizi di Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih periode Juli - Desember 2021
Parameter Skor
Ada 2
Media (Cetak dan /
Elektronik
Tidak 1
Parameter Skor
Ada 2
Kebijakan Pemerintah
(Nasional dan / Daerah)
Tidak 1
Berikut ini merupakan tabel mengenai penilaian Policy terhadap terhadap Program
Gizi di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih periode Juli - Desember 2021.
85
Tabel 2.15 Penilaian Policy terhadap Program Gizi di Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih periode Juli - Desember 2021.
1. Cakupan remaja
putri 2 2 2 6
mendapat TTD (IM) pada
kelurahan Cempaka Putih
Timur periode Juli –
Desember 2021 sebesar 7,1%
2. Cakupan remaja
putri 2 2 2 6
mendapat TTD (IM) pada
kelurahan Cempaka Putih
Barat periode Juli –
Desember 2021 sebesar
59,6%
3. Cakupan remaja
putri 2 2 2 6
mendapat TTD (IM) pada
kelurahan Rawasari periode
Juli – Desember 2021
sebesar 93,8%
86
No Daftar Masalah Penyuluhan Media Kebijakan Skor
7. Cakupan balitayang 2 2 2 6
ditimbang berat badannya
pada kelurahan Cempaka
Putih Timur periode Juli –
Desember 2021 sebesar
54,8%
8. Cakupan balitayang 2 2 2 6
ditimbang berat badannya
pada kelurahan Cempaka
Putih Barat periode Juli –
Desember 2021 sebesar
63,2%
87
No Daftar Masalah Penyuluhan Media Kebijakan Skor
9. Cakupan balita
yang 2 2 2 6
ditimbang berat badannya
pada kelurahan Rawasari
periode Juli – Desember
2021 sebesar 57,6%
88
pada kelurahan Cempaka
Putih Timur periode Juli –
Desember 2021 sebesar
55,1%
89
Tabel 2.16 Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 1 - MS 5 di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih periode
Juli - Desember 2021.
N BN N BN N BN N BN N BN
1. emergency 5 2 10 6 30 10 50 5 25 5 25
2. greatest member 4 1 4 3 12 5 20 3 12 3 12
3. expanding scope 3 8 24 10 30 7 21 8 24 10 30
4. feasibility 2 4 8 4 8 4 8 4 8 4 8
5. policy 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Total 62 86 115 75 91
90
Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 6 - MS 10 di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih periode
Juli - Desember 2021.
N BN N BN N BN N BN N BN
1. emergency 5 4 20 1 5 2 10 1 5 1 5
2. greatest member 4 3 12 3 12 2 8 2 8 1 4
3. expanding scope 3 7 21 8 24 10 30 7 21 8 24
4. feasibility 2 4 8 4 8 4 8 4 8 4 8
5. policy 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Total 67 55 62 48 47
91
Tabel 2.18 Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 11 - MS 15 di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih periode
Juli - Desember 2021.
N BN N BN N BN N BN N BN
1. emergency 5 2 10 1 5 1 5 1 5 2 10
2. greatest member 4 2 8 2 8 1 4 1 4 1 4
3. expanding scope 3 10 30 7 21 8 24 10 30 7 21
4. feasibility 2 4 8 4 8 4 8 4 8 4 8
5. policy 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Total 58 48 47 53 49
Keterangan :
Bobot 4 : Masalah penting diprioritaskan
Bobot 3 : Masalah cukup penting diprioritaskan
92
Bobot 2 : Masalah tidak terlalu penting diprioritaskan
Bobot 1 : Masalah tidak penting diprioritaskan
N : Nilai
NB : Nilai bobot
93
2.3 Prioritas Masalah Terpilih
Berdasarkan perhitungan Tabel 2.16, 2.17, 2.18 diatas, didapatkan prioritas
masalah hasil perhitungan skoring MCUA dengan nilai tertinggi yaitu sebagai
berikut:
1) Cakupan remaja putri mendapat TTD (IM) pada kelurahan Rawasari periode
Juli – Desember 2021 sebesar 93,8% dengan skor 115.
2) Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada
kelurahan Cempaka Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 83,3%
dengan skor 91
Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output.
Pada proses, menurut George R. Terry, terdiri dari:
1. Planning (Perencanaan): Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan
tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk
pencapaiannya
94
2. Organizing (Pengorganisasian): Rangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi
3. Actuating (Pelaksanaan): Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu
bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan
keterampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.
4. Controlling (Monitoring): Proses untuk mengamati secara terus- menerus
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
5. Faktor lain yang dapat mempengaruhi proses berjalannya suatu program yaitu:
6. Environment (Lingkungan): Aspek yang ada di luar manajemen Puskesmas
yang bisa mengalihkan program, tetapi Puskesmas tidak dapat mengintervensi.
95
Diagram 2.1 Fishbone Masalah Cakupan Remaja Putri Mendapat TTD (IM) Pada Kelurahan Rawasari Periode Juli -
Desember 2021
96
Diagram 2.2 Fishbone Masalah Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada kelurahan Cempaka Putih
Barat periode Juli – Desember 2021
97
2.5 Mencari Penyebab Masalah Yang Paling Dominan
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang paling dominan.
Dari dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa
atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi
dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari
akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling
dominan.
Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang
apabila diselesaikan dapat menyelesaikan sebagian besar permasalahan yang ada.
Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan adalah dengan cara diskusi,
argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup.
Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program gizi
di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih Periode Juli – Desember 2021.
98
Pandemi COVID-19
b. Actuating
Terdapat peserta yang berdomisili di luar wilayah kerja
c. Controlling
Banyaknya program kerja
d. Planning
Tidak ada penyesuaian target dari tahun sebelumnya
3. Penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:
a. Environment
Pandemi COVID-19
99
namun tidak berdomisili di Cempaka Putih
c. Controlling
Banyaknya perantau dari luar daerah yang tinggal di wilayah Cempaka Putih
d. Planning
Tidak ada penyesuaian target dari tahun sebelumnya
3. Penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:
a. Environment
Meningkatnya kasus pandemi COVID-19 di Jakarta
Dari enam akar penyebab masalah yang paling mungkin, diperoleh penyebab yang
paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut :
1. Kurangnya koordinasi dengan kelurahan setempat (method)
2. Banyak ibu-ibu yang tinggal di daerah Cempaka Putih dan memiliki balita,
namun tidak berdomisili di Cempaka Putih (actuating)
100
BAB III
101
Kecamatan Cempaka Putih berdasarkan data yang berasal dari sekolah dan
disesuaikan dengan domisili.
3.1.1. Penetapan Alternatif pada Masalah Cakupan bayi usia kurang dari 6
bulan mendapat ASI Eksklusif pada kelurahan Cempaka Putih Barat periode
Juli – Desember 2021 sebesar 83,3% lebih dari target 40%.
102
Alternatif 1 (AL – 1): Melakukan pendataan digital untuk setiap warga di
wilayah Cempaka Putih dengan dibantu oleh kader tiap kelurahan
1) Mudah dilaksanakan.
2) Murah biayanya.
103
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling mungkin
diselesaikan dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang sulit
diselesaikan dengan sempurna.
AL-1 AL-2
N BN N BN
1. Mudah dilaksanakan 4 3 12 3 12
2. Murah biayanya 3 4 12 2 6
Total 32 26
104
Keterangan:
AL-1 AL-2
N BN N BN
1. Mudah dilaksanakan 4 2 8 1 4
105
AL-1 AL-2
N BN N BN
2. Murah biayanya 3 4 12 1 3
Total 24 17
Keterangan:
106
pendataan dan pendistribusian TTD dengan skor 17
Tabel 3.3 MCUA alternatif pemecahan masalah method pada Cakupan bayi
usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada kelurahan Cempaka
Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 83,3% lebih dari target
40%.
AL-1 AL-2
No. Parameter Bobot
N BN N BN
1. 4 2 8 2 8
Mudah dilaksanakan
2. 3 3 9 1 3
Murah biayanya
3. 2 3 6 3 6
Waktu penerapannya sampai masalah
terpecahkan tidak terlalu lama
4. 1 3 3 4 4
Dapat memecahkan masalah dengan
sempurna
Total 26 21
Keterangan:
107
Berikut prioritas alternatif pemecahan masalah berdasarkan hasil
perhitungan dengan metode MCUA:
AL-1 AL-2
No. Parameter Bobot
N BN N BN
1. 4 4 16 2 8
Mudah dilaksanakan
2. 3 4 12 3 9
Murah biayanya
3. 2 3 6 3 6
Waktu penerapannya sampai masalah
terpecahkan tidak terlalu lama
4. 2 2 4 4 8
Dapat memecahkan masalah dengan
sempurna
Total 38 31
108
Keterangan:
109
BAB IV
RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMECAHAN MASALAH
4.1.1 Cakupan remaja putri mendapat TTD (IM) pada kelurahan Rawasari
periode Juli – Desember 2021 sebesar 93,8% lebih dari target 12%
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari cakupan remaja putri
mendapat TTD (IM) pada kelurahan Rawasari periode Juli – Desember 2021
sebesar 93,8% lebih dari target 12% dengan final score 115 seperti dalam BAB II,
maka rencana kegiatan yang akan dilakukan yaitu:
110
Tabel 4.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan remaja putri mendapat TTD (IM) pada kelurahan Rawasari
periode Juli – Desember 2021 sebesar 93,8% lebih dari target 12%
No. Alternatif Pemecahan Rencana Kegiatan Target Volume Rincian Total Waktu Tempat Penanggung
Masalah Kegiatan Biaya Biaya Jawab
1. Melakukan pendataan Membuat google form Seluruh remaja 2x/tahun - - Setiap 6 Di setiap Penanggung
menggunakan sistem untuk setiap remaja putri di bulan sekolah di Jawab
digital untuk remaja putri yang bersekolah Kecamatan Kecamatan Program Gizi
yang akan menerima dan berdomisili di Cempaka Putih Cempaka
pemberian TTD di wilayah Kecamatan Putih
wilayah kerja Cempaka Putih
Kecamatan Cempaka
Putih berdasarkan data
yang berasal dari
sekolah dan disesuaikan
dengan domisili
2. Menentukan jumlah Berkoordinasi dengan Kader dan PJ 1x/tahun Konsumsi Rp Januari Di Kepala
capaian target sesuai kader dan bagian gizi Gizi @100.000 1.000. Puskesmas Bagian Gizi
dengan hasil pendataan di Puskesmas Puskesmas di x 10 000/ Kecamatan Puskesmas
jumlah remaja putri Kelurahan untuk setiap kali Cempaka Kecamatan
yang berdomisili di mengevaluasi program kelurahan Putih Cempaka
Kecamatan Cempaka sebelumnya dan wilayah kerja Putih
Putih menyesuaikan target Cempaka Putih
111
4.1.2 Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada kelurahan Cempaka Putih Barat periode Juli –
Desember 2021 sebesar 83,3% lebih dari target 40%.
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada
kelurahan Cempaka Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 83,3% lebih dari target 40% dengan final score 91 seperti dalam
BAB II, maka rencana kegiatan yang akan dilakukan yaitu:
Tabel 4.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada
kelurahan Cempaka Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 83,3% lebih dari target 40%.
No. Alternatif Pemecahan Rencana Kegiatan Target Volume Rincian Total Waktu Tempat Penanggung
Masalah Kegiatan Biaya Biaya Jawab
1 Pertemuan rutin setiap RT, RW, dan 1x/3 bulan Konsumsi Rp Januari Di Kepala
Mengadakan 3 bulan sekali dengan kader @100.000 1.000. Puskesmas Bagian Gizi
pertemuan di kelurahan di dampingi oleh RT, kelurahan x 10 000/ Kecamatan Puskesmas
RW, dan kader di kali Cempaka Kecamatan
setiap 3 bulan sekali setiap keluragan Putih Cempaka
dengan tetap Putih
membatasi jumlah
orang yang datang dan
tetap memberlakukan
protokol kesehatan
112
Alternatif Pemecahan
Volume Rincian Total Penanggung
No. Rencana Kegiatan Target Waktu Tempat
Masalah Kegiatan Biaya Biaya Jawab
113
4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah
Setelah Menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun
berdasarkan rencana usulan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah Cakupan remaja putri mendapat TTD (IM) pada kelurahan Rawasari
periode Juli – Desember 2021 sebesar 93,8% lebih dari target 12%.
Bulan
No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022
Melakukan pendataan
menggunakan sistem digital
untuk remaja yang akan
menerima pemberian TTD di
1. wilayah kerja Kecamatan X X
Cempaka Putih berdasarkan
data yang berasal dari sekolah
dan disesuaikan dengan
domisili
114
Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada
kelurahan Cempaka Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar 83,3% lebih dari target 40%.
Bulan
No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2023 2023 2023 2023 2023 2023 2023 2023 2023 2023 2023 2023
Mengadakan pertemuan
di kelurahan setiap 3
bulan sekali dengan
Melakukan pendataan
2. X X
digital untuk setiap
115
warga di wilayah
Cempaka Putih dengan
dibantu oleh RT dan
RW tiap kelurahan
dengan skor
116
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melewati berbagai tahapan proses maka didapatkan program Gizi di
Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Putih yang dievaluasi yaitu dengan 7 masalah
yang teridentifikasi melalui identifikasi dan justifikasi sehingga didapatkan 2 (dua)
prioritas masalah pada periode waktu Juli - Desember 2021 yaitu:
A. Cakupan remaja putri mendapat TTD (IM) pada kelurahan Rawasari
periode Juli – Desember 2021 sebesar 93,8% lebih dari target 12%
B. Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada
kelurahan Cempaka Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar
83,3% lebih dari target 40%
Selanjutnya kedua prioritas masalah diatas dicari akar penyebab masalah yang
paling dominan setelah dilakukan diskusi, argumentasi dan justifikasi maka dapat
disimpulkan akar penyebab masalah yang dominan dari kedua prioritas masalah
sebagai berikut:
A. Cakupan remaja putri mendapat TTD (IM) pada kelurahan Rawasari
periode Juli – Desember 2021 sebesar 93,8% lebih dari target 12%
Dari tujuh akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan
akar masalah sebagai berikut:
1. Penyaringan data kurang maksimal (method)
2. Tidak ada penyesuaian target dari tahun sebelumnya (planning)
Alternatif solusi:
1. Menggunakan sistem digital dalam pendataan remaja yang akan
menerima pemberian TTD di wilayah kerja Kecamatan Cempaka
Putih berdasarkan data yang berasal dari sekolah dan disesuaikan
dengan domisili
2. Menentukan jumlah capaian target sesuai dengan jumlah remaja putri
117
di Kecamatan Cempaka Putih
B. Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif pada
kelurahan Cempaka Putih Barat periode Juli – Desember 2021 sebesar
83,3% lebih dari target 40%
Dari enam akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan
akar masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya koordinasi dengan kelurahan setempat (method)
2. Banyak ibu-ibu yang tinggal di daerah Cempaka Putih dan memiliki
balita, namun tidak berdomisili di Cempaka Putih (actuating)
Alternatif solusi:
5.2 Saran
Berdasarkan permasalahan program Gizi di Puskesmas Cempaka Putih bulan Juli -
Desember 2021, maka disarankan atau direkomendasikan kepada Puskesmas
Cempaka Putih sebagai berikut:
A. Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Remaja Putri Mendapat TTD (IM)
pada Kelurahan Rawasari dan Kelurahan Cempaka Putih Barat periode Juli –
Desember 2021
1. Membuat google form untuk setiap remaja putri yang bersekolah dan
berdomisili di wilayah Kecamatan Cempaka Putih
2. Berkoordinasi dengan kader dan bagian gizi di Puskesmas Kelurahan
untuk mengevaluasi program sebelumnya dan menyesuaikan target
B. Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapat ASI Eksklusif pada kelurahan Cempaka Putih Barat periode Juli –
Desember 2021
118
1. Pertemuan rutin setiap 3 bulan sekali dengan di dampingi oleh RT, RW,
dan kader di setiap keluragan
119
DAFTAR PUSTAKA
120