“ABSES HEPAR”
I. KONSEP MEDIS
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI HEPAR
5. Tomografi
Melihat kelainan di daerah posterior dan superior, tetapi tidak
dapat melihat integritas diafragma
6. Pemeriksaan serologi
Menunjukkan sensitifitas yang tinggi terhadap kuman.
7. Abdominal CT Scan Pada abdominal CT Scan abses hepar
dapat ditemukan keadaan sebagai berikut.
I. KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Komplikasi yang paling sering adalah berupa ruptur abses sebesar 5
– 15,6%, perforasi abses ke berbagai organ tubuh seperti ke pleura, paru,
perikardium, usus, intraperitoneal atau kulit. Kadang-kadang dapat terjadi
superinfeksi, terutama setelah aspirasi atau drainase.
Prognosis dari abses hepar ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal
yaitu:
1. Virulensi parasit
2. Status imunitas dan keadaan nutrisi penderita
3. Usia penderita, lebih buruk pada usia tua
4. Cara timbulnya penyakit, tipe akut mempunyai prognosa lebih buruk
letak dan jumlah abses, prognosis lebih buruk bila abses di lobus kiri
atau multiple. Sejak digunakan pemberian obat seperti emetine,
metronidazole, dan kloroquin, mortalitas menurun secara tajam. Sebab
kematian biasanya karena sepsis atau sindrom hepatorenal
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesis
a) Identitas pasien
Meliputi nama, usia / tanggal lahir, jenis kelamin, agama, suku /
bangsa, status perkawinan, pekerjaan, No. RM, tanggal masuk RS,
tanggal pengkajian.
b) Penanggung Jawab
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan klien
c) Riwayat kesehatan saat ini
Meliputi alasan kunjungan / keluhan utama, faktor pencetus, kualitas
keluhan, lamanya keluhan, timbulnya keluhan, upaya yang dilakukan
untuk mengatasinya.
d) Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang
mendukung terjadinya abses hepar seperti infeksi bakteri di dalam
perut, luka tusuk yang mengenai hepar, infeksi dari bagian tubuh lain
yang terbawa oleh aliran darah.
e) Riwayat kesehatan keluarga
Dilakukan pengkajian pada anggota keluarga apakah pernah menderita
penyakit yang sama atau tidak.
2. Riwayat psikososial
a. Pola konsep diri
b. Pola kognitif
c. Pola koping
d. Pola interaksi
3. Riwayat spiritual
4. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum klien
b) Tanda-tanda vital
c) System pernapasan
d) System cardiovaskuler
e) System pencernaan
f) System indera
g) System saraf
h) System muskulo skeletal
i) System integument
j) System endokrin
k) System perkemihan
l) System reproduksi
m) System imun
5. Pemeriksaan diagnostic
6. Terapi saat ini
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik (Prosedur Operasi)
2. Hipertermi Berhubungan Dengan Proses Penyakit (Infeksi)
3. Defisit Nutrisi Berhunungan Dengan Ketidakmampuan Menelan Makanan
4. Pola Nafas Tidak Efektif Berhubungan Dengan Kecemasan
5. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan
6. Ansietas Berhubungan Dengan Krisis Situasional, Kekhawatiran Mengalami Kegagalan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA SLKI SIKI
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri (I.08238)
keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan nyeri akut menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan kriteria hasil : kualitas, intensitas nyeri
Tingkat Nyeri (L.08066) 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun Terapeutik
2. Meringis menurun 3. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Gelisah menurun (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
4. Frekuensi nadi membaik (60-100 4. Fasilitasi istirahat dan tidur
x
/i ) Edukasi
5. Pola napas membaik (12-20 x/i ) 5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
6. Tekanan darah membaik (110- rasa nyeri
120 / 60-80 mmHg) Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Hipertermi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hipertermi (I.15506)
keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan hipertermi menurun 1. Identifikasi penyebab hipertermia (dehidrasi,
dengan kriteria hasil : terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator)
Termoregulasi (L.14134) 2. Monitor suhu tubuh
1. Menggigil menurun Terapeutik
2. Suhu tubuh membaik (36- 1. Lakukan pendinginan eksternal (selimut
37,40C) hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
3. Tekanan darah membaik (110- dada, abdomen, aksila)
120 / 60-80 mmHg) 2. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
3. Defisit Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi (I.03119)
Nutrisi keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan defisit nutrisi membaik 1. Identifikasi status nutrisi
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi makanan yang disukai
Status Nutrisi (L.03030) 3. Monitor asupan makanan
1. Poris makan yang dihabiskan Terapeutik
meningkat 4. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
2. Nafsu makan membaik sesuai
Edukasi
5. Anjurkan posisi duduk jika mampu
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, antiemetic), jika perlu
4. Pola Napas Setelah dilakukan intervensi Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Tidak Efektif keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan pola napas tidak efektif 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
membaik dengan kriteria hasil : napas)
Pola Napas (L.01004) 2. Monitor bunyi napas tambahan (gurgling, mengi,
1. Penggunaan otot bantu napas wheezing, ronkhi kering)
menurun Terapeutik
2. Frekuensi pernapasan membaik 1. Posisikan semi-fowler atau fowler
(12-20 x/i ) 2. Berikan minum hangat
3. Kedalaman napas membaik Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
5. Intoleransi Setelah dilakukan intervensi Manajemen Energi (I.05178)
Aktivitas keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan intoleransi aktivitas 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
meningkat dengan kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
Toleransi Aktivitas (L.05047) 2. Monitor pola dan jam tidur
1. Keluhan lelah menurun 3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
2. Perasaan lemah menurun melakukan aktivitas
3. Frekuensi napas membaik Terapeutik
4. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
stimulus
Edukasi
5. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
6. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
6. Ansietas Setelah dilakukan intervensi Reduksi Ansietas (I.09314)
keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan ansietas menurun 1. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
dengan kriteria hasil : 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
Tingkat Ansietas (L.09093) nonverbal)
1. Perilaku gelisah menurun Terapeutik
2. Keluhan pusing menurun 1. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
3. Pola tidur membaik memungkinkan
2. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Edukasi
1. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,
jika perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu