Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education

Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2020


e-ISSN : 2614-6088
p-ISSN : 2620-732X
DOI: https://doi.org/10.31539/judika.v3i1.1242

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS


DISCOVERY LEARNING

Nur Fitriyana1, Lucy Asri Purwasi2


STKIP PGRI Lubuklinggau1,2
asripurwasi@gmail.com2

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan LKS berbasis discovery
learning yang valid, praktis dan efektif. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan dengan menggunakan modifikasi dari model pengembangan
perangkat pembelajaran 4-D (Four D-Models), terdiri dari pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).
Instrumen penelitian ini adalah lembar validasi LKS, lembar kepraktisan, lembar
kerja siswa dan lembar efektifitas LKS. Beberapa tahapan dalam penelitian ini
terdiri dari tahap studi pengembangan dan tahap evaluasi untuk menguji
keefektifan dan menguji kelayakan lembar kerja siswa baru untuk digunakan
dalam pembelajaran. Hasil penelitian kategori kevalidan diperoleh rata-rata
sebesar 3,7 dengan kategori valid. Pada kategori kepraktisan LKS yang
dikembangkan berdasarkan penilaian siswa dengan rata-rata sebesar 3,83 dan
berdasarkan penilaian guru sebesar 3,63 dengan berada pada kategori praktis.
Hasil efektivitas pembelajaran diperoleh ketercapaian aktivitas guru dengan rata-
rata sebesar 4,37 dengan kategori aktif. Untuk pengamatan aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung diperoleh rata-rata sebesar 3,73 dengan kategori berada
pada kriteria aktif. Simpulan, pengembangan LKS berbasis discovery learning
dikategorikan valid, praktis dan efektif digunakan oleh siswa pada materi bangun
ruang sisi datar, kubus dan balok.

Kata kunci: Pengembangan, LKS, dan Discovery learning.

ABSTRACT
The purpose of this study is to produce discovery learning based on valid,
practical and effective discovery. This research is a research development using a
modification of the development model of 4-D (Four D-Models) learning tools,
consisting of defining, designing, developing, and disseminating. The instruments
of this study were the worksheet validation sheets, practical sheets, student
worksheets and worksheet effectiveness sheets. Some stages in this research
consist of the development study phase and the evaluation phase to test the
effectiveness and test the feasibility of new student worksheets for use in learning.
Validity category research results obtained an average of 3.7 with a valid
category. In the practicality category the worksheets were developed based on
student assessments with an average of 3.83 and based on teacher ratings of 3.63
by being in the practical category. The results of the effectiveness of learning
obtained by the achievement of teacher activity with an average of 4.37 with
active categories. For observations of student activities during learning takes

1
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(1): 17-

place an average of 3.73 with the category is in active criteria. In conclusion, the
development of Discovery Learning based on LKS is categorized as valid,
practical and effective to be used by students in building material on flat sides,
cubes and beams.

Keywords: Development, Worksheet, and Discovery Learning.

PENDAHULUAN curiosity through scientific learning


Matematika sangat berperan and also want to improve rankings.
penting dalam perkembangan Ilmu Maksudnya adalah berdasarkan dasar
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). pengembangan kurikulum 2013,
Menyadari akan peranan dan dapat dilihat bahwa tema atau tujuan
konstribusi matematika, maka telah pengembangan dan implementasi
banyak usaha yang dilakukan oleh kurikulum 2013 adalah untuk
pemerintah untuk meningkatkan menciptakan sumber daya manusia
kualitas bidang pendidikan dan Indonesia yang mampu berpikir
mencari solusi permasalahan. Telah kreatif, kritis, produktif,
banyak usaha yang dilakukan meningkatkan karakter bangsa,
pemerintah, diantaranya adalah mengembangkan sikap ingin tahu
meningkatkan kualitas guru dengan melalui pembelajaran ilmiah dan juga
diadakannya seminar-seminar, ingin meningkatkan peringkat.
mengembangkan dan memperbaharui Implementasi kurikulum 2013,
kurikulum, perbaikan sarana dan para guru dituntut untuk
prasarana pendidikan di sekolah- meningkatkan kemampuan/
sekolah, dan memberikan kesempatan kompetensi yang dimiliki dalam
kepada guru untuk mengikuti pembelajaran. Salah satu kompetensi
pendidikan lanjut (Hendri & Kenedi, tersebut tercantum dalam Peraturan
2018). Kurikulum yang berlaku saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
ini adalah kurikulum 2013 atau lebih Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar
dikenal dengan K-13. Kurikulum Proses Pendidikan Dasar dan
2013 dipandang pemerintah mampu Menengah, yang antara lain mengatur
memenuhi kompetensi yang tentang perencanaan pembelajaran
dibutuhkan untuk abad 21 yang yang mensyaratkan bagi guru pada
dikenal sebagai abad ilmu satuan pendidikan untuk
pengetahuan dan knowledge-based mengembangkan Rencana
society (Mastur, 2017). Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Menurut Saputra & Sukmawati, termasuk semua komponen
(2019) “Based on the basis of didalamnya. Salah satu komponen
developing the 2013 curriculum, it dalam RPP adalah sumber belajar
can be seen that the theme or purpose atau bahan ajar berupa lembar kerja
of developing and implementing the siswa (Norsanty & Chairani, 2016).
2013 curriculum is to create Menurut Hamdani (2011)
Indonesian human resources who are Lembar kerja siswa (LKS) merupakan
able to think creatively, critically, salah satu jenis alat bantu
productively, improve the character pembelajaran. Secara umum LKS
of the nation, develop an attitude of merupakan pelengkap atau sarana

1
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(1): 17-

pendukung pelaksanaan rencana siswa dalam belajar, sehingga


pembelajaran. LKS berisi tugas dan diperlukannya pengembangan LKS
langkah-langkah yang menuntun yang mendukung, dan (3) minimnya
siswa mengelola pola pikir secara minat siswa untuk aktif dalam belajar
terarah. Peran guru sebagai fasilitator matematika. Menurut Estuningsih, et
dapat dimaksimalkan. Keberhasilan al., (2013) LKS konvensional
proses pembelajaran matematika di merupakan LKS yang dibuat untuk
kelas dapat dicapai secara optimal mencapai suatu tujuan pembelajaran
salah satunya melalui penggunaan tertentu tanpa mengetahui
bahan ajar berupa LKS yang sesuai karakteristik peserta didik secara
dengan karakteristik atau kebutuhan khusus karena LKS konvensional
siswa sehingga mampu mengatasi dibuat dengan pertimbangan kondisi
kesulitan-kesulitan siswa (Purwasi & peserta didik secara umum. LKS
Fitriyana, 2019). seperti ini tidak memberikan
Prastowo (2011) pengalaman belajar bagi siswa dan
mengungkapkan bahwa banyak tidak mendorong keaktifan siswa
pendidik yang menggunakan LKS dalam belajar, sehingga
konvensional yaitu LKS yang tinggal diperlukannya pengembangan LKS
pakai, tinggal beli, instan, serta tanpa yang mendukung. LKS yang
menyiapkan dan menyusun sendiri. dikembangkan diharapkan dapat
LKS tersebut tidak kontekstual, tidak melatih kemandirian siswa untuk
menarik, monoton dan tidak sesuai menemukan, menerapkan dan
kebutuhan siswa. Penggunaan LKS memperdalam konsep matematika.
yang belum mengoptimalkan LKS yang dikembangkan diharapkan
keikutsertaan siswa merupakan salah dapat melatih kemandirian siswa
satu penyebab kurang untuk menemukan, menerapkan dan
memaksimalkan siswa memahami memperdalam konsep matematika.
sebuah konsep pembelajaran. Hal itu Karakteristik Siswa Menengah
membuat siswa merasa bosan Pertama, siswa dapat menemukan
mengikuti proses pembelajaran, konsep melalui bimbingan dan arahan
sehingga proses pembelajaran dari guru karena pada umumnya
menjadi tidak efektif dan tidak sebagian besar siswa masih
efisien. membutuhkan konsep dasar untuk
Berdasarkan pengamatan dan dapat menemukan sesuatu. Siswa
wawancara dengan guru mata dapat mengolah dan mengkonstruksi
pelajaran matematika, diperoleh hasil: pengetahuan mereka sendiri,
(1) materi bangun ruang sisi datar sedangkan guru membimbing mereka
masih kurang dipahami oleh sebagian ke arah yang tepat. Gaya pengajaran
siswa, terutama dalam menentukan yang demikian oleh Gagne (Hamalik,
luas permukaan dan volume, (2) LKS 2008) disebut discovery learning atau
yang digunakan adalah LKS penemuan terbimbing.
konvensional yaitu LKS yang dibeli Menurut Putra & Syarifuddin
melalui penerbit yang datang ke (2019) dalam penerapannya,
sekolah. LKS seperti ini tidak pembelajaran dengan penemuan
memberikan pengalaman belajar bagi terbimbing membutuhkan perangkat
siswa dan tidak mendorong keaktifan pembelajaran yang didasarkan pada

1
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(1): 17-

karakteristik dan langkah-langkah siswa dalam proses pembelajaran dan


penemuan terbimbing sebagai guru mampu mengelolah
pendukung terlaksananya pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran penemuan terbimbing. metode discovery learning dengan
Bruner (Effendi, 2012) skala penilaian sangat baik.
mengemukakan bahwa belajar dengan Berdasarkan permasalahan yang
model discovery learning dapat di uraikan melandasi penulis untuk
membantu siswa untuk berusaha melakukan penelitian lebih lanjut
mencari pemecahan masalah dan tentang Pengembangan Lembar Kerja
menghasilkan pengetahuan yang Siswa (LKS) matematika berbasis
benar-benar bermakna bagi siswa. Discovery Learning. Adapun tujuan
Menurut Prasad (2011), Discovery dalam penelitian ini adalah
learning memberikan siswa menghasilkan lembar kerja siswa
kesempatan untuk terlibat aktif dalam berbasis discovery learning Kelas
proses belajar mengajar. VIII SMP Negeri Megang Sakti yang
Menurut Hosnan (2014), memenuhi kriteria valid, praktis dan
karakteristik discovery Learning efektif digunakan oleh siswa.
adalah (1) mengeksplorasi dan
memecahkan masalah untuk METODE PENELITIAN
membuat, menggabungkan, dan Jenis penelitian yang
menggeneralisasi pengetahuan; (2) dilakukan adalah penelitian dan
berpusat pada siswa; (3) kegiatan pengembangan (Research and
untuk menggabungkan pengetahuan Development / R & D). Prosedur
baru dan pengetahuan yang ada. penelitian pengembangan ini
Berdasarkan penelitian Yuliani, dimodifikasi dari model
et al. (2018) menyatakan bahwa “The pengembangan perangkat
guided discovery-based worksheet is pembelajaran 4-D yang
effective to improve students' dikembangkan oleh S. Thiagarajan,
mathematical creative thinking Dorothy S. Semmel & Melvyn
ability. This can be seen from the (Trianto, 2009).
improvement of mathematical Modifikasi yang dilakukan
creative thinking ability using the adalah penyederhanaan model dari
guided discovery-based worksheet in empat tahap menjadi tiga tahap, yaitu
the medium category”. Maksudnya pendefinisian (define), perancangan
adalah LKS berbasis penemuan (design), dan pengembangan
terbimbing efektif untuk (develop). Setiap proses
meningkatkan kemampuan berpikir pengembangan melibatkan subjek uji
kreatif matematis siswa. Hal ini dapat coba yang berbeda.
dilihat dari peningkatan kemampuan Subjek penelitian
berpikir kreatif matematis pengembangan pada tahapan uji ahli
menggunakan lembar kerja berbasis terdiri atas tiga orang para ahli.
discovery learning dalam kategori Selanjutnya subjek penelitian pada
sedang. Selanjutnya Alam & Razak tahap uji coba terbatas adalah 10
(2018) menyatakan bahwa orang siswa, serta subjek uji coba di
pembelajaran discovery learning kelas penelitian yang sesungguhnya
dapat mengoptimalkan keaktifan yaitu 22 orang siswa Kelas VIII SMP

2
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(1): 17-

Negeri Megang Sakti. Instrumen HASIL PENELITIAN


penelitian terdiri dari lembar angket Produk Akhir dalam
kevalidan, lembar angket kepraktisan, penelitian ini adalah menghasilkan
dan lembar keefektifan yang terdiri LKS berbasis discovery learning yang
dari Lembar Pengamatan Aktivitas valid, praktis dan efektif.
Siswa dan Guru, Lembar Angket
Respon Siswa, dan Lembar Tes Hasil Analisis Lembar Kevalidan
Belajar. Tahap pengembangan LKS Penilaian validator terhadap
dalam penelitian ini adalah sebagai LKS berbasis discovery learning
berikut. meliputi beberapa aspek, yaitu
format/konstruksi, bahasa, dan isi.
Tahap Pendefinisian (Define) Berdasarkan validasi LKS
Tujuan tahap pendefinisian berbasis discovery learning yang
adalah mendefinisikan kebutuhan- dilakukan oleh ketiga para ahli
kebutuhan pembelajaran dengan (validator) diperoleh rata-rata sebesar
menganalisis tujuan dan batasan 3,7 dengan kategori valid. Hasil
materi luas permukaan dan volume kepraktisan LKS yang dikembangkan
bagun ruang kubus dan balok. Pada berdasarkan penilaian guru sebesar
tahap pendefinisian lima kegiatan 3,63 dengan kategori praktis. Hasil
yang dilakukan, yaitu 1) analisis kepraktisan LKS yang dikembangkan
awal-akhir, 2) analisis kebutuhan berdasarkan penilaian siswa dengan
siswa, 3) analisis konsep, 4) analisis rata-rata sebesar 3,83 dengan kategori
tugas, dan 5) spesifikasi tujuan praktis. Hasil efektivitas
pembelajaran. pembelajaran discovery learning
diperoleh ketercapaian aktivitas guru
Tahap Perancangan (Design) selama pembelajaran berlangsung
Tujuan dari tahap perancangan dengan rata-rata sebesar 4,37 dengan
adalah merancang LKS berbasis kategori aktif. Untuk pengamatan
discovery learning, sehingga aktivitas siswa selama pembelajaran
diperoleh prototype LKS draf I. berlangsung diperoleh rata-rata
Tahap perancangan terdiri dari empat sebesar 3,73 dengan kategori berada
langkah pokok yaitu penyusunan tes, pada kriteria aktif.
pemilihan media, pemilihan format, Hasil penilaian disajikan
dan perancangan awal (desain awal). berturut-turut dalam tabel 1, 2, 3 dan
4 berikut ini.
Tahap Pengembangan (Develop) Tabel 1.
Tujuan dari tahap Hasil Validasi LKS
pengembangan adalah untuk
menghasilkan draf LKS yang telah
direvisi berdasarkan masukan para
ahli (validator) dan data yang
diperoleh dari uji coba (uji empirik
dan uji lapangan). Kegiatan pada
tahap ini adalah penilaian para ahli
(validasi), uji coba terbatas/uji coba
empirik, dan uji coba lapangan.
No. Aspek Yang Dinilai Rata-rata

1 Konstruksi LKS 4
2
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(1): 17-
2 Bahasa 3,5
3 Isi/Materi 3,6
Rata-rata Total 3,7

2
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(1): 17-

Analisis Lembar Keperaktisan ditinjau dari penggunaan


Lembar kepraktisan diisi oleh kaidah Bahasa Indonesia.
penggunaan LKS bagi guru dan 4. Gambar menunjukkan 4
siswa, dapat dilihat pada tabel sebagai makna dari definisi
masalah kontekstual yang
berikut. disajikan.
5. Kegiatan didalam LKS 4
Tabel 2. membuat saya antusias
Hasil Data Kepraktisan dari Guru untuk menyelesaikannya
dengan teman kelompok
No. Aspek yang dinilai Skor 6. Penggunaan LKS 3,6
1. Kemudahan penggunaan 3 membuat saya termotivasi
dalam memahami LKS dalam pembelajaran.
2. Tulisan di dalam LKS 4 7. Tampilan LKS menarik 3,5
mudah dibaca 8. Materi di dalam LKS 4
3. Penggunaan bahasa ditinjau 4 sesuai dengan pokok
dari penggunaan kaidah bahsan yang akan
Bahasa Indonesia dan dipelajari
sesuai dengan EYD Total 30,7
4. Setiap kegiatan yang 3 Rata-rata 3,83
terdapat dalam LKS
memfasilitasi pemahaman Analisis Keefektifan
konsep siswa
5. Gambar menunjukkan 4 Hasil efektivitas LKS berbasis
makna dari definisi masalah discovery learning diperoleh dari
yang disajikan. pengamatan aktivitas guru, aktivitas
6. LKS menunjukkan kegiatan 3 siswa, respon siswa dan tes hasil
penemuan yang belajar yang dapat dilihat pada tabel 4
memerlukan bimbingan
guru
sebagai berikut.
7. Tampilan LKS menarik 4
Tabel 4.
8 Materi di dalam LKS sesuai 4 Pencapaian Efektivitas LKS
dengan indikator
pembelajaran No. Aspek Rata Ket
Total 29 Kategori -rata
1. Aktivitas guru 4,37 Aktif
Rata-Rata 3,63
selama proses
pembelajaran
Tabel 3. 2. Aktivitas siswa 3,73 Aktif
Hasil Data Kepraktisan dari Siswa selama proses
pembelajaran
No. Aspek Yang Dinilai Skor 3. Respon siswa 4,2 Positif
rata- terhadap
rata pembelajaran
1. Tulisan pada Lembar 4 4. Ketuntasan 4,7 Tuntas
Kegiatan Siswa (LKS) belajar siswa
dapat dibaca dengan
mudah. PEMBAHASAN
2. Setiap kegiatan pada LKS 3,7 Pembelajaran discovery
dilaksanakan secara
learning dapat meningkatkan
sistematis dan dapat
melatih keterampilan. aktivitas siswa melalui kegiatan-
3. Penggunaan bahasa 3,9 kegiatan penemuan. Menurut Fahmi,
et al (2019) menyatakan bahwa “The

2
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(1): 17-

use of the discovery learning method, discovery learning valid, praktis dan
wants to change the conditions of efektif.
learning that passively become active
and creative. Changing learning is SIMPULAN
teacher oriented to student oriented. Berdasarkan hasil penelitian
Changing the expository mode,
yang telah dilakukan, maka diperoleh
students only receive
information as a whole from the simpulan LKS yang dikembangkan
teacher to discovery mode, learners dalam penelitian ini dikategorikan
find their own information”. Artinya, valid, praktis dan efektif digunakan
Penggunaan metode discovery untuk pembelajaran matematika pada
learning, ingin mengubah kondisi materi bangun ruang sisi datar kubus
pembelajaran yang pasif menjadi aktif dan balok.
dan kreatif. Mengubah pembelajaran
berorientasi pada guru. Mengubah
DAFTAR PUSTAKA
mode ekspositori, siswa hanya
Alam, I. Z., & Razak, F. (2018).
menerima informasi secara
Pengembangan Lembar
keseluruhan dari guru ke mode
Kegiatan Siswa Berbasis
penemuan, peserta didik menemukan
Metode Penemuan Terbimbing
informasi mereka sendiri.
untuk Pembelajaran
Hasil respon siswa terhadap
Matematika pada Siswa Kelas
pembelajaran matematika
XII SMA Negeri 1 Segeri.
menggunakan LKS diperoleh rata-
Jurnal Mosharafa, 7(1), 1–12.
rata sebesar 4,2 dapat dikategorikan
Effendi, L. A. 2012. Pembelajaran
positif. Hasil persentase respon siswa
Matematika dengan Metode
mencapai 84% yang senang dan
Penemuan Terbimbing untuk
tertarik dengan proses pembelajaran
Meningkatkan Kemampuan
menggunakan LKS. Hampir seluruh
Representasi dan Pemecahan
siswa mempunyai nilai di atas KKM
Masalah Matematis Siswa
yang telah ditetapkan yaitu mencapai
SMP. Jurnal Penelitian
94% siswa yang tuntas.
Pendidikan Universitas
Berdasarkan uraian hasil data
Pendidikan Indonesia, 13(2) , 1-
yang diperoleh produk akhir LKS
10.
berbasis discovery learning pada
Estuningsih, S., Susantini, E., &
materi luas permukaan dan volume
Isnawati. (2013).
kubus dan balok dinyatakan valid,
Pengembangan Lembar Kerja
praktis dan efektif, sehingga dapat
Siswa (LKS) Berbasis
digunakan sebagai salah satu sumber
Penemuan Terbimbing (Guided
belajar siswa dalam memahami
Discovery) Untuk
materi luas permukaan dan volume
Meningkatkan Hasil Belajar
bangun ruang. Penelitian sebelumnya
Peserta Didik Kelas XII IPA
telah dilakukan (Rahmiati, et al,
SMA Pada Materi Substansi
(2017); Indiastuti, (2016); Nurisalfah,
Genetika. Jurnal BioEdu, 2(1),
et al (2015); Norsanty & Chairani
27–30.
(2016) menunjukkan bahwa
Fahmi, Setiadi, I., Elmawati, D., &
pengembangan LKS berbasis
Sunardi. (2019). Discovery

2
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(1): 17-

Learning Method for Training Matematika, 2(1), 12–22.


Critical Thinking Skills Of Nurisalfah, R., Kadaritna, N., &
Students. European Journal of Tania, L. (2015).
Education Studies, 6(3), 342– Pengembangan LKS
351. Menggunakan Model Discovery
Hamalik, O. (2008). Perencanaan Learning Pada Materi Teori
Pengajaran Berdasarkan Atom Mekanika Kuantum.
pendekatan Sistem. Bandung: Jurnal Pendidikan Dan
Bumi Aksara. Pembelajaran Kimia, 4(1),
Hamdani. (2011). Strategi Belajar 197–208.
Mengajar. Bandung: CV Purwasi, L. A., & Fitriyana, N.
Pustaka Setia. (2019). Pengembangan Lembar
Hendri, S., & Kenedi, A. K. (2018). Kerja Siswa Berbasis
Pengembangan Perangkat Pendekatan Open-Ended Untuk
Pembelajaran Matematika Melatih Kemampuan
Berbasis Discovery Learning Pemecahan Masalah Matematis
untuk Meningkatkan Siswa SMP. Kreano, Jurnal
Kemampuan Pemecahan Matematika Kreatif-Inovatif,
Masalah Siswa Kelas VIII 10(1), 18–26.
SMP. Jurnal Inspirasi Putra, A., & Syarifuddin, H. (2019).
Pendidikan, 8(2), 10–24. Analisis Kebutuhan
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Pengembangan Lembar Kerja
Saintifik dan Konstitusi dalam Siswa Berbasis Penemuan
Pembelajaran abad 21: Kunci Terbimbing Kelas VIII Sekolah
Kurikulum Sukses Implementasi Menengah Pertama. Jurnal
2013. Bogor: Ghalia Indonesia. Edukasi Matematika Dan Sains,
Indiastuti, F. (2016). Pengembangan 6(1), 39–49.
Perangkat Model Discovery Prasad, K. S. (2011). Learning
Learning Berpendekatan Mathematics by Discovery.
Saintifik untuk Meningkatkan Academic Voices a
Berpikir Kreatif dan Rasa Ingin Multidisplinary Journal, 1, 31-
Tahu. Jurnal Pendidikan 33.
Matematika RAFA, 2(1), 41–55. Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif
Mastur. (2017). Implementasi Membuat LKS Inovatif.
Kurikulum 2013 dalam Yogyakarta: Express.
pelaksanaan pembelajaran di Rahmiati, Musdi, E., & Ahmad, F.
SMP. Jurnal Inovasi Teknologi (2017). Pengembangan
Pendidikan, 4(1), 50–64. Perangkat Pembelajaran
Norsanty, U. O., & Chairani, Z. Matematika Berbasis Discovery
(2016). Pengembangan Lembar Learning untuk Meningkatkan
Kerja Siswa (LKS) Materi Kemampuan Pemecahan
Lingkaran Berbasis Masalah Siswa Kelas VIII
Pembelajaran Guided SMP. Jurnal Mosharafa, 6(2),
Disvovery untuk Siswa SMP 267–272.
Kelas VIII. Jurnal Math Saputra, N. N., & Sukmawati, R.
Didactic: Jurnal Pendidikan (2019). The Implementation of

2
2020. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education 3(1): 17-

2013 Curriculum in
Mathematics Learning at SMA
Muhammadiyah 3 Tangerang.
International Journal of Trends
in Mathematics Education
Research, 2(1), 43–46.
Trianto. (2009). Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-
Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Yuliani, T., Noer, S. H., & Rosidin,
U. (2018). Guided Discovery
Worksheet for Increasing
Mathematical Creative
Thinking and Self-Efficacy.
International Journal of Trends
in Mathematics Education
Research, 1(1), 30–34.

Anda mungkin juga menyukai