E
DENGAN HIPERTENSI DAN GASTRITIS DI RW 05
KELURAHAN SINDANGSARI KECAMATAN LEMBURSITU
KOTA SUKABUMI
Disusun Oleh:
WILDAN SUHERI
NIM.C1AC21134
1. Identitas Klien
Nama : Ny. E
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Lemburpasir Rt03 Rw05 Kelurahan Sindangsari
Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi
Suku : Sunda
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan pusing yang sangat hebat terlebih lagi ketika sudah
melakukan aktivitas atau dari posisi duduk kemudian langsung berdiri
Keterangan : : Klien
: Laki-Laki
: Perempuan
: Tinggal Serumah
: Ada Hubungan
Interpretasi :
Dari data di atas di dapatkan bahwa Ny. E dan Tn. H menikah
dikarunia 3 anak yaitu dua anak berjenis kelamin laki-laki satu
perempuan. Anak pertama dan kedua Ny.E sudah menikah dan
memiliki keturunan sehingga Ny. E memiliki 5 cucu yaitu cucu dari
anaknya yang pertama dua dan dari anaknya yang kedua tiga cucu.
Sedangkan anak terakhir Ny.E belum menikah dan tinggal serumah
dengan Ny. E dan Tn. H.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan Umum :
Compos mentis, GCS 15 (E: 4 M : 6 V : 5)
b. Tanda-tanda Vital
TD : 160/90 mmHg
RR : 22 x/menit
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,5oC
c. Antropometri
BB : 55 kg
TB : 165 cm
Berat Badan(kg)
IMT =
Tinggi Bada n2 (m)
55
=
1,65 x 1,65
= 20,20 (Berat Badan Ideal)
d. Keadaan Tubuh
1) Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit bersih, tidak terdapat pigmentasi,
turgor kulit < 2 detik, kuku bersih
2) Kepala
Kepala berbentuk simetris, (-) lesi, kebersihan: (-) ketombe, (-)
kerontokan rambut, kebersihan secara umum yaitu bersih, rambut
beberapa berwarna putih, penyebaran rambut merata.
3) Sistem Hemopoietik (Darah)
(-) peteki, (-) Purpura
4) Mata
Tidak adanya perubahan penglihatan, tidak menggunakan alat bantu
penglihatan, mata simetris, sklera anikterik, konjungtiva merah
muda, pupil isokor. Pergerakan bola mata, dapat digerakan ke atas ke
bawah, ke kiri dan ke kanan
5) Telinga
Tidak ada penurunan pendengaran, tidak ada perubahan
pendengaran, (-) Rabas, (-) Tinitus, (-)Vertigo, tidak memakai alat
bantu pendengaran, telinga kanan dan kiri tampak simetris, tidak ada
serumen
6) Mulut
(-) Lesi dan luka pada mulut, tidak ada karies gigi, kebersihan mulut
bersih, tidak ada perdarahan gigi dan gusi.
7) Leher
Tidak adanya massa, (-) pembengkakan, (-) Lesi, tidak ada nyeri
tekan, bisa di gerakan ke segala arah.
8) Sistem Pernapasan
Pergerakan dinding dada simetris, tidak ada pernafasan cuping
hidung, suara napas vesikuler, weezing (-), ronkhi (-).
9) Sistem Kardiovaskuler
Akral hangat, CRT <2 detik, suara jantung S1 diikuti S2, murmur
(-), galop (-), edema (-), konjungtiva ananemis. Tekanan darah
160/90 mmHg.
10) Sistem Gastrointestinal
Mukosa bibir lembab, makan klien teratur, BU 8x permenit, BAB
klien di toilet.
11) Sistem Urinaria
Klien mengatakan jika buang air kecil masih terkontrol.
12) Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada gangguan ekstremintas atas dan ekstremitas bawah.
5 5
5 5
13) Sistem Endokrin
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada edema
14) Sistem Saraf Pusat
Pada saat dikaji, pasien dapat mengikuti perintah dan sesuai yang
diperintahkan.
15) Sistem Reproduksi
Tidak ada keluhan
Score total = 0
Standar :
1) Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
2) Salah 4-5 : kerusakan itelektual ringan
3) Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
4) Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
Interpretasi :
Dalam pengkajian status mental, klien dapat menjawab semua
pertanyaan dengan benar maka klien masuk dalam kategori fungsi
intelektual utuh.
0
Minta klien untuk mengulang
kata berikut : “tak ada jika,
dan, atau, tetapi” bila benar,
niali satu point
Standar :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Interpretasi :
Dari hasil penilaian MMSE didapatkan nilai 28, maka klien
termasuk ke dalam kategori aspek kognitif dari fungsi mental baik
No Data Masalah
1 Data Subjektif : Domain 12 :
Klien mengatakan memiliki riwayat Kenyamanan
hipertensi dan gastritis sejak 10 tahun yang
Kelas 1 : Kenyamanan
lalu
Fisik
Klien mengatakan didiagnosa vertigo sejak
2 tahun yang lalu Diagnosa
Klien mengatakan mengeluh pusing yang keperawatan :
sangat hebat Nyeri Kronis
Klien mengatakan tidak tahu cara
Kode : 00133
mengurangi pusing yang dirasakannya maka
ketika timbul pusing tersebut suka
didiamkan dengan mata tertutup
Klien mengatakan tidak tahu seperti apa
tindakan yang harus dilakuklan saat terjadi
vertigo.
Data Objektif :
TD : 160/90 mmHg
Skor modifikasi dari bartel indeks klien 120
dalam kategori dibantu sebagian
Klien tampak bingung ketika diberikan
pertanyaan mengenai seputar penyakit yang
dideritanya terutama tentang vertigo yang
sering dialaminya
Skala nyeri 5 (1-10).
Klien tampak ekspresif saat menceritakan
riwayat penyakit yang dialaminya
2 Data Subjektif Domain 10 : Prinsip
Klien mengatakan jika timbul pusing vertigo Hidup
biasanya tidak dilakukan perawatan khusus,
klien hanya mengistirahatkannya untuk Kelas 3 : Keselarasan
mengurangi rasa pusing yang dialaminya. nilai
Klien mengatakan jarang mengontrol
Diagnosa
kesehatannya, biasanya suka kontrol keperawatan :Hambat
kesehatan 3bulan sekali tapi sekarang hanya an Pengambilan
sesekali saja jika ada posbindu. Keputusan
Keluarga klien menganggap masalah Emansipasi
kesehatan klien bukan masalah yang harus
diatasi segera. Kode : 00242
Jika klien sakit biasanya tidak dilakukan
perawatan khusus vertigo
Data Objektif
Klien tampak bingung ketika ditanya
bagaimana cara perawatan pada nyeri
pusing yang dialaminya .
SATUAN ACARA
PENYULUHAN VERTIGO
A. LATAR BELAKANG
Dalam Indonesia Sehat 2025, lingkungan strategis
pembangunan kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan yang
kondusif bagi terwujudnya keadaan jasmani, rohani maupun sosial,
yaitu lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial budaya dan polusi,
tersedia air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang memadai,
perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang
memiliki solidaritas sosial dengan memelihara
nilai-nilai budaya bangsa.
Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat
2025 adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya,
sadar hukum, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman
(safe community).Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan
perilaku hidup sehat, serta meningkatnya
kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan
optimal, maka akan dapat dicapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kitapun
pernah mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang
artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan
sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti
berjungkir balik. Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan
presentasi wanita lebih banyak daripada pria. Vertigo juga lebih sering terdapat pada Usia
yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari
kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari
kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini
sebaiknya harus segera ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu
system lain yang ada di tubuh dan juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau
pusing yang begitu hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata
karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena terjadi
ketidakseimbangan atau gangguan orientasi.
Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya
dirasa sangat penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta
pemberian asuhan keperawatan yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini
dapat berkurang dan masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa
mengantisipati akan hal tersebut.
Berdasarkan data yang didapat di ruangan Sahadewa RSUD Sanjiwani Ginyar
pada bulan februari 2018 terdapat 19 orang yang menderita penyakit vertigo , pada bulan
maret 2018 terdapat 6 orang yang menderita penyakit vertigo , pada bulan april 2018
terdapat 30 orang yang menderita penyakit vertigo , dan pada bulan mei 2018 terdapat 22
orang yang menderita penyakit vertigo . Dilihat dari segi perekonomian pasien cukup
baik walaupun tidak semua pasien menggunakan jaminan kesehatan . Dampak psikologi
yang ditimbulkan pada pasien vertigo di ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar
bervariasi tergantung dari koping yang dimiliki oleh pasien. Umumnya pasien merasa
bosan dengan program pengobatan yang lama serta rasa cemas terhadap penyakitnya, hal
ini dapat mengakibatkan pasien menjadi putus asa dan tidak semangat hidup. Kelemahan
tubuh dalam melakukan aktivitas dan penampilan keadaan tubuhnya pada pasien vertigo
akan mengakibatkan pasien untuk menarik diri dan mengurangi interaksi sosial. Dampak
social pada keluarga pasien dengan vertigo adalah bertambahnya beban dan tugas
keluarga untuk merawat pasien dengan vertigo ketika pasien dirawat di rumah maupun di
rumah sakit untuk menjalani pengobatan. Untuk mencegah penyakit tersebut ruang
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
pasien mengenai pencegahan infeksi berulang , pola hidup sehat dan sanitasi lingkungan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, sasaran mampu memahami tentang
masalah Vertigo
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan sasaran dapat :
1. Mengetahui pengertian penyakit vertigo
2. Mengetahui penyebab vertigo
3. Mengetahui tanda dan gejala vertigo
4. Mengetahui penatalaksanaan Vertigo
5. Mengetahui komplikasi Vertigo
6. Mengetahui pencegahan Vertigo
C. MATERI
1. Pengertian Vertigo
2. Penyebab Vertigo
3. Tanda dan gejala Vertigo
4. Penatalaksanaan Vertigo
5. Komplikasi Vertigo
6. Pencegahan Vertigo
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
E. MEDIA
1. Leaflet
F. SASARAN
Sasaran dalam penyuluhan ini adalah Keluarga Ny.E yang khususnya pada Ny.E
G. WAKTU PELAKSANAAN
Hari Jum’at, pukul 10.00 WIB-selesai
H. TEMPAT PELAKSANAAN
Rumah Ny.E
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
a. Membuka acara Menjawab salam
dengan mengucapkan
salam kepada keluarga
b. Memperkenalkan diri Memperhatikan penyuluh
kepada keluarga
2 menit Pendahuluan c. Menyampaikan topik,. Mendengarkan penyuluh
maksud dan tujuan menyampaikan topik dan
penkes kepada keluarga tujuan.
pelaksanaan penkes
REFERENSI
A. PENGERTIAN VERTIGO
Vertigo adalah perasaan penderita seolah-olah bergerak atau berputar, atau seolah-olah
benda disekitar penderita bergerak atau berputar dan biasanya disertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung beberapa saat atau bisa berlanjut
sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita akan merasa lebih baik jika berbaring diam,
tetapi vertigo bisa berlanjut meski penderita tidak bergerak sama sekali (Isar, 2018).
B. ETIOLOGI VERTIGO
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa
berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi
secara tiba-tiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)
1. Keadaan lingkungan
a. Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
a. Alkohol
b. Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
a. Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan
arteri basiler
4. Kelainan di telinga
1. Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian
dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
2. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
3. Herpes zoster
4. Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
5. Peradangan saraf vestibuler
6. Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
a. Sklerosis multiple
b. Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau
keduanya
c. Tumor otak
d. Tumor yang menekan saraf vestibularis
C. TANDA GEJALA VERTIGO
VERTIGO PERIFERAL VERTIGO SENTRAL
NO
(VESTIBULOGENIK) (NON-VESTIBULER)
1 Pandangan gelap Penglihatan ganda
2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
3 Jantung berdebar Kelumpuhan otot-otot
4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah
5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu
6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata
7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
8 Mual dan muntah Mual dan muntah-muntah
9 Memori dan daya piker menurun Tubuh terasa lemas
10 Sensitive pada cahaya terang
11 Berkeringat
D. PENATALAKSANAAN VERTIGO
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi
fisik / latihan dan olah raga. Dan jika kedua terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan
yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) yang terdiri dari
1. Terapi kausal
Terapi kasual yaitu pengobatan dengan meniadakan dan memusnahkan penyebab
penyakit sampai pada akar-akarnya.
2. Terapi simtomatik
Terapi simtomatik adalah suatu cara pengobatan dengan mengurangi ataupun
meringankan gejala penyakit, sedangkan penyebab utamanya yang lebih mendalam
tidak dipengaruhi sama sekali. Sebagai contoh dengan meminum obat untuk
menghilangkan secara sementara.
3. Terapi rehabilitative
Terapi rehabilitatif adalah suatu terapi pengobatan secara fisik dengan latihan
fisik. Ada 2 metode terapi fisik yaitu :
a. Latihan Metode Brandt-Daroff
Latihan metode Brandt-Daroff yaitu pasien duduk tegak di tepi tempat
tidur dengan kaki tergantung. Lalu tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat
pada salah satu sisi tubuh selama 30 detik, kemudian duduk tegak kembali.
Setelah 30 detik baringkan tubuh ke sisi lain dengan cara yang sama, tunggu
selama 30 detik, setelah itu duduk tegak kembali. Lakukan latihan ini 5 kali pada
pagi hari, dan 5 kali pada malam hari sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul
vertigo lagi
b. Latihan Visual Vestibular dan Latihan Berjalan
1. Pada penderita yang harus berbaring
a) Melirik ke atas, ke bawah, ke samping kanan, ke samping kiri.
Selanjutnya gerakan serupa sambil menatap jari yang digerakkan pada
jarak 30 cm, mula-mula gerakkannya lambat, makin lama makin cepat.
b) Gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, makin lama makin cepat. Lalu
diulangi dengan mata tertutup.
2. Pada penderita yang sudah bisa duduk
a) Gerakkan kepala dengan cepat ke atas dan ke bawah, seperti sedang
manggut, sebanyak 5 kali, lalu tunggu 10 detik atau lebih lama sampai
vertigo menghilang. Ulangi latihan tersebut sebanyak 5 kali.
b) Gerakkan kepala menatap ke kiri atau ke kanan atas selama 30 detik,
kembali ke posisi biasa selama 30 detik, lalu menatap ke atas sisi lain
selama 30 detik dan seterusnya. Ulangi latihan sebanyak 3 kali.
c) Sambil duduk membungkuk dan mengambil benda yang diletakkan di
lantai.
3. Pada penderita yang sudah bisa berjalan
a) Sambil berdiri gerakkan mata ke kiri dan kekanan dan gerakkan kepala
juga ke kiri dan ke kanan juga ke depan dan ke belakang.
b) Duduk di kursi lalu berdiri dengan mata terbuka dan tertutup.
c) Jalan menyeberang ruangan dengan mata terbuka dan tertutup.
d) Jalan turun-naik pada lantai miring atau undakan dengan mata terbuka
dan tertutup bergantian.
e) Berjalan mengelilingi seseorang sambil melempar bola dengannya.
f) Physical conditioning dengan melakukan olahraga ringan.
E. KOMPLIKASI VERTIGO
Bila penyakit vertigo dibiarkan berlarut-larut maka akan mengakibatkan :
1. Penurunan kesadaran
2. Tuli
3. Kelumpuhan otot-otot wajah
4. Buta
F. PENCEGAHAN VERTIGO
Satu lagi cara pencegahan vertigo terjadi pada seseorang dilakukan dengan
memposisikan kepala dengan tepat saat tidur. Posisi kepala selama tidur yang tidak
tepat sangat membahayakan. Hal ini dilatarbelakangi oleh tersumbatnya aliran darah
ke kepala. Oleh sebab itu, cara tidur orang vertigo diharapkan dapat memposisikan
kepala yang lebih tinggi saat tidur. Posisi kepala yang lebih tinggi dapat membuat
kepala dapat lebih mudah menerima dan mengalirkan darah. Sakit kepala seperti
vertigo pun dapat lebih mudah dicegah.
Cedera pada bagian kepala juga seringkali menjadi penyebab sakit kepala,
misalnya vertigo. Kepala dapat cedera akibat berbagai kecelakaan. Misalnya
pukulan benda tumpul dan memar pada kepala menyebabkan seseorang menjadi
kesulitan untuk menjaga kesehatan kepalanya. Seseorang yang mengalami cedera
kepala dapat menyebabkan vertigo menjadi lebih mudah kambuh. Oleh sebab itu,
hindarilah cedera pada bagian kepala anda untuk mencegah vertigo kambuh.
11. Menghindari Cedera pada Bagian Tulang Belakang
Tulang belakang juga merupakan pusat saraf manusia. Untuk itu, penting
menjaga kesehatan tubuh seseorang dengan tidak membiarkan bagian tulang
belakangnya menjadi cedera. Tulang belakang yang cedera dapat mempengaruhi
saraf dan menimbulkan penyakit kepala seperti vertigo. Oleh karena itu, pastikanlah
untuk menjaga kesehatan kepala anda dan menghindari vertigo dengan menghindari
cedera pada bagian tulang belakang anda.
Makanan yang bernutrisi baik perlu untuk dikonsumsi agar kekebalan tubuh
dapat terjaga dengan baik. Memiliki tubuh dengan kekebalan tinggi menjamin
kesehatan tubuh dapat lebih mudah dijaga dari serangan penyakit. Termasuk juga
serangan penyakit vertigo. Oleh sebab itu, pastikanlah untuk menjaga kesehatan
tubuh anda dengan tidak mengonsumsi makanan penyebab vertigo kambuh, seperti
makanan beku, jeroan, daging yang berlebihan, dll. Selalulah mengonsumsi
makanan yang bernutrisi tinggi dan menyehatkan tubuh
DOKUMENTASI
2. Pengkajian
3. Implementasi