Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Ny.

E
DENGAN HIPERTENSI DAN GASTRITIS DI RW 05
KELURAHAN SINDANGSARI KECAMATAN LEMBURSITU
KOTA SUKABUMI

Satuan Mata Ajar Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh:

WILDAN SUHERI
NIM.C1AC21134

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2022
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : Senin, 3 Desember 2021
Oleh : Wildan Suheri
Waktu : 14.00 WIB

1. Identitas Klien
Nama : Ny. E
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Lemburpasir Rt03 Rw05 Kelurahan Sindangsari
Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi
Suku : Sunda

Data Penanggung Jawab


Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 69 tahun
Alamat : Lemburpasir Rt 03 Rw 05 Kelurahan Sindangsari
Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi
Hubungan dengan klien : Suami

2. Keluhan Utama
Klien mengatakan pusing yang sangat hebat terlebih lagi ketika sudah
melakukan aktivitas atau dari posisi duduk kemudian langsung berdiri

3. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Klien mengatakan didiagnosa vertigo sejak 2 tahun yang lalu
ketika dirawat di RS Kartika Kasih dengan riwayat penyakit hipertensi
dan gastritis.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan menderita hipertensi dan gastritis sejak 10 tahun
yang lalu dan pernah dirawat di RS Kartika kasih
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya memiliki penyakit turunan yaitu
hipertensi
Gambar 1.1 Genogram Keluarga Ny. E

Keterangan : : Klien
: Laki-Laki
: Perempuan
: Tinggal Serumah
: Ada Hubungan
Interpretasi :
Dari data di atas di dapatkan bahwa Ny. E dan Tn. H menikah
dikarunia 3 anak yaitu dua anak berjenis kelamin laki-laki satu
perempuan. Anak pertama dan kedua Ny.E sudah menikah dan
memiliki keturunan sehingga Ny. E memiliki 5 cucu yaitu cucu dari
anaknya yang pertama dua dan dari anaknya yang kedua tiga cucu.
Sedangkan anak terakhir Ny.E belum menikah dan tinggal serumah
dengan Ny. E dan Tn. H.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan Umum :
Compos mentis, GCS 15 (E: 4 M : 6 V : 5)
b. Tanda-tanda Vital
TD : 160/90 mmHg
RR : 22 x/menit
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,5oC
c. Antropometri
BB : 55 kg
TB : 165 cm
Berat Badan(kg)
IMT =
Tinggi Bada n2 (m)
55
=
1,65 x 1,65
= 20,20 (Berat Badan Ideal)
d. Keadaan Tubuh
1) Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit bersih, tidak terdapat pigmentasi,
turgor kulit < 2 detik, kuku bersih
2) Kepala
Kepala berbentuk simetris, (-) lesi, kebersihan: (-) ketombe, (-)
kerontokan rambut, kebersihan secara umum yaitu bersih, rambut
beberapa berwarna putih, penyebaran rambut merata.
3) Sistem Hemopoietik (Darah)
(-) peteki, (-) Purpura
4) Mata
Tidak adanya perubahan penglihatan, tidak menggunakan alat bantu
penglihatan, mata simetris, sklera anikterik, konjungtiva merah
muda, pupil isokor. Pergerakan bola mata, dapat digerakan ke atas ke
bawah, ke kiri dan ke kanan
5) Telinga
Tidak ada penurunan pendengaran, tidak ada perubahan
pendengaran, (-) Rabas, (-) Tinitus, (-)Vertigo, tidak memakai alat
bantu pendengaran, telinga kanan dan kiri tampak simetris, tidak ada
serumen
6) Mulut
(-) Lesi dan luka pada mulut, tidak ada karies gigi, kebersihan mulut
bersih, tidak ada perdarahan gigi dan gusi.
7) Leher
Tidak adanya massa, (-) pembengkakan, (-) Lesi, tidak ada nyeri
tekan, bisa di gerakan ke segala arah.
8) Sistem Pernapasan
Pergerakan dinding dada simetris, tidak ada pernafasan cuping
hidung, suara napas vesikuler, weezing (-), ronkhi (-).
9) Sistem Kardiovaskuler
Akral hangat, CRT <2 detik, suara jantung S1 diikuti S2, murmur
(-), galop (-), edema (-), konjungtiva ananemis. Tekanan darah
160/90 mmHg.
10) Sistem Gastrointestinal
Mukosa bibir lembab, makan klien teratur, BU 8x permenit, BAB
klien di toilet.
11) Sistem Urinaria
Klien mengatakan jika buang air kecil masih terkontrol.
12) Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada gangguan ekstremintas atas dan ekstremitas bawah.

5 5
5 5
13) Sistem Endokrin
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada edema
14) Sistem Saraf Pusat
Pada saat dikaji, pasien dapat mengikuti perintah dan sesuai yang
diperintahkan.
15) Sistem Reproduksi
Tidak ada keluhan

7. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


a. Psikososial
Klien dapat mengenal masalah-masalah yang ia rasakan. Klien sering
bersosialisasi saat ini, sikap klien pada orang lain cukup tampak baik
tampak saat dilakukan pengkajian klien tampak kooperatif. Klien
berharap dapat sembuh karena dengan gampang sakit ini sangat
mengganggu aktivitas klien, namun klien menerimanya dengan ikhlas
karena sekarang usia sudah tua sehingga rentan terkena penyakit
degeneratif.
b. Identifikasi Masalah Emosional :
PERTANYAAN TAHAP 1
Apakah klien mengalami sukar tidur? Tidak
Apakah klien sering merasa gelisah? Tidak
Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? Tidak
Apakah klien sering was-was atau khawatir? Ya
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1
jawaban “Ya”
PERTANYAAN TAHAP 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Tidak
Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak
Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? Tidak
Menggunakan obat tidur/penenang atau anjuran dokter? Tidak
Cenderung mengurung diri? Tidak
Masalah Emosional Negatif (-)
c. Spiritual :
Klien beragama islam, klien mengatakan selalu melaksanakan
ibadah solat 5 waktu dan ibadah lainnya seperti mengaji, ikut pengkajian
rutinan dan bersedekah.
8. Pengkajian Fungsional Klien
KATZ Indeks :
a. Mandiri dalam makan, kontinentia (BAK, BAB), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
b. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas.
c. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
d. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain.
e. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi yang lain.
f. Mandiri, kecuali mandi, berpakain, ke toilet, berpindah dan satu fungsi
yang lain.
g. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.
h. Lain-lain (minimal ada 2 ketergantungan yang tidak sesuai dengan
kategori di atas).
Interpretasi :
Berdasarkan hasil KATZ Indeks, Ny. E termasuk ke dalam kategori
A yang artinya mandiri dalam makan, kontinentia (BAK, BAB),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.

MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS


No Kriteria Dengan Mandiri Nilai Keterangan
Bantuan Klien
1 Makan 5 10 10 Frekuensi : 3x/hari
Jumlah : 1 porsi
Jenis : nasi, lauk
pauk, sayur
2 Minum 5 10 10 Frekuensi : 6x/hari
Jumlah : 5-7 gelas
Jenis : air putih
3 Berpindah dari kursi 5-10 15 15 Mampu berpindah
roda ke tempat tidur, tanpa dibantu
sebaliknya
4 Personal toilet (cuci 0 5 5 Frekuensi : 3x/hari
muka, menyisir
rambut, gosok gigi)
5 Keluar masuk toilet 5 10 10 Klien mandiri tidak
(membuka pakaian, memerlukan bantuan
menyeka tubuh, dalam melakukan
menyiram) aktivitasnya
6 Mandi 5 15 15 Frekuensi : 2x/hari
7 Jalan di permukaan 0 5 5 Tidak perlu bantuan
datar
8 Naik turun tangga 5 10 5 Tidak membutuhkan
bantuan
9 Mengenakan pakaian 5 10 10 Tidak membutuhkan
bantuan
10 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10 Frekuensi : 1-2x/hari
Konsistensi : padat
Tidak menggunakan
alat bantu
11 Kontrol bladder 5 10 10 Frekuensi : 6-8x/hari
(BAK) Warna : jernih
Tidak menggunakan
alat bantu
12 Olah raga/latihan 5 10 5 Klien mampu
berolahraga/latihan
13 Rekreasi/Pemanfaatan 5 10 10 Jenis : menonoton tv
waktu luang Frekuensi : 3-5x/hari
Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 60 – 125 : Ketergantungan sebagian
c. 55 : Ketergantungan total
Interpretasi :
Berdasarkan skor diatas dengan jumlah skor 120. Maka klien
termasuk ke dalam kategori ketergantungan sebagian.

9. Pengkajian Status Mental Gerontik


a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Benar Salah No Pertanyaan
√ 1 Tanggal berapa hari ini ?
√ 2 Hari apa sekarang ini ?
√ 3 Apa nama tempat ini ?
√ 4 Dimana alamat anda ?
√ 5 Berapa umur anda ?
√ 6 Kapan anda lahir ? (minimal tahun lahir)
√ 7 Siapa Presiden Indonesia sekarang ?
√ 8 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu anda ?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara
menurun
Σ = 10 Σ=0

Score total = 0
Standar :
1) Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
2) Salah 4-5 : kerusakan itelektual ringan
3) Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
4) Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
Interpretasi :
Dalam pengkajian status mental, klien dapat menjawab semua
pertanyaan dengan benar maka klien masuk dalam kategori fungsi
intelektual utuh.

b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan


MMSE (Mini Mental Status Exam)
1) Orientasi
2) Registrasi
3) Perhatian
4) Kalkulasi
5) Mengingat kembali
6) Bahasa
No Aspek Kognitif Nilai Max Nilai Klien Kriteria
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2022
Musim : Hujan
Tanggal : 3
Hari : Senin
Bulan : Januari
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang
berada ?
Negara : Indonesia
Propinsi : Jawa Barat
Kota : Sukabumi
Daerah : Sindangsari

2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh


pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
objek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek
tadi (Untuk disebutkan)
Obyek Lemari
Obyek Handphone
Obyek Tensimeter
3 Perhatian dan 5 2 Minta klien untuk memulai
kalkulasi dari angka 100 kemudian
dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat
93
86
79
72
65
4 Mengingat 3 2 Minta klien untuk
mengulangi ketiga obyek
pada no. 2 (registrasi) tadi.
Bila benar, 1 point untuk
masing-masing obyek
Obyek Lemari
Obyek Handphone
Obyek Tensimeter
5 Bahasa 9 9 Tunjukan pada klien suatu
benda dan tanyakan namanya
pada klien
-Tensimeter
-Lemari

0
Minta klien untuk mengulang
kata berikut : “tak ada jika,
dan, atau, tetapi” bila benar,
niali satu point

9 Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri
dari 3 langkah :
“Ambil kertas ditangan anda,
lipat dua dan taruh di lantai”
Ambil kertas di tangan anda
Lipat dua
Taruh di lantai

1 Perintahkan pada klien untuk


hal berikut (bila aktivitas
sesuai perintah nilai 1 point)
“Tutup mata anda”

9 Perintahkan pada klien untuk


menulis satu kalimat dan
menyalin gambar
Tulis satu kalimat
Menyalin gambar
Total Nilai 28

Standar :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

Interpretasi :
Dari hasil penilaian MMSE didapatkan nilai 28, maka klien
termasuk ke dalam kategori aspek kognitif dari fungsi mental baik

10. Pengkajian Keseimbangan (Tineti,1998)


a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
1) Bangun dari tempat duduk.
Klien tidak dapat bangun dari tempat duduknya (0)
2) Duduk ke kursi.
Klien dapat duduk ke kursi (0)
3) Menahan dorongan pada sternum.
Klien tidak dapat menahan dorongan pada sternum (0)
4) Mata tertutup.
Klien dapat menutup mata (0)
5) Perputaran leher.
Klien dapat memutarkan lehernya (0)
6) Gerakan menggapai sesuatu.
Klien tidak dapat menggapai sesuatu (0)
7) Membungkuk.
Klien tidak dapat membungkuk (0)
b. Komponen gaya berjalan atau pergerakan
1) Berjalan sesuai perintah : (0)
2) Kemampuan mengangkat kaki saat berjalan : (0)
3) Kontinuitas langkah kaki saat berjalan : (0)
4) Kesimetrisan langkah : (0)
5) Penyimpangan jalur pada saat berjalan : (0)
6) Berbalik : (0)
Standar :
0 - 5 : Resiko jatuh rendah
6 - 10 : Resiko jatuh sedang
11 – 15 : Resiko jatuh tinggi
Interpretasi :
Dalam keseimbangan, klien mendapatkan jumlah 0 dengan
standar nilai yaitu Resiko Jatuh Rendah

11. Pengkajian Skala Geriatri Depresi

Geriatric Depression Scale (Skala Depresi)


No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ? √
2 Apakah anda telah banyak meninggalkan kegiatan dan √
minat/kesenangan anda ?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? √
4 Apakah anda sering merasa bosan ? √
5 Apakah Anda Mempunyai Semangat Yang Baik Setiap √
Saat ?
6 Apakah Anda Merasa Takut Sesuatu Yang Buruk Akan √
Terjadi Pada Anda?
7 Apakah Anda Merasa Bahagia Untuk Sebagian Besar √
Hidup Anda?
8 Apakah Anda Merasa Sering Tidak Berdaya? √
9 Apakah Anda Sering Dirumah Daripada Pergi Keluar Dan √
Mengerjakan Sesuatu Hal Yang Baru?
10 Apakah Anda Merasa Mempunyai Banyak Masalah √
Dengan Daya Ingat Anda Dibandingkan Kebanyakan
Orang?
11 Apakah Anda Pikir Bahwa Kehidupan Anda Sekarang √
Menyenangkan?
12 Apakah Anda Merasa Berharga Seperti Perasaan Anda √
Saat Ini?
13 Apakah Anda Merasa Penuh Semangat? √
14 Apakah Anda Pikir Anda Merasa Bahwa Keadaan Anda √
Tidak Ada Harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih baik keadannya √
daripada anda?
*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor 1 (satu)
5-9 : Kemungkinan depresi
10 atau lebih : Depresi
Interpretasi :

Klien Ny. E saat dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner skala depresi,


Ny.E memperoleh total skor sejumlah 0 sehingga Ny. E dapat dikategorikan
dalam kategori tidak depresi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Nama : Ny. E
Usia : 64 Tahun

No Data Masalah
1 Data Subjektif : Domain 12 :
 Klien mengatakan memiliki riwayat Kenyamanan
hipertensi dan gastritis sejak 10 tahun yang
Kelas 1 : Kenyamanan
lalu
Fisik
 Klien mengatakan didiagnosa vertigo sejak
2 tahun yang lalu Diagnosa
 Klien mengatakan mengeluh pusing yang keperawatan :
sangat hebat Nyeri Kronis
 Klien mengatakan tidak tahu cara
Kode : 00133
mengurangi pusing yang dirasakannya maka
ketika timbul pusing tersebut suka
didiamkan dengan mata tertutup
 Klien mengatakan tidak tahu seperti apa
tindakan yang harus dilakuklan saat terjadi
vertigo.

Data Objektif :
 TD : 160/90 mmHg
 Skor modifikasi dari bartel indeks klien 120
dalam kategori dibantu sebagian
 Klien tampak bingung ketika diberikan
pertanyaan mengenai seputar penyakit yang
dideritanya terutama tentang vertigo yang
sering dialaminya
 Skala nyeri 5 (1-10).
 Klien tampak ekspresif saat menceritakan
riwayat penyakit yang dialaminya
2 Data Subjektif Domain 10 : Prinsip
 Klien mengatakan jika timbul pusing vertigo Hidup
biasanya tidak dilakukan perawatan khusus,
klien hanya mengistirahatkannya untuk Kelas 3 : Keselarasan
mengurangi rasa pusing yang dialaminya. nilai
 Klien mengatakan jarang mengontrol
Diagnosa
kesehatannya, biasanya suka kontrol keperawatan :Hambat
kesehatan 3bulan sekali tapi sekarang hanya an Pengambilan
sesekali saja jika ada posbindu. Keputusan
 Keluarga klien menganggap masalah Emansipasi
kesehatan klien bukan masalah yang harus
diatasi segera. Kode : 00242
 Jika klien sakit biasanya tidak dilakukan
perawatan khusus vertigo

Data Objektif
 Klien tampak bingung ketika ditanya
bagaimana cara perawatan pada nyeri
pusing yang dialaminya .

2. Diagnosa/ Masalah Keperawatan


a. Nyeri kronis pada Ny. E
b. Hambatan Pengambilan Keputusan Emansipasi Pada Ny. E
No Data Diagnosis Keperawatan NOC NIC
Kode Diagnosis Kode Kriteria Hasil Kode Intervensi
1 Data Subjektif : 00133 Domain 12 Level 1 : Domain IV Level 1 :
 Klien mengatakan Kenyamanan Pengetahuan tentang Domain IV
memiliki riwayat kesehatan dan perilaku keamanan
Kelas 1 Kenyamanan Level 2 : Level 2:
hipertensi dan Fisik Kelas Q Kelas V
gastritis sejak 10 Perilaku sehat Manajemen risiko
tahun yang lalu Diagnosa Level 3 : Outcomes Level 3 :
Keperawatan: 1605
 Klien mengatakan Kontrol nyeri 6610 Intervensi
didiagnosa vertigo Nyeri Kronis Ny. N mampu Identifikasi resiko
sejak 2 tahun yang memutuskan tindakan 1. kaji ulang riwayat kesehatan masa
untuk berpartisipasi latihan lalu dan catatan medis serta terapi
lalu
dari skala 1 (tidak pernah yang pernah dilakukan
 Klien mengatakan melakukan) menjadi 3 2. tentukan ketersediaan sumber
mengeluh pusing (cukup melakukan) tentang seperti psikologis, tingkat
yang sangat hebat : pengetahuan, keuangan, dan
160502 dukungan keluarga.
 Klien mengatakan
tidak tahu cara 1) Mengenali kapan nyeri 3. Identifikasi strategi koping
160504 terjadi 4. Instruksikan pada klien dan
mengurangi pusing 2) Menggunakan tindakan keluarga untuk mengurangi faktor
yang dirasakannya tindakan pengurangan resiko yang menyebabkan nyeri
maka ketika timbul 160508 nyeri tanpa analgetik 5. Diskusikan dengan keluarga dan
pusing tersebut suka 3) Menggunakan klien tentang rencana aktivitas
didiamkan dengan sumberdaya yang pencegahan nyeri
mata tertutup tersedia 6. Rencanakan pemantauan pada
160509 4) Mengenali apa yang klien
 Klien mengatakan
terkait dengan gejala 7. Dampingi aktivitas dan strategi
tidak tahu seperti
apa tindakan yang nyeri yang dilakukan oleh klien dan
harus dilakuklan 160511 5) Melaporkan nyeri yang keluarga dalam mengatasi nyeri
saat terjadi vertigo. terkontrol 8. Ajarkan klien teknik relaksasi lima
jari
Data Objektif :
 TD : 160/90 mmHg
 Klien tampak
bingung ketika
diberikan
pertanyaan
mengenai seputar
penyakit yang
dideritanya terutama
tentang vertigo yang
sering dialaminya
 Skala nyeri 5 (1-10).
 Klien tampak
ekspresif saat
menceritakan
riwayat penyakit
yang dialaminya

2 Data Subjektif 00242 Domain 10 Level 1 : Domain V Level 1 :


 Klien mengatakan Prinsip hidup Kondisi Kesehatan Yang Domain IV
jika timbul pusing Dirasakan keamanan
vertigo biasanya Kelas 3 Level 2 : Level 2:
tidak dilakukan Keselarasan Kelas EE Kelas V
perawatan khusus, nilai/keyakinan/ Kepuasaan Mengenai Manajemen resiko
klien hanya tindakan Perawatan Level 3 :
mengistirahatkannya Level 3 : Outcomes 1380 Intervensi
untuk mengurangi Diagnosa : 3016 Kepuasaan Klien: Dukungan Pengambilan Keputusan
rasa pusing yang Hambatan Manajemen Nyeri 1. Bantu pasien mengidentifikasi
dialaminya. pengambilan Keluarga mampu keuntungan dan kerugian dari
 Klien mengatakan keputusan emansipasi melakukan perawatan setiap alternatif pilihan
jarang mengontrol meningkat dari skala 1 manajemen nyeri.
kesehatannya, (tidak pernah melakukan) 2. Berikan informasi sesuai
biasanya suka menjadi 3 (melakukan), permintaan pasien
kontrol kesehatan 301605 tentang : 3. Ajarkan klien cara mengontrol
3bulan sekali tapi 1) Mengambil tindakan nyeri teknik relaksasi otot
sekarang hanya untuk memberikan progresif
sesekali saja jika 301608 kenyamanan
ada posbindu. 2) Memberikan pilihan-
 Keluarga klien pilihan manajemen
menganggap nyeri
masalah kesehatan
klien bukan masalah
yang harus diatasi
segera.
 Jika klien sakit
biasanya tidak
dilakukan perawatan
khusus vertigo
Data Objektif
Klien tampak bingung
ketika ditanya bagaimana
cara perawatan pada nyeri
pusing yang dialaminya .
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal/ Implementasi Paraf Evaluasi
Waktu
1. Domain 12 Jum’at, 07 Januari Level 1 : Wildan S : Ny. E mengatakan sudah paham
Kenyamanan
2022 (10.00 WIB) Domain IV Suheri mengenai penyakit yang dideritanya,
Kelas 1 Kenyamanan keamanan Ny.E mengatakan sudah paham dengan
Fisik
Level 2: cara mengontrol nyeri jika nyeri
Diagnosa Keperawatan: Kelas V dirasakan dan mengurangi kegiatan
Nyeri Kronis
Manajemen risiko yang beresiko menimbulkan faktor
Level 3 : yang dapat mencetuskan nyeri. Ny. E
Intervensi mengatakan sudah bisa paham cara
Identifikasi resiko mengontrol nyeri dengan Non
1. Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu Farmakologis ( Relaksasi Hipnosis
dan catatan medis serta terapi yang Lima Jari)
pernah dilakukan O :Ny.E tampak kooperatif sekali dan
2. Tentukan ketersediaan sumber seperti antusias serta dapat mengikuti arahan
psikologis, tingkat pengetahuan, sesuai dengan yang disampaikan
keuangan, dan dukungan keluarga. A : Masalah teratasi
3. Identifikasi strategi koping P : Intervensi dihentikan
4. Instruksikan pada klien dan keluarga
untuk mengurangi faktor resiko yang
menyebabkan nyeri
5. Diskusikan dengan keluarga dan klien
tentang rencana aktivitas pencegahan
nyeri
6. Rencanakan pemantauan pada klien
7. Dampingi aktivitas dan strategi yang
dilakukan oleh klien dan keluarga dalam
mengatasi nyeri
8. Berikan edukasi mengenai penyakit yang
diderita klien
9. Ajarkan klien teknik hipnosis lima jari
2. Domain 10 Jum’at, 07 Januari Level 1 : Wildan S : Ny.E mengatakan sudah paham
Prinsip hidup
2022 (10.30 WIB) Domain IV Suheri dengan cara mengontrol nyeri jika
Kelas 3 keamanan nyeri dirasakan dan mengurangi
Keselarasan
nilai/keyakinan/ tindakan Level 2: kegiatan yang beresiko menimbulkan
Kelas V faktor yang dapat mencetuskan nyeri.
Manajemen resiko Ny. E mengatakan sudah bisa paham
Diagnosa : Level 3 : cara mengontrol nyeri dengan Non
Hambatan pengambilan
Intervensi Farmakologis (Teknik Relaksi Otot
keputusan emansipasi
Dukungan Pengambilan Keputusan Progresif )
1. Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan O :Ny.E tampak kooperatif sekali dan
dan kerugian dari setiap alternatif pilihan antusias serta dapat mengikuti arahan
manajemen nyeri. sesuai dengan yang disampaikan
2. Berikan informasi sesuai permintaan A : Masalah teratasi
pasien P : Intervensi dihentikan
3. Ajarkan klien cara mengontrol nyeri teknik
relaksasi otot progresif
LAMPIRAN
Lampiran 1

SATUAN ACARA
PENYULUHAN VERTIGO

Mata kuliah : Keperawatan Gerontik


Topik : Vertigo
Sub Topik : 1. Pengertian Vertigo
2. Penyebab Vertigo
3. Tanda dan Gejala Vertigo
4. Penatalaksanaan Vertigo
5. Komplikasi Vertigo
6. Pencegahan Vertigo
Sasaran : Keluarga Ny.E

Tempat Pelaksanaan : Rumah Ny.E


Hari/tanggal : Jum’at, 7 Januari 2022
Waktu : Pukul 10.00 WIB-Selesai
Penyuluh : Wildan Suheri

A. LATAR BELAKANG
Dalam Indonesia Sehat 2025, lingkungan strategis
pembangunan kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan yang
kondusif bagi terwujudnya keadaan jasmani, rohani maupun sosial,
yaitu lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial budaya dan polusi,
tersedia air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang memadai,
perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang
memiliki solidaritas sosial dengan memelihara
nilai-nilai budaya bangsa.
Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat
2025 adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya,
sadar hukum, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman
(safe community).Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan
perilaku hidup sehat, serta meningkatnya
kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan
optimal, maka akan dapat dicapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kitapun
pernah mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang
artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan
sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti
berjungkir balik. Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan
presentasi wanita lebih banyak daripada pria. Vertigo juga lebih sering terdapat pada Usia
yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari
kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari
kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini
sebaiknya harus segera ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu
system lain yang ada di tubuh dan juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau
pusing yang begitu hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata
karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena terjadi
ketidakseimbangan atau gangguan orientasi.
Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya
dirasa sangat penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta
pemberian asuhan keperawatan yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini
dapat berkurang dan masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa
mengantisipati akan hal tersebut.
Berdasarkan data yang didapat di ruangan Sahadewa RSUD Sanjiwani Ginyar
pada bulan februari 2018 terdapat 19 orang yang menderita penyakit vertigo , pada bulan
maret 2018 terdapat 6 orang yang menderita penyakit vertigo , pada bulan april 2018
terdapat 30 orang yang menderita penyakit vertigo , dan pada bulan mei 2018 terdapat 22
orang yang menderita penyakit vertigo . Dilihat dari segi perekonomian pasien cukup
baik walaupun tidak semua pasien menggunakan jaminan kesehatan . Dampak psikologi
yang ditimbulkan pada pasien vertigo di ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar
bervariasi tergantung dari koping yang dimiliki oleh pasien. Umumnya pasien merasa
bosan dengan program pengobatan yang lama serta rasa cemas terhadap penyakitnya, hal
ini dapat mengakibatkan pasien menjadi putus asa dan tidak semangat hidup. Kelemahan
tubuh dalam melakukan aktivitas dan penampilan keadaan tubuhnya pada pasien vertigo
akan mengakibatkan pasien untuk menarik diri dan mengurangi interaksi sosial. Dampak
social pada keluarga pasien dengan vertigo adalah bertambahnya beban dan tugas
keluarga untuk merawat pasien dengan vertigo ketika pasien dirawat di rumah maupun di
rumah sakit untuk menjalani pengobatan. Untuk mencegah penyakit tersebut ruang
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
pasien mengenai pencegahan infeksi berulang , pola hidup sehat dan sanitasi lingkungan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, sasaran mampu memahami tentang
masalah Vertigo
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan sasaran dapat :
1. Mengetahui pengertian penyakit vertigo
2. Mengetahui penyebab vertigo
3. Mengetahui tanda dan gejala vertigo
4. Mengetahui penatalaksanaan Vertigo
5. Mengetahui komplikasi Vertigo
6. Mengetahui pencegahan Vertigo

C. MATERI
1. Pengertian Vertigo
2. Penyebab Vertigo
3. Tanda dan gejala Vertigo
4. Penatalaksanaan Vertigo
5. Komplikasi Vertigo
6. Pencegahan Vertigo

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
E. MEDIA
1. Leaflet

F. SASARAN
Sasaran dalam penyuluhan ini adalah Keluarga Ny.E yang khususnya pada Ny.E

G. WAKTU PELAKSANAAN
Hari Jum’at, pukul 10.00 WIB-selesai

H. TEMPAT PELAKSANAAN
Rumah Ny.E
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
a. Membuka acara Menjawab salam
dengan mengucapkan
salam kepada keluarga
b. Memperkenalkan diri Memperhatikan penyuluh
kepada keluarga
2 menit Pendahuluan c. Menyampaikan topik,. Mendengarkan penyuluh
maksud dan tujuan menyampaikan topik dan
penkes kepada keluarga tujuan.

d. Kontrak waktu Menyetujui kesepakatan

untuk kesepakatan waktu pelaksanaan

pelaksanaan penkes

penkes dengan keluarga


a. Menggali Menyampaikan
kemampuan keluarga pengetahuannya
tentang materi yang tentang
akan disampaikan. materi penyuluhan
b. Memberikan Mendengarkan
penjelasan tentang
materi yang akan penyuluh menyampaikan
diberikan kepada materi
keluarga dengan

10 menit Kegiatan inti menggunakan leaflet


c. Memberikan kesempatan Bertanya tentang
kepada keluarga untuk materi yang telah
bertanya diberikan
d. Memberikan pertanyaan
kepada sasaran tentang Menjawab pertanyaan
materi yang sudah
disampaikan penyuluh
a. Menyimpulkan dan Mendengarkan
mengklarifikasi materi
penyuluhan yang telah
disampaikan

kepada sasaran Menyepakati


3 menit Penutup
b. Membuat perencanaan perencanaan tindak
dari materi yang telah lanjut.
disampaikan
c. Menutup acara dan Mendengarkan
mengucapkan salam penyuluh menutup acara
serta terima kasih dan menjawab salam
kepada
sasaran.

REFERENSI

Israr, yayan A. 2008. Vertigo. Diakses: 28 Mei 2018.


https://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/vertigo_files-of-drsmed.pdf.
Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta: FK UI
Mansjoer et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Sudoyo Aru.W et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
MATERI PENYULUHAN VERTIGO

A. PENGERTIAN VERTIGO
Vertigo adalah perasaan penderita seolah-olah bergerak atau berputar, atau seolah-olah
benda disekitar penderita bergerak atau berputar dan biasanya disertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung beberapa saat atau bisa berlanjut
sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita akan merasa lebih baik jika berbaring diam,
tetapi vertigo bisa berlanjut meski penderita tidak bergerak sama sekali (Isar, 2018).
B. ETIOLOGI VERTIGO
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa
berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi
secara tiba-tiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)
1. Keadaan lingkungan
a. Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
a. Alkohol
b. Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
a. Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan
arteri basiler
4. Kelainan di telinga
1. Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian
dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
2. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
3. Herpes zoster
4. Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
5. Peradangan saraf vestibuler
6. Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
a. Sklerosis multiple
b. Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau
keduanya
c. Tumor otak
d. Tumor yang menekan saraf vestibularis
C. TANDA GEJALA VERTIGO
VERTIGO PERIFERAL VERTIGO SENTRAL
NO
(VESTIBULOGENIK) (NON-VESTIBULER)
1 Pandangan gelap Penglihatan ganda
2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
3 Jantung berdebar Kelumpuhan otot-otot
4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah
5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu
6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata
7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
8 Mual dan muntah Mual dan muntah-muntah
9 Memori dan daya piker menurun Tubuh terasa lemas
10 Sensitive pada cahaya terang
11 Berkeringat

D. PENATALAKSANAAN VERTIGO
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi
fisik / latihan dan olah raga. Dan jika kedua terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan
yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) yang terdiri dari
1. Terapi kausal
Terapi kasual yaitu pengobatan dengan meniadakan dan memusnahkan penyebab
penyakit sampai pada akar-akarnya.

2. Terapi simtomatik
Terapi simtomatik adalah suatu cara pengobatan dengan mengurangi ataupun
meringankan gejala penyakit, sedangkan penyebab utamanya yang lebih mendalam
tidak dipengaruhi sama sekali. Sebagai contoh dengan meminum obat untuk
menghilangkan secara sementara.
3. Terapi rehabilitative
Terapi rehabilitatif adalah suatu terapi pengobatan secara fisik dengan latihan
fisik. Ada 2 metode terapi fisik yaitu :
a. Latihan Metode Brandt-Daroff
Latihan metode Brandt-Daroff yaitu pasien duduk tegak di tepi tempat
tidur dengan kaki tergantung. Lalu tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat
pada salah satu sisi tubuh selama 30 detik, kemudian duduk tegak kembali.
Setelah 30 detik baringkan tubuh ke sisi lain dengan cara yang sama, tunggu
selama 30 detik, setelah itu duduk tegak kembali. Lakukan latihan ini 5 kali pada
pagi hari, dan 5 kali pada malam hari sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul
vertigo lagi
b. Latihan Visual Vestibular dan Latihan Berjalan
1. Pada penderita yang harus berbaring
a) Melirik ke atas, ke bawah, ke samping kanan, ke samping kiri.
Selanjutnya gerakan serupa sambil menatap jari yang digerakkan pada
jarak 30 cm, mula-mula gerakkannya lambat, makin lama makin cepat.
b) Gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, makin lama makin cepat. Lalu
diulangi dengan mata tertutup.
2. Pada penderita yang sudah bisa duduk
a) Gerakkan kepala dengan cepat ke atas dan ke bawah, seperti sedang
manggut, sebanyak 5 kali, lalu tunggu 10 detik atau lebih lama sampai
vertigo menghilang. Ulangi latihan tersebut sebanyak 5 kali.
b) Gerakkan kepala menatap ke kiri atau ke kanan atas selama 30 detik,
kembali ke posisi biasa selama 30 detik, lalu menatap ke atas sisi lain
selama 30 detik dan seterusnya. Ulangi latihan sebanyak 3 kali.
c) Sambil duduk membungkuk dan mengambil benda yang diletakkan di
lantai.
3. Pada penderita yang sudah bisa berjalan
a) Sambil berdiri gerakkan mata ke kiri dan kekanan dan gerakkan kepala
juga ke kiri dan ke kanan juga ke depan dan ke belakang.
b) Duduk di kursi lalu berdiri dengan mata terbuka dan tertutup.
c) Jalan menyeberang ruangan dengan mata terbuka dan tertutup.
d) Jalan turun-naik pada lantai miring atau undakan dengan mata terbuka
dan tertutup bergantian.
e) Berjalan mengelilingi seseorang sambil melempar bola dengannya.
f) Physical conditioning dengan melakukan olahraga ringan.

E. KOMPLIKASI VERTIGO
Bila penyakit vertigo dibiarkan berlarut-larut maka akan mengakibatkan :
1. Penurunan kesadaran
2. Tuli
3. Kelumpuhan otot-otot wajah
4. Buta
F. PENCEGAHAN VERTIGO

1. Memiliki Pola Hidup yang Sehat


Pola hidup yang sehat sulit sekali dimiliki masyarakat saat ini. Masyarakat
seringkali sulit memiliki kehidupan yang sehat. Waktu yang padat dengan aktivitas,
membuat seseorang menjadi lebih memilih untuk beristirahat daripada berolahraga.
Lebih memilih untuk makan makanan cepat saji daripada makanan sehat. Oleh sebab
itu, anda disarankan untuk menjaga pola hidup yang sehat dengan waktu yang tetap
padat. Vertigo pun dapat dicegah dengan maksimal dengan memiliki hidup yang
sehat.
2. Menghindari Kondisi Anemia
Anemia merupakan kondisi yang menunjukkan seseorang dalam kondisi
kekurangan darah. Kekurangan darah dapat ditunjukkan dengan kondisi kepala yang
mudah pusing dan berputar-putar. Menjaga kondisi tubuh terhindar dari anemia
membuat pembentukan sel darah merah menjadi lebih maksimal. Sehingga tubuh
pun tidak mudah lagi terkena penyakit vertigo. Karena penyakit vertigo berpengaruh
dengan sel darah yang kurang dan membuat seseorang menjadi mudah pusing dan
berputar-putar. Oleh sebab itu, hindarilah kondisi anemia sebisa mungkin anda
lakukan.
3. Menghindari Konsumsi Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol merupakan kebiasaan tidak sehat yang sering dilakukan
oleh masyarakat masa kini. Konsumsi minuman beralkohol ini seringkali dikira
sebagai gaya hidup terkini yang membuat semakin banyak anak-anak memiliki
kecanduan pada minuman beralkohol. Dalam hal mencegah penyakit vertigo, salah
satu cara pencegahan vertigo pun dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi
minuman beralkohol. Minuman beralkohol ini dapat membuat penyakit vertigo
menjadi lebih mudah kambuh dan semakin mudah sakit.
4. Mengelola Stress dengan Baik
Stress juga diketahui dapat memicu penyakit vertigo. Alasannya karena beban
stress akan menekan beberapa saraf kepala yang kemudian memicu rasa sakit
berputar. Berbagai permasalahan penyakit vertigo ini dapat anda hindari dengan
mengelola stress dengan baik. Oleh karena itu, cara mencegah vertigo yang populer
juga dikenal dengan mengelola stress. Kelolah stress dengan baik dan dapatkanlah
tubuh sehat anda yang terbebas dari vertigo. Tubuh anda pun dapat kembali lebih
sehat dan tidak lagi tertekan gejala vertigo.

5. Memosisikan Kepala yang Lebih Tinggi saat Tidur

Satu lagi cara pencegahan vertigo terjadi pada seseorang dilakukan dengan
memposisikan kepala dengan tepat saat tidur. Posisi kepala selama tidur yang tidak
tepat sangat membahayakan. Hal ini dilatarbelakangi oleh tersumbatnya aliran darah
ke kepala. Oleh sebab itu, cara tidur orang vertigo diharapkan dapat memposisikan
kepala yang lebih tinggi saat tidur. Posisi kepala yang lebih tinggi dapat membuat
kepala dapat lebih mudah menerima dan mengalirkan darah. Sakit kepala seperti
vertigo pun dapat lebih mudah dicegah.

6. Menghindari Perubahan Posisi secara Mendadak

Perubahan posisi secara mendadak pun diketahui sangat membahayakan untuk


menimbulkan vertigo. Hal ini diketahui karena vertigo memang ditimbulkan oleh
permasalahan keseimbangan tubuh. Keseimbangan tubuh yang terganggu ini
menyebabkan pergerakan tiba-tiba dapat membuat lingkungan berputar dan terasa
pusing mendadak. Oleh sebab itu, bergeraklah perlahan-lahan dan hindari perubahan
posisi mendadak yang membahayakan vertigo dapat menyerang seseorang. Jadi
mulai sekarang berhati-hatilah dalam bergerak dan cegah vertigo menyerang.

7. Menjaga Kesehatan Jantung

Jantung yang terjaga kesehatannya diketahui penting untuk menentukan apakah


seseorang dapat terkena penyakit vertigo atau tidak. Seperti diketahui, jantung yang
sehat menentukan peredaran darah yang lancar. Tanpa peredaran darah yang lancar,
maka aliran darah menuju ke kepala pun seringkali tersumbat. Oleh sebab itu,
lakukanlah berbagai upaya untuk menjaga kesehatan jantung. Sehingga kesehatan
jantung pun dapat memastikan penyakit vertigo anda tidak mudah kambuh lagi.
Mulai dari sekarang jagalah kesehatan anda dengan baik.

8. Menjaga Kesehatan Telinga

Kesehatan telinga diketahui juga berhubungan dengan penyakit vertigo yang


sering menyerang seseorang. Seperti diketahui, telinga memiliki saluran di bagian
dalam yang disebut dengan labirin. Kondisi labirin yang tidak sehat dapat berbahaya
karena akan menyebabkan keseimbangan tubuh menjadi terganggu. Oleh sebab itu,
anda diharapkan dapat memastikan kesehatan telinga anda terus terjaga. Pastikan
untuk selalu membersihkan telinga dan menjaganya dari resiko cedera. Dengan
demikian, telinga anda pun dapat terus menjaga keseimbangan tubuh.

9. Menghindari Konsumsi Obat-Obatan Kimia Berlebihan

Obat-obatan kimia yang dikonsumsi berlebihan seringkali menjadi penyebab


kerusakan telinga. Jika telinga rusak, maka keseimbangan tubuh dapat terganggu.
Keseimbangan tubuh yang terganggu kemudian menyebabkan vertigo terjadi. Oleh
sebab itu, hindarilah konsumsi obat obatan kimia berlebihan untuk mencegah vertigo
terjadi. Jadi cara mencegah vertigo kemudian adalah menghindari konsumsi obat
obatan kimia berlebihan secara sering dan rutin.

10. Menghindari Cedera pada Bagian Kepala

Cedera pada bagian kepala juga seringkali menjadi penyebab sakit kepala,
misalnya vertigo. Kepala dapat cedera akibat berbagai kecelakaan. Misalnya
pukulan benda tumpul dan memar pada kepala menyebabkan seseorang menjadi
kesulitan untuk menjaga kesehatan kepalanya. Seseorang yang mengalami cedera
kepala dapat menyebabkan vertigo menjadi lebih mudah kambuh. Oleh sebab itu,
hindarilah cedera pada bagian kepala anda untuk mencegah vertigo kambuh.
11. Menghindari Cedera pada Bagian Tulang Belakang

Tulang belakang juga merupakan pusat saraf manusia. Untuk itu, penting
menjaga kesehatan tubuh seseorang dengan tidak membiarkan bagian tulang
belakangnya menjadi cedera. Tulang belakang yang cedera dapat mempengaruhi
saraf dan menimbulkan penyakit kepala seperti vertigo. Oleh karena itu, pastikanlah
untuk menjaga kesehatan kepala anda dan menghindari vertigo dengan menghindari
cedera pada bagian tulang belakang anda.

12. Mengonsumsi Makanan yang Bernutrisi Baik

Makanan yang bernutrisi baik perlu untuk dikonsumsi agar kekebalan tubuh
dapat terjaga dengan baik. Memiliki tubuh dengan kekebalan tinggi menjamin
kesehatan tubuh dapat lebih mudah dijaga dari serangan penyakit. Termasuk juga
serangan penyakit vertigo. Oleh sebab itu, pastikanlah untuk menjaga kesehatan
tubuh anda dengan tidak mengonsumsi makanan penyebab vertigo kambuh, seperti
makanan beku, jeroan, daging yang berlebihan, dll. Selalulah mengonsumsi
makanan yang bernutrisi tinggi dan menyehatkan tubuh
DOKUMENTASI

1. Leaflet Pendidikan Kesehatan Pada Klien

2. Pengkajian

3. Implementasi

4. Link Video Implementasi


https://youtu.be/UeZjjMxLiGU

Anda mungkin juga menyukai