Disusun Oleh:
Kelompok 5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur, serta
kerja baik yang berada dilapangan ataupun didalam ruangan. K3 adalah suatu
bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk memperoleh jaminan atas
sakit dan klinik termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai
karyawan yang bekerja, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung rumah
kesehatan kerja. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat
kerja atau lingkungan kerja sangat dibutuhkan sehingga pekerja merasa aman
pekerjaan dapat tercapai (Saputra, 2012). Salah satu faktor yang dapat
membentuk kepuasan kerja adalah adanya jaminan dan kondisi kerja yang
nyaman bagi anggota organisasi. Dan K3 merupakan salah satu faktor yang
emosional yang positif yang merupakan hasil dari evaluasi pengalaman kerja
diperoleh di tempat kerja, baik dalam hal beban kerja, lingkungan atau
kondisi kerja, hubungan dengan rekan kerja atau penyelia, dan kompensasi.
Kepuasan kerja sulit didefinisikan karena rasa puas itu bukan keadaan yang
Sindangsari bahwa pabrik sapu ijuk menggunakan peralatan serba tajam dan
menggunkan tegangan listrik 3000 volt. Limbah yang ada di sapu ijuk
berserakan, limbah buanganya dijual kembali. Terdapat pencahayaan yang
cukup terlihat dengan adanya kaca akrilik yang dipasang diantara atap dan
dinding serta pintu yang berukuran besar terletak di depan pabrik. Tersedia
APD spatu boots helm dan sarung tangan untuk pembuat gagang pembuat
sapu ijuk serta untuk pembuatn sapu ijuk hanya tersedia apron saja. Pada area
home industri ini tidak terdapat kegaduhan ataupun keraiaman karena home
industri ini terletak pada pertengahan penduduk. Daerah home industri ini
hanya ada satu-satunya home industri sapu ijuk yang mempunyai perencanaan
kedepan untuk jadi pabrik terbserar seJawa Barat yang ada di daerah
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Para Pekerja Home Industri Sapu Injuk Dengan Kecelakaan Akibat Kerja
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
kerja tentang luka potong yang dialami oleh pekerja sehingga dapat
D. Metode Penulisan
binaan.
TINJAUAN TEORI
objek kerja, tempat kerja dan lingkungan kerja secara langsung dan
kerjaan.
kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta
bahaya kecelakaan.
serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk
baik.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi K3
mempengaruhi K3 adalah:
a. Lingkungan Kerja
ditentukan oleh dua faktor yaitu karakter atau sifat dan jumlahnya/
Tenaga kerja yang kondisi fisiknya kurang sehat atau sering sakit
kerja yang perlu diatur antara lain : kondisi mental dan fisik,
kebiasaan yang baik dan aman, serta pemakaian alat pelindung diri.
e. Metode kerja
kurang benar.
Ruswansi, 2009):
syarat lingkungan kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu,
kerja.
kerja yang higienis, aman dan nyaman yang dikelola oleh tenaga kerja
sehingga sehat, selamat, dan produktif. Sementara itu, para ahli ada
kerja
efisien
tenaga kerja
mungkin ditimbulkan.
tindakan yang salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai
kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas
sebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat
mereka lalai ataupun kondisi kerja yang kurang aman, tidak hanya satu
peralatan keselamatan.
Satu lagi pertanyaan yang tak terjawab ialah apakah ada hubungan
yang lain. Ada kemungkinan bahwa kejadian secara acak dari sebuah
1) Kapasitas Kerja
protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi
yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan
2) Beban Kerja
memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial
3) Lingkungan Kerja
Related Diseases).
kerja.
Ditimbulkan
serta lingkungannya.
f) Radiographer n) Akupunkturis
Kecelakaan Kerja
era globalisasi ini kita harus mengikuti trend yang ada di negara
Setelah itu perlu adanya rumah sakit pekerja sebagai pusat rujukan
nasional. Sudah barang tentu hal ini juga harus didukung dengan
yang meliputi:
a) Pemeriksaan Awal
(3) Alergi
b) Pemeriksaan Berkala
c) Pemeriksaan Khusus
sebagainya.
g) Merumuskan tujuan
Pekerja
medik
k) Penilaian
ditujukan kepada:
1. Definisi Luka
sayat merupakan suatu kerusakan yang terjadi pada jaringan kulit akibat
trauma benda tajam seperti pisau, silet, kampak tajam, maupun pedang.
Ketika jaringan tubuh mengalami luka maka terdapat beberapa efek yang
ditimbulkan seperti pendarahan dan pembekuan darah, hilangnya seluruh
sayat dapat disebabkan oleh trauma benda tajam seperti pisau dapur,
tubuh. Luka akibat benda tajam tersebut memiliki serangan yang cepat
ketika ada jaringan tubuh yang mengalami luka atau cedera. Respon
tersebut berupa regenerasi sel dan penyembuhan luka dengan tujuan untuk
homeostatis dan juga infiltrasi sel inflamasi, pada fase proliferasi terjadi
jaringan granulasi, dan migrasi sel epitel, sedangkan pada fase remodeling
terjadi mekanisme perbaikan jaringan dan kolagen, maturasi epidermis,
Fase inflamasi, fase ini terjadi pada awal terbentuknya luka sayat
inflamasi terdapat dua kegiatan utama yaitu respon vaskular dan respon
maupun jamur. Respon inflamasi pada fase ini berupa reaksi non-spesifik
dari benda asing yang akan masuk kedalam tubuh, hal tersebut akan
untuk membunuh bakteri jahat, kemudian akan terjadi proses debris atau
dengan tumbuhnya sel-sel baru yang dibentuk oleh kolagen dan elastin,
menjadi rata dengan tepi luka. Proses yang terakhir yaitu epitelisasi yang
terjadi setelah tumbuh jaringan baru dan dimulai dari tepi luka yang
Fase Remodeling, fase ini biasa disebut dengan istilah maturasi. Fase
ini berfungsi untuk menguatkan jaringan yang baru terbentuk pada bekas
luka. Menurut Arisanty (2013), aktivitas yang terjadi pada fase ini adalah
permukaan kulit yang mengalami luka, serta akan diikuti rasa gatal dan
munculnya penonjolan epitel (keloid). Menurut Dewi (2010), pada fase ini
luka akibat proses penyembuhan, edema dan sel radang akan diserap, sel
muda akan menjadi matang, kapiler baru akan menutup dan diserap
kembali, kolagen yang berlebih juga akan diserap dan sisanya akan
mengerut sesuai dengan regangan yang ada, dan pada akhir fase ini kondisi
dan luka yang sudah menutup. Parameter pertama ialah panjang luka,
dimana akan diamati lama waktu berkurangnya ukuran panjang luka sampai
luka tersebut sembuh. Pada saat berkurangnya ukuran panjang luka terjadi
suatu proses kontraksi. Menurut Ehrlich (2012), kontraksi ialah suatu tahap
Parameter kedua ialah eritema atau kemerahan pada area luka. Eritema
tubuh yang mengalami luka akan melepaskan histamin dan sel mast yang
Edema atau pembengkakan pada area luka sayat akan berlangsung pada hari
terlihat pada fase proliferasi. Menurut Sabirin (2013), pada fase proliferasi
fase proliferasi akan berlangsung pendek apabila tidak ada kontaminasi atau
Parameter yang terakhir ialah luka yang sudah menutup. Luka yang
jaringan pada bekas luka dilakukan dengan cara remodeling kolagen dan
mengalami luka, serta akan diikuti rasa gatal dan munculnya penonjolan
epitel (keloid).
a) Faktor Umum
1) usia, pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi tubuh yang akan
memperbaiki luka.
b) Faktor Lokal
sekitar luka.
penyembuhan.
4) Benda asing, pada luka sayat benda asing harus dibersihkan dengan
infeksi.
6. Prosedur Perawatan Luka
a. Cuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir. Jika ingin lebih praktis lagi,
cukup gunakan hand sanitizer pada kedua tangan dan tunggu sampai
kering. Bila ada, gunakan sarung tangan medis supaya lebih steril.
atau kasa steril selama beberapa menit atau sampai perdarahan luar
gores yang kecil tidak perlu ditekan karena biasanya perdarahan tidak
hanya berlaku untuk luka yang berdarah. Jika Anda mengalami luka
bakar derajat tinggi yang menyebabkan kerusakan luas pada jaringan
mungkin.
Bersihkan luka dengan air bersih yang mengalir selama 5-10 menit,
pastikan tidak ada kotoran yang tertinggal pada luka. Cara merawat
infeksi pada luka. Setelah itu, rawat luka dengan menggunakan lap atau
Bila perlu, Anda bisa mengoleskan petroleum jelly tipis-tipis pada area
Association, petroleum jelly dapat menjaga area luka agar tetap lembap,
yang bisa muncul. Pada luka yang cukup dalam, Anda mungkin
infeksi karena bakteri dan kotoran. Namun, penggunaan obat ini dalam
tidak perlu menggunakan antibiotik ini untuk merawat luka gores yang
kecil. Jika muncul ruam atau kulit justru terasa perih, segera hentikan
penggunaannya.
Sebetulnya, tidak semua jenis luka harus diperban. Jika luka hanya
sedikit dan tidak dalam, Anda cukup membersihkan luka tersebut tanpa
menghitam.
A. Pengkajian
1. Data Inti Komunitas
a. Sejarah / Riwayat Terjadinya / Perkembangan :
Pabrik ini dibangun 2 tahun yang lalu dengan proses perintisan
otodidak tanpa mengikuti pelatihan-pelatihan.
b. Tipe keluarga :
Pabrik ini dibangun dan didirikan oleh keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak laki-laki serta anak perempuan yang bertipe keluarga yaitu
nuclear family (keluarga inti).
c. Status perkawinan :
Status perkawinan pekerja yaitu 3 orang sudah menikah dan 5 orang
belum menikah
d. Nilai dan keyakinan yang dianut :
Keyakinan para pekerja islam dan ketika adan berkumandang pekerjaan
dihentikan serta melakukan ibadah
e. Agama :
Pekerja di Pabrik sapu ijuk seluruhnya beragama islam.
f. Demografi :
↑
U
3) Agama
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan
Agama di Home Industri Sapu Ijuk milik Pak
Aden di RW 05 Kelurahan Sindangsari
Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi
b. Jawaban Kuesioner
Karakteristik Responden berdasarkan jawaban kuesioner dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jawaban
Kuesioner di Home Industri Sapu Ijuk milik Pak Aden
di RW 05 Kelurahan Sindangsari Kecamatan
Lembursitu Kota Sukabumi
B
eBerdasarkan tabel 3.27 diperoleh data bahwa responden bersikap
kurang terhadap pencegahan luka sayat/potong sebanyak 8 orang atau
100%.
Tabel 3.28 Distribusi Frekuensi Psikomotor terhadap Luka
Sayat/Potong Responden di Home Industri Sapu Ijuk
milik Pak Aden di RW 05 Kelurahan Sindangsari
Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi
No Psikomotor Frekuensi Persen
(%)
1 Tidak melakukan 4 100
penanganan
Jumlah 4 100
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
2 DS : Domain 1 : Promosi
1. Menurut pekerja bahwa Keperawatan
pertolongan pertama saat luka
Sayat/potong melakukan pingsapan Kelas 2 : Manajemen
darah oleh mulut dan meniup luka Kesehatan
2. Pekerja mengatakan bahwa
terjadinya luka sayat/potong sudah Diagnosa keperawatan
hal yang wajar dan menjadi risiko :
dalam melakukan pekerjaan (00078)
tersebut Ketidakefektifan
manajemen kesehatan
DO : pada pekerja di home
1. Hasil kuisioner bahwa semua industri Sapu Ijuk Pak
pekerja 100% melakukan Aden
pertolongan pertama saat luka
Sayat/potong melakukan pingsapan
darah oleh mulut dan meniup luka
2. Adanya pekerja yang pernah
mengalami luka sayat/potong
3. Pengetahuan tentang luka
sayat/potong 87.5% yang kurang
mengetahui.
2. Prioritas Masalah
Skoring Diagnosa Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko Pada Pekerja
di Home Industri Sapu Ijuk milik Pak Aden di RW 05 Kelurahan
Sindangsari Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi
No Kriteria Skor
1. Kesadaran pekerja akan masalah 1
2. Motivasi pekerja untuk menyelesaikan masalah 2
Level 3 : Intervensi
Manajemen Lingkungan Keselamatan
6486 1. Identifikasi kebutuhan
keamanan pasien berdasarkan
fungsi fisik dan kognitif serta
riwayat prilaku di masa lalu
2. Identifikasi hal-hal yang
membahayakan di lingkungan
3. Edukasi individu dan
kelompok yang berisiko tinggi
terhadap bahan berbahaya
yang ada dilingkungan
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
Level 1 : Domain VII Level 1 : Domain VII
Kesehatan Komunitas Komunitas
DX : Perilaku
Mendemostrasikan Psikomotor 1. Mendemonstrasikan 1. Pekerja dan Selasa, 28 Desember Bpk. Aden
kesehatan
jenis tahapan terjadi jenis luka sayat/potong pemilik Sapu 2021. Pukul 14.00
cenderung
infeksi luka Ijuk mampu Di Pabrik Bpk. Aden
beresiko
sayat/potong memahami
tentang luka
Sayat/Potong
Adanya poster Diskusi 1. Terdapat poster 1. Terdapat poster Selasa, 28 Desember Bpk. Aden
tentang tahapan Kelompok tentang tahapan tetang tahapan 2021. Pukul 14.00
perawatan luka perawatan luka. luka dan Di Pabrik Bpk. Aden
perawatan luka
2 Domain 1 Untuk memberikan Kognitif 1. Penyuluhan mengenai 1. Pekerja dan Selasa, 28 Desember Bpk. Aden
Promosi pemahaman dan Penanganan Luka pemilik Sapu 2021. Pukul 14.00
kesehatan meningkatkan sayat/potong Ijuk mampu Di Pabrik Bpk. Aden
pengetahuan tentang memahami
Kelas 2 Penanganan Luka tentang luka
Manajemen sayat/potong Sayat/Potong
kesehatan
Mendemostrasikan Psikomotor 1. Mendemontrasikan 1. Pekerja dan Selasa, 28 Desember Bpk. Aden
DX : perawatan pertama perawatan pertama pemilik Sapu 2021. Pukul 14.00
Ketidakefekt luka sayat/potong pada luka bakar Ijuk mampu Di Pabrik Bpk. Aden
ifan bila terjadinya luka memahami
manajemen sayat/potong agar tentang luka
kesehatan tepat penanganan saat Sayat/Potong
terjadinya luka
sayat/potong
- Terbentuknya Tim Diskusi 1. Pembentukan Tim 1. Adanya Selasa, 28 Desember Bpk. Aden
Pertolongan Kelompok pertolongan petama kelompok 2021. Pukul 14.00
pertama pada luka pada lukas pertolongan Di Pabrik Bpk. Aden
Sayat/Potong dan sayat/potong pertama luka
tersedia kotak P3K 2. Adanya kotak P3K sayat/potong
- Adanya ciri pada 3. Ditempel stiker
setiap lahan yang peringatan area
berbahaya berbahaya
- Terdapat call canter 4. Ada call canter yang
medis di poster dapat dihubungi
Jam/ Diagnosa PELAKSANAA
N EVALUASI TANDA TANGAN
Hari/ Keperawat TINDAKAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN PERAWATAN
Tanggal an YA TIDAK
Manajeman Lingkungan
Keselamatan (6486)
Aktivitas yang dilakukan
Mengidentifikasi kebutuhan √
keamanan para pegawai
berdasarkan fungsi fisik dan
kognitif serta riwayat
perilaku di masa lalu
Mengidentifikasi hal-hal
√
yang membahayakan di
lingkungan, misalnya :
bahaya fisik, biologi dan
kimiawi di lingkungan
Melakukan edukasi individu
dan kelompok yang beresiko
tinggi terhadap bahan √
berbahaya yang ada di
lingkungan
PREVENSI TERSIER
Pertolongan Pertama
– Menginstruksikan orang lain √
untuk memanggil bantuan, jika
diperlukan.
– Melakukan pengkajian awal
yang sesuai standar
untuk menurunkan risiko √
infeksi ketika memberikan dan pertolongan
perawatan. pertama pada luka
– Mencatat karakteristik luka sayat/potong
atau luka bakar, termasuk √ A:
drainase, warna, ukuran dan Masalah teratasi
bau. P:
– Melakukan perawatan √ Intervensi
luka/luka bakar yang tepat. dihentikan.
Catatan Perkembangan
Masalah teratasi
P:
Intervensi Dihentikan
I:
E:
PEMBAHASAN
melaksanakan asuhan kesehatan kerja, melalui pengkajian untuk menentukan masalah kesehatan
salah satu tahap yang penting dalam keperawatan kesehatan kerja. Dengan ditemukannya
masalah kesehatan yang ada melalui pengkajian yang komprehensif, diharapkan upaya-upaya
yang dilakukan untuk memecahkan masalah kesehatan tersebut dapat dilakukan dengan
pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach), yang dituangkan dalam proses
Hasi analisis data diperoleh dari dua diagnosa keperawatan yaitu yang pertama, perilaku
kesehatan cenderung beresiko pada pekerja di home industri pabrik sapu ijuk. Dari diagnosa
yang sudah di tetapkan terdapat perencanaan yang dirumuskan sebagai solusinya yaitu
melakukan penyuluhan kesehatan tentang luka sayat/potong dan penanganan luka sayat/potong.
Pada hari Selasa, 28 Desember 2021 pukul 16.00 WIB telah dilakukannya implementasi
keperawatan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. Hasil evaluasi di dapatkan bahwa
Diagnosa yang kedua yaitu Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Pada Pekerja Di Home
Industri Kripik Lantak. Dari diagnosa yang telah di buat maka terdapat perencanaan yang
2021 pukul 16.00 WIB telah dilakukan implementasi sesuai dengan yang sudah direncanakan
dalam perencanaan. Hasil evaluasi didapatkan bahawa masalah teratasi dan intervensi
dihentikan.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh 100% pegawai di Home Industri Keripik rata-rata
berusia <50 tahun dan 2 orang beruasi 40 dan 55 tahun. Menurut Hasibuan (2009) umur harus
mendapat perhatian karena mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja, tanggung
jawab serta ketelitian seseorang. Beberapa kapasitas fisik, seperti penglihatan, pendengaran, dan
Sebanyak 100% pekerja mengatakan jam kerja di home industri keripik pisang yaitu <8
jam/hari, tetapi bisa lebih jika terdapat banyak pengorder. Menurut Undang-Undang No.13 tahun
2003 tentang ketenaga kerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1, UU
No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan
jam kerja ini telah di atur dalam 2 sistem seperti yang telah disebutkan yaitu: 7 jam kerja dalam 1
hari atau 40 jam kerja dalam seminggu. Ketidak sesuaian ini menyebabkan kelelahan yang
berlebihan pada pegawai dan bisa menyebabkan resiko terjadinya kecelakaan pada pegawai.
Berdasarkan hasil kajian bahawa pada barang-barang yang berbahaya tidak memakai tanda
bahaya. Apabila dilakukannya atau diterapkannya tanda-tanda bahaya untuk barang-barang yang
dapat menimbulkan kecelakaan maka akan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan kerja serta
Berdasarkan hasil kajian bahwa pegawai tidak mengetahui informasi mengenai Luka
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.
Begitu pula dengan pengetahuan tentang K3. Pengetahuan K3 diberikan pada pegawai agar dapat
Pengetahuan merupakan salah satu unsur penting dalam pembentukan tindakan seseorang
karena perilaku didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenaga kerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan
yang dibuat untuk mengatur masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak
ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak
faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut
sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Berdasarkan hasil data kesehatan keselamatan kerja di Home industry Home Industri
yaitu : Perilaku kesehatan cenderung beresiko. Tidak memahami tentang luka sayat/potong
serta cara perawatan luka dan penanganan luka sayat. Hasil evaluasi menunjukan masalah
B. Saran
kerja dan rutin untuk melakukan evaluasi terhadap perkembangan mengenai keselamatan
dan kesehatan kerja di home indutri dan dapat menganalisis kekurangan home industry
Diharapkan pekerja dapat melindungi diri dari kecelakaan akibat kerja karena
ketidakpatuhan dalam melakukan pekerjaan serta dapat sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Hendi Dan Lister. 2019. Tingkat Efektivitas Penyembuhan Luka sayat. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, Vol 5,No. 6.
Okteviani dll. 2019. Bahan alami penyembuh luka. Majalah farmasetika, 4 hal. 45-56.
Sucipto CD. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publising, 2014.
https://www.alodokter.com/wajib-tahu-pertolongan-pertama-pada-luka-sayat-untuk-
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang anda anggap benar
Komponen Pengkajian Keperawatan Kerja berdasarkan Community
Assessment Wheel (Community As Patner)
1. Data Inti Komunitas
a. Sejarah / Riwayat Terjadinya / Perkembangan :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
b. Tipe keluarga ;
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….
c. Status perkawinan :
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..
d. Nilai dan keyakinan yang dianut :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
e. Agama
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….......
f. Demografi ( usia, karakteristik jenis kelamin, distribusi ras dan
distribusi etnis)
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
g. Statistik vital
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Pengetahuan
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Total Keterangan
1 0 0 0 0 1 KURANG
1 1 1 0 0 3 CUKUP
1 1 0 0 0 2 KURANG
1 1 0 0 0 2 KURANG
0 0 0 0 1 1 KURANG
1 1 0 0 0 2 KURANG
0 0 1 0 0 1 KURANG
1 1 0 0 0 2 KURANG
Sikap
Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10 Soal 11 Total Keterangan
0 0 0 1 0 0 1 KURANG
0 0 0 1 1 0 2 KURANG
0 0 0 1 0 0 1 KURANG
0 0 0 1 1 0 2 KURANG
0 0 0 1 1 0 2 KURANG
0 0 0 1 0 0 1 KURANG
0 0 0 1 0 0 1 KURANG
0 0 0 1 0 0 1 KURANG
SATUAN ACARA PENYULUHAN
• Trauma
• Tekanan
• Immunodefisiensi
• Malignansi
• Kerusakan psikososial
• Efek obat-obatan
C. JENIS-JENIS LUKA
1. Berdasarkan Kategori
a) Luka Accidental
Adalah cedera yang tidak disengaja, seperti kena pisau, luka tembak, luka
bakar; tepi luka bergerigi; berdarah; tidak steril
6. Iskemia
Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada
bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat
dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal
yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendi
7. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula
darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan
terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
8. Pengobatan
Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap
cedera
Antikoagulan: mengakibatkan perdarahan
Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri
penyebab yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak
akan efektif akibat koagulasi intravaskular.
9. Status Nutrisi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau
setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 – 7 hari setelah
pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan
drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu,
dan peningkatan jumlah sel darah putih.
2. Perdarahan
Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis
jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti
drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda. Sehingga balutan (dan
luka di bawah balutan) jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam
pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu.Jika perdarahan
berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka steril mungkin
diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan.
3. Dehiscence dan Eviscerasi
Merawat luka dengan memasang pembalut atau penutup pada luka agar luka tidak
terbuka
1) Tujuan
a) Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
b) Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari
luka ke daerah sekitarnya
c) Mencegah terjadinya infeksi silang
d) Mengistirahatkan bagian yang luka atau sakit
e) Sebagai penahan pada bagian yang luka atau sakit
f) Memberikan rasa aman dan nyaman
2) Alat Alat Perawatan Luka
1. Seperangkat peralatan steril
a. Kasa steril
b. Kasa penekan
c. Mangkok kecil
2. Peralatan tidak steril
a. Gunting pembalut
b. Plester
c. Alkohol 70% dalam tempatnya
e. Bengkok (Tempat kasa kotor)
f. Kain pembalut atau verband
g. Alat-alat desinfektan dalam tempatnya (misalnya bethadin solution)
h. Normal Saline
3) Pelaksanaan
a. Bersihkan Luka :
- Bersihkan Luka Dengan Air Mengalir
- Bersihkan Luka Dengan Cairan Nacl0,9% (Jika Ada)
b. Hentikan Pendarahan (Jika Terjadi Pendarahan) :
- Tekan Area Luka Menggunakan Kain Bersih Atau Kasa (Jika Ada)
c. Obati Luka :
- Oleskan Bethadine Pada Area Luka Menggunakan Kasa
d. Tutupi Luka:
- Tutup Luka Menggunakan Kasa Kemudian Plaster
- Tutup Luka Menggunakan Handiplash ( bila tidak terdapak kasa dan
lukanya kecil)
e. Call Center
- Unit Gawat Darurat Terdekat
- Puskesmas Cikundul (085772973730)
- RSUD Al-Mulk (0266622094)
Pada Hari Senin Tanggal Dua Puluh Tujuh Desember Dua Ribu Dua Puluh Satu
Telah Dilaksanakan Lokakarya Mini Di Sebuah Home Industry Sapu Ijuk Yang Di
K3 Satu Orang, Yang Di Mulai Pukul Dua Siang Dan Selesai Pada Pukul 3 Sore
Adapun Hasil Yang Telah Disepakati Dari Yang Telah Di Paparkan Yaitu Terdapat
Menyetujui,
2. PEMBAGIAN KUEISIONER
3. PRA LOKMIN
4. LOKMIN
5. IMPLEMENTASI
a. Penkes Mengenai Luka Sayat Dan Penanganannya