Anda di halaman 1dari 8

PAPER

KTSP DAN PENERAPANNYA DALAM


PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA

MATA KULIAH
KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN

Oleh:

Aliyyu Atmaragita (200521630061)


David Yuzak Christanto Anthony (200521630052)
Dzulfiqar Ari Saputra (200521630103)
Frasaja Mahendra Imawan (200521630038)

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap program pembelajaran memerlukan kurikulum yang berguna sebagai
acuan dalam melaksanakan program pembelajaran. Kurikulum pendidikan hendaknya
disusun dengan memperhatikan perkembangan zaman, sehingga substansi maupun
pelaksanaan dari isi kurikulum tersebut sesuai dengan perkembangan khususnya IPTEK
serta seni dan budaya. Salah satu kurikulum pendidikan yang pernah dipakai di
Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP. Kurikulum
tersebut diterbitkan pada tahun ajaran 2006/2007 yang mana saat itu menggantikan
Kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Dengan diterapkannya KTSP, diharapkan program pembelajaran dari setiap
satuan pendidikan telah sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga peserta didik
maupun guru dan tenaga pengajar tidak tertinggal oleh zaman. Kurikulum ini diterapkan
pada seluruh satuan pendidikan, termasuk pada Pendidikan Kejuruan. Maka dari itu,
struktur dan sistematika penerapan program pembelajaran pun disesuaikan dengan
KTSP. Namun penyusunan kurikulum ini lebih fleksibel, karena dalam KTSP, sekolah
berwenang menyusun kurikulumnya sendiri dengan memperhatikan standar pendidikan
nasional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu KTSP?
2. Bagaimana karakteristik dan prinsip KTSP?
3. Bagaimana penerapan KTSP pada PTK di Indonesia?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Membahas tentang pengertian KTSP dan penjelasan mengenai KTSP.
2. Membahas tentang karakteristik dan prinsip KTSP.
3. Membahas tentang penerapan KTSP pada PTK di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KURIKULUM KTSP


Salah satu kurikulum pendidikan yang pernah diterapkan di Indonesia adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP. Kurikulum ini juga dikenal
sebagai Kurikulum 2006. Kurikulum ini mulai disusun pada tahun ajaran 2007/2008 yang
memiliki dasar yang sama dengan kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi), hanya saja terdapat perbedaan pada kewenangan dalam penyusunannya.
Dimana dalam penyusunan KTSP, sekolah memiliki kewenangan untuk menyusun
kurikulumnya sendiri dengan binaan dan pemantauan dari dinas pendidikan wilayah
setempat. KTSP resmi diterbitkan lewat dikeluarkannya Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun
2006 yang mengatur pelaksanaan Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar
isi kurikulum dan Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kelulusan. Di
Indonesia, sebagian besar lembaga pendidikan menerapkan KTSP mulai dari tahun 2006
hingga diterbitkannya Kurikulum 2013 atau K-13.
Secara umum, KTSP merupakan kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan di Indonesia dengan menjadikan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36 sebagai
acuan dalam penyusunannya. Menurut Rusman, KTSP adalah kurikulum dalam
pelaksanaannya mengacu pada standar nasional pendidikan, yakni bentuk operasional yang
disusun dan dailksanakan oleh unit-unit pendidikan tertentu. Menurut Muhammad Joko
Susilo, KTSP adalah salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat
dalam penguasaan ilmu dan teknologi sebagaimana tercantum dalam tujuan negara.
Penyusunan dan pelaksanaan KTSP harus mengacu pada standar nasional pendidikan yang
terdiri dari isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara
berencana dan berkala.

B. KARAKTERISTIK DAN PRINSIP KTSP


Setiap kurikulum yang diterapkan pada satuan pendidikan di setiap periodenya pasti
memiliki karakteristik yang membedakan dengan kurikulum-kurikulum lainnya. Begitu pula
dengan KTSP yang memiliki karakteristik tersendiri. Menurut buku Abdullah Idi yang ditulis
oleh Kusnandar, karakteristik KTSP diuraikan sebagai berikut:
a. Menekankan pada tercapainya kemampuan siswa baik secara individu maupun
klasikal. Dalam kurikulum ini, siswa didorong untuk menumbuhkan pengetahuan,
sikap, nilai, dan minat yang nantinya akan membentuk karakter dari siswa tersebut.
b. Berorientasi pada hasil belajar (outcome) dan keberagaman.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan atau metode yang
beragam.
d. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Sumber tersebut dapat diambil dari unsur-
unsur lain yang memenuhi sifat edukatif.
e. Penilaian ditekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu
kompetensi, dan ciri-ciri tersebut harus tercermin dalam praktik pembelajaran.
Dalam mengembangkan KTSP harus memperhatikan prinsip-prinsip tertentu yang
telah diatur dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi. Prinsip-prinsip
tersebut yaitu:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
yang disesuaikan dengan lingkungannya. Hal ini berarti upaya pengembangan
potensi dan proses belajar peserta didik harus disesuaikan dengan lingkungan sekitar
peserta didik.
b. Beragam dan terpadu. Beragam artinya pengembangan kurikulum harus
memperhatikan keberagaman karakteristik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status
sosial ekonomi dan jenis kelamin peserta didik. Terpadu artinya kurikulum harus
disusun dan dikembangkan secara berkaitan dan berkesinambungan.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Artinya
kurikulum harus senantiasa dikembangkan mengikuti perkembangan IPTEK dan seni
budaya.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Artinya dalam mengembangkan kurikulum
harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat maupun lingkungan sekitar dengan
mengikuti perkembangan zaman.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Artinya isi dari kurikulum mencakup
keseluruhan kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disampaikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat. Artinya menurut kurikulum ini, belajar hendaknya dilakukan
sepanjang hayat, baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Artinya
pengembangan kurikulum ini harus memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

C. PENERAPAN KTSP DALAM PTK DI INDONESIA


Di Indonesia, KTSP mulai diterapkan pada tahun ajaran 2006/2007. Termasuk
pendidikan kejuruan atau PTK yang juga menerapkan KTSP pada tahun ajaran tersebut.
Karena KTSP disusun oleh masing-masing satuan pendidikan, sehingga antara SMK satu
dengan SMK yang lain bisa saja memiliki kurikulum yang berbeda. Konsep atau dasar dari
kurikulum dari setiap sekolah sama, tetapi dalam pengembangan dan penerapannya bisa
saja memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan latar belakang dan
lingkungan dari setiap siswa, sehingga penyusunan kurikulum harus disesuaikan dengan
latar belakang siswa dan lingkungan tempat sekolah berada. Dalam KTSP, pihak sekolah
memiliki kewenangan menentukan 3 (tiga) muatan lokal, yakni dari provinsi,
kabupaten/kota, dan sekolah itu sendiri. Dengan menentukan muatan lokal sendiri,
hendaknya dapat dijadikan sebagai keunggulan dari sekolah tersebut. Selain itu
pemberdayaan guru juga menjadi lebih baik, karena guru dapat menentukan kurikulum
sendiri yang tepat dengan kebutuhan peserta didiknya.
Dalam PTK di Indonesia, terdapat struktur dan muatan pokok mengenai penerapan
KTSP. Struktur dan muatan pokok tersebut tertuang dalam standar isi yang dimuat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.
Struktur dan muatan pokok tersebut terdiri dari lima pokok mata pelajaran, yaitu: (1)
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, (2) Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, (3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, (4) Kelompok mata pelajaran estetika, dan (5). Kelompok mata pelajaran jasmani,
olah raga dan kesehatan.
Mengacu pada KTSP, kurikulum SMK/MAK berisi mata pelajaran wajib, mata
pelajaran kejuruan, muatan lokal dan pengembangan diri. Mata pelajaran wajib meliputi
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan
budaya, pendidikan jasmani dan olah raga, dan ketrampilan kejuruan. Mata pelajaran wajib
ini disebut juga dengan muatan nasional. Mata pelajaran kejuruan meliputi beberapa mata
pelajaran sesuai program keahlian dari masing-masing jurusan yang bertujuan untuk
menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan
menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya. Muatan lokal meliputi mata pelajaran bahasa
daerah, pendidikan lingkungan hidup, dan lain-lain disesuaikan dengan sumber daya,
budaya, dan potensi dari daerah tempat sekolah berada. Sedangkan pengembangan diri
meliputi kegiatan ekstrakulikuler yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat
siswa. Struktur KTSP pada PTK meliputi isi pokok pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun atau empat tahun, mulai kelas X sampai dengan kelas
XII atau sampai kelas XIII. (Permendiknas No 22 Tahun 2006).
Pengaturan beban mengajar pada PTK sesuai KTSP diselenggarakan melalui sistem
paket dan sistem kredit semester (SKS). Satuan pendidikan SMK/MAK standar menggunakan
sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester (SKS), sedangkan satuan
pendidikan SMK/MAK mandiri menggunakan sistem kredit semester (SKS). Sistem paket
adalah sistem pelaksanaan program pembelajaran yang mana peserta didik wajib mengikuti
seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas
sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Sedangkan sistem
kredit semester (SKS) adalah sistem pelaksanaan program pembelajaran yang mana peserta
didik dapat memilih dan menentukan sendiri mata pelajaran dan beban belajar yang akan
diikuti selama satu semester. Beban belajar merupakan satuan waktu yang dibutuhkan
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur ditetapkan maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka
dari mata pelajaran yang bersangkutan. Beban belajar yang dilalui dari pembelajaran sistem
tatap muka ditetapkan satu jam pelajaran adalah selama 40 hingga 45 menit, jumlah jam
pelajaran efektif dalam satu minggu adalah 36 jam.

D.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Salah satu kurikulum pendidikan yang diterapkan di Indonesia adalah KTSP


(Kurikulum Satuan Pendidikan) yang juga disebut sebagai Kurikulum 2006. Hal ini berkaitan
dengan tahun diterbitkannya KTSP, yaitu pada tahun ajaran 2006/2007. KTSP berlaku di
Indonesia mulai dari tahun ajaran 2006/2007 hingga diterbitkannya Kurikulum 2013 atau K-
13. Pengertian dari KTSP yaitu kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan di Indonesia dengan menjadikan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36 sebagai
acuan dalam penyusunannya.
Karakteristik KTSP meliputi: (1) Menekankan pada tercapainya kemampuan siswa
baik secara individu maupun klasikal, (2) Berorientasi pada hasil belajar (outcome) dan
keberagaman, (3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan atau
metode yang beragam, (4) Guru bukan satu-satunya sumber belajar, dan (5) Penilaian
ditekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu kompetensi, dan
ciri-ciri tersebut harus tercermin dalam praktik pembelajaran. Sedangkan prinsip-prinsip
KTSP meliputi: (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik yang disesuaikan dengan lingkungannya, (2) Beragam dan terpadu, (3)
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) Relevan
dengan kebutuhan kehidupan, (5) Menyeluruh dan berkesinambungan, (6) Belajar
sepanjang hayat, dan (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
KTSP disusun oleh masing-masing satuan pendidikan dengan memperhatikan
standar nasional pendidikan, sehingga walaupun memiliki dasar dan konsep yang sama,
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum antara sekolah satu dengan sekolah lain bisa
saja berbeda. Mengacu pada KTSP, kurikulum SMK/MAK berisi mata pelajaran wajib, mata
pelajaran kejuruan, muatan lokal dan pengembangan diri. Beban pembelajaran pada satuan
pendidikan SMK/MAK dituangkan dalam sistem paket dan sistem kredit semester (SKS). Bagi
SMK/MAK standar menggunakan sistem paket atau boleh menggunakan sistem kredit
semester, sedangkan SMK/MAK mandiri menggunakan sistem kredit semester (SKS).
REFERENSI

(Alhamuddin, 2014)
Alhamuddin. (2014). Sejarah Kurikulum di Indonesia. Nur El-Islam, 1(2), 48–58.
Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2015). BAB II Kajian Pustaka. Analisis Standar
Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang , 3, 103–111.
Hidayati, Y. M. (2008). PENERAPAN PROGRAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP) UNTUK POKOK BAHASAN OPERASI MATRIKS PADA SISWA KELAS I SMK
PERTIWI KARTASURA. 282.
Yulianto, I. A. (2013). Analisa Pelaksanaan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
Berorientasi Ktsp Di Smk N 2 Pengasih.
Zahra, Z. (n.d.). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Wikipedia. Retrieved November 28,
2021, from id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan#
(Astuti et al., 2015)
(Yulianto, 2013)
(Hidayati, 2008)
(Zahra, n.d.)

Anda mungkin juga menyukai