Anda di halaman 1dari 4

Resume Tugas Kuliah Umum

Melindungi Bumi dengan ECO


Narasumber: Ir. H. Muhammad Taufiq Oesman Hamid, MT. (Kepala Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau)

A. Pengelola PUPRPKPP

Visi Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2019-2024


Terwujudnya Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermartabat dan unggul di Indonesia (Riau
Bersatu)

Berdaya Saing
Kondisi kemampuan daerah yang mapan didukung pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, dan
sumber daya manusia yang handal dan lingkungan hidup yang lestari

Unggul
Menjadikan Riau berprestasi di bisang keagamaan, budaya, seni dan olahraga serta terbaik dan
terdepan dalam inovasi, pelayanan publik dan penyelenggaraan

Sejahtera
Kondisi kemakmuran masyarakat Riau yang dicirikan dengan meningkatnya pendapatan
masyarakat, berkurangnya ketimpangan sosial, menurunnya kemiskinan dan pengangguran

Bermartabat
Mengangkat marwah Provinsi Riau menjadi yang terdepan dan berintegritas melalui
pengamalan nilai-nilai agama serta penerapan falsafah budaya melayu dalam sendi kehidupan
masyarakat

Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2019-2024

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Beriman, Berkualitas dan Berdaya Saing Global
melalui Pembangunan Manusia
2. Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Daerah yang Merata dan Berwawasan Lingkungan
3. Mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri dan Berdaya Saing
4. Mewujudkan Budaya Melayu Negeri dan Mengembangkan Pariwisata yang Berdaya Saing
5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pelayanan Publik yang Prima
Berbasis Teknologi Informasi
Tugas dan Fungsi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau

Dasar hukum:
Peraturan Gubernur No. 16 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau

Tugas:
Membantu Gubernur

Fungsi:
1. Perumusan Kebijakan
2. Pelaksanaan Kebijakan
3. Pelaksanaan Eval dan Pelaporan
4. Pelaksanaan Administrasi
5. Pelaksanaan Tugas Lainnya

Pada Bidang:
1. Sekretariat
Melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada sub bagian perencanaan program,
keuangan, perlengkapan dan pengelolaan Barang Milik Daerah dan kepegawaian umum

2. SDA (Sumber Daya Air)


Mengelola SDA dan bangunan pengaman pantai pada wilayah sungai lintas daerah
kabupaten/kota

3. BM (Bina Marga)
Membidangi jalan dan jembatan

4. CK (Cipta Karya)
Membidangi gedung

5. PTR (Penata Ruang)


Melaksanakan perumusan kebijakan di bidang perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang (Planologi)

6. PKP (Penata Kawasan Pemukiman)


Membidangi Lingkungan, air bersih, dsb

7. JAKON (Jasa Konstruksi)


Membina Sumber Daya Manusia, konsultan
B. Pengertian ECO Green

Eco Green adalah konsep pengelolaan dan produksi material yang diupayakan untuk selalu
ramah lingkungan. Eco Green adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan
perancangan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan material yang ramah lingkungan serta
penggunaan energi dari sumber daya yang efektif dan efisien

Isu Strategis
a. Pembangunan Gedung Negara/Daerah yang berwawasan Lingkungan
b. Pengelolaan Sumber Daya Air dalam mendukung produktivitas pertanian
c. Optimalisasi pembinaan, pengawasan dan pengelolaan limbah persampahan

1. Bangunan Ramah Lingkungan


Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building concept adalah terciptanya
konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang
ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya
rendah, dan memperhatikan kesehatan, kenyamanan penghuninya.

Salah satu bangunan pemerintah yang mampu memperoleh predikat green building adalah
bangunan kemetrian PU atau Pekerjaan Umum. Pada tahun 2013, bangunan ini
memperoleh sertifikat Greenship level Platinum, berkat keberhasilannya menghemat
penggunaan energi hingga 61%, jadi pihak gedung hanya membayar listrik 39%.
Kemampuan untuk menghemat air dan mendaur ulang air juga menjadi faktor yang
menyebabkan gedung Kementrian PU memperoleh gelarnya.

2. Sumber daya air pendukung pertanian


Sumber daya air sangat dibutuhkan dalam mendukung keberlangsungan tanaman pangan,
dalam hal ini berupa pemanfaatan jaringan irigasi dalam mengaliri lahan pertanian sehingga
dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan air. Ketersediaan tanaman pangan merupakan
salah satu bentuk dukungan ECO Green.

Adapun bentuk jaringan irigasi permukaan pada kawasan persawahan. Irigasi permukaan
adalah penerapan yang paling sederhana yaitu dengan menghubungkan pertanian dengan
sumber air seperti sungai atau bendungan dan membiarkan air mengalir dengan sendirinya.
Sistem ini biasanya menggunakan pipa dan diterapkan oleh petani pada umumnya.

Adapun bentuk jaringan irigasi pancaran pada kawasan tanaman sayur mayur. Irigasi ini
adalah irigasi modern biasanya menyalurkan air menggunakan pancuran untuk menjadikan
seperti hujan hingga mengairi tumbuhan dari atas ke akar

3. Pengelolahan Limbah Sampah


Tempat Pemrosesan Akhir Regional adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan
sampah ke media lingkungan yang dikelola secara bersama-sama oleh dua atau lebih
kabupaten/kota dalam satu provinsi, selanjutnya disebut TPA Regional. Saat ini Provinsi Riau
sedang merencanakan pembangunan TPA Regional Pekanbaru-Kampar.

Berdasarkan studi kelayakan TPA Regional di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar tahun
2016, lokasi terpilih yang layak untuk pembangunan TPA Regional di Kota Pekanbaru dan
Kabupaten Kampar adalah di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.
Sedangkan luas lahan TPA yang dibutuhkan untuk melayani ke 2 wilayah tersebut adalah +/- 40
Ha dengan umur teknis sarana pengelolaan sampah selama 20 tahun.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan


pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Banjarbakula yang berada di
Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. TPA Regional Banjarbakula
mampu menampung 790 ton/hari timbulan sampah yang dihasilkan oleh 475.000 jiwa di lima
kabupaten/kota di Kawasan Metropolitan Banjarbakula, yakni Kota Banjarmasin dengan 440
ton/hari, Kota Banjarbaru (200 ton/hari), Kabupaten Banjar (70 ton/hari), Kabupaten Barito
Kuala (40 ton/hari) dan Kabupaten Tanah Laut (40 ton/hari).

Anda mungkin juga menyukai