Anda di halaman 1dari 10

Nama : Regina Oktafia Br Ginting

Ronni Rijal Marjuki Siregar

Tingkat/Jurusan : I-C/Teologi

Mata Kuliah : Filsafat Barat

Dosen Pengampu : Dr. Jadiaman Perangin-angin

Karl Marx dan Friedrich W. Nietzche

I. Pendahuluan
Pada kesempatan ini, tim penyaji akan membahas 2 tokoh, yaitu Karl Marx dan
Friedrich W.Nietzche. Kita akan membahas tentang pemikiran- pemikiran tokoh tersebut,
beserta karya-karyanya. Semoga sajian ini menambah pengetahuan kita semua.
II. Pembahasaan
2.1 Karl Marx
2.1.1 Riwayat Hidup
Karl marx terkenal bukan hanya sebagai seorang filsuf, melainkan juga seorang ahli
politik,ahli sejarah, ahli sosiologi, dan ahli ekonomi. Ia lahir di Trier, Prusia, pada 5 Mei
1818. Ia berasal dari keluarga Yahudi. Konon ayahnya yang bernama Herschel adalah
keturunan para rabi (pendeta Yahudi). Ayahnya yang merupakan seorang pengacara
meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama Kristen Protestan. Setelah selesai
menempuh pendidikan di tempat kelahirannya, pada tahun 1835, Marx melanjutkan studinya
di universitas Bonn dengan mengambil jurusan hukum. Ia tertarik pada filsafat dan
kesusastraan. Lalu, ia pindah ke Universitas Berlin untuk mempelajari filsafat Hegel.
Selanjutnya, ia pindah ke Universitas Jena. Disana, ia meraih gelar doctor pada usia 23 tahun
dengan tesis berjudul Die Differenz der Demokritischen und Epikureischen Naturphilosophie
(oerbedaan Filsafat Alam Democritus dan Epicurus).
Pada usia 25 tahun ia menikah dan segera meninggalkan Jerman untuk mencari tempat
yang lebih aman dalam mengungkapkan buah pikirannya yang kerap tidak disukai
pemerintah Jerman karena dianggap membahayakan kekuasaan pemerintah. Ia pergi ke
Paris, Prancis. Pada tahun 1845, Marx diusir dari Paris karena pemikiran-pemikirannya yang
meresahkan pemerintah Jerman. Ia pindah ke Brussel dan bergabung dalam politik gerakan
revolusi 1848 namun gagal. Ia pun di usir dari Brussel, kemudian menetap di London,
Inggris. Disana, tepatnya di British Museum, ia fokus menulis buku tentang sistem
kapitalisme sampai tiga jilid yang nantinya menjadi adikaryanya yang sangat terkenal serta
memepengaruhi banyak tokoh politik dan pemikir sesudahnya. Pada tahun 1864, Marx
bergabung dalam aktivitas politik gerakan pekerja internasional. Tetapi, disintegrasi di tubuh
gerakan tersebut dan penyakit yang ia derita menandai akhir dari kariernya. Marx memiliki
tujuh anak. Empat diantaranya meninggal karena kecelakaan. Sisanya adalah 3 orang putri.
Tahun 1881, istrinya meninggal dunia. Lalu, pada 14 Maret 1883, ia menyusul istrinya
kembali kepangkuan Tuhan di usia 64 tahun.1
2.1.2 Pemikiran Tokoh
1
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013),334-335
Karl Marx bukanlah seorang penulis sistematika melainkan seorang aktivis revolusioner
sehingga tulisan-tulisannya kadang kala banyak mengandung keraguan, kurang memahami
persyaratan ilmiah seperti ketetapaan,konsepsi statistic,dan probablitas. Maka ide mana yang
mendapat tempat utama dan sejauh mana batas-batasnya kadang kala kurang jelas sebab tema
yang satu dengan yang lain saling terkait. 2
Pemikiran Karl Marx bukan saja menjadi inspirasi dasar “Marxisme” sebagai ideology
perjuangan kaum buruh, bukan saja menjadi komponen inti dalam ideology komunisme.
Tetapi dalam pemikiran Marx menjadi salah satu rangsangan besar bagi perkembangn
sosiologi, ilmu ekonomi dan filsafat kritis. Filsafat kritis berinspirasi dari pemikiran Karl
Marx, menjadi salah satu aliran utama dalam filsafat abad ke-20. 3
Marx hidup setelah dua revolusi besar pecah di daratan Eropa, yaitu revolusi politik
Kaum Borjuis di Prancis dan revolusi Industri di Inggris. Revolusi politik di Prancis
mengantarkan kaum Borjuis berkuasa dalam bidanfg politik dan ekonomi. Perkembangan
ekonomi kapitalis sangat cepat sekali dan industry juga berkembang cepat. Namun akibatnya
ialah jurang makin lebar antara kaum kapitalis yang kaya raya dengan rakyat jelata yang
miskin. Di Inggris pun demikian juga. Setelah mesin-mesin modern ditemukan, kegiatan
industry berubah total. Tanaga kerja manusia digeser oleh hadirnya mesin-mesin modern
tersebut. Akibatnya, pengangguran merajalela, kemiskinan, kesengsaraan, dan penderitaan
menimpa kaum buruh.4

2.1.3 Filsafat
a. Tentang Marx Muda dan Marx Tua
Pemikiran Marx muda lebih humanistis atau menekankan pembebasaan
manusia dari penindasaan dan keterasingan. Sementara, pemikiran Marx tua
sudah deterministis atau ideologis, dimana Marx meramaikan dan menetapkan
sejarah sebagaimana yang dibayangkannya. Meski baru muncul belakangan,
pemikiran Marx tua lebih dulu populer. Partai buruh di Eropa mendasarkan diri
pada ajaran Marx, lebih tepatnya Marxisme. Menurut Franz Magnis-Suseno
(2006), Marxisme telah menyederhanakan dan membakukan ajaran Marx
menjadi beberapa pokok saja. Pertama,sejarah tidak ditentukan oleh kehendak
manusia, melainkan oleh tingkat perkembangan tenag-tenaga produktif. Kedua,
kapitalisme niscaya akan tumbang. Ketiga, revolusi sosialis tinggal menunggu
matangnya kondisi-kondisinya.
Pemikiran marx muda baru santer dibicarakan ketika David Ryazanov,
seorang Marxist sekaligus kepala institute Marx-Engels di Moscow, pada tahun
1932 menerbitkan kumpulan tulisan Marx tersebut diberi judul Paris Manuscript.
Sejak itulah, pemikiran Marx diketahui mempunyai perbedaan dengan karya-
karyanya yang bersifat ekonomis dan deterministis di masa tua. Dalam Paris

2
Sutarjo Adisusilo, Sejarah Pemikiran Barat Dari yang Klasik Sampai yang Modern, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2013),247
3
Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx bdari Sosialisme Upotis ke Perselisihan Revisionisme,(Jakarta:Pt
Gramedia Pustaka Utama,2000),3
4
Darson Prawironegoro, Karl Marx Ekonomi Politik dan Aksi-Revolusi, (Jakarta:Nusantra Consulting,2012),10
Manuscript, Marx tampil sebagai seorang filsuf humanistis yang menyuarakan
pembebasaan manusia dari penindasaan penguasa dan keterasingan. 5
b. Tentang Membumikan Filsafat
Dari Hegel, Marx meminjam dialektikanya. Sedangkan dari Feuerbach,
ia memakai idenya mengenai dunia materi sebagai kenyataan akhir objek-objek
indrawi. Marx bukan sekedar meminjam dan memakai pemikiran kedua tokoh
tersebut, melainkan juga mengkritisnya. Menurutnya pemikiran kedua tokoh
tersebut masih melayang-layang diatas langit, atau bersifat kontemplatif, idealis,
tidak keliatan dalam aksi, dan tidak menimbulkan perubahan sama sekali dalam
kehidupan sosial. Pada dasarnya, ia juga mengkritik para filsuf sebelumnya.
Dalam hal ini, kata-katanya yang terkenal ialah, “Para filsuf tidak lebih dari
sekedar menafsirkan dunia dengan berbagai cara, padahal yang terpenting adalah
mengubahnya.
Jadi, Marx menginginkan filsafat dapat menimbulkan perubahan dalam
kehidupan manusia. Ia tidak ingin bermain-main dengan dunia pemikiran yang
tidak menghasilakan suatu perubahan. Namun ia tidak lagi membuat filsafat tetap
melayang-layang dilangit, melainkan turun ke bumi,.6
c. Kritik atas Hegel dan Pertentangan Kelas
Salah satu hal dari pemikiran Hegel yang ia kritik adalah mengenai
dialektika sejarah. Dalam dialektika sejarah Hegel, diyakini bahwa sejarah
digerakkan oleh Roh Absolut atau rasio dunia yang ingin memahami dirinya.
Menurut Marx, Hegel merumuskan dialektika sejarahnya dalam ranah konseptual
saja, tidak menyentuh hal-hal yang praktis. Telah disinggung bahwa dengan
filsafat, Marx menginginkan perubahan sosial. Disini sangat jelas pemikiran
anatara Marx dan Hegel. Hegel mempercayai adanya Roh Absolut atau rasio
dunia yang bekerja dibalik rasio manusia, sementara Marx meyakini bahwa
kenyataan terakhir adalah materi. Marx menekankan lain terhadap kata “materi”,
yang menurutnya merupakan kegiataan ekonomi di masyarakat. jadi dalam
kegiataan ekonomi masyarakat terdapat pertentangan yang kemudian
didamaikan atau dikrompomikan oleh, dalam bahasa Marx, “revolusi”.
Pertentangan terjadi dxalam kegiataan ekonomi masyarakat dikarenakan
alat-alat produksi dan bahan-bahan material dikuasai atau menjadi hak milik
individu-individu yang disebut kelas borjuis atau pemilik modal (capital).
Sementara, individu-individu yang tergolong kelas proletar atau pekerja buruh
tidak memiliki hak milik atas alat-alat reproduksi dan bahan-bahan material.
Persoalannya, Marx menemukan hubungan kerja yang tidak sehat antara kelas
borjuis dan kelas proletar. Menurutnya, pemilik modal telah melaukan
eksploitasi terhadap para pekerja atau buruh, yaitu dengan cara menggaji mereka
secara sewenang-wenang’.
Untuk menghentikan eksploitasi tersebut, tiada cara lain kecuali dengan
menghapus hak milik pribadi. Maka dari itu, Marx meramalkan, ketika kaum
5
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013),334-335

6
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013),334-335
proletar semakin beswar jumlahnya dan sudah tidak kuat menahan penderitaan
akibat dieksploitasi secara terus menerus, niscaya akan terjadi revolusi, yaitu
pemberontakaan kelas proletar terhadap kelas borjuis, yang pada akhirnya akan
dimenangkan oleh kelas proletar. Ujung pertentangan ini akan berakhir dengan
ditegakkannya masyarakat komunis atau masyarakat tanpa kelas. 7
d. Kritik atas Agama
Marx juga memberikan kritik terhadap agama. Ucapannya yang terkenal
dalam kritik agamanya ialah “Agama adalah candu rakyat”. Epigramnya inilah
yang membuatnya dicap sebagai orang ateis. Kalimat “agam adalah candu
rakyat”, menurut Franz (2006), sering diartikan seolah-olah Marx menuduh
agama menyesatkan dan menipu rakyat. Sebenarnya dalam pandangan Franz,
bukian pengertian semacam itu yang dimaksud oleh Marx. Marx tidak
membicarakan fungsi agama, apakah negative atau positif dalam kehidupan
sosial. Akan tetapi, maksudnya ialah ia menyetujui kritik agama Feuerbach, yang
mengatakan bahwa agama adalah hasil dari pyoyeksi manusia itu sendiri, atau
agama hanyalah pelarian atau sejadar khayalan dimana manusia mencari jati
dirinya sendiri.
e. Problem Kritik Agama dan Nilai Positifnya
Kritik agama yang dilancarkan Marx tersebut merupakan suatu tantangan
besar terhadap para agamawan. Mereka dituntut untuk meyakinkan bahwa agama
bukanlah pelarian dari dunia kenyataan. Marx tidak mengakui terhadap agama-
agama yang juga mempunyai peran membebaskan dan memberdayakan manusia
keluar dari ketertindasaan. Dalam pandangan Franz (2006), kritik agama Marx
menimbulkan dua pernyataan. Pertama, benarkan bahwa agama pada hakikatnya
merupakan pelarian? Kedua, benarkah bahwa manusia, agar dapat
mengembangkan diri sebagai makhluk yang sosial dan politik, harus berhenti
tunduk kepada Tuhan? Dalam menjawab kedua pernyataan ini, Franz tidak hanya
bertahan pada teori, namun bertolaak pada praktis agama, karena Marx memang
menginginkan yang demikian.
Marx telahmenyadarkan orang-orang beragama untuk tidak pasrah dan
menyerah pada nasib yang belum mereka ketahui dengan pasti. Agama jangan
hanya dijadikan tempat untuk berdoa dan membangun harapan serta bermalas-
malasan, tetapi pengaruhnya dituntut untuk merealisasikan harapannya itu dalam
bentuk kerja-kerja konkret.8

2.1.4 Karya-karya
Beberapa buku yang ditulis oleh Karl Marx, anatara lain:
a. Theses on Feurbach (1840)
b. Die Heiligefamilie (1845, ditulis bersama Engels)
c. Die Deutsche Ideologie (1846, ditulis bersama Engels dan Moses Hess)
d. Mesere de la Philosophie (1847)

7
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013),334-335

8
e. Class Stuggles in France (1850)
f. Zur Kritik der politishen Okonomie (1859) dan
g. Das Kapital (1867)9
2.2 Friedrich W.Nietzche (1844-1900 M)
2.2.1 Riwayat Hidup
Friendrich W. Nietzche dilahirkan di Rocken, dekat kota Leipzig pada tanggal 15
Oktober 1884. Ia adalah seorang Filsuf Jerman dan seseorang ahli ilmu fisiologi. Ayahnya
adalah seorang pendeta Lutheran yang bernama Carl Ludwig Nietzsche (1813-1849), dan
ibunya bernama Franziska (1826-1897). Ia diberi nama tersebut untuk menghormati kaisar
Prusia yaitu Friedrich Wilhelm IV yang memiliki tanggal lahir yang sama dengannya. Setelah
kematian `ayahnya pada tahun 1849, Nietzsche dengan adiknya yang bernama Elisabeth dan
Ludwig Joseph pindah ke Naumburg dekat10
Sewaktu ia mahasiswa, Nietzsche mulai mengenal karya-karya Schope dan juga sangat
mengagumi komponis Jerman yang bernama Ricard Wagner. Pada dasarnya Nietzsche
sendiri memiliki bakat besar dalam bidang music. Pada usia 25 tahun ia diangkat menjadi
guru besar di Basel. Karena ia dianggap amat pandai, universitas Liepzig menyerahkan
doctor kepadanya tanpa ia dituntut untuk menempuh ujian. Namun pada tahun 1879 ia
dipensiunkan karena alasan kesehatan 11
Dalam sepuluh tahun berikutnya ia berkeliling di Italia Utara, Prancis selatan dan Swis
mencari tempat yang cocok untuk kesehatannya. Dalam periode ini ia mkengarang banyak
buku filsafatnya ialah filsafat cara memandang “kebenaran” atau dikenal de4ngan istilah
filsaft Perspektivisme Nietzsche juga dikenal sebagai “sang pembunuh Tuhan” (dalam Also
Sprach Zarathustra) ia memprovokasi dan mengkritik kebudayaan barat di zamannya dengan
peninjauan ulang semua nilai dan tradisi.12
Pada tahun 1889 ia ditimpa serangan penyakit jiwa. Dengan peristiwa itu berakhirlah
kegiataan Nietzsche sebagai filsuf dan sastrawan. Untuk beberapa lamanya ia diopname
dalam klinik psikiatris yang kemudian sampi akhir hidupnya ia dirawat oleh ibunyta dan
saudarinya. Pada tahun-tahun ini Nietzsche justru mulai diakui sebagai filsuf dan sastrawan
Jerman yang besar. Akan tetapi ia sendiri sudah tidak sanggup untuk menyadari lagi
kemasyurannya. Nietzsche meninggal di Weimar pada tanggal 25 Agustus 1900 M. Nietzsche
tidak pernah menguraikannya filsafatnya secara sistematis, oleh karena itu sulit sekali untuk
meningkatkan pemikirannya. Satu-satunya karya yang direncanakan Nietzsche dalam bentuk
sistematis ialah buku yang diberi judul Die Wille Macht Ein (kehendak untuk berkuasa suatu
transvaluasi semua nilai). Buku ini rencanya akan terdiri dari empat jilid, namun pada
akhirnya yang ditemukan sesudah Nietzsche meninggal hanyalah catatn-catatn yang tidak
gampang disusun menjadi suatu uraian yang sistematis. 13

2.2.2 Pemikiran Tokoh

9
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013),334-335

10
Ayi Sofyan,Kapita Selekta Filsafat, (Bandung: CV Pustaka Setia,2010),188
11
Bertens.K, Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius,2001),86
12
Ali Maksum, Pengantar Filsafat dari Masa klasik hingga (Yogyakarta:Ar-Ruz Media, 2011),169
13
Bertens.K, Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius,2001),86
Pemikiran Nietzsche hidup dalam dunia yang tidak meyakinkan membuat setiap manusia
harus berpikir sampai titik dimana semua ide yang dapat merubah dunia dengan pikiran
terbuka secara fundamental. Nietzsche tidak memiliki aturan dalam berpikir sehingga
pemikirannya sangat fundamental dan radikal. Dengan pemikirannya menanggapi problema
kehidupan, ia berusaha untuk menangani segala fakta sosial yang terjadi di kehidupannya
dengan kesadaran yang bisa diterima akal. namun dengan pemikirannya yang fundamental
dan sangat kritis, membawa dirinya pada gangguan kejiiwaan. Pada akhirnya dia meninggal
karena sakit jiwa akibar memikirkan hal yang terlalu ekstrim mengenai Tuhan.

2.2.3 Filsafat
a. Kritik atas Kebudayaan Eropa
Nietzsche termasuk filsuf yang unik. Bahkan, gaya tulisan dan pemikirannya
yang tidak sistematis namun kritis terhadap seluruh relung kebudayaan Eropa pada
masanya itu, telah mempengaruhi lahirnya pemikiran-pemikiran sesudahnya. Ia
dikenang sebagai perintis eksistensialisme, pragmatism, dan dekonstruksionisme.
Dengan corak pemikiran demikian, Nietzsche ingin selalu mencari sesuatu yang baru,
yang terlepas dari sistem terdahulu. Baginya, sistem yang dipertahankan cenderung
akan memfosil dan ketinggalan zaman.
Sejalan dengan itu, ia menganggap seluruh kebudayaan Eropa, pada masanya,
sudah memfosil dan mengalami “gerhana”. Menurut Nietzsche, orang-orang Eropa
sudah tidak sanggup merenungkan diri, bahkan mengalami ketakutan untuk
merenung. Karena itu, Nietzsche sangan ingin menghancurkan kebudayaan Eropa
yang sudah mengalami dekadensi. Walaupun demikian, Nietzsche termasuk orang
yang bertanggung jawab. Sebab, setelah ingin menghancurkan kebudayaan yang
telah merosot itu, ia ingin membangun kebudayaan baru dan berpegang pada nilai-
nilai baru. Pukulan telak yang ia lancarkan terhadap kebudayaan Eropa dekaden, ia
lakukan dengan kata-katanya yang sangat masyhur, yaitu “Tuhan sudah mati”. 14
b. Tentang Kematian Tuhan
Dengan mengungkapkan “Tuhan sudah mati”, Nietzsche terkenal sebagai
“pembunuh Tuhan”. Menurutnya, Tuhan telah mati dan yang membunuhnya adalah
ia sendiri serta kita semua. Benarkah itu? Kematian Tuhan yang dimaksudkam
Nietzshe dapat kita simak dalam bukunya yang berjudul Die Frohliche Wissenschaft
(ilmu yang Mengasyikkan). Dalam buku tersebut, pembahsaan tentang kematian
Tuhan terdapat pada aforisme yang berjudul “Der tolle Mensche” (órang gila”).
Menurut Franz (2006), sebenarnya Tuhan tidak dibunuh atau Nietzche tidak
pernah membunuh Tuhan. Jadi, walaupun Nietzsche berteriak dan mengabarkan
bahwa Tuhan telah mati karena kita membunuhnya, pada dasarnya bukanlah Tuhan
yang sebenarnya, melainkan Tuhan yang disangkanya telah diciptakan oleh manusia-
manusia. karena itu, Nietzsche membunuh Tuhan yang diciptakan oleh manusia.
menurut Nietzsche, Tuhan itu dapat menghalangi manusia untuk menjadi yang lebih
sempurna. Tuhan juga menghalangi manusia untuk berkreasi. Salah sedikit, Tuhan
14
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013),
akan membunuhnya. Menurut Nietzsche, Tuhan semacam iyu yang harus dibunuh,
ditiadakan.
Tuhan ciptaan manusia yang perlu ditiadakan itu bisa berupa filsafat, ilmu
bpengetahuan, moralitas, agama, dan lain sebagainya, yang pada intinya adalah
segala sesuatu yang dipertuhankan. Hal ini perlu dilakukan karena segala sesuatu
yang dipertuhankan, menurut Nietzsche, akan menjadikan manusia mandek, mandul,
dan takut untuk melakukan pembaruan. 15
c. Tentang Nihilisme
Dengan mengumandangkan “kematian Tuhan”, Nietzsche telah membawa
manusia pada zaman baru, yaitu zaman tanpa Tuhan. Oleh karena itu, manusia yang
hidup di zaman ini adalah manusia yang hidup tanpa pegangan, manusia yang
terombang-ambing ke sana kemari, manusia yang tidak memiliki tujuan. Inilah yang
disebut Nietzsche segabai zaman nihilism. Walaupun demikian, Nietzsche menyebut
zaman ini sebagai zaman kreativitas dan kemerdekaan. Suatu zaman yang tidak
dibelenggu oleh nilai-nilai dan moralitas yang sudah mulai membusuk. Oleh karena
itu, nihilisme yang dimaksud Nietzsche bukanlah zaman akhir, melainkan zaman
dimana muncul manusia akan menulis nilai-nilai baru diatas papan yang sudah
kosong. Jadi, agar tidak selamanya berda dalam zaman nihilism, manusia harus
berkata “Ya” pada hidup yang tak pasti atau penuh dengan kemungkinan. Seseorang
yang takut berkata “Ya” pada hidup akan terus-menerus mengalami krisis dan jatuh
dalam dunia dekadensi yang selanjutnya. Sementara itu, mereka yang berkata “ya”
pada hidup setelah mengalami nihilism, tidak akan terjatuh pada dekadensi baru. Ia
akan terus-menerus menciptakan nilai-nilai baru.
Dengan demikian, “kematian Tuhan” menghendaki kembali kehidupan manusia.
manusia tidak perlu meratapinya dan berdiam diri. Dengan kata lain, jika Tuhan
hidup, manusia tidak hidup atau selamanya berada dalam penjara. Jika Tuhan mati,
maka manusia lah yang akan hidup dan menentukan nasibnya sendiri. Manusia akan
menemukan kemajuannya, setelah kehilangan nil;ai-nilai lamanya. 16
d. Tentang Kehendak untuk Berkuasa
Bagi Nietzsche, hidup, moralitas, dunia dan pengetahuan adalah kehendak untuk
berkuasa. Jadi kehendak untuk berkuasa menjadi hakikat dari segala sesuatu.
Kehendak untuk berkuasa bekerja secara dinamis. Hal ini dapat dicontohkan dengan
pengetahuan manusia. Bagi Nietzsche, pengetahuan bekerja sebagai instumen
kekuasaan. Oleh karena itu, dengan mengetahui, kita dapat menyusun konsep-
konsep, skema-skema, tatanan, struktur, dan susunan terhadap segala sesuatu. Semua
ini dilakukan sebagai cara untuk menundukkan segala sesuatu. Dengan demikian,
semakin berkembang pengetahuan manusia, maka semakin berkembang pula
kekuasaan manusia. Akan tetapi, Nietzsche tidak menghendaki pengetahuan itu
menjadi statis, atau menjadi kebenaran absolut. Sebab pengetahuan hanyalah sebuah
15
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013)

16
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013)
penafsiran, dan setiap penafsiran memiliki kelemahan, yaaitu terdapat kebutuhan
subjektif dalam setiap penafsiran.oleh karena itu, tidak ada pengetahuan murni atau
tidak ada kebenaran absolut, yang ada hanyalah kebenaran subjektif. Kebenaran
subjektif ini npada akhirnya disebut sebagai kehendak untuk berkuasa. 17
e. Tentang Ubermensch
Nietzsche memiliki gagasan tentang manusia yang melebihi manusia lainnya.
Adapun maksud dari manusia yang melebihi manusia lainnya adalah manusia yang
bisa mengatasi dirinya, dunianya, dan hidupnya. Sementara, manusia yang tidak bisa
mengatasi dirinya, dunianya, dan hidupnya adalah manusai biasa atau bukan
ubermensch. Nietzsche menunjukkan bahwa manusia yang melebihi manusia
lainnya adalah manusia yang tidak stabis, melainkan manusia yang dinamis atau
manusia yang berani berkata “ya” pada hidup. Jadi Ubermensch adalah manusia yang
tidak memprtuhankan segala sesuatu, manusia yang hidup dalam spontanitas,
manusia yang menikmati hidup tanpa jaminan absolut, manusia yang hidup apa
adanya. 18
f. Tentang segala Sesuatu yang Terulang Kembali
Nietzsche meyakini bahwa segala sesuatu akan terulang kembali sebagaimana
sedia kala. Pengulangan ini akan terjadi secara abadi. Dalam ajaran Kristen, manusia
yang lahir tidak akan dilahirkan kembali, tetapi akan dibangkitkan kembali kelak di
akhirat untuk mempertanggungjawabkan tindakannya selama hidup di dunia di
hadapan Tuhan. Menurut Nietzsche, orang yang mempercayai ajaran Kristen ini
adalah orang yang tidak berkata “ya” pada hidup. Dari sini, dapat diketahui bahwa
Nietzsche meyakini jika yang kekal adalah dunia, bukan Tuhan di luar dunia. Tidak
ada yang kekal selain dunia itu sendiri. Tidak ada konsep penciptaan selain terjadi
dengan sendirinya. Dalam artian, dunia ini tidak pernah berhenti berjalan. Dengan
demikian,adanya kehancuran tidak lain dari adanya perubahan untuk kembali lagi
seperti semula. Dari sinilah, Nietzsche dianggap sebagai penganut ateisme yang
ekstrem. 19
g. Problem Kritik Agama Nietzsche
Selain membunuh Tuhan, Nietzsche juga secara terus terang mengkritik agama,
khususnya agama Kristen. Menurutnya, agama Kristen hanyalah pelarian orang-
orang yang kalah, yang tidak berani melawan dan berkuasa. Franz mengakui,

17
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013)

18
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013)

19
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013)
sepanjang sejarah agama-agama, memang ada orang-orang yang memanfaatkan
agama untuk kepentingan hawa nafsu mereka yang rendah. Misalnya, ketakutan
manusia, kecurigaannya, kemalasaannya dll. Agam dijadikan topeng guna menutupi
ketidaksediaan untuk belajar, berkembang, dan membuka diri. Lebih jauh Franz
mengungkapkan seringkali agama dijadikan alat untuk menyalurkan kebencian
kerdil, bahkan kekejaman dan kebengisan. Menurut Franz, semua ini tidak dapat
disangkal. Maka kritikan Nietzsche terhadap agama tersebut ada benarnya juga.
Namun, dalam pandangan Franz, kritikan itu hanya mengena pada orang-orang
beragama yang hanya memanfaatkan agam sebagai topeng kemunafikan diri sendiri.
20

2.2.4 Karya-karya
Karya-karya yang dihasilkan Nietzche cukup banyak antara lain:
 Unzeitgemasze Betrachungen (1873-1876)
 Menschiliches-Allzumenschliches (1878)
 Frohliche Wissenschaft (1882)
 Also sprach Zarathustra (1883-1891)
 Jenseit von Gut und Bose (1886), dan
 Zur Genealogie der Moral (1887)11

III. Kesimpulan
Karl marx terkenal seorang filsuf, dan juga seorang ahli politik,ahli sejarah, ahli
sosiologi, dan ahli ekonomi. Pemikiran Karl Marx bukan saja menjadi inspirasi dasar
“Marxisme” sebagai ideology perjuangan kaum buruh, bukan saja menjadi komponen inti
dalam ideology komunisme. Tetapi dalam pemikiran Marx menjadi salah satu rangsangan
besar bagi perkembangn sosiologi, ilmu ekonomi dan filsafat kritis. Filsafat kritis berinspirasi
dari pemikiran Karl Marx, menjadi salah satu aliran utama dalam filsafat abad ke-20.
Friedrich W.Nietzche adalah seorang Filsuf Jerman dan seseorang ahli ilmu fisiologi.
Nietzsche tidak memiliki aturan dalam berpikir sehingga pemikirannya sangat fundamental
dan radikal. Dengan pemikirannya menanggapi problema kehidupan, ia berusaha untuk
menangani segala fakta sosial yang terjadi di kehidupannya dengan kesadaran yang bisa
diterima akal. namun dengan pemikirannya yang fundamental dan sangat kritis, membawa
dirinya pada gangguan kejiiwaan. Pada akhirnya dia meninggal karena sakit jiwa akibat
memikirkan hal yang terlalu ekstrim mengenai Tuhan. Ada juga beberapa karya-karya dari
Karl Marx, contohnya Class Stuggles in France dan Friedrich W.Nietzche contohnya Zur
Genealogie der Moral .

20
Masykur Arif Rahman, Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013)
IV. Daftar Pustaka

Adisusilo Sutarjo , Sejarah Pemikiran Barat Dari yang Klasik Sampai yang Modern, (Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada,2013),247
K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius,2001),86
Maksum Ali Pengantar Filsafat dari Masa klasik hingga (Yogyakarta:Ar-Ruz Media, 2011),169
Prawironegoro Darson ,Karl Marx Ekonomi Politik dan Aksi-Revolusi, (Jakarta:Nusantra
Consulting,2012),10

Rahman Masykur Arif , Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta:2013)


Sofyan, Ayi Kapita Selekta Filsafat, (Bandung: CV Pustaka Setia,2010),188
Suseno Magnis-,Franz Pemikiran Karl Marx bdari Sosialisme Upotis ke Perselisihan Revisionisme,
(Jakarta:Pt Gramedia Pustaka Utama,2000),3

Anda mungkin juga menyukai