Anda di halaman 1dari 14

Nama : Friska Uli Pangarriuan

Yesya Yahu GP Siahaan


Tingkat/Jurusan : 1-C/Teologia
Mata Kuliah : Filsafat Barat
Dosen Pengampu : Dr. Jadiaman Parangin-Angin kelompok 9

Arthur Schopenhauer, Ludwig Andreas Von Feuerbach Dan Soren Aaby Kierkegaard.

I. Pendahuluan
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio filsafat. Juga diartikan suatu sikap
seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan. Dalam sajian kali ini kita akan membahas tentang riwayat pemikiran dan
filsafat, karya karya dari filsuf filsuf yaitu Arthur Schopenhauer, Ludwig andreas Von
Feuerbach Dan Soren Aaby Kierkegaard. Disini kami akan menjelaskan mengenai
topik pembelajaran kita ini, semoga sajian dan penjelasan dari kami dapat
menambah wawasan kita semua.

II. Pembahasan
II.1. Arthur Schopenhauer
II.1.1. Riwayat Hidup (1788-1860)
Arthur Schopenheur lahir pada tanggal 22 februari 1788 di Danzing. Ia
merupakan anak tunggal dari pasangan heinrich floris Schopenhauer dan
johanna schopenheuer. Ayahnya adalah seorang banker dan saudagar kaya.
Sedangkan ibunya adalah seorang pengarang. Pada tahun 1796, saat berusia 8
tahun, schopenheuer di sekolahkan di perancis. Pada tahun 1804-1805,
ayahnya membiayai dirinya untuk melancong keberbagai Negara di eropa
agar memperoleh pengalaman yang banyak mengenai kehidupan budaya,
masyarakat dan model-model bisnis.
Pada tahun 1811, schopenheuer melanjutkan studi filsafatnya ke
universitas berlin. Disana ia mengikuti kulia-kuliah fichte. Pada taun 1820, ia
diangkat menjadi dosen di universitas berlin. Namun, Ia iri kepada hagel yang
juga mengajar di universitas berlin dan memiliki banyak pengikut. Ia selalu
mengecam hagel, bahkan ingin membuktikan bahwa dirinya lebih hebat
daripada hagel. Akan tetap pengikutnya tetap kalah dari pengikutnya hagel
yang sangat banyak.
Merasa gagal menandingi hagel, akhirnya dia keluar dari dunia
universitas. Kemudian, ia hidup menyendiri di frankurt dengan harta yang
melimpah dari warisan orang tuanya. Ia hidup mewah dan sering gonta ganti
pasangan. Namun, ia selalu idup dalam kegelisahaan dan ketakutan. Ia kerap
merasa terancam. Karena itu, ia tidur dengan pistol terisi disampingnya.
Schopenheuer menyadari jika dirinya sudah terkenal dan banyak orang yang
mengaguminya. Namun, ia tetap hidu menyendiri. Ia tetap tidak senang
bergaul dengan orang lain. Seperti itulah ia menjalani hidupnya hingga
meninggal dunia pada 21 september 1860 di franfurt.1

II.1.2. Karya-karya
A. Beberapa karya yang dihasilkan oleh schopenheuer, antara lain:
Die welt alas willw ubd vorstellung yang dibuat pada taun 1819 dan
parerga und paralipomena yang dibuat pada tahun 1851.2
B. Karya Arthur Schopenheur yang berjudul The World As Will And
Representation membedah beberapa pemikiran Kant dengan kombinasi
unsur Filsafat Timur. 3

II.2. Ludwig Andreas Von Feuerbach (1804-1872)


II.2.1. Riwayat hidup
Ludwig Feuerbach lahir pada 28 juli 1804 di landshut, jerman. Ayahnya,
Paul Johan Anselm Ritter Von Feuerbach, adalah seorang hakim terkemuka.
Sedangkan, ibunya adalah orang yang taat beragama. Pada awalnya,
Feuerbach memiliki keinginan membangun karir di Greja, sebagaiman yang
dicita-citakan oleh sebagian orang kala itu. Karena itulah ia belajar teologi di
universitas Heidelberg. Akan tetapi ia kemudian menyukai filsafat yang tidak
begitu disukai keluarganya. Semakin memperdalam kesukaan barunya itu, ia
datang ke univrsitas berlin untuk belajar filsafat. Disana ia mengikuti kuliah
hegel yang sedang menjadi favorit para pelajar fisfat pada masa itu.
Tahun 1825, feuerbarch pindah ke Erlangen. Disana, ia mempelajari ilmu
pengetahuan alam. Dan, di universitas kota ini ia mendapat gelar doktor
filsafat. Empat tahun kemudian ia diangkat menjadi dosen filsafat. Namun,
karena pemikiran-pemikirannya yang dianggap membahayakan agama
Kristen, ia dipersulit untuk menjadi professor. Akhirnya, ia keluar dari
mengajar di universitas dan menjadi pengarang bebas. Tahun 1837,
1
Masykur arif Rahman, buku pintar sejarah filsafat barat, (Yogyakarta: IRCISOD,2013), 310-311.
2
Ibid,312.
3
Kumara ari yuana, 100 tokoh filsuf dari abad 6M-21M,(yogyajakrta: ANDI,2010),209.
Feuerbach menikah dengan Bertha Low, yang memiliki pabrik porsel. Dari
pernikahannya ini, ia dikaruniai seorang putri yang bernama mathilde. Akan
tetapi putrinya meninggal sewaktu ia masih berusia tiga tahun. Ia sangat
terpukul dengan kematian putrinya. Beberapa tahun kemudian, tepatnya
tahun 1868. Ia berkenalan dengan pemikiran karl marx, kemudian
menggabungkan diri dengan partai sosial demokrat Jerman. Feuerbarch
meninggal pada 13 september 1872 dalam usia ke 68 tahun karena terkena
serangan jantung.4 Feuerbach terkenal sebagai filsuf ateis.

II.2.2. Karya-karya
Karya Feuerbach penuh insight dan berbau sastra, bukan persis secara
filosofis. Ateismenya merupakan dasar dari argument-argumen paling
modern melawan eksistensi Allah. sebagai penjelasan psikologis bagi
kepercayaan akan Allah, tulisan Feuerbach sangatlah meyakinkan. 5
Karya Feuerbach cukup banyak, yaitu:
A. Gedanken uber tod und undterblichkeit(1830)
B. Geschicte der neueren pshilosophi von bacon von verulam bis
benedict spinoxa (1833)
C. Zur kritik der hegelschen philosophi(1839)
D. Das wesen der cristentums (1841)
E. Das wasen der religion(1843)6

II.2.3. Pemikiran Dan Filsafat


II.2.3.1. Kritik Atas Agama
Sebelum ditunjukkannya bagiamana Feuerbach sampai pada
kesimpulan bahwa agama dan Tuhan merupakan produk kesadaran
subjektif manusia sendiri, perlu ditunjukkan mengapa Feuerbach
mempersoalkan agama. Pertama-tama, Feuerbach mau membela
kemanusiaan manusia ketika kemanusiaan bukan lagi pusat manusia
karena digantikan oleh Tuhan dalam agama. Ia mengatakan tentang
tujuannya menulis adalah untuk menerangi esensi gelap dari agama
dengan obor rasio “kegelapan” itu adalah pembalikan yang dibuat
orang beragama berupa perendahan kemanusiaan oleh karena
peninggian Tuhan, padahal Tuhan adalah ciptaan kesadaran manusia.
Satu-satunya keinginanku adalah menstransformasi teman-teman
Allah menjadi teman-uteman manusia, orang-irang percaya menjadi
Para pemikir, yang tekun berdoa menjadi tekun bekerja, para kandidat
untuk hidup yang akan datang menjadi para murid dunia ini, orang-
4
Masykur arif Rahman, buku pintar sejarah filsafat barat, (Yogyakarta: IRCISOD,2013),316-317.
5
Linda smith dan William reaper, ide-ide filsafat dan agama dulu dan sekarang, (Yogyakarta: KANISIUS,2000),92.
6
Masykur arif Rahman, buku pintar sejarah filsafat barat, (Yogyakarta: IRISCOD,2013),317-318.
orang Kristen yang oleh prosesi dan admisi mereka, adalah setengah
malaikat menjadi pribadi-pribadi keseluruhan. Feuerbach mau
membela kemanusiaan manusia yang seharusnya menjadi pusat dan
puncak semua terhadap agama yang membalik tatanan itu denga
menjadikan Tuhan yang imajiner menjadi pusat dan puncak. Bagi
feuerbach “awal, tengah dan akhir dari agama adalah Manusia”.
Feuerbach mau menerangi kesadaran orang tentang agama yang
membuat manusia hanya karena menuruti iman menjadi mengabaikan
realitas yang objektif dari alam, kemanusiaan, dan masyarakat.
Disamping itu, baginya agama berkontribusi pada penyakit spiritual
yang diderita subjek-subjek moral modern, yaitu individualisme atau
egoisme. Ia juga mengkritik ajaran agama, lantaran ia menganggap
Tuhan bukan materi, sehingga tidak ada dalam kenyataan.
Menurutnya, bukanlah Tuhan atau Allah yang menciptakan
manusia melainkan manusialah yang menciptakan Tuhan atau Allah
dalam angan-angan (ratio). 7 karena itu, bagi Feuerbach agama itu
sesuatu yang bersifat subjectif dan praktis. Demikianlah bagi
Feuerbach Allahnya agama tak lain adalah subjectivitas manusia
sendiri yang menginginkan kebebasan dari segala keterbatasan,
kebahagiaan, keterberkatan yang dengannya manusia tidak perlu
tunduk terikat lagi pada yang objektif diluar dirinya. Karena dengannya
sebagai pengada tertinggi terakhir keinginan manusia hanya untuk
mengacu dirinya sendiri secara murni-absolute terpenuhi. Bahkan
adanya Tuhan memberi kebenaran baru bagi manusia mengenai apa
yang merupakan tujuan hidupnya, yaitu bahwa tujuan hidupnya itu
tidak didapatkan didunia ini, tetapi sesudah hidup di dunia ini. Ini
tampak pada tujuan dari agama yaitu kesejahtraan, keselamatan, ke
bahagiaan tertinggi manusia dimana Tuhan dilohat sebagai daya tak
tertabatas yang menghasilkan keselamatan atau kebahagiaan manusia,
yang mana keselamatan ini bukan kesejahteraan duniawi. 8

II.2.3.2. Kritik atas Allah


Feuerbach dijuluki sebagai bapak ateisme modern karena dialah
yang meletakkan dasar pemikiran ateisme secara gamblang dan
mempengarui pemikiran ateisme selanjutnya termasuk karl marx.
Feuerbach telah berhasil menjawab pertanyaan tentang adanya Allah
melalui pendekatan kesadaran manusia (psikologis). Bagi Feuerbach,
adanya Allah merupakan sebuah fenomena kesadaran manusia saja.
Allah ada hanya sebvagai akibat proses kesadaran manusia. Dengan
7
Masykur arif Rahman, buku pintar sejarah filsafat barat, (Yogyakarta: IRCISOD,2013),318.
8
Ludwig Feuerbach, the essence of Christianity(MSAC philosopy group,2008),145
demikian, jika kesadaran manusia tidak ada maka Allah otomatis tidak
ada. Pemikiran Feuerbach tentang Allah ini akhirnya di apresiasi oleh
marx. Bagi Feuerbach Allah itu merupakan sosok proyeksi dari semua
keinginan dan hasrat manusia itu sendiri. Misalnya, manusia
menginginkan kesempurnaan, kemahatahuan, kemaha kuasaan tetapi
keinginan itu tidak dapat dicapai manusia. maka kesemua hal itu
ditempatkan pada sosok di luar manusia yang disebut Allah fenomena
proyeksi ini dapat diambil contoh seorang yang sedang jatuh cinta.
Misalnya, seorang gadis selalu mengatakan bahwa lelaki itulahh
yang mencintainya sementara dirinya tidak merasakan hal serupa.
Ternyata hal serupa dialami oleh gadis itu namun dia melemparkan
perasaan itu pada orang lain. Demikianpun keyakinan pada Allah.
Manusia berusaha memproyeksi semua kehendak dan keinginannya
pada sosok diluar dirinya. Kehendak dan hasrat menjadi
“maha tau, maha besar, maha kasih, atau maha pengampun” adalah
hasarat yang ingin dicapai olehh manusia sendiri. Lalu manusia
seolah-olah menciptakan sebuah sosok dimana semua ke-maha-an itu
dimiliki sosok diluar dirinya yaitu Allahh. 9

II.2.3.3. Kritik Atas Hegel.


Feuerbach juga mengkritik F.Hegel yang mengabsolute kan Tuhan
dengan idealismenya. Menurut F. Hegel, feuerbch mau membalik
tatanan Hegelian dimana didalamnya predikat-predikat abstrak seperti
rasio, pikiran, kesadaran sebagai entitas-entitas, sementara kodrat
manusia diendahkan dengan dilihat sebagai alienasi dari ide absolute.
Feuerbach melihat bahwa kodrat yang material lah yang
tertinggi,bukan ide abosolute. Bagi Feuerbach klaim hegel bahwa yang
absolute mengobjektifikasikan dirinya dalam ciptaan untuk kemudian
sampai pada kesadaran dirinya secara penuh melalui dan dalam
kesadaran diri manusia adalah tidak tepat. Menurut feurbach yamng
tepat adalah spesies manusia yang berjalan menuju kesadaran dirinya
tentang kesempurnaan esensialnya melalui dan dalam ide Allah.
Karena itu, Allah bagi Feuerbach tak lain dari bentuk pengetahuan
akan diri sendiri manusia secara tidak lansung, yaitu melalui
kontemplasi akan kodratnya sendiriyang di proyeksikan keluar dirinya
sebagai “engkau” ketika manusia melakukan difrensiasi dalam dirinya
anatara “aku” dan “yang lain”. Ini berarti bahwa kesadaran manusia
akan Allah tak lain daripada kesadaran akan dirinya sendiri. Feuerbach
juga menolak idealisme hegel yang putus dengan pengalaman indrawi.

9
L.Feuerbach, lectures on the essence of religion, (New York: harper and row,1967),22
Bagi Feuerbach realitas pertama-tama berarti yang indrawi. Bahkan,
pikiran harus direduksi pada indra. Kendati merujuk pada presepsi
indrawi, filsafat hegel tidak mulai dari persepsi indrawi itu sendiri,
tetapi hanya dari ide mengenai presepsi indrawi. Padahal, yang
menjadi sasaran peratian manusia bukan pengada abstrak atau
semata-mata konseptual, melainkan pengada yang real, yaitu manusia
yang benar-benar real. Karena, itu, suatu teori pengetahuan haruslah
realistis dan matearistis. Itulah sebabnya, bukan Allah, melainkanm
manusia yang seharusnya menjadi titik berangkat dari semua
berfilasafat. Objek pertama dari manusia adalah manusia.
Disamping itu, Feuerbach sendiri memang hendak menekankan
bahwa manusia adalah makhluk yang mengada di dunia ini sebagai
pengada natural. Karena itu, eloborasi atas pengalaman manusia
pertama-tama harus merujuk pada realitas yang material dan konkret,
bukan yang abstrak, konseptual semata, ideal dan dari dunia lain.
Feuerbach berkata: “karena di dalam alamlah kita hidup, bernafas, dan
mengada. Alam melingkupi manusia dari setiap sisi, ambillah alam dan
manusia berhenti mengada. “ini berarti bahwa manusia tidak boleh
dimengerti semata-mata seperti yang dimegerti sejak Descartes yaitu
sebagai manusia rasional, yang tercerabut dari alam, yang di
abstraksikan dari hidup indrawinya.
Menurutnya manusia adalah manusia fisik yang sejati, real,
keseluruhan, konkert. Selain itu keterpecahan lama antara “disini” dan
“disana” harus ditanggalkan tidak hanya dalam pikiran seperti kata
hegel, tetapi dalam realitas,, sehingga fokusnya sepennya seharusnya
adalah diri manusia sendiri, dunia sendiri, masa sekarang, hidup disini
dan sekarang. Tekanan searusnya adalah pada manusia yang sehat dan
mampu pada pikiran dan badan, bukan jiwa yang tak dapat mati.
Feuerbach juga menolak yang spekulatif, antinatural, dari filsafat dan
teologi yang menyingkirkan objek, pengalaman, yang indrawi dalam
pikiran atau yang membuat konsep-konsep tentang Tuhan muncul dari
praasumsi-praasumsi spekulatif yang menyingkirkan yang indrawi. 10

II.2.3.4. Problem kritik agama Feuerbach


kritik Feuerbach terhadap agama tersebut tentu saja membuat
marah orang-orang beragama yang meyakini bahwa Tuhan itu ada

10
L.Feuerbach, lectures on the essence of religion, (New York: harper and row,1967),22
dan berbeda dengan manusia. namun, terlepas dari kemarahan
ini, sebenarnya gagasan Feuerbach yang mengkritik agama
tersebut mengandung kelemahan. Salah satunya tidak tepat
sasaran. Tuhan yang di baying-bayangkan oleh orang-orang
beragama benar-benar berbeda dengan dirinya. Maka dari situlah
kurang layak dinyatakan Tuhan adalah proyeksi manusia. Sebab
Tuhan dipikirkan Feuerbach, berbeda dengan dirinya. Gagasan inti
Hegel itu menjadi sasaran kritik Feuerbach. Menurut Feuerbach
hegel memutar balikkan kenyataan. Hegel memberi kesan seakan-
akan yang nyata adalah Allah (yang tidak kelihatan), sedangkan
manusia (yang keliatan) hanyalah wayangnya. Padahal yang nyata
tak terbantah adalah manusia. Maka, inti kritik Feuerbach adala
bawa hakekat filsaat hegel sebenarnya hanyala kepercayaan
agama yang terselubung 11

II.3. Soren Aaby Kierkegaard (1813-1855)


Soren aaby Kierkegaard lahir pada 5 mei 1813, di Copenhagen, Denmark.
Ia berasal dari keluarga kaya dan merupakan anak bungsu dari tujuh
bersaudara. Ibunya bernama anne sorensdatter lund Kierkegaard.
Sedangkan ayahnya bernama Michael Pedersen Kierkegaard dan merupakan
seorang yang sangat seleh serta terkenal sebagai orang yang selalu merasa
mendapat kuntukan Tuhan akibat dosa-dosanya. Kierkegaard sangat dekat
dengan ayahnya ini, seingga sikpa ayahnya yang melankonis tersebut sedikit
banyak terwariskan kepadanya. Sebelum meninggal, ayahnya memintanya
untuk menjadi pendeta. Kenangan indah dengan ayahnya sangat membekas
dalam dirinya. Pada tahun 1836, ia mengalami krisis keagamaan dan patokan
moral. Karena krisis itulah, ia sempat mempunya keinginan untuk bunuh diri.
Namun setelah ayahnya meninggal, ia kembali sadar. Ia bertobat serta
menyusun kembali puing-puing keagamaan dan moral yang pernah
diancurkannya. Tidak hanya itu, ia juga berhasil meyelesaikan studi
teologinya. Kierkegaard menjalani hidupnya tanpa menikah.
Setelah masa kanak-kanak yang tersendiri dan tidak bahagia dia menjadi
seorang mahasiswa di universitas kopenhagen, dan akhirnya bermaksud
menjadi pendeta. Dia lulus ujian theologinya pada tahun 1840 dan
bertunangan pada tahun berikutnya. Tetapi dia tidak dapat membuat
dirinyasendiri memasuki baik penahbisan maupun pernikahan. Dalam tahun
berikutnya Kierkegaard terjun kedalam suatu kehidupan sosial yang berfoya-
foya, setelah berharap bahwa hal itu akan mengalihkan pikirannya. Pada
minggu suci 1848, Kierkegaard mengalami suatu pengalaman pertobatan.

11
Franz magnis-suseno, menalar Tuhan, (Yogyakarta: KANISIUS,2006), 65.
Tahun-tahun terakhir kierkegard dikacaukan oleh pertentangan atau
perselisihan pahit dengan gereja yang sudah mapan. Di akir hidupnya dia
menolak menerima komunio suci “dari pejabat resmi sang raja”, sekalipun
pejabat atau pelayan yang di maksud adalah teman lamanya. Dia meninggal
dunia 11 november 1955 di kopenhagen, Denmark. Pada usia 42 tahun. Ia
dianggap sebagai bapak eksistensialisme dan psikologi eksistensial. Pengaruh
Kierkegaard dappat ditemukan dalam banyak gerakan seni, seperti futurism
dan gerakan lain dalam seni modern. 12

II.3.1. Karya-karya
Beberapa buku yang ditulis Kierkegaard, antara lain: 13
a. Om begrebet ironi (the concept of irony,1841)
b. Enten-eller (eiter-Or,1843)
c. Philosophiske smuler (philosophical frogments,1844)
d. Afsuttende uvidenskabelig efterskraft (conchiding unscientific
postscript,1846)
e. Kjerlighedens gjerninger (works of love,1847)
f. Christelige taler (Christian discourses,1848) dan
g. Sydomen Til doden (the sickness unto death,1849).

II.3.2. Filsafat
Kierkegaard menimbulkan suatu ego eksistensial yang muncul dalam
pikiran dan bahasa dia menyelamatkan sunyektivitas dari rawan psikologi
tetapi dalam sejara filsafat dia menjadi suatu gejala an-histirik, suatu
teriakan dari orang yang sepi dan menyendiri dari pelopor tanpa pengikut.
Dia menyerahkan pada kita suatu kesalahan dan kekhiloafan karena setiap
perkataan yang menunjuk obyektifitas iala penghinaan dari kebenaran
subyektif. Kierkegard membedakan tiga jalan dasar hidup, yang disebutnya
eksistensi, etis, dan religious dan ia menginginkan orang memilih salah satu
diantaranya. Ia berpendapat bahwa jalan religius (lebih khususnya, jalan
kristen)sebagai jalan “tertinggi” meskipun hanya dapat dicapai melalui
“penyerahan diri kepada Tuhan” secara bebas dan irrasional. 14

II.3.2.1. Filsafat Pemberontakan


Berbeda dari filsafat lain, eksistensialisme tidak pernah menjadi suatu
aliran atau gerakan. Lebih tepat, terdapat suatu” kemiripan keluarga”
antara pemikir-pemikir eksistensial dalam hal permasalahan yang mereka
12
Colin Brown, filsafat dan iman kristen (Surabaya: momentum,2017), 174-176.
13
Masykur arif Rahman, buku pintar sejarah filsafat barat, (Yogyakarta: IRCISOD,2013),326.
14
Leslie Stevenson & david L. Haberman, hakikat manudia, (Yogyakarta: yayasan bentang budaya, 2001), 260-261.
ajukan dan bagaimana mereka melihat kedudukan manusia didalam
semesta. Pada dasarnya, eksistensialisme adalah filsafat pemberontakan
terpusat pada individu dan masalah-masalah eksistensi. Dalam melawan
ide penceraha eropa dengan tekanannya pada sisistem rasionalitas. Pada
filsuf eksistensial telah menekankan bagiamana manusia individual “berdiri
tegak “ melawan dunia, masyarakat, lembaga dan cara berpikir. Salah satu
yang dikritik oleh Kierkegaard, yaitu mengkritik gereja Denmark pada
masanya. Para filsuf eksistensialis menyatakan bahwa mereka prihatoin
dengan permasalahan-permasalahan yang menghadang umat manusia.
Tujuan mereka dala membuka ilusi kehidupan sehari-hari dan meminta
perjhatia manusia pada suatu pandangan yang serius mengenai
tanggungjawab mereka. Misalnya, benyak eksistensialis percaya bawa tidak
ada ukum moral yang tertulis didalam struktur semesta. Manusia harus
memilih apa yang mau mereka kerjakan dan mereka mau menjadi apa.
Mereka adalah bebas. 15

II.3.2.2. Kebenaran Dan Kekristenan (Iman)


“Kebenaran“ tulis Kierkegaard adala “subjectivitas” ia melihat
pengalaman-pengalamannya sendiri sebagai suatu drama yang digunakan
untuk membentuk filsafatnya. Ia gigih mempertahankan bahwa, eksistensi
personal tidak dapat dibatasi didalam suatu system atau diredukasikan ke
hal yang melalui rasional. Suatu system logis itu mungkin, system
eksistensial tidak mungkin. Kierkegaard membenci system empiris dan ide
objektifitas. Diatas semuanya, ia membenci filsafat egel, filsafat yang
dominan pada waktu itu, yang meletakkan segalanya pada suatu system.
Kierkegaard melihat tugas dilsafatnya adalah untuk mempertobatkan orang
menuju subjective. Ia menekankan pentingnya iman. Ia tidak ingin
menambah pengetahuan seperti seorang saintis atau seorang guru
sekolah, tetapi untuk mencerahi suatu jalan baru untuk hidup bagi orang-
orang. Dari hidupnya, sendiri, Kierkegaard membedakan tiga macam
eksistensi:
1. Estetik : cara hidup “langsung”
2. Etik : hegel yakin manusia menemukan eksistensi etis
sebagaia bagian dari masyarakat, bagian dari khalayak;
kierkegard menyatakan anda harus memisahkan diri dari
khalayak.
3. Religius : cara hidup tertinggi melibatkan iman.
Iman merupakan tema besar Kierkegaard iman, baginya merupakan suatu
mujizat yang mengubah seluruh cara hidup seseorang. Di dalam fear and trembling,
15
Linda smit dan William reaper, ide-ide filsafat dan agama dulu dan sekarang,(yogjakarta: kanisius,2000).76-77
Kierkegaard menceritakan kembali kisa dari kitab suci dimana Allah meminta
kepada Abraham untuk mengorbankan anak tunggalnya. Kierkegard menyebut
“penundaan teologis dari yang etis”, dimana hokum moral yang normal disisihkan
karena panggilan iman yang lebih tinggi, panggilan Allah. Allah hanya dapat
diketahhui didalam suatu cara yang personal dan mendalam; kebenaran Alla oleh
katrenanya, merupakan kebenaran pribadi yang mendalam. Tidak ada sesuatu yang
disebut evidensi; hanya ada iman. 16
III. Refleksi filosofi
1. Ontologis
a. Arthur Schopenhauer
Sesuai dengan ajaran idealism jerman, Schopenhauer berpendapat bahwa
dunia yang kita alami sehari-hari adalah hasil dari aktivitas prinsip sentral
menjelaskan rantai besar makhluk-batu, pohon, hewan, dan manusia sebagai
ekspresi semakin rumit dan rinci dari kesadaran diri, Schopenhauer mencoba
untuk melakukan hal yang sama dengan menjelaskan dunia sebagai gradasi
manifestasi kehendak. Bagi Schopenhauer, dunia yang kita alami di dasari leh
objektivikasi dari kehendak, pertama ke akar umum prinsip alasan cukup, dan
kedua akar yang leih spesifik dari prinsip alasan cukup.

b. Ludwig Andreas Von Feuerbach


Feuerbach memiliki pemikiran dan juga filsafat yaitu tentang kritikan atas
agama, kritikan atas Alla, kritikan atas hegel. Bagi Feuerbach “awal,tengah dan
akir dari agama adalah MANUSIA.” Menurutnya, bukanlah Tuhan atau Allah
yang menciuptakan manusia melainkan manusialah yang menciptakan Tuhan
atau Allah dalam angan-angan (ratio). tujuan dari agama yaitu kesejahtraan,
keselamatan, ke bahagiaan tertinggi manusia dimana Tuhan dilohat sebagai
daya tak tertabatas yang menghasilkan keselamatan atau kebahagiaan
manusia, yang mana keselamatan ini bukan kesejahteraan duniawi. Bagi
Feuerbach, adanya Allah merupakan sebuah fenomena kesadaran manusia
saja. Allah ada hanya sebvagai akibat proses kesadaran manusia. Dengan
demikian, jika kesadaran manusia tidak ada maka Allah otomatis tidak ada. Bagi
Feuerbach klaim hegel bahwa yang absolute mengobjektifikasikan dirinya
dalam ciptaan untuk kemudian sampai pada kesadaran dirinya secara penuh
melalui dan dalam kesadaran diri manusia adalah tidak tepat.

c. Soren Aaby Kierkegaard


Berbeda dengan Kierkegaard, pemikiran ataupu filasafatnya adalah
tentang pemberontakan dan juga tentang kebenaran dalam Kristen
16
Linda smit dan William reaper, ide-ide filsafat dan agama dulu dan sekarang,(yogjakarta: kanisius,2000).79.
(iman). Kierkegaard membedakan tiga jalan dasar hidup, yang disebutnya
eksistensi, etis, dan religius dan ia menginginkan orang memilih salah
satu diantaranya. Ia berpendapat bawa jalan religius (lebi khusunya, jalan
kristen) serbagai jalan “tertinggi” meskipun hanya dapat dicapai melalui
“penyerahan diri kepada Tuhan.

2. Epistemologi
a. Arthur Schopenhauer
Dalam perkembangan filsafatnya dipengaruhi oleh imanuel kant serta
pandangan budda. Arthur schopenhaeur merupakan pandangan yang dijadikan
sebagai wakit dari idealism jerma. Pemikiran filosifisnya adalah mengenai filsafat
keinginan. Schopenauer mengkrritik optimisme logika yang dijelaskan oleh hegel
dank ant dan kepercayaan mereka bahwa manusia hanya di dorong oleh
keinginan dasar sendiri, yang diarahkan kepada seluruh manusia dan juga
Schopenhauer memilikin andangan dunia yang betul-betul pesimistis.

b. Ludwig Andreas Von Fauerbch


Bagi Feuerbach Allahnya agama tak lain adalah sudjectifitas manusia
sendiri yang menginginkan kebebasan dari segala keterbatasan kebahagiaan,
keterberkatan, yang dengannya manusia tidak perlu tunduk terikat lagi pada
yang objektif diluar dirinya karena dengannya, sebagai pengada tertinggi-
terakhir keinginan manusia untuk hanya mengacu dirinya sendiri secara murni-
absolut terpenuhi. Bahkan adanya Tuhan memberi kebenaran baru bagi ini,
tetapi sesudah hidup di dunia ini. Menurutnya manusia adalah manusia fisik
yang sejati, real, keseluruhan, konkret. Selain itu, keterpecahan lama antara
“disini” dan “di sana” harus ditinggalkan tidak anya dalam pikiran seperti kata
hegel. Tetapi dalam realitas sehingga fokusnya sepenuhnya seharusnya dalah
diri manusia sendiri, dunia sendiri, masa sekarang, hidup di sini dan sekarang.
Feuerbach juga menolak yang epukulatif, entinatural, dari filsafat dan teologi
yang menyingkirkan objek, pengalaman, yang indrawi dalam pikiran atau yang
membuat konsepp-konsep tentang Tuhan muncul dari praasumsi-praasumsi
spekulatif yang menyingkirkan yang indrawi.

c. Soren Aaby kierkegard.


Eksistensialis telah menekankan bagaimana manusia individual “berdiri
tegak” melawan dunia, masyarrakat, lembaga, dan cara berpikir. Banyak
eksistensial percaya bahwa tidak ada hokum moral yang tertulis didalam
struktur semesta. Manusia harus memilih apa yang mau mereka kerjakan dan
mereka mau menjadi apa. Mereka adalah bebas. Ia menekankan bahwa kodrat
manusia adala sedemikian rupa sehingga individu hanya dapat bebas dari
keputusan dan memenuhi arapan fundamentalnya dengan memeluk warta
Kristen. Ia menekankan pentingnya iman. Ia tidak ingin menambah pengetahuan
seperti seorang saintis atau seorang guru sekolah, tetapi untuk mencerahi suatu
jalan baru untuk hidup bagi orang-orang.

3. Aksiologi
a. Arthur Schopenhauer
Schopenhauer terinspirasi oleh pemikiran kant melalui bentuk
epistemologis dari pikiran manusia, dunia spatop-temporal adalah dunia
refleksi kita sendiri. Schopenhauer mengatakan bahwa hidup seperti mimpi.
Schopenhauer percaya bahwa hokum hokum alam, kita sendiri buat dengan
cara yang tidak berbeda dengan cara konstitusi lidahh kita merasakan
manisnya gula. Seperti pernyataan Galileo-Galilei (1564-1642) dalam “the
assayer” (1623) jika teinga dan hidung tidak ada, maka bau selerang dan
suara akan hilang juga. Pendapat Schopenhauer mengenai kehendak,
dipahami sebagai dunia tanpa tujuan dan sia-sia. Schopenhauer
menyimpulkan dalam dunia, sebagai kehendak dan representasi dengan
keadaan kekerasan alami, karena ia menyatakan bahwa akhirnya individuasi
dan obyektifikasi berbalik melawan dirinya sendiri dan melakukan kekerasan
terhadap dirinya sendiri. Pencarian untuk pengetahuan ilmiah dan praktis
menciptakan dunia yang pesta padanya sendiri. Ini yang menjadi landasan
pesimisme Schopenhauer. Ia mengklaim bahwa sebagai individu, manusia
adalah produk yang malang pembuatan epistemologis sendiri, dan bahwa
dalam dunia penampilan struktur, ditakdirkan untuk bertarung dengan
orang lain, dan ingin lebih dari kita perdapat miliki. Menurut schopenhayer
dunia kehidupan sehari-hari pada dasarnya kekerasan dan frustasi, itu adala
dunia yang selama kesdaran manusia tetap pada tingkat dimana prinsip
alasan cukup berlaku, tidak akan menyelesaikan sendiri menjadi kondisi
ketenangan yang lebi besar.

b. Ludwig Andreas Von Feuerbach


Gagasan Feuerbach yang mengkritik agama tersebut mengandung
kelemahan. Salah satunya tiak tepat sasran. Tauhan yang di baying-
bayangkan oleh orang-orang beragama benar-benar berbeda dengan
dirinya. Maka dari situlah kurang layak dinyatakan Tuhan adalah proyeksi
manusia. Sebab Tuhan yang diikirkan feuerbacj, berbeda dengan dirinya.

c. Soren Aaby Kierkegaard


Ada 3 tahapan lompatan eksistensial, yaitu tahap estetis, tahap erris, tahap
religius.
1. Tahap estetis, orang yang berada taap ini akan dilanda ktakutan,
kebosanan, rasa tidak puas, dan putus asa. Walaupun demikian, ini
termasuk taap eksistensial, karena manusia, memiliki kebebasan untuk
memilih hidup yang seperti ini.
2. Tahap etis, ia juga bebas untuk memilih dan meninggalkannya. Jadi tahap
etis bukanlah paksaan, melainkan kesadaran eksistensial. Akan tetapi,
pada tahap ini, meski berusaha mengikuti aturan moral universal, orang
tersebut masih tergantung pada konsepsi ratio yang terbatas.
3. Tahap religius, iman dapat melampaui ratio yang terbatas. Disini,
seseorang akan menjadi sadar terhadap Tuhannya yang menguasai
dirinya, dan tidak terbatas. Jadi, jika sebelumnya berpatokan pada yang
terbatas, maka pada lompatan iman ini manusia bergantung pada yang
tak terbatas. Pada tahap inilah, eksistensi manusia mencapai puncaknya.

IV. Kesimpulan.
Disini kami penyaji menyimpulkan bahwa ketiga filsuf ini merupakan filsuf yang
berpengaruh di zamannya masing-masing. Seperti schopenheuer yang berpengaruh
di frankurt, filsuh feurbach berrpengaruh di zerman, dan Kierkegaard berpengaruh di
Denmark. Adapun pemikiran mereka berbeda-beda. Feuerbach adalah seorang filsuf
yang juga disebut sebagai seorang ateis sejati. Seorang ateis itu adalah orang yang
tidak percaya terhadap kekuatan duniawi ataupun kekuatan yang dianggapi
menyalai hokum alam. Feuerbach juga menekankan kritikannya teradap agama dan
juga kepada hegel. Lain halnya dengan Kierkegaard, yang merupakan seorang
eksistensialisme, dan juga menekankan betapa pentingnya iman itu dan iman itu
berada diatas segala-galanya. Dia mengatakan bahwa, apa yang tidak dapat di
jangkau oleh akal, iman dapat memasukinya. Lebih jauh lagi, ajaran agama tidak
dapat dipahami oleh akal, seperti Tuhan malaikat, surge, dan neraka. Hanya imanlah
yang dapat memaami semua itu, yaitu lewaat firman Tuhan dalam mitab suci. Dan
Schopenhauer setelah dia dikagumi dan diikuti banyak orang dia lebih memilih
menyendiri sampai akhir hidupnya.

V. Daftar Pustaka
Kumara ari yuana, 100 tokoh filsuf dari abad 6M-21M yogyajakrta: ANDI,2010
Masykur arif Rahman, buku pintar sejarah filsafat barat, Yogyakarta: IRCISOD,2013
Linda smith dan William reaper, ide-ide filsafat dan agama dulu dan sekarang
Yogyakarta: KANISIUS,2000
Ludwig Feuerbach, the essence of Christianity MSAC philosopy group,2008
L.Feuerbach, lectures on the essence of religion, New York: harper and row,1967
Colin Brown, filsafat dan iman kristen Surabaya: momentum,2017
Leslie Stevenson & david L. Haberman, hakikat manudia, Yogyakarta: yayasan
bentang budaya, 2001
Franz magnis-suseno, menalar Tuhan, Yogyakarta: KANISIUS,2006

Anda mungkin juga menyukai