Anda di halaman 1dari 4

LAHIR DAN PERKEMBANGAN PERBANDINGAN AGAMA

YOAN RINDIARTO (IAT 4C)

Perbandingan agama merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang keberadaannya


masih tergolong muda bila dibanding dengan ilmu sosial lainnya. Ilmu ini lahir dan diakui sebagai
suatu ilmu yang berdiri sendiri pada bagian akhir pertengahan abad ke 19. Proses perjalanan ilmu
perbandingan agama sehingga diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri memang cukup panjang,
hal ini dapat ditelusuri dari sejarah perkembangannya dimana sekitar abad ke 5 sebelum Masehi
sudah ada para peneliti (sarjana dan orientalist) yang melakukan penelitian terhadap agama-agama
di dunia ini, namun hasil penyelidikan mereka dikatakan masih belum sistematis, masih ada yang
bersifat subyektif dan cenderung apologis.

Djam’anuri dalam bukunya berpendapat ”Studi Agama-Agama Sejarah dan Pemikiran”


menyebutkan; Ada dua sarjana Eropa yang biasanya disebut sebagai ”bapak” Ilmu perbandingan
agama. Meskipun demikian F. Max Muller merupakan tokoh yang lebih universal dan paling
terkenal, karyanya banyak ditulis pada dekade 1859-1869. Melalui bukunya, Introduction to the
Science of Religion (1873). Max Muller disebutkan banyak mengarang buku, karena alasan inilah
banyak yang memilihnya sebagai ”bapak” Ilmu perbandingan agama di dunia barat di bandingkan
dengan C.P Tiele. F. Max Muller memang banyak melahirkan tulisan yang berkaitan dengan Ilmu
Perbandingasn Agama, pada tauhn 1870-an ia menjadi supervisor dan editor penerbitan serial
”Sacred Books of the East, yang terdiri dari 50 jilid. Sejarah pertumbuhan dan perkembangan ilmu
perbandingan agama dalam uraian ini dibagi pada dua bagian, yakni kebedaannya di dunia barat
dan di dunia timur.

A. Di belahan dunia Barat

1.Zaman Yunani dan Romawi

Herodotus adalah seorang sejarawan berkebangsaan Yunani, ia bisa dikatakan orang mula
pertama yang menganggap pentingnya memperhatikan masalah agama-agama orang lain
yang bukan bangsa Yunani. Ia hidup sekitar tahun 484-425 sebelum Masehi. Herodotus seorang
pengembara yang tekun, tidak kurang dari 50 bangsa dan suku pernah ia kunjungi. Setiap kali ia
mengadakan kunjungan ke suatu bangsa atau suku, segala adat istiadat, kebiasaan dan agama,
baik yang sekuler maupun agamis sebagian besar ia dokumentasikan dan dicatat secara rinci. Ia
melakukan pengembaraan dan pencatatan terhadap agama dan adat istiadat bangsa lain bukan
lantaran untuk membuktikan bahwa agama dan kebudayaan serta agama yang ia anut (Yunani)
adalah yang terbaik, meskipun ia tidak percaya kepada agama bangsa lain (selain agama Yunani).
Agama serta adat istiadat yang ia temui selalu dicatat dan diperlakukan secara simpati, bukan anti
pati dan selalu dihormati.

Herodotus tidak merumuskan suatu teori tentang perbandingan agama, tetapi dia
mengusulkan suatu teori yang disebut teori perkembangan tarikh tiga taraf. Taraf pertama manusia,
taraf kedua taraf pahlawan dan taraf ketiga taraf dewa-dewa. Namun dalam teorinya itu ia tidak
memberikan perincian, dia juga tidak mau berspikulasi tentang asal usul dewa-dewa ataupun asal
usul agama pada umumnya.

2.Zaman pencerahan

Pada zaman pencerahan mulai dijumpai lagi penyelidikan terhadap agama pagan.Terutama
disebabkan cara interpretasi Neo Platonisme yang bersifat alegoris Pada tahun 1433 M Marcilio
Fecino menyusun suatu karya “Platenio Teology”. Pada semua agama terdapat suatu kebiasaan
tradisional, untuk mendapatkan keselamatan cukup dengan mengetahui tradisi tadi. Selanjutnya ia
berpendapat semua agama itu sama nilainya. Pada tahun 1520 M muncul buku tentang sejarah
agama “The Customs (adat/kebiasaan), Laws and Rites (upacara/tatacara of all Peoples. (Jean
Boem) buku tersebut memuat tentang kepercayaan orang-orang eropa, Asia dan Afrifa.

3.Zaman modern

Pada abad 15 dan 16 M itu dipandang sebagai perintis besar dalam studi-studi abad klasik,
maka abad ke 17 dan 18 M sebagai periode yang semakin luas dan pengkajian terhadap agama-
agama semakin marak. Dalam proses perkembangan selanjutnya ilmu baru ini (Ilmu perbandingan
agama) mendapat penghargaan kedudukan akademik. Untuk pertama kali lembaga pendidikan
yang mengadakan jabatan dosen dalam Ilmu perbandingan agama adalah Universitas Geneva,
Swiss pada tahun 1873. Demikian pula di universitas Zurich membentuk jabatan dosen dalam mata
kuliah History of Religions end Biblical Geography. Tidak berapa lama berselang Ilmu
perbandingan agama juga menyebar ke negeri Belanda, pada tahun 1877 jabatan dosen mereka .
CP Tiele diangkat sebagai guru besar di Universitas Laiden dan Chantopie de la Saussaye menjadi
guru besar di universitas Amsterdam. Selanjutnya di Perancis, College de Grance sejak Desember
1879 telah membina jabatan dosen dalam sejarah agama dan sebagai pencetusnya adalah Alberrt
Boville. Selanjutnya pada tahun 1886 Fakultas Teologia Katolik di Paris telah membuka suatu
seksi dengan nama seksi Ilmu-ilmu Agama. Kemudian Ilmu perbandingan agama terus melebarkan
sayapnya hingga sampai ke Belgia, pada tahun 1884 diperkenalkan mata kuliah Ilmu perbandingan
agama dalam kurikulum di Universitas Kebebasan di Brussel.

Di Italia Ilmu perbandingan agama ketika Baldassare Lablanca tahun 1886 ditunjuk untuk jabatan
sejarah agama pada universitas Roma.

Di Swedia diawali dengan terbentuknya suatu jabatan bagi pengajar sejarah agama pada Fakultas
Teologia Universitas Uspala tahun 1877.

Melalui proses yang cukup panjang akhirnya ilmu perbandingan agama diakui sebagai suatu ilmu
yang berdiri sendiri sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya pada bagian akhir pertengahan abad ke
19.

B.Di belahan dunia Timur

Adapun buku-buku yang berkaitan dengan sejarah agama dan perbandingan agama juga
ditulis oleh sarjana-sarjan muslim, di antara para sarjana atau penulis dari belahan dunia timur
adalah: Ali bin Sahl Rabban al Tabari (wafat 854). Dia adalah termasuk salah seorang pengarang
buku Perbandingan Agama dengan karyanya yang berjudul Ad Diin wad Daulah, yang kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris oleh A. Mingana dari Manchester pada tahun 1922 dengan
titel The Books of Religion and Empire. Dalam kitab itu menerangkan tentang kenabian , tentang
mu’jizat Nabi Muhammad dan Nabi Isa dan mengatakan bahwa mu’jizat Nabi Muhammad itu
melebihi mu’jizat Nabi Isa dan oleh karena itu seharusnya umat Kristiani mengakui kenabian
Muhammad. Selanjutnya ia juga mengungkapkan pasal yang terdapat dalam Perjanjian Lama
tentang akan diutusnya Nabi Muhammad . Penulis lainnya adalah, Ali ibn Hazm (994-1064), ia
adalah penulis yang sangat produktif, tulisan/karangannya kurang lebih 400 buah buku.
Karangannya ada yang berkaitan dengan sejarah, Theologi, Hadist, Logika dan sebagainya. Ali
Ibn Hazm membagi agama Kristen kepada dua bagian, yaitu sekali tergolong Politeistis dan sekali
golongan di antara agama-agama yang mempunyai kitab suci yang diwahyukan. Orang Kristen
yang politeistis adalah mereka yang memiliki kitab suci yang dipalsukan oleh orang-orang Kristen
dan Yahudi. Ali Ibn Hazm menemukan sebanyak 78 (tujuh puluh delapan) buah (ayat) yang
menunjukkan adanya pertentangan antara satu pasal dengan pasal yang lain, yang meyakinkan
akan kemustahilan kitab suci orang Kristen sebagai kitab yang diwahyukan oleh Allah.
Pengetahuannya tentang Bibel dan analisisnya yang kritis serta pengetahuannya yang luas tentang
agama Kristen mengangkat dirinya sebagai seorang sarjana pertama dalam Ilmu perbandingan
agama yang karyanya bersifat apologis. Tokoh lainnya yang juga terkenal dalam Ilmu
perbandingan agama adalah Muhammad Abd. Karim Al Syahrastani dari Persia (1071-1143). Ia
membagi agama menjadi : 1. Islam , 2 Agama Yahudi dan Kristen (Ahlul Kitab), 3 Agama yang
mendapat wahyu tapi tidak termasuk ahli kitab, 4 Agama menurut pemikiran dan ahli filsafat.
Kitabnya yang terkenal adalah al Milal wa al Nihal.

Meskipun diakui bahwa karya-karya sarjana muslim tersebut juga tidak lepas dari sifat
apologis. Hal ini tidak lepas dari situasi dan kondisi pada saat itu. Bisa jadi hal yang demikian
mereka lakukan dalam rangka mempertahankan Islam dari serangan sebagian para penulis
barat/orientalist. Kemudian kalau dibandingkan bagaimana perkembanagan Ilmu perbandingan
agama di dunia barat dan dunia timur, maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhannya di belahan
dunia barat lebih maju bila dibandingkan dengan perkembangannya di belahan dunia timur.
Adapun foktor yang menyebabkan ilmu perbandingan agama di dunia barat lebih maju adalah :
1. Di barat para sarjananya (SDM) lebih banyak, sehingga mudah untuk mengkordinir tenaga 2.
Didukung oleh dana yang memadai sehingga mudah untuk melakukan penelitian terhadap
bermacam agama yang ada diseantoro alam ini. Sedangkan yang menyebabkan di belahan dunia
timur kurang maju perkembangannya adalah : 1. Keterbatasan SDM nya. 2. Pada abad ke 18 dulu
dunia Timur dilanda oleh kolonialisme dan imprealisme, sehingga tenaga, pikiran, biaya dan
perhatian banyak tercurah untuk membebaskan diri dari belenggu penjajah barat, waktu untuk
melakukan penelitian, pengkajian, penulisan yang berkaitan dengan Perbandingan Agama kurang
memungkinkan.

Anda mungkin juga menyukai