Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.

Y
DI DESA LAM TRIENG CUT KECAMATAN KUTA BARO
KABUPATEN ACEH BESAR

Oleh :

Irma Damayanti, S.Kep


2112501010007

Dosen Pembimbing :
Ns. Syarifah Atika, M.Kep

KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR


BAGIAN KEPERAWATAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN II: JUM’AT, 04 MARET 2022

A. Latar Belakang
Dalam menilai kondisi kesehatan keluarga perlu adanya langkah pertama yang
dilakukan yaitu berupa pengkajian. Pengkajian keluarga merupakan proses yang
ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus-menerus dan keputusan
profesional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan. Pengkajian
adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi baik fisik,
mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan (Dermawan, 2012).
Adapun berdasarkan pengkajian pada pertemuan pertama Kamis, 03 Maret
2022 mahasiswa berhasil mendapatkan data umum keluarga dengan kepala keluarga
bernama Tn. Y (53 thn) dengan tingkat pendidikan terakhir SMP dan istri Ny.R (47
thn) dengan tingkat pendidikan terakhir SMA. Mempunyai 2 orang anak, An. I (22
thn) adalah seorang mahasiswa semester 6, baru menikah 3 bulan yang lalu dan saat
ini tinggal bersama dengan Tn. Y dan Ny. R, anak ke-2 An.R (15 thn) saat ini sedang
menempuh pendidikan SMP dan tinggal terpisah dengan Tn. Y dan Ny. R. Alamat
keluarga di Desa Lam Trieng Cut, Kuta Baro, Aceh Besar. Keluarga ini terdiri dari 2
Kepala Keluarga. Tipe keluarga ialah extended family. Seluruh anggota keluarga
beragama islam. Pencari nafkah dikeluarga adalah Tn. Y yang bekerja sebagai Tata
Usaha di SMA dan Ny. R yang sehari-hari berjualan kelontong di rumah serta
menantunya Tn.K yang bekerja sebagai pegawai PLN. Ny.R mengungkapkan bahwa
pendapatan yang didapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pengkajian ini berfokus pada Tn.Y dan Ny.R yang berada pada tahap
perkembangan VII yaitu keluarga dengan orang tua paruh baya. Kondisi keluarga saat
ini Tn.Y menderita sesak napas, sesak napas ini muncul saat Tn.Y menghirup udara
yang tidak segar (berdebu), saat bangun tidur atau saat cuaca dingin, apabila sesak
napas muncul Tn.Y langsung mengkonsumsi obat-obatan yang sering ia minum untuk
meredakan sesak napas yang di deritanya. Sedangkan Ny.R mempunyai riwayat
penyakit lambung dan saat ini sedang flu ringan, flu sudah dirasahan sejak 3 hari ini,
Ny.R sudah mengkonsumsi obaobatan untuk meredakan flunya.
Rumah yang ditempati keluarga Tn.Y dan Ny.R adalah rumah milik sendiri
berbentuk permanen, kondisi rumah layak huni, bersih dan tertata rapi, rumah
memiliki ventilasi yang cukup sehingga angin dan cahaya matahari bisa masuk ke
dalam rumah, sumber air bersih didapatkan dari air sumur, didalam rumah terdapat 1
kamar mandi yang dipakai untuk seluruh anggota keluarga. Tipe lingkungan yang
ditepati Tn.Y dan Ny.R adalah pedesaan, yang memiliki fasilitas kesehatan seperti
bidan desa dan puskesmas, terdapat sekolah dasar dan dayah serta tempat pengajian
umum untuk anak-anak. Tn.Y berasal dari Medan yang merantau ke Aceh dan
menetap di Lam Trieng setelah menikah dengan Ny.R yang asli dari desa Lam Trieng.
Tn.Y dan Ny.R aktif menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di desa, Tn.Y dan
Ny.R juga aktif mengikuti kegiatan yang diadakan di desa seperti rapat masyarakat
desa, acara nikahan dan lain lain.
Indikator pengkajian keluarga lainnya belum dapat dikaji saat pertemuan
pertama yaitu pemeriksaan fisik kepada anggota keluarga, pengkajian struktur
keluarga, pengkajian fungsi keluarga (afektif, sosialisasi, pemenuhan kesehatan,
reproduksi, ekonomi), stres dan koping keluarga (stressor jangka pendek dan panjang,
kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor, strategi koping, strategi
adaptasi disfungsional), dan harapan keluarga dengan kehadiran perawatan akan di
kaji pada pertemuan selanjutnya.
Menurut Friedman (2010) struktur keluarga terdiri atas pola komunikasi,
struktur kekuasaan, struktur peran, dan nilai/norma keluarga. Fungsi keluarga terdiri
dari: fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi perawatan kesehatan, fungsi reproduksi
dan fungsi ekonomi. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
Fungsi sosialisasi ditunjukan untuk mendidik anak-anak tentang cara menjalankan
fungsi dan memikul peran sosial anggota keluarga. Fungsi perawatan kesehatan
keluarga adalah cara-cara tertentu yang dipunyai keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan dengan baik yaitu kesanggupan untuk melaksanakan pemeliharaan atau
tugas kesehatan tertentu. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Fungsi ekonomi berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
Keluarga mempunyai peran dan fungsi baik dalam kehidupan berkeluarga
maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu fungsi keluarga yang terpenting
adalah fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan pada anggota keluarga yang
bertujuan untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga. Namun, masih
banyak keluarga yang belum mampu merawat anggota keluarganya dengan baik dan
benar, sehingga diperlukan intervensi pendidikan kesehatan bagi keluarga (Zakaria,
2017).
Selain itu masalah, konflik, selisih paham dan stres juga tidak jarang terjadi
dalam kehidupan berumah tangga. Stres dapat disebabkan karena berbagai masalah
seperti tidak mampu melakukan penyesuaian terhadap perubahan, perasaan
kehilangan, ekonomi dan perasaan tidak mampu menghadapi masalah yang berat dan
yang lain sebagainya. Stres menyebabkan keseimbangan atau keadaan stabil menjadi
berbahaya/ terancam. Jika stress tersebut tidak dikelola dengan baik dan melakukan
strategi yang optimal maka dimungkinkan timbul masalah yang berkelanjutan
kedepannya. Oleh karena itu, pengkajian stress dan koping keluarga sangat penting
untuk dikaji lebih lanjut sehingga keluarga mampu menciptakan koping yang kuat
untuk menghadapi stress yang muncul (Octaviani, Herawati & Tyas, 2018).

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan belum dapat ditetapkan karena pengkajian belum lengkap
sepenuhnya sehingga data yang diperlukan belum cukup untuk menentukan
diagnosa keperawatan.
2. Tujuan
Setelah 1 x 60 menit melakukan interaksi, diharapkan:
a. Mendapatkan data tentang struktur keluarga
b. Mendapatkan data tentang fungsi keluarga
c. Mendapatkan data tentang stress dan koping keluarga
3. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Tersedia format pengkajian dan alat pemeriksaan (Nursing kit)
2) Tersedianya alat tulis dan notebook untuk menulis
3) Tersedianya tempat pertemuan untuk pengkajian
4) Adanya kontrak waktu selama 60 menit
b. Evaluasi Proses
1) Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
3) Keluarga berpartisipasi aktif dalam memberikan jawaban saat interkasi
4) Keluarga kooperatif dalam menyampaikan informasi
5) Tidak ada gangguan pada saat berlangsungnya wawancara
c. Evaluasi Hasil
1) Didapatkan data pengkajian keluarga sesuai dengan yang diharapkan
2) Keluarga yakin dan percaya pada perawat
3) Didapatkan data pengkajian keluarga sesuai dengan form pengkajian
Friedmen.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Pengkajian keperawatan keluarga
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Alat tulis dan format pengkajian keluarga
4. Hari, tanggal : Jum’at, 04 Maret 2022
5. Waktu : 60 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No. Alokasi Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
1. 11.00-11.10 Fase orientasi
a. Mengucap salam dan a. Menjawab salam,
bina hubungan saling menerima perawat
percaya dengan sikap terbuka
b. Menjelaskan maksud b. Mendengarkan
dan bagian interaksi penjelasan
c. Membuat kontrak c. Menyetujui kontrak
waktu dan tempat waktu
d. Memvalidasi perasaan d. Menyatakan perasaan

2. 11.10-11.50 Fase kerja


Melakukan wawancara
dan observasi meliputi :
a. Struktur keluarga a. Mendengarkan dan
b. Fungsi keluarga menjawab pertanyaan
c. Stress dan koping
keluarga
3. 11.50-12.00 Fase terminasi
a. Membuat kesimpulan a. Mendengarkan
hasil pertemuan b. Mengungkapkan
b. Validasi perasaan perasaan
c. Membuat kontrak c. Menyepakati kontrak
waktu untuk pertemuan waktu
selanjutnya d. Mendengarkan
d. Menjelaskan topik e. Menjawab salam
untuk pertemuan
selanjutnya
e. Mengucapkan salam
DAFTRA PUSTAKA

Dermawan. (2012). Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Gosyen


Publishing.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku ajar keperawatan
keluarga: riset, teori, & praktik, (5th ed.). Jakarta: EGC.
Oktaviani, M., Herawati, T., dan Tyas, F. P. S.. (2018). Stres, Strategi Koping, dan
Kesejahteraan Subjektif pada Keluarga Orang Tua Tunggal. Jurnal Ilmu
Keluarga dan Konsumen. 11 (3), 169-180. DOI: 1024156/jikk.2018.11.3.169.
Zakaria, A. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Pendekatan Teori dan Konsep.
Malang: International Research and Development for Human Beings.

Anda mungkin juga menyukai