Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ENZIMOLOGI

ACARA PRAKTIKUM KE : I
UJI POTENSI MIKROBA SEBAGAI PENGHASIL ENZIM SECARA
KUALITATIF

Nama : Matthew Arriel CL


NIM : 24020220130061
Kelompok :1
Hari, tanggal : Senin, 15 November 2021
Asisten : Immaculata Stefanie

LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
ACARA I
UJI POTENSI MIKROBA SEBAGAI PENGHASIL ENZIM SECARA
KUALITATIF

I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum maka mahasiswa akan dapat menguji potensi mikroba
penghasil enzim.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Enzim Mikroba
Mikroorganisme di alam banyak sekali jumlahnya. Keberadaannya ada
yang merugikan, dan tidak sedikit yang dapat dimanfaatkan manusia dalam
bidang industri. Keberadaanya ada yang merugikan, dan tidak sedikit yang dapat
dimanfaatkan manusia dalam bidang industri. Caranya dengan memfungsikan
reaksi yang dapat diperankannya. Dan suatu reaksi dapat berlangsung dengan
baik, sangat dimungkinkan karena adanya bantuan katalis yang disebut enzim.
Dalam dunia industri, kerap kali mereka (industri) memanfaatkan komponen-
komponen substrat dalam proses produksinya. Substrat ini merupakan senyawa
yang bereaksi dengan bantuan enzim. Untuk itu, keberadaan enzim ini memiliki
peranan yang penting dalam suatu reaksi atau proses biokimia yang berlangsung
dalam kehidupan (Dinata, 2011).
2.2. Uji Kualitatif Enzim oleh Mikroba
Uji kemampuan bakteri terhadap aktivitas enzim secara kualitatif dilakukan
dengan menumbuhkan satu loopfull isolat bakteri pada permukaan media
selektif. Setelah ditumbuhkan pada media selektif lalu diinkubasikan pada suhu
ruang selama 24 sampai 48 jam. Aktivitas mikroba dalam mendegradasi substrat
ditunjukkan dengan adanya zona halo (lingkaran jernih) di sekitar koloni. Isolat
dengan nilai indeks hidrolitik tertinggi dilanjutkan dengan uji aktivitas enzim
tersebut. Hasil yang ditunjukkan diamati dan dicatat (Fatimah et al, 2015).
2.2.1. Uji Potensi Mikroba Penghasil Amilase
Enzim amilase merupakan enzim yang mampu menghidrolisis
amilum dan menghasilkan glukosa. Enzim amilase dapat dihasilkan
oleh semua makhluk hidup untuk mengkatalis reaksi biokimia,
sehingga reaksi-reaksi tersebut dapat berlangsung lebih cepat. Enzim
amilase untuk kebutuhan industri diekstraksi dari berbagai jenis sel
mahluk hidup, tetapi pada saat ini enzim lebih banyak diekstraksi
dari berbagai jenis mikroorganisme, sebab mikroorganisme
menghasilkan enzim yang dapat dimanfaatkan manusia dalam jumlah
dan jenis yang sangat bervariasi. Selain itu, mikroorganisme dapat
dikultur untuk memperoleh enzim yang dihasilkan (Ningsih et al.,
2012). Produksi enzim amilase yang tinggi, tidak lepas dengan
adanya faktor-faktor yang mendukung keberhasilan produksi suatu
enzim (Tarigan et al, 2015).
2.2.2. Uji Potensi Mikroba Penghasil Protease
Enzim protease dapat dihasilkan oleh tanaman, hewan maupun
mikroorganisme. Enzim yang berasal dari tanaman maupun hewan
memiliki kelemahan apabila digunakan atau diproduksi, hal tersebut
dikarenakan jaringan pada tanaman mengandung bahan yang
berbahaya, seperti senyawa fenolik, faktor fisiologi pada organisme
yang membutuhkan waktu sangat lama dan adanya inhibitor enzim.
Enzim protease yang digunakan dalam bidang industri umumnya
diproduksi dari mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme untuk
produksi enzim protease mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya
mudah diproduksi dalam skala besar, waktu produksi relatif pendek
serta dapat diproduksi secara berkesinambungan dengan biaya yang
relatif rendah (Fatimah et al, 2015).
2.2.3. Uji Potensi Mikroba Penghasil Lipase
Lipase merupakan salah satu enzim yang telah diaplikasikan
pada proses industri baik industri pangan maupun non pangan.
Lipase dikenal sebagai lipolytic enzyme dan didefinisikan sebagai
hidrolase ester asam lemak berantai panjang. Lipase berfungsi
sebagai katalis pada reaksi hidrolisis triasilgliserol dan ester selain
dari asilgliserol. Enzim lipase secara luas dapat ditemukan pada
hewan, tanaman dan mikroorganisme. Lipase mikroorganisme dapat
diproduksi dari golongan bakteri, khamir dan jamur, baik sendiri
maupun bersama-sama dengan jenis lain dari famili hidrolase, seperti
esterase. Metoda yang umum digunakan untuk memproduksi enzim
lipase adalah metode fermentasi semi padat atau fermentasi medium
cair. Fermentasi medium cair merupakan suatu fermentasi dengan
menggunakan media cair yang substratnya terlarut atau terdispersi
dalam cairan dan mikroorganismenya berada di bawah permukaan
cairan pada kondisi aerob dengan bantuan aerasi dan agitasi (Kasipah
et al, 2013).
2.3. Medium Selektif
Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media selain untuk
menumbuhkan mikroba juga dibutuhkan untuk isolasi & inokulasi
mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba. Media yang baik
untuk pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan lingkungan
pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu susunan makanannya dimana
media harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk
pertukaran zat atau metabolisme, juga mengandung sumber karbon,
mineral, vitamin dan gas, tekanan osmose yaitu harus isotonik, derajat
keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga yang alkali, temperatur
harus sesuai dan steril. Media harus mengandung semua kebutuhan
untuk pertumbuhan mikroba, yaitu sumber energi misalnya gula, sumber
nitrogen, juga ion inorganik essensial dan kebutuhan yang khusus,
seperti vitamin serta unsur makro dan unsur mikro. Media selektif
merupakan media cair yang ditambahkan zat tertentu untuk
menumbuhkan mikroorganisme tertentu dan diberikan penghambat
untuk mikroba yang tidak diinginkan. Contoh media yang ditambahkan
ampisilin untuk menghambat mikroba lainnya (Yusmaniar et al, 2017).
2.4. Indeks Hidrolitik
Penghitungan indeks hidrolisis protein dilakukan pada masing-
masing isolat bakteri dari tanah mangrove. Kemampuan hidrolisis
protein dari bakteri proteolitik ditandai dengan nilai indeks hidrolisis
protein yang merupakan perbandingan antara diameter zona bening
terhadap diameter koloni isolat bakteri pada media SMA lempeng. Hasil
bagi diameter tersebut dinyatakan sebagai aktifitas relatif protease.
Protein akan didegradasi oleh bakteri proteolitik menjadi asam amino,
kemudian didegradasi lagi menjadi CO2, H2O, dan Amonia (NH3) yang
di lepaskan ke lingkungan. Amonia (NH3) diubah oleh mikroba menjadi
ion ammonium (NH4+) yang dapat bermanfaat bagi tanaman terutama
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Senyawa ini diserap melalui
akar ke daun selama proses asimilasi yang kemudian ditransformasikan
dalam bentuk asam amino (Hastuti et al, 2017).
III. METODE
3.1 Alat
1. Cawan Petri
2. Autoklaf

3.2 Bahan
1. Media Agar YEPG
2. Isolat Khamir
3. Amilum 0,2 % (w/v)
4. Larutan Iodin
5. Medium selektif protease (frazier gelatin medium)
6. HgCl2
7. Isolat bakteri (Bacillus sp.)
8. Medium selektif untuk lipase

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Uji Potensi Mikroba Penghasil Amilase
a. Pembuatan Medium Selektif untuk Amilase
1. Media agar YEPG dibuat dengan komposisi sebagai berikut: 1%
yeast extract, 2% pepton, 2% glukosa dan 1,5% agar dalam 100
mL akuades dan ditambahkan amilum sebanyak 0,2 % (w/v).
2. Campuran larutan di autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC
dengan tekanan 2 atm.

b. Uji Potensi Amilolitik


1. Isolat mikroba ditumbuhkan dalam media YEPG agar yang telah
ditambahkan amilum 0,2 %.
2. Kultur diinkubasi pada suhu 30oC (suhu ruang) selama 48 jam.
3. Larutan iodin ditambahkan.
4. Adanya zona bening di sekitar koloni diamati.
5. Zona bening yang terjadi diukur dan ditentukan indeks amiloliti
knya.
3.3.2 Uji Potensi Mikroba Penghasil Protease
a. Pembuatan Medium Selektif untuk Protease
1. Medium selektif untuk protease dibuat dengan komposisi sebaga
i berikut: NaCl 3 g, KH2PO4 0,5 g, gelatin 4 g, dextrose 0,05 g, p
epton 0,1 g, beef extract 5 mL, agar 18 g, dan akuades 1000 mL.
2. Campuran larutan di autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC
dengan tekanan 2 atm.
Catatan: Uji protease bisa menggunakan medium yaitu Skim M
ilk Agar yang dibuat dengan mencampurkan bubuk skim milk 2
% dan 3,9 g PDA bubuk dalam 100 mL akuades. Hasil campura
n kemudian di pasteurisasi selama 1 jam pada suhu 70oC.

b. Uji Potensi Proteolitik


1. Kultur Bacillus sp. yang berumur 24 jam diinokulasi ke dalam m
edium selektif untuk protease.
2. Kultur diinkubasi pada suhu ruang selama 3-7 hari pada posisi te
rbalik.
3. Setelah inkubasi selesai, koloni yang tumbuh pada media digena
ngi dengan larutan HgCl2.
4. Zona bening di sekitar koloni diamati.
5. Zona bening yang terjadi diukur dan ditentukan indeks proteoliti
knya.

3.3.3 Uji Potensi Mikroba Penghasil Lipase


a. Pembuatan Medium Selektif untuk Lipase
1. Medium selektif untuk lipase dibuat dengan komposisi sebagai b
erikut: olive oil steril 5%, Tween-80 2,5%, NaCl 5 g, CaCl2.2H2
O 0,1 g, metil merah 0,001%, pepton 10 g, nutrient agar dan aku
ades 1000 mL.
2. Campuran di autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC dengan
tekanan 2 atm.
b. Uji Potensi Lipolitik
1. Kultur Bacillus sp. umur 24 jam diinokulasi ke dalam medium s
elektif untuk lipase.
2. Kultur diinkubasi pada suhu ruang selama 24-48 jam pada posisi
terbalik.
3. Adanya zona bening di sekitar koloni diamati.
4. Zona bening yang terjadi diukur dan ditentukan indeks lipolitikn
ya.
IV. HASIL PENGAMATAN
Penentuan Indeks Hidrolitik (IH):

IH = Luas zona jernih – Luas koloni


Luas Koloni

Tabel 1. Diameter isolat dan zona bening pada uji aktivitas enzim amilase
dari isolat bakteri endofit (Rori et al, 2019).

Gambar 1. Hasil uji aktivitas enzim ekstraseluler yang menunjukkan zona


bening amilase (Rori et al, 2019).
V. PEMBAHASAN
Praktikum Enzimologi Acara ke I yang berjudul “Uji Potensi Mikroba
sebagai Penghasil Enzim secara Kualitatif” memiliki tujuan setelah melakukan
praktikum maka mahasiswa akan dapat menguji potensi mikroba penghasil enzim.
Praktikum ini dilaksanakan secara daring menggunakan aplikasi Microsoft Teams
pada hari Senin, 15 November 2021.
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi kimia.
Amilase adalah enzim yang memecah pati dan dekstrin (atau juga glikogen) dan
mengubahnya menjadi maltosa, dengan hasil antara amilo dekstrin, eritrodesktrin,
dan aktrodekstrin. Berdasarkan Azzopardi et al (2016), fungsi utama amilase adalah
menghidrolisis ikatan glikosidik dalam molekul pati, mengubah karbohidrat
kompleks menjadi gula sederhana. Ada tiga kelas utama enzim amilase yaitu alpha-,
beta- dan gamma-amilase, dan masing-masing bekerja pada bagian yang berbeda
dari molekul karbohidrat. Alpha-amilase dapat ditemukan pada manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroba. Beta-amilase ditemukan pada mikroba dan tanaman.
Gamma-amilase ditemukan pada hewan dan tumbuhan.
Uji kualitatif enzim yang dihasilkan oleh mikroba dilakukan dengan
melakukan inokulasi mikroba tersebut menggunakan media selektif. Hasil positif
ditunjukkan dengan adanya zona bening di sekitar koloni. Hal ini menandakan
enzim ekstraseluler yang dimiliki oleh mikroba mengubah kandungan medium
menjadi senyawa yang lebih kecil. Berdasarkan penelitian Mendpara et al (2013),
Produksi amilase dianalisis dengan metode hidrolisis pati. Starch Agar Plate
disiapkan mengandung 4% dan 8% NaCl. Organisme diinokulasi pada Starch Agar
Plate dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Produksi amilase terdeteksi
sebagai zona tidak berwarna di sekitar koloni pada penambahan yodium.
Uji aktivitas enzim amilase ekstraseluler yang dilakukan dalam praktikum
ini memiliki beberapa tahapan yang berbeda dengan penelitian Rori et al (2019).
Dalam penelitiannya, kultur cair isolat-isolat yang diperoleh dari hasil isolasi
diinokulasikan ke paper disc blank yang telah diletakkan pada media yang berisi
pepton 5 gr/L, beef extract 3 gr/L, amilum 2 gr/L, dan agar 15 gr/L. Inkubasi pada
30oC selama 48 jam. Larutan lugol’s 1% dituang ke atas kultur, adanya aktivitas
enzim amilase ditunjukan oleh terbentuknya zona jernih di sekitar paper disc
dengan latar belakang biru gelap. Hasil uji aktivitas enzim amilase dari ketujuh
isolat bakteri endofit, terdapat empat isolat yaitu isolat B, I, J dan K yang
menunjukkan hasil positif dengan ditandai adanya zona bening disekitar paper disc
pada media agar selektif amilum. Dari keempat isolat bakteri endofit, perbedaan
ukuran zona bening menunjukkan adanya perbedaan kemampuan menghasilkan
enzim amilase. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas enzim yang diukur
berdasarkan nilai indeks rasio yang tertinggi dihasilkan oleh isolat J dengan nilai
rasio 2,23. Hasil pengukuran menunjukkan potensi isolat kode J termasuk kategori
kuat. Semakin tinggi indeks rasio maka semakin besar pula potensi isolat bakteri
endofit dalam menghasilkan aktivitas enzim amilase pada media. Berdasarkan
Asadullah (2014), zona bening yang terbentuk di sekitar isolat menunjukkan adanya
aktivitas isolat amilolitik, yaitu kemampuan isolat dalam menghidrolisis media
selektif yang terdapat pada medium pertumbuhan dengan menghasilkan amilase.
Enzim amilase bekerja dengan memecah amilum menjadi senyawa sederhana.
Menurut Pricilia et al (2018), besarnya zona bening yang terbentuk di sekitar paper
disc yang telah terkandung isolat endofit menandakan banyaknya glukosa yang
dihasilkan dari reaksi hidrolisis pati oleh amilase.
VI. KESIMPULAN
Enzim amilase merupakan enzim yang mampu menghidrolisis amilum dan
menghasilkan glukosa. Uji kemampuan bakteri terhadap aktivitas amilase secara
kualitatif dilakukan dengan menumbuhkan satu isolat bakteri pada permukaan
media selektif. Setelah ditumbuhkan pada media selektif lalu diinkubasikan pada
suhu ruang selama 24 sampai 48 jam. Aktivitas mikroba dalam mendegradasi
amilum ditunjukkan dengan adanya zona halo (lingkaran jernih) di sekitar koloni.
Isolat dengan nilai indeks amilolitik tertinggi dilanjutkan dengan uji aktivitas enzim
amilase. Hasil uji aktivitas enzim amilase dari ketujuh isolat bakteri endofit, terdapat
empat isolat yaitu isolat B, I, J dan K yang menunjukkan hasil positif dengan rasio
indeks berturut-turut adalah 1,44; 1,44; 2,23; 1,81. Aktivitas enzim dengan nilai
indeks rasio tertinggi dihasilkan oleh isolat J.
DAFTAR PUSTAKA

Asadullah, M. 2014. Isolasi Bakteri Amilolitik dari Bekatul dan Uji Kemampuan Untuk
Produksi Enzim Amilase Kasar Pada Berbagai Jenis Media Produksi. Skripsi.
UIN: Malang.
Azzopardi, E., Lloyd, C., Teixeira, SR., Conlan, RS., Whitaker, IS. Clinical applications
of amylase: Novel perspectives. Surgery. 160(1):26-37.
Dinata, Arda. 2011. Pemanfaatan Enzim Mikrobial. Pendidikan. 10(6):50-51.
Fatimah, Yunita., Sumarsih, Sri. 2015. Skrining dan Uji Aktivitas Enzim Protease
Bakteri dari Limbah Rumah Pemotongan Hewan. Skripsi. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Hastuti, Utami., Nugraheni, Febriani., Asna, Putri. 2017. Identifikasi dan Penentuan
Indeks Hidrolisis Protein pada Bakteri Proteolitik dari Tanah Mangrove di
Margomulyo, Balikpapan. Procceding Biology Education Conference.
14(1):265-270.
Kasipah, Cica., Rismayani, Sinta., Ihsanawati., Nurachman, Zeily. 2013. Isolasi dan
Karakteristik Bakteri Penghasil Enzim Lipase Ekstraseluler dari Lumpur Aktif
Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil. Jurnal Ilmiah Arena Tekstil
Volume. 28(1):1-7.
Mendpara, Jaymin., Parekh, Vivek., Vaghela, Sudhir., Makasana, Atul., Kunjadia,
Prashant., Sanghvi, Gaurav., Vaishnav, Devendra., Dave, Gaurav. 2013.
Isolation and Characterization of High Salt Tolerant Bacteria from Agricultural
Soil. European Journal of Experiment Biology. 3(6):351-358.
Ningsih, D. R., Rastuti, U., & Kamaludin, R. 2012. Karakterisasi Enzim Amilase Dari
Bakteri Bacillus amyloliquefaciens. Prosiding Seminar
Nasional:Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal
Berkelanjutan II. 1(1):39-45.
Pricilia S, Astuti W, Marliana E. 2018. Skrining Bakteri Endofit Penghasil Amilase,
Lipase Dan Protease Dari Daun Macaranga hullettii King ex Hook.f. Jurnal
Atomik. 3(2) : 102-105.
Rori, Chindy., Kandou, Febby., Tangapo, Agustina. 2020. Aktivitas Enzim
Ekstraseluler dari Bakteri Endofit Tumbuhan Mangrove Avicennia marina.
Jurnal Bios Logos. 10(2):48-55.
Tarigan, W. F., Sumardi., & Setiawan, W.A. 2015. Karakterisasi Enzim Selulase dari
Bakteri Selulolitik Bacillus sp. Skripsi. Lampung: Universitas Lampung.
Yusmaniar., Wardiyah., Nida, Khairun. 2017. Mikrobiologi dan Parasitologi.
Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 15 November 2021

Asisten, Praktikan,

Immaculata Stefanie Matthew Arriel CL


(NIM) NIM. 24020220130061

Anda mungkin juga menyukai