Anda di halaman 1dari 10

BAB III

PEMBAHASAN

A.1. Elemen Lalu Lintas


Arus lalu lintas adalah hasil dari pengaruh gabungan antara manusia, kendaraan dan jalan.
Adapun manusia/user - kendaraan - jalan = Arus lalu-lintas. Traffic engineers diharapkan untuk
mengetahui antara lain adalah:
 Masing-masing dari elemen system tersebut
 Bagaimana hubungan antara satu dengan dua lainnya.

A.2. Manusia.
Manusia sebagai pengemudi dan pejalan kaki dalam keadaan normal mempunyai
kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-
perbedaan tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan physic dan psikologi, umur serta jenis
kelamin dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca, penerangan dan land use. Dalam suatu arus
lalu lintas jalan raya tabiat dan kelakuan seseorang merupakan faktor yang sangat penting yang
menentukan karakter dari lalu lintas tersebut.
a. Prilaku dan sifat-sifat pengemudi.
Ada 5 macam faktor kondisi sekitar/sekeliling yang bisa mempengaruhi prilaku manusia,
yaitu:
1) Kondisi lingkungan, yang mungkin mempengaruhi sifat seseorang/human behavior:
a) Lahan: penggunaan dan aktivitasnya (didaerah ramai, sekolahan dll), pengemudi
secara refleks akan mengurangi kecepatannya.
b) Cuaca, temperatur sekeliling, iklim sehingga pandangan terganggu
c) Fasilitas yang ada seperti rute- rute perjalanan dan terminal, arah/tujuan dari setiap
perempatan.
d) Aliran lalu lintas dan sifat-sifatnya, jumlah dan jenis kendaraan akan berpengaruh
pada pengemudi.
2) Sifat karakter dari pengemudi.
a) Ketidak sabaran atau cepat marah. Kondisi ini adalah kesalahan pengemudi yang
paling biasa dilakukan, yang bisa mengakibatkan pengemudi menjalankan
kendaraannya di luar kendali, melakukan pergerakan yang tidak terkontrol dalam
overtaking, jalan terus dalam kondisi nyala lampu merah/ stop signal dll.
b) Kecenderungan mengikuti tabiat-tabiat orang lain/pengemudi lain.
c) Pertimbangan pengemudi akan bertindak salah jika dia mendapatkan suatu jalan yang
tidak dikenal.
d) Dalam suatu kondisi emergency, pengemudi hanya bisa melakukan satu pilihan
dalam satu waktu
e) perhatian pengemudi menjadi lambat jika pengemudi mengendarai kendaraan dalam
jangka waktu yang lama.
3) Faktor - faktor physic.
a) Penglihatan pengemudi.
Penglihatan pengemudi sangat berpengaruh pada design, traffic operation, seperti
design daripada pengukuran, warna serta penempatan tanda-tanda lalu lintas, design
alignment jalan dll.
 Ketajaman penglihatan yaitu : Kemampuan untuk membedakan detail dalam
tingkat penerangan rata-rata sangat besar pada kerucut penglihatan sebesar 3 - 5
derajat, di luar daerah tersebut sampai ± 12 derajat pandangan masih cukup jelas.
Ada beberapa jenis ketajaman penglihatan:
- membaca : 2,5° (horizontal) dan 2,5° (vertical)
- melihat jelas : 6° (horizontal) dan 4° (vertical)
- sensitive : 20° (horizontal) dan 13° (vertical)
 Daerah pandangan periperal
Diluar daerah pandangan tajam diatas disebut daerah penglihatan periperal, yang
terbesar sampai 115 - 160 derajat. Dalam daerah ini pengemudi dapat melihat
objek secara kabur tanpa dapat membedakan detail dan warnanya. Kadang
berkisar juga dari 180 ° horizontal dan 145° vertical (British) Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

b) Pendengaran.
Untuk pengemudi pendengaran tidak begitu penting, akan tetapi merupakan sutau
masalah untuk pejalan kaki.
4) Waktu reaksi.
Waktu reaksi adalah waktu yang dipergunakan antara melihat, mendengar atau
merasakan dan mengerjakan sesuatu sebagai tanggapan terhadap sesuatu rangsangan.
Sering disebut waktu PIEV (Perception, Intellection, Emotion, Volition time) juga sering
disebut perception-reaction time.
a) Perception.
Rangsangan-rangsangan yang cukup kuat baik melalui mata, telinga maupun badan,
sedemikian rupa sehingga memerlukan untuk ditelaah. Waktu yang diperlukan untuk
proses ini disebut waktu sadar.
b) Intellection.
Penelaahan terhadap rangsangan sering tidak langsung berhasil, tetapi melalui proses
pemikiran, proses ini disebut intellection process.
c) Emotion.
Emosi adalah merupakan proses penanggapan terhadap rangsangan setelah proses
perception dan intellection. reaksi yang diambil oleh pengemudi sangat dipengaruhi
oleh proses emosi.
d) Volition.
Kemampuan untuk mengambil sesuatu tindakan sesuai dengan pertimbangan-
pertimbangan yang diambil
Waktu PIEV berkisar 2.5 detik untuk rangsangan yang sukar. Untuk keperluan
perencanaan digunakan waktu PIEV sebesar 2.5 detik. (AASHO). Faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya waktu reaksi antara lain, keadaan cuaca, waktu, penerangan,
kondisi badan, kondisi mental, penyakit, mabuk, keinginan, kelainan jasmani, kebiasaan
dll. Dalam kondisi yang kompleks atau situasi daerah yang baru/belum dikenal maka
waktu PIEV antara 2 – 6 detik.
5) Jarak pandangan.
Jarak pandangan adalah panjang bagian jalan di depan pengemudi yang masih dapat
dilihat dengan jelas, diukur dari titik kedudukan pengemudi. Untuk mendapat jarak
pandangan yang cukup, si perencana harus menyesuaikan rencana pada 2 hal yaitu:
a) Jarak pandangan henti.
Jarak yang diperlukan oleh kendaraan untuk berhenti. Hal ini ditentukan oleh 2
bagian jarak yaitu :
 Jarak PIEV, yaitu jarak yang diperlukan oleh kendaraan dari saat pengemudi
melihat suatu penghalang dimana diperlukan untuk berhenti, sampai saat
pengemudi mulai menginjak rem.
JP = 0.278 v.t
dimana:
JP : jarak PIEV , meter
v : kecepatan rencana, km/jam.
t : waktu PIEV, detik
 Jarak rem/mengerem.
Jarak yang diperlukan untuk menghentikan kendaraan dengan menggunakan rem/
selama rem diinjak.
2
v
jr=
254 (f n ± L)
dimana:
jr ; Jarak rem/mengerem, meter
v2 : kecepatan , km/jsm
fn : koef. gesekan normal antara ban dan permukaan jalan
L : Landai jalan.
 Jarak pandangan menyiap. Panjang bagian jalan yang diperlukan oleh pengemudi
suatu kendaraan untuk melakukan gerakan menyiap kendaraan lain yang lebih
lambat dengan aman. Besarnya ditentukan oleh 4 macam cara yaitu:
- Jarak PIEV

(
d 1=0.278t 1 v −m+
at 1
2 )
dimana:
t1 : waktu PIEV, besarnya tergantung kecepatan (3 - 4 detik)
v : kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap, km/jam.
m : perbedaan kecepatan antara kendaraan yang disiap dan yang menyiap
(15 km/jam).
a : percepatan rata-rata (2.26 - 2.36 km/jam/det)
- Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang menyiap selama berada dijalur
kanan.
d2 = 0.278 v t2
dimana:
t2 = waktu dimana kendaraan yang menyiap berada dijalur kanan
(9.3 - 10.4 detik)
v : kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap, km/jam.
- Jarak bebas yang harus ada antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan
yang datang. Dari hasil penyelidikan d3 berkisar 30 - 100 meter.
- Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang selama gerakan menyiap
d4 = 2/3 d2
Sehingga jarak pandangan menyiap sebesar:
Jpm = d1 + d2 + d3 + d4
Jarak pandangan berhubungan erat dengan pergerakan, bila kecepatan bertambah maka
pengemudi focus pada obyek . Atau jika jarak pandang bertambah, maka daerah
pandangan berkurang, seperti table dibawah ini:

b. Faktor pejalan kaki/pedestrian.


1) Faktor physic.
Pedestrian berjalan dengan kecepatan antara 1.00 - 1.50 m/det. Waktu reaksi pejalan kaki
lebih panjang dari pengemudi yaitu rata-rata 4 – 5 detik.
2) Faktor mental. Banyak pejalan kaki tidak banyak mengetahui peraturan-peraturan lalu-
lintas.
3) Faktor emosi.
 Pejalan kaki bingung oleh situasi lalu-lintas.
 Mereka sukar diatur/menuruti tanda-tanda lalu-lintas (pada penyebrangan)
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Mercu Buana. 2012. “Modul Rekayasa Teknik Sipil”.Jakarta: Fakultas Teknik Sipil
Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai