Anda di halaman 1dari 3

Perlindungan Saksi Dan Korban Dalam Pelanggaran Ham Berat

Setiap orang atau kelompok yang melihat, mendengar dan mengalami suatu peristiwa HAM
berat  saksi
Setiap orang atau kelompok yang mengalami tindakan pelanggaran HAM berat  korban
Penyelidik  komnas ham
Penyidik  jaksa agung
Bentuk perlindungan terhadap pelanggaran ham berat :
1. perlindungan korban dan keluarga
2. perlindungan kerahasiaan identitas saksi dan korban
3. pemberian keterangan pada saat pemeriksaan tanpa bertatap muka dengan terdakwa

Cara mendapat perlindungan


1. permohonan yang disampaikan korban / saksi
2. inisiatif para penegak hukum

Cara pencabutan perlindungan


1. permohonan pencabutan perlindunga saksi / korban
2. saksi / korban meninggal dunia
3. pertimbangan aparat penegak hukum bahwa perlindungan sudah tidak diperlukan
Mengenai perlindungan tersebut tidak ada biaya, anggaran dibebankan pada masing” instansi

Materi restitusi kompensasi (materi minggu depan) (bisa ga minta ganti rugi yang dirasakan
akibat terjadi pelanggaran HAM berat
PEMBERIAN RESTITUSI, KOMPENSASI, GANTI RUGI, DAN BANTUAN
1. Dasar Hukum Pemberian Restitusi, Kompensasi, Ganti Rugi dan Bantuan

 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)


 Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (UU Pengadilan
HAM)
 Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
 Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang No. 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (UU PSK)
 Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang (UU TPPO)
 Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2018 tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi, dan
Bantuan Kepada Saksi dan Korban
 Peraturan Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Mengadili Perkara
Perempuan Berhadapan Dengan Hukum.
 Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2017 tentang pelaksanaan Restitusi Bagi Anak yang
Menjadi Korban Tindak Pidana

2. Pengertian Resitusi; Kompensasi; Ganti Rugi; dan Bantuan Serta alasan diperlukan

 Restitusi
ganti kerugian yang diberikan kepada Korban atau Keluarganya oleh pelaku atau pihak ketiga.”
(Pasal 1 Angka 11 UU 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban). pembayaran ganti kerugian yang
dibebankan kepada pelaku berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
atas kerugian materiil dan/atau immateriil yang diderita korban atau ahli warisnya” (Pasal 1
angka 1 PP 43/2017).
 Kompensasi
ganti kerugian yang diberikan oleh negara karena pelaku tidak mampu memberikan ganti
kerugian sepenuhnya yang menjadi tanggung jawabnya.” (Pasal 1 Angka 4 PP 44 Tahun 2008
Tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi, Dan Bantuan Kepada Saksi Dan Korban).
 Ganti Kerugian/Ganti Rugi
sejumlah uang atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang harus dikembalikan kepada
negara/daerah oleh seseorang atau badan yang telah melakukan perbuatan melawan hukum
baik sengaja maupun lalai (Pasal 98 KUHAP).

Materi :
Setiap korban / pewaris pelanggaran ham berat berhak mnerima ganti rugi, diatur dalam PP No.
3 Tahun 2002
Restitusi  ganti kerugian yang diberkan kepada korban / ahli waris kepada pelaku. Ganti rugi
ini biasanya dicantumkan dalam amar putusan. Slaah satu rstitusi adalah hak milik atau harta
milik atau sejumlah uang yang dibuktikan di pengadilan.
Kompensasi  mirip kaya restitusi, bedanya diberikan oleh Negara.
Ada ga putusan pengadilan ham yang amarnya putusan pidana dang anti rugi bersamaan?
(disuruh nyari)
Instansi pemerintah yang membiayai ganti Negara adalah departemen keuangan atau
kementerian keuangan

Anda mungkin juga menyukai