Anda di halaman 1dari 5

Nama : Finna Valensyach

Nim : E1111211021
Prodi : Hubungan Internasional A (Reguler)
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Politik
Tugas : Ke – 12

BAB XII

BADAN EKSEKUTIF

Di negara-negara demokratis badan eksekutif biasanya terdiri dari kepala negara seperti
raja atau presiden, beserta menteri-menteri-nya, Badan eksekutif dalam arti yang luas juga
mencakup para pegawai negeri sipil dan militer. Dalam sistim presidensiil menteri-menteri
merupakan pembantu presiden dan langsung dipimpin olehnya, sedangkan dalam sistim
parlementer para menteri dipimpin oleh seorang perdana menteri.
Dalam sistim parlementer pula perdana menteri beserta menteri- menterinya dinamakan
"bagian dari badan eksekutif yang bertanggungjawab”, sedangkan raja dalam monarkhi
konstitusionil dinamakan "bagian dari badan eksekutif yang tidak dapat diganggu-gugat” (the
king can do no wrong)..
Tugas badan eksekutif, menurut tafsiran tradisionil azas trias politica, hanya melaksanakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh badan legislatif serta menyelenggarakan
undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif. Akan tetapi dalam pelaksanaannya badan
eksekutif leluasa sekali ruang-geraknya. meluasnya peranan negara terutama disebabkan karena
menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya merupakan tugas pokok dari setiap negara dewasa
ini, apalagi jika ia tergolong Negara Kesejahteraan
(Welfare State). Daiam menjalankan tugasnya badan eksekutif ditunjang oleh tenaga kerja yang
trampil dan ahli serta persediaan bermacam-macam fasilitas dan alai-alat di masing-masing
kementerian. Hal ini tidak berarti bahwa peranan badan legislatif tidak ada artiinya. Di dalam
negara demokratis dia tetap penting untuk menjaga jangan sampai badan eksekutif keluar dari
garis-garis yang telah ditentukan oleh badan legislatif.
Wewenang Badan Eksekutif

1) diplomatik: menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan negara-negara lain,


2) administratif: melaksanakan undang-undang serta peraturan peraturan lain dan
menyelenggarakan administrasi negara,
3) militer: mengatur angkatan bersenjata. Menyelenggarakan perang serta keamanan dan
pertahanan negara.
4) yudikarif: memberi grasi, amnesti dan sebagainya.
S) legislatif: merencanakan rancangan undang-undang dan membimbingnya dalam badan
perwakilan rakyat sampai menjadi undang-undang.

Beberapa Macam Badan Eksekutif

Dalam mempelajari badan eksekutif di negara-negara demokratis kita melihat adanya


dua macam badan eksekutif yaitu menurut sistim parlementer dan menurut sistim presidensiil.

1. Sistim parlementer dengan Parliamentarv Executive.


Dalam sistim ini badan eksekutif dan badan legislatif bergantung satu sama lain.
Kabinet, sebagai bagian dari badan eksekutif vang “bertanggungjawab”. Kabinet
semacam ini dinamakan kabinet parlementer. Sifat serta bobot "ketergantungan" ini
berbeda dari satu negara dengan negara lain. akan tetapi umumnya dicoba untuk
mencapai semacam keseimbangan antara badan eksekutif dan badan legislatif. Beberapa
negara, seperti Negeri Belanda dan negara-negara Skandinavia, pada umumnya berhasil
mencapai suatu keseimbangan, sekalipun tidak dapat dielakkan suatu "dualisme antara
pemerintah dan dewan perwakilan rakyar” Dalam hal terjadinya suatu krisis kabinet
karena kabinet tidak lagi memperoleh dukungan dari mayoritas badan legislatif, kadang-
kadang dialami kesukaran untuk membentuk suatu kabinet baru, Dengan demikian bagi
formateur kabinet cukup peluang untuk menunjuk menteri berdasarkan keahlian yang
diperlukan tanpa menghiraukan apakah dia mempunyai dukungan partai. Menurut
sejarah ketatanegaraan Belanda, terdapat beberapa macam kabinet ekstra-parlementer:

a, Zaken Kabinet, yaitu suatu kabinet yang mengikat diri untuk


menyelenggarakan suatu program yang terbatas.

b. Nationaai Kabinet (kabinet nasional), yaitu suatu kabinet yang menteri-


menterinya diambil dari pelbagai golongan masyarakat. Kabinet semacam ini biasanya
dibentuk dalam keadaan krisis, dimana komposisi kabinet diharap mencerminkan
persatuan nasional,
Akan tetapi di beberapa negara lain, termasuk Republik Perancis
ke-IV (1946-1958) dan Indonesia sebelum 1959, keseimbangan antara badan eksekutif
dan legislatif tidak tercapai dan ternyata muncul dominasi badan legislatif (secara
langsung atau tidak langsung) yang akibatnya cukup mengganggu kontinuitas
kebijaksanaan pemerintah,

2. Sistim presidensiil dengan Fixed Executive atau Non-Parliamen-


tarv Executive.
Dalam sistim ini kelangsungan hidup badan eksekutif tidak tergantung pada badan
legislatif, dan badan eksekutif mempunyai masa jabatan yang tertentu. Dengan demikian
pilihan presiden dapat didasarkan atas keahlian serta faktor-faktor lain yang dianggap
penting. Sistim ini terdapat di Amerika Serikat, Pakistan dalam masa Demokrasi Dasar
(1958-1969) dan di Indonesia mulai tahun 1959.

Sistim Parlementer

Republik Perancis ke-IV (1946-1958)

Badan eksekutif terdiri dari seorang presiden yang sedikit sekali


kekuasaannya.
serta menteri-menteri yang dipimpin oleh seorang perdana menteri. Kedudukan menteri
tidak boleh dirangkap dengan kedudukan sebagai anggota parlemen.
Berdasarkan kenyataan bahwa dalam Republik Perancis ke-III (1870-1940)
kabinet sering jatuh karena badan legislatif menerima mosi tak-percaya, maka dalam
Undang-Undang Dasar Republik Perancis ke-IV ditentukan bahwa kalau dua kabinet
jatuh dalam masa 18 bulan sebagai akibat dari mosi tak percaya, maka badan legislatif
boleh dibubarkan, Akan tetapi, dalam masa Republik Perancis ke-IV ternyata krisis
kabinet tetap tidak dapat dihindarkan: tidak karena banyaknya mosi. Hal ini
menyebabkan jatuhnya kabinet dan terjadinya krisis kabinet. Lagipula masa jabatan
presiden menjadi tujuh tahun, Juga kekuasaan untuk bertindak dalam masa darurat
diperkuat, dalam mana presiden boleh mengambil tindakan apa saja yang dianggap perlu
untuk mengatasi krisis itu. Akan tetapi badan legislatif tidak boleh dibubarkan dan harus
terus bersidang, dalam masadarurat sekalipun. Badan ini mempunyai wewenang untuk
menyatakan suatu undang-undang tidak sesuai dengan undang-undang dasar. Juga
penerimaan mosi dan interpelasi dipersukar: misalnya sebelum sebuah mosi boleh
diajukan dalam sidang badan legislatif. harus didukung oleh 108 dari jumlah anggota
badan itu. Sampai sekarang sistim ini menunjukkan cukup keseimbangan antara badan
eksekutif dan badan legislatif.

1.2. Inggris

Badan eksekutif terdiri dari raja sebagai bagian dani badan eksekutif yang tak dapat
diganggu-gugat, serta - 20 menteri yang bekerja atas azas "tanggungjawab menteri”
(ministerial responsibility). Inggris terkenal sebagai tempat asal azas tanggungjawab
men-
teri. Akan tetapi di Inggris, berbeda dengan kebanyakan negara lain yang memakai sistim
parlementer, perdana menteri sewaktu-waktu dapat mengadakan pemilihan umum baru
sebelum masa jabatan Parlemen yang lamanya lima tahun berakhir. Secara formil rajalah
yang membubarkan parlemen dan menginstruksikan diadakannya pemilihan umum baru,
akan tetapi hal ini dilakukan atas saran perdana menteri. Wewenang perdana menteri ini
dapat dipakainya misalnya dalam keadaan di mana kabinet dikenakan mosi tak-percaya
dan seharusnya meletakkan jabatan.
Selain dari itu di Inggris ada beberapa faktor yang menguntungkan bagi perdana
menteri. Partai politik yang besar hanya ada dua yaitu Partai Konservatif dan Partai
Buruh, sehingga partai yang menang dalam pemilihan umum dapat mengharapkan
dukungan
dari mayoritas dalam parlemen, sedangkan partai oposisi yang berarti hanya ada satu.
Nyatalah bahwa perdana menteri Inggris mempunyai kekuasaan yang cukup besar,
berdasarkan wewenang untuk:

1) memimpin kabinet yang anggotanya telah dipilihnya sendiri,


2) membimbing Majelis Rendah, -
3) menjadi penghubung dengan raja,
4) memimpin partai mayoritas.

1.3. India

Badan eksekutif terdiri dari seorang presiden sebagai kepala negara danmenteri-
menteri yang dipimpin oleh seorang perdana menteri. Sistim ketatanegaraan India agak
mirip dengan Inggris, dan sistim pemerintahannya pun adalah cabinet government. Sistim
parlementer gaya cabinet government dapat berjalan agak lancar semasa hidupnya
Perdana Menteri Nehru dan selama Partai Kongres dapat menguasai kehidupan politik.
Dalam masa itu kabinet oleh M.V. Pylee disebut "ciptaan parlemen, tetapi ciptaan yang
membimbing penciptanya” (a creature of Parliament, but a creature which guides its
creator).
Sesudah pemilihan umum tahun 1967 dominasi Partai Kongres jauh
berkurang sehingga pernyataan Pylee itu pada waktu itu agaknya kurang berlaku. Akan
tetapi, dalam pemilihan umum 1971 Ny. Indira Gandhi berhasil memperoleh mayoritas
yang meyakinkan, yaitu 2/3 dari jumlah kursi dalam Majelis Rendah.

Sistim Presidensiil
2.1. Amerika Serikat
Badan eksekutif terdiri dari presiden beserta menteri-menteri yang merupakan
pembantunya. Presiden dinamakan “Chief Executive”, Secara formil, sesuai dengan azas
trias politica kiasik, presiden sama sekali terpisah dari badan legislatif dan tidak boleh
mempengaruhi organisasi dan penyelenggaraan pekerjaan dari Congress. Kekuasaan
presiden terletak dalam wewenangnya untuk memveto suatu rancangan undang-undang
yang telah diterima baik oleh Congress.
Dalam memilih menterinya, presiden tidak terbatas pada partainya sendiri. akan
tetapi dapat memilih dari partai lain, atau sama sekali dari luar partai. Begitu pula
presiden bebas untuk memilih penasehat pribadinya, yang tidak usah disetujui oleh Senat.
Penasihat presiden ini kadang-kadang lebih banyak berpengaruh atas presiden daripada
menteri. contoh: Presiden Roosevelt dan Harry Hopkins, Presiden Nixon dan Henry
Kissinger (sebelum menjadi menteri).

2.2 Pakistan (dalam masa Demokrasi Dasar)


Seperti India, Pakistan memulai masa kemerdekaannya dengan suatu sistim
parlementer yang mirip dengan sistim di Inggris. Perdana Menteri merupakan pem-
bantunya dan tidak boleh merangkap menjadi anggota badan legislatif. Presiden
mempunyai wewenang untuk memveto rancangan undang-undang yang telah diterima
oleh badan legislatif. Veto ini oleh badan legislatif dapat dibatalkan kalau rancangan
undang-undang itu diterima lagi olehnya dengan mayoritas 2/3 suara. Sebaliknya
presiden dapat mengajukan rancangan undang-undang vang di-issue-kan itu kepada suatu
referendum.

Badan Eksekutif dalam Negara-negara Komunis

Anda mungkin juga menyukai