Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULAUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif

mengembangkan potensi didiknya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. (Undang-

undang RI Nomor. 20 Tahun 2003, Bab l Pasal 1 Ayat 1). Islam sendiri

menempatkan pendidikan dalam kedudukan yang sangat penting, bahkan Allah

menjanjikan yang tinggi bagi mereka yang berilmu, sebagaiman firmannya

dalam Q.S. Al-Mujadalah ayat 11 :

        


          
         
  

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-Mujadillah : 11)1

1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemhannya, (Jakarta CV). Darus Sunnah, 2002, hal.282

1
Tujuan pendidikan diantaranya ialah membentuk manusia seutuhnya

yang mencakup: pertama, manusia beriman dan bertakwa; Kedua, berbudi

pekerti luhur; Ketiga, memiliki pengetahuan dan keterampilan; keempat, sehat

jasmani dan rohani; Kelima, berkribadian mantap dan mandiri; Keenam,

memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Berdasarkan deskripsi di atas diketahui bahwa yang disebut manusia

utuh itu adalah manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, salah satu

keterampilan dimaksud adalah keterampilan pendidikan, yang mana subjek

pendidikan itu adalah guru maka dalam menjalankantugasnya sebagai seorang

professional, guruharus bisa menciptakan suasana belajar yang kondusif. Tugas

seorang pendidik atau guru, tidak hanya melakukan transfer of knewledge tapi

juga dapat melakukan transfer of value sehingga dapat mengubah prilaku,

memberikan dorongan yang positif, mengatur suasana belajar yang

menyenangkan, agar mereka dapat berkembang semaksimal mungkin. Fungsi

guru adalah sebagai motivator untuk mendorong dan mempengaruhi siswa untuk

melakukan kegitan balajar. Untuk memberikan pengaruh dan bimbingan dalam

konteks mengajar, guru sebagai pemimpin dalam kelasnya harus melakukan dua

usaha utama: 1). Meningkatkan hasil belajar siswa; dan 2).memilih strategi

mengajar yang tepat.

Hasil proses belajar mengajar bisa lahir dari beberapa factor, salah

satunya dengan adanya media pembelajaran, karena dengan media pembelajaran

siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan mudah, karena siswa diajak

mengalami langsung sebuah peristiwa melalui sebuah materi yang diajarkan

sebuah alat bantu (media pembelajaran). Dengan pengalaman siswa dapat lebih

2
lama mengingat suatu pelajaran yang diajarkan sebuah alat bantu (media

pembelajaran). Dengan pengalaman siswa dapat lebih lama mengingat suatu

pelajaran, karena itu penggunaan media pembelajaran merupakan pembelajaran

yang berkualitas. Oleh karena itu, proses belajar mengajar pada hakekatnya

adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan

melalui saluran atau media tertentu kepenerima pesan. Pesan yang akan

dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun yang ada dalam kurikulum, sumber

pesannya bisa guru, siswa, buku dan media. Pesan yang ingin disampaikan

seorang guru kepada anak didik dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi

verbal dan non-verbal (audio visual). Dalam proses pembelajaran, penggunaan

media memiliki arti sangat penting, karena media dapat mewakili apa yang guru

kurang mampu ucapkan melalui kalimat-kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan

bahan ajar dapat dikonkritkan dengan kehadiran media, dengan demikian anak

didik akan lebih mudah untuk mengetahui bahan ajar atau pesan yang

disampaikan guru,karena dalam penggunaan media didalamnya terkandung

unsure permainan yang dibutuhkan anak didik. “Anak akan tertarik untuk belajar

sesuatu, jika yang dipelajarinya itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau

dinikmati manfaatnyabagi anak”.2

“Penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar,

berfungsi sebagaipenyaji stimulus informasi,sikap, dan juga untuk meningkatkan

keserasian dalam penerimaan informasi”.3 Sehingga pembelajaran akan lebih

efektif dilakukan dan anak didikpun akan lebih mudah mengetahui dan

2
Hamzah B.Uno. Teori Motivasi & Pengukurannya, ( Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2008 ) hal. 28
3
Asnawir, Basyruddin Usman. Media Pembelajaran, Cet-1, ( Jakarta : Ciputat
Pers, 2002 ) Cet Ke-1, hal. 13

3
memahami informasi yang disampaikan atau yang ditampilkan guru. “Perluasan

konotasi media menjadi sarana pembelajaran tidak semata berkonotasimedia

penyampaian dan komunijadi pengajaran, tetapi juga sebagai sumber belajar

bagi para siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran, serta dalam

eksplorasi informasi pengetahuan”.4

Hal ini berarti guru harus mampu menciptaka proses pembelajaran

yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk terlibat aktif dan

memberikan kesempatan sepuas- puasnya bagi siswa untuk aktif dalam

mengembangkan kemampuan belajar yang dimiliki siswa, namun dalam belajar

seringkali timbul masalah dari siswa sendiri, ini diketahui dari rendahnya hasil

belajar siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa pada

materi dan kurangnya motivasi dan keaktifan dalam proses pembelajaran serta

ketidakpahaman siswa terhadap soal yang diberikan guru. Namun hal ini dapat

diatasi dengan penggunaan media pembelajaran,sesuai pertanyaan dari Arief S.

Sadiman yang menyatakan penggunaan media pembelajaran secar tepat dan

variasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. “Dalam hal ini media

pembelajaran berguna untuk menimbulkan kegairahan belajardan

memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut dan kemampuan dan

minatnya”.5 Untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik maka salah satu

media yang efektif digunakan bagi peserta didik pada level Sekolah Dasar

adalah media audio visual (suara dan gambar).

4
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, ( Jakarta : Gaung Persada Press, 2008
),
hal.4
5
Arief S. Sadiman. Media Pendidikan. ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2007 ) hal. 17

4
Penggunaan media audio visual dalam pelajaran agama khususnya

Pendidikan Agama Islam sangat, membantu dalam meningkatkan minat belajar

peserta didik. Pemilihan media audio visual dalam penelitian didasarkan pada

pertimbangan bahwa media gambar sangat muda digunakan siswa pada level

sekolah dasar karena pelajaran Agama banyak menggunakan simbol-simbol dan

bahasa tertentu. Dengan menggunakan suara dan gambar semua orang dapat

mengidentifikasi dengan muda, apalagi dikalangan anak- anak, suara dan

gambar tersebut dan mengidentifikasi bagaimana gambaran akan gambar

tersebut. “ Sesuatu yang menarik minat dandi butuhkan anak, aakan menarik

perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar

”.6

Masalah umun yang ditemui penulis dalam observasi awal terletak

pada minat peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam

kelas pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Perbedaan minat

peserta didik setiap individu berbeda- beda, perbedaan tersebut disebabkan

karena factor kepribadian, sifat, dan lingkungan. Minat sangat berperan dalam

ketekunan belajar peserta didik sehingga memungkinkan kualitas hasil belajar

juga akakn meningkat. Minat sebagai aspek kejiwaan sehingga dapat mendorong

perilaku dan motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu, sehingga ia dapat

merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan. Dengan demikian jelas

bahwa minat mempunyai fungsi penting dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Artinya apabila peserta didik memilikiminat yang tinggi terhadap pelajaran

agama maka ia akan tekun mempelajarinya.

6 7
R.Ibrahim. Perencanaan Pengajaran, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2003 ) hal.27

5
Di sekolah dasar pengajaran membaca merupakan salah satu aspek

pokok yang harus dikembangkan.. Salah satu tujuannya agar siswa memiliki

kegemaran mempraktikan dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,

seperti yang tertuang dalam kurikulum pendidikan dasar. Kegemaran menulis

dan membaca sebaiknya dilatihkan kepada anak sejak usia dini yaitu pada

tingkat sekolah dasar. Dalam proses belajar mengajar baca tulis Al Qur’an

mempunyai peranan yang sangat penting. Bahkan baca tulis merupakan faktor

penentu bagi keberhasilan belajar ilmu agama seseorang. Kemampuan membaca

Al Qur’an menjadi bagian dari penguasaan dan perbendaharaan huruf Al Qur’an.

Dengan seringnya membaca dan beragam tema bacaan Al Qur’an yang di baca

siswa, maka siswa makin terbuka dalam memperoleh tambahan pemahaman dan

ilmu Al Qur’an. Penguasaan sejumlah bacaan Al Qur’an sangat diperlukan

untuk menentukan mampu tidaknya siswa tersebut dalam membaca Al Qur’an.

Membaca dan menulis Al Qur’an menempati posisi yang paling

penting diantara 4 kompetensi mempelajari ilmu agama, karena menjadi

landasan awal dalam belajar, dan membaca Al Qur’an sangat dominan sekali

dalam proses tercapainya tujuan pembelajaran mata pelajaran Qur’an pada

anak-anak, khususnya siswa kelas V SDN 1 Sungai Bakau.

Mengenai fenomena diatas, untuk merealisasikan pembelajaran

membaca Al Qur’an itu effective, seorang siswa harus disiapkan dengan strategy

yang menarik dan menyenangkan untuk membantu meningkatkan kemampuan

membaca menulis al-Qur’an. Dan salah satunya ialah dengan menerapkan media

Audio Visual pada pembelajaran baca Tulis Qur’an, karena dengan melalui

media tersebut dipandang sangat perlu sekali untuk memperlihatkan siswa

6
sebuah pembelajaran yang benar-benar dapat membuat mereka nyaman dan

menyenagkan dalam mengikuti pembelajaran.

Dalam hal ini, pembelajaran baca tulis Al Qur’an merupakan aktivitas

pendidikan yang mempunyai peran posisi yang paling menentukan dalam

pemerolehan hasil belajar membaca Al Qur’an yang bagus, maka, seorang guru

harus Penggunaan media pembelajaran untuk mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam pada SDN 1 Sungai Bakau terlebih pada belum pernah dilakukan. Hal

inilah yang akan menjadi starting point bagi penulis untuk mengkaji lebih

lanjut / mendalam menggunakan media audio visual (Video) dalam upaya

meningkatkan Kemampuan baca tulis al-Qur’an peserta didik pada pelejaran

pendidikan, Agama islam, sehingga penulis membuat kajian penelitian untuk

menegtahui bagaimana penggunaan media audio visual dalam upaya

meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur’an pada SDN 1 Sungai Bakau

dengan judul penelitian : Upaya Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-

Qur’an Melalui Media Audio Visual kelas V SDN 1 Sungai Bakau.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas yakni Bagaimana

Upaya Meningkatkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Melalui Media Audio

Visual Kelas V SDN 1 Sungai Bakau ?

C. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui epektifitas Media Audio Visual dalam upaya

meningkatkan kemampuan baca Tulis Al- Qur’an siswa kelas V di SDN 1

SungaiBakau.

7
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan baca tulis Al-Qur’an belajar Pendidikan Agama Islam siswa

Sekolah Dasar.

2. Bagi Guru, menjadi bahan masukan bagi guru merencanakan media

pembelajaran yang baik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai,

khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, agar proses

pembelajaran menjadi lebih efektif.

3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pengetahuan

ilmiah untuk pengembahan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu

pengetahuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya

pembelajaran baca tulis Al-qur’an.

4. Menambah wawasan pentingnya penggunaan media audio visual (suara dan

gambar) dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran PAI.

8
BAB II

KAJIAN TEORETIS
A. Efektivitas Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

1. Efektivitas

Efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh

tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut

sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Moore D.Kenneth Dalam Moh

Syarif efektivitas dalam ukuran yang dinyatakan sebarapa jauh target

(kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai, atau makin besar presentase

target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya7.

Pada kegiatan belajar mengajar terkandung kemampuan

menganalisis kebutuhan siswa, mengambil putusan apa yang harus

dilakukan, merancang pembelajaran yang efektif dan efisien, mengaktifkan

siswa melalui motivasi eksrinstik dan ntrinsik, mengevaluasi hasil belajar,

serta merevisi pembelajaran berikutnya agar lebih efektif guna

meningkatkan hasil belajar siswa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi

efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang

ditimbulkan, manjur, membawah hasil dan merupakan keberhasilan dari

suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari

tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan.

Metode pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan instruksional khusus

7
Moore D.Kenneth, ( Pefektivitas pendidikan Dalam buku Moh Syarif ,
tahun 2015: hal.1)

9
yang dicanangkan lebih banyak tercapai. Model pembelajaran dikatakan

efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah

pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan

memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta siswa belajar dalam

keadaan yang menyenangkan.

2. Efektivitas Pembelajaran

Efektif dalam Kamus Besar Indonesia diartikan diartikan sebagai

dapat membawa hasil, berhasil guna. Suatu usaha dikatakan efektif jika

usaha itu mencapai tujuannya. Menciptakan kondisi belajar yang efektif

penting untuk dilakukan oleh guru, hal ini mengingat belajar yang efektif

dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan

sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai. Pembelajaran yang

efektif tidak hanya dilihat dari hasil evaluasi yang dicapai oleh siswa, tetapi

juga mampu memberikan pemahaman yang baik, ketekunan, kedisiplinan,

semangat dan rasa senang saat belajar. Menurut Mulyasa Efektivitas adalah

bagaimana suatu organiasi berhasil mendapatkan an memanfaatkan sumber

daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional. Sehingga efektivitas

pembelajaran dapat diartikan sebagai sejauh mana suatu pembelajaran

mencapai tujuan yang direncanakan.

3. Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an


Meningkatkan kemampuan baca Tulis Al-Qur’an adalah suatu

usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa

dari pengalaman belajarnya yang diperoleh dari hasil usahanya dalam untuk

menulis huruf Al-qur’an. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk belajar.

10
Ia lahir tanpa memiliki pengetahuan, sikap dan kecakapan apapun,

kemudian tumbuh dan berkembang menjadi mengetahui, mengenal dan

menguasai banyak hal. Hal itu karena ia belajar dengan menggunakan

potensi dan kapasitas diri yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. 8

Sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat an nahl 16: 78 yang

berbunyi:

       


      
 

Artinya : “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan

tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S. an-Nahal : 78)

Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Max

Darsono dkk adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang

tidak dapat diwariskan secara genetis. Perubahan itu terjadi pada

pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran dari semuanya

secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situasi tertentu.9

Menurut Muhibbin Syah belajar adalah kegiatan yang berproses

dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap

penyelenggaraan jenis Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan yang dilakukan individu

8
Departemen agama RI, Metodologi Pendidikan PAI, (Jakarta: Dirjen
Bimbingan agama Islam, 2001), hlm.27
9
smail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:
RaSAIL, 2008), hlm: 9

11
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui

latihan atau pengalaman dengan hasil interaksi terhadap lingkungan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.10

Sedangkan prestasi belajar adalah sebagai hasil apa yang telah

dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. 11 Prestasi belajar erat

kaitannya dengan hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dari

pengalaman belajar. Prestasi belajar sendiri kadang belum mencapai pada

hasil yang diharapkan. Untuk itu proses pembelajaran mempunyai peranan

yang sangat penting terhadap prestasi yang diharapkan.

Semua masalah yang ada dalam kegiatan belajar mengajar

haruslah teratasi, sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang

diharapkan, karena prestasi belajar dapat menunjukkan dimana tercapai

keberhasilan suatu tujuan proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya

mengenai pengertian prestasi belajar, penulis akan menguraikan beberapa

pendapat tentang pengertian prestasi belajar.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah

kemampuan yang dimiliki peserta didik dari pengalaman belajar yang

diperoleh dari hasil usaha dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya.

4. Baca Tulis Al-Qur’an

Pembelajaran baca tulis al-Qur’an di SD bertujuan untuk

memberikan kemampuan dasar kepada siswa yang membaca, menulis,

10
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru , (Bandung:
Remaja Rosda Karya,1995), hlm. 89
11
Thohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008), hlm. 151

12
membiasakan dan menggemari al-Qur’an serta menanamkan pengertian,

pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat al-Qur’an untuk

mendorong, membina dan membimbing akhlak perilaku siswa agar

berpedoman kepada al-Qur’an dan sesuai isi kandungan ayat al-Qur’an.

Pendidikan baca tulis al-Qur’an dimaksudkan untuk memberikan

motivasi, bimbingan, pemehaman, kemempuan dan penghayatan terhadap

isi yang terkandung dalam al-Qur’an sehingga dapat diwujudkan dalam

perilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah

SWT.12

Pembelajaran baca tulis al-Qur’an di SD bertujuan untuk

memberikan kemampuan dasar kepada siswa dalam membaca, menulis,

membiasakan dan menggemari al-Qur’an serta menanamkan pengertian,

pemahaman, penghayatan, isi kandungan ayat-ayat al-Qur’an. Disamping

itu pembelajaran BTQ diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam hal membaca al-Qur’an secara fasih bit tartil,memahami kandungan

ayat al-Qur’an, serta mampu menuliskannya dengan tulisan yang bagus dan

benar.13

a. Fungsi

Ada beberapa fungsi pembelajaran pendidikan agama islam

baca tulis al-Qur’an antara lain :

1) Menumbuh kembangkan kemampuan siswa dalam menulis Al-

12
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,Kurikulum Daerah.(Pasuruan,
2007)hal.2
10
Ibid. hal 3
13

13
Qur’an

2) Mendorong, membimbing dan membina kemauan dan kegemaran.

3) Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan

pengalaman kandungan ayat-ayat al-qur’an dalam perilaku peserta

didik sehari-hari.

4) Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada

jenjang yang setingkat lebih (SMP/MTS)

b. Tujuan

Dalam pelaksanaan pendidikan, baik itu pendidikan umum

maupun pendidikan agama, dalam pendidikan formal, informal dan non

formal pastilah ada dasar dan tujuannya. Dalam hal ini khususnya

pendidikan dalam keluarga pun mempunyai dasar dasar yang sama

dengan pendidikan yang lain. Negara RI mempunyai dasar dan tujuan

sebagaimana kita ketahui didalam Garis-garis Besar Haluan Negara (

GBHN ) 1998 dalam pasalnya mengenai pendidikan disebutkan :

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian,berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab,

mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

Pendidikan Nasional juga harus mampu menumbuhkan dan

memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan

dan rasa keistimewaan sosial.14

14
TAP MPR RI No. II/MPR/1988, tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara, BP7 Pusat, Jakarta, tt. Hal. 67

14
Demikian pula pada agama Islam sebagai agama yang
sempurna dan diridhoi Allah SWT tidak lepas dari dasar dan tujuan.
Dasar pendidikan Agama Islam adalah al-Qur’an dan Hadits. Karena
perintah untuk melaksanakan pendidikan adalah bersumber dari Allah
SWT dan utusan-Nya. Dasar ayat yang menunjukkan adanya perintah
tersebut adalah Qur’an Surah At-Tahrim (66) Ayat 6 :

      


       
       

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan. (Q.S. at-Tahrim : 6)15

Firman Allah subahanahu wa ta’ala:

      


“peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”

Menjelaskan kan ayat ini Amirul mu’minin Ali rodhiallohu

anhu berkata: Ajarkanlah kepada mereka adab dan tanamkanlah pada

diri mereka kebaikan.16 Qotadah rahimahullah berkata: Engkau

memerintahkan mereka untuk mentaati Alloh dan mencegah mereka

bermaksiat kepada Alloh, hendaklah engkau menegakkan perintah

Alloh teradap mereka, memerintahkan mereka dengan perintah Alloh

dan membantu mereka dalam urusan tersebut, dan jika engkau melihat

kemaksiatan dari mereka maka hendaklah engkau menghardik

15
Depag RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, Cet. Ke-ll, (Solo: PT Sinerga
Pustaka Indonesia, 2012), hal. 820
16
Imam Jalaludin Mahalli, Imam Jalaluddin As Suyuthi, Tafsir Jalalain, (
Sinar Baru Al Gesindo, Bandung,2006 ) hlm.1116.

15
mereka”.17

        


       
 

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal

darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang

mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, ( QS. Al Alaq

: 1-4 )18

Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan bahwa kita diperintahkan

untuk membaca dengan menyebut nama Allah yang menciptakan

semua makhluk yang terbuat dari segumpal darah dan kita diminta

untuk membaca dan menulis dengan qolam sebagaimana orang yang

pertama kali menulis dengan qalam atau pena adalah Nabi Idris.19

Ayat diatas memberi penjelasan dan penegasan bahwa guru

harus memberikan pendidikan membaca dan menulis huruf alqur’an.

Adapun rumusan tujuan baca tulis alqur’an adalah sebagai berikut :

“Tujuan pokok dan utama dari baca tulis alqur’an ialah membekali

anak untuk mengenal lebih dalam isi yang terkandung dalam alqur’an

dan mengamalkan isi tersebut sebagai pedoman dalam kehidupan.”

Kemampuan membaca Tulis Al-Qu’an di SD/MI merupakan

17
Imam Jalaludin Mahalli, Imam Jalaluddin As Suyuthi,Ibid. hlm.1117
18
Depag RI, op. cit., Hal. 904
19
Imam Jalaludin Mahalli, Imam Jalaluddin As Suyuthi., hlm.1355

16
kebutuhan sangat utama karena Baca Tulis Al-Qur’an bertujuan agar

siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Membaca Al-Qur’an bit tartil dengan fasih.

2) Menerapkan kaidah ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an.

3) Menghafal surat-surat pendek dalam Al-Qur’an.

4) Menulis ayat-ayat Al-Qur’an dengan tulisan yang baik dan benar.

B. Media Audio Visual


1. Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti “tengah”, “perantara”, “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara ( ……… … atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Pada pengertian ini, pengirim pesan adalah guru, dan penerima pesan
adalah peserta didik.20

Ada beberapa pengertian tentang media yang dikemukakan oleh ahli

pendidikan, antara lain :

1) Menurut Education Association (NEA) mendefinisikan, media yaitu


sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program
instruksional.21
2) Menurut AECT (Association of Education and Communication
Technology mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.22
3) Menurut Gagne, sebagaimana yang dikutip Dina Indriana menjelaskan,
bahwa media merupakan wujud dari adanya berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.23
4) Menurut Anderson media pembelajaran adalah media yang
memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seorang
pengembang mata pelajaran dengan para siswa.24

20
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 3
21
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, hlm. 11
22
Ibid, hlm, 11
23
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Diva Press, Yogyakarta, 2011, hlm. 14
24
Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, PT Pustaka Insan Madani, Yogyakarta 2012, hlm.

17
5) Menurut Briggs, sebagaimana yang dikutip Arief S. Sadiman dkk
menjelaskan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar.25

Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa media

merupakan sesuatu yang dipergunakan dalam proses pembelajaran agar lebih

efektif dan efisien dalam menyampaikan materi sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar mengajar pada dirinya dan memungkinkan siswa

untuk belajar lebih baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Media audio visual

Media Audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya

rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab

mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua. Media visual

yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan

untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam

media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan

persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.26 Yang didalamnya terdapat

media audio dan visual seperti televisi, headphone, video player, radio cassette,

dan alat perekam.18 Pada awal pelajaran media harus mempertunjukan sesuatu

yang dapat menarik perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan salinan logis

keseluruhan program yang dapat membangun rasa berkelanjutan- sambung-

menyambung dan kemudian menuntut kepada kesimpulan atau rangkuman.

Kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunaan cerita atau


25
Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 6
26
Arsyad, op. cit., hal. 91

18
permasalahan yang memerlukan pemecahan.

Media hasil teknologi audio-visual. Teknologi audio-visual cara

menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan

elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual penyajian pengajaran

secara audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses

pembelajaran, seperti mesin proyektor film, tape rekorder, proyektor visual

yang lebar.

Berdasarkan dengan beberapa uraian diatas disimpulakan bahwa

media merupakan hal penting yang perlu diperhatiakan dalam penyajian

pembelajaran dapat diterima dengan efektif, siswa belajar lebih nyaman dan

menyenangkan sehingga dapat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

dan kemampuannya lebih khusus kemampuan baca tulis Al-qur’an. Beranjak

dari hal tersebut penulis mengkaji dalam sebuah peneltian untuk mengetahui

epektifitas media Audio Visual dalam upaya peningkatan kemampuan baca

tulis al-Qur’an siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang

diteliti. Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian dilapangan.

Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling

mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.27

27
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
hal. 68.

19
Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pola

pembinaan baca tulis al-qur’an dengan menggunakan media audio visual di

dalam proses pembelajaran di kelas maka terdapat perbedaan yang signifikan

antara kemampuan baca tulis Al-Qr’an siswa s i s w a k e l a s V S D N 1

Sungai Bakau sebelum mengguanakan audio visual dan setelah

mengguanakan bantuan media audio visual.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas

(class roomaction research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa tindakan yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang

dilakukan oleh siswa.28

Menurut Masnur Muslich, penelitian tindakan kelas adalah

sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka

dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman dalam tindakan-

tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktek

pembelajaran tersebut dilakukan.29

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian bertempat di SDN

28
Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2008), cet. 5, hlm. 3-4.
29
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 8-9.

21
1 Sungai Bakau Desa Sungai Bakau Kecamatan Seruyan Hilir Timur Kabupaten

Seruyan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Oktober

Hingga Nopember 2021.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SDN 1 Sungai Bakau

Desa Sungai Bakau Kecamatan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan Tahun

ajaran 2020/2021, yang berjumlah 12 orang, laki-laki 5 orang dan perempuan 7

orang.

C. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu :

1. Penggunaan media audio visual dalam upaya meningkatkan kemampuan

membaca tulisan al-Qur’an di kelas V SDN 1 Sungai Bakau Kecamatan

Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan.

2. Kemampuan membaca tulisan al-Qur’an di kelas V SDN 1 Sungai Bakau

Kecamatan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan.

D. Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) . Penelitian

Tindakan kelas adalah riset tindakan (action reseach) yang dilakukan dengan tujuan

memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK merupakan proses

pengkajian berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. PTK menawarkan peluang

sebagai strategi pengembangan kinerja melalui pemecahan masalah-masalah

22
pembelajaran (teaching-learning problems sorving), sebab pendekatan penelitian ini

menempatkan guru sebagai peneliti sekaligus sebagai agen perubahan. 30

Penelitian tindakan kelas ini didasarkan atas empat konsep pokok yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

1. Perencanaan

Perencanaan yaitu merencanakan waktu penelitian dan menyusun

instrumen penelitian yang meliputi kisi-kisi dan butir soal, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) dan observasi kerja peserta didik.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan yaitu melakukan penelitian tindakan kelas sesuai dengan

rencana yang sudah ditetapkan dan prosedur yang akan diterapkan.

3. Pengamatan

Pengamatan yaitu urutan tentang hasil pengamatan dan penafsiran data

mengenai proses dan hasil tindakan yang telah diperoleh. Pengamatan

dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tujuan pengamatan ini

adalah untuk mengamati dan menilai kerja peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran di kelas.

4. Analisis dan refleksi

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, dan kemudian

dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. 31

Dalam tahap ini diuraikan tentang hasil observasi dan evaluasi yang

berkaitan dengan proses pelaksanaan. Data yang berupa hasil belajar dan kinerja

peserta didik dalam mengikuti proses ini dianalisis. Hasil refleksi kegiatan
30
Masnur Muslih, Melaksanakan PTK itu Mudah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.3, hlm. 6
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Subuah Pendekatan Praktek, (Jakarta :
PT. Rineka Cipta, 2004), hlm. 80.

23
digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan penelitian, yakni mengetahui

peningkatan hasil belajar peserta didik.

Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap

hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses

refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang

meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang

sehingga permasalahan dapat teratasi.

E. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan :

1. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang tertulis.

Sumber dokumentasi pada dasarnya merupakan segala bentuk sumber informasi

yang berhubungan dengan dokumen baik resmi maupun yang tidak resmi.

2. Pengamatan (Observasi)

Sebagai metode ilmiah, observasi dapat diartikan sebagai pengamatan

yang meliputi pemusatan perhatian terhadap subjek dengan menggunakan seluruh

alat inderanya.

Metode pengamatan (Observasi), cara pengumpulan datanya terjun

langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti, populasi (sampel). 8

Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan siswa dalam proses

pelaksanaan media audio visual dalam proses pembelajaran baca tulis al-Qur’an

di kelas V SDN 1 Sungai Bakau Kecamatan Seruyan Hilir Timur Kabupaten

Seruyan.

3. Tes

24
Metode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang

diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang

dapat dijadikan dasar bagi penentu skor angka. 32

4. Prosedur Penelitian

a. Pra Siklus

1) Perencanaan

Menyiapkan bahan ajar, media pembelajaran, serta menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang penulis laksanakan pada bulan

oktober 2021.

2) Implementasi / Tindakan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada bulan

Oktober 2021 minggu pertama.

3) Observasi dan Evaluasi

Evaluasi hasil belajar pra siklus dilaksanakan setelah proses belajar

mengajar pra siklus selesai yaitu pada bulan Oktober 2021 minggu pertama.

4) Refleksi

Refleksi ini dilakukan untuk melakukan penilaian pelaksanaan dari pra

siklus untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Hasil dari refleksi

ini digunakan untuk memperbaiki dan mempersiapkan siklus I.

b. Siklus 1

1) Perencanaan

Menyiapkan bahan ajar, media pembelajaran, serta menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Implementasi / Tindakan
32
Anwar dan Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
hlm, 10.

25
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada bulan

Oktober 2021 minggu kedua.

3) Observasi dan Evaluasi

Evaluasi hasil belajar siklus I dilaksanakan setelah proses belajar mengajar

siklus I selesai yaitu pada bulan Oktober 2021 minggu kedua.

4) Refleksi
Refleksi ini dilakukan untuk melakukan penilaian pelaksanaan dari siklus I

untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Hasil dari refleksi ini

digunakan untuk memperbaiki dan mempersiapkan Siklus II.

c. Siklus 2

1) Perencanaan

Menyiapkan bahan ajar, media pembelajaran, serta menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebelum pelaksanaan siklus II

dilaksanakan.

2) Implementasi / Tindakan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada bulan

Oktober 2021 minggu ketiga.

3) Observasi dan Evaluasi

Evaluasi hasil belajar siklus II dilaksanakan setelah proses belajar mengajar

siklus II selesai yaitu pada bula April 2011 minggu ketiga.

4) Refleksi

Hasil dari pengamatan Siklus II dianalisa, didiskusikan dengan pengamat

lain untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Kesimpulan ditarik pula dari

pengamatan pra siklus, siklus I dan siklus II. Diharapkan refleksi ini dapat

memberikan hipotesis yang penulis ajukan.

5. Instrumen Penelitian

26
Sedangkan instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat prestasi

siswa adalah :

a. Instrument Evaluasi

Instrument evaluasi adalah alat untuk memperoleh hasil yang telah sesuai

dengan kenyataan yang dievaluasi. Sedang bentuk evaluasi yang dilakukan

untuk mengukur kemampuan menulis siswa adalah tes non verbal yaitu

berbentuk tes perbuatan, dimana siswa mendemon strasikan cara menulis

dengan baik dan benar.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh observer.

Lembar observasi berisi aktifitas dan intensitas siswa dalam proses belajar

mengajar.

Adapun aspek aktifitas dan intensitas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1) Siswa aktif menulis pelajaran yang diberikan oleh guru.

2) Siswa aktif dalam tugas yang diberikan oleh guru

3) Siswa serius mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakann metode deskriptif analisis dengan

menggunakan daftar nilai kognitif peserta didik. Kemudian data-data yang diperoleh

dari penelitian baik melalui pengamatan, tes atau dengan menggunakan metode yang

lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan

peningkatan pencapaian indikator kebarhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan

upaya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf Al-Qur’an pada mata

pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dengan media audio visual pembelajaran baca tulis

27
Al-Qur’an di kelas V SDN 1 Sungai Bakau Desa Sungai Bakau Kecamatan Seruyan

Hilir Timur Kabupaten Seruyan.

Adapun teknik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-

data yang disajikan berdasarkan angka-angka, maka analisis data yang digunakan ada

dua macam yaitu analisis nilai rata-rata dan analisis prosentase. Analisis rata-rata

digunakan untuk menghitung rata-rata nilai evaluasi siswa, adapun rumus yang

digunakan sebagai berikut:

28

Anda mungkin juga menyukai