Anda di halaman 1dari 24

PROSEDUR

PENGEMBANGAN
EVALUASI PEMBELAJARAN

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Meliputi:
Perencanaan evaluasi
01 merumuskan tujuan evaluasi,
menyusun kisi-kisi, menulis soal, uji-
coba dan analisis soal, mevisi dan
merakit soal.

02 Pelaksanaan evaluasi

03 Pengolahan skor dan penafsiran

04 Pelaporan hasil evaluasi

05 Pemanfaatan hasil evaluasi


PERENCANAAN EVALUASI
PEMBELAJARAN

Perencanaan evaluasi penting karena akan


mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya,
bahkan mempengaruhi keefektifan prosedur
evaluasi secara menyeluruh.
Menentukan Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi ini harus Domain psikomotor
dirumuskann secara jelas (psychomotor
dan tegas serta ditentukan Domain afektif domain)
sejak dari awal, karena (affective domain)
Domain kognitif Persepsi
tujuan evaluasi tersebut
(cognitif domain) Penerimaan (perception)
menjadi dasar untuk
(recieving) Kesiapan melakukan
menentukan arah dan Pengetahuan Respons sesuatu pekerjaan
ruang lingkup materi
( knowledge) (responding) (set)
evaluasi.
Pemahaman Penilaian (valuing) Respons terbimbing
Jika tujuan evaluasi
(comprehension) Organisasi (guided response)
berkenaan dengan hasil
Aplikasi (aplication) (organization) Kemahiran (complex
belajar peserta didik
Karakterisasi overt response)
dalam mata pelajaran Analisis (analysis)
(characterization by Adaptasi
tertentu, maka tujuan Sintesis (synthesis) (adaptation)
tersebut harus a value or value-
Evaluasi Orijinasi (origination)
memperhatikan domain complex)
(evaluation)
hasil belajar, seperti
domain dari Bloom (1956)
Menyusun Kisi-kisi
Langkah-langkah analisis silabus:
Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi evaluasi
betul-betul representatif dan relevan dengan materi
pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada
peserta didik.

Untuk melihat apakah materi evaluasi relevan dengan


materi pelajaran atau apakah materi evaluasi terlalu
banyak atau kurang, guru harus menyusun kisi-kisi (lay-
out atau blue-print atau table of specifications).

Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang


menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik
atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan
tertentu. Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk
menulis soal atau merakit soal menjadi Add
perangkat
Text
tes.
Simple
PowerPoint
Dalam konteks penilaian hasil belajar,
kisi-kisi disusun
Presentation
berdasarkan silabus setiap mata pelajaran, dengan
melakukan analisis silabus terlebih dahulu
Kisi-kisi soal yang baik harus
memenuhi persyaratan tertentu,
antara lain :

1. Representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi


kurikulum yang akan dievaluasi.
2. Komponen-komponennya harus terurai/rinci, jelas,
dan mudah dipahami.

3. Soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator


dan bentuk soal yang ditetapkan.
Format Kisi-kisi

Dibagi menjadi dua komponen pokok,


yaitu komponen identitas dan komponen
matriks.
Komponen identitas ditulis di bagian atas
matriks, sedangkan komponen matriks
dibuat dalam bentuk kolom yang sesuai.
Komponen identitas meliputi jenis/jenjang
madrasah, jurusan/program studi (bila
ada), bidang studi/mata pelajaran, tahun
ajaran dan semester, kurikulum acuan,
alokasi waktu, jumlah soal keseluruhan,
dan bentuk soal. Sedangkan komponen
matriks terdiri atas kompetensi dasar,
materi, jumlah soal, jenjang kemampuan, Catatan : apabila bentuk soal yang akan digunakan lebih dari
indikator, dan nomor urut soal. Contoh : satu, sebaiknya dimasukkan ke dalam komponen matriks.
Unsur penting dalam komponen matriks adalah indikator. Indikator adalah rumusan
pernyataan sebagai bentuk ukuran spesifik yang menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO).
Perhatikan juga indikator dalam matriks berikut ini:
Manfaat Indikator :
1. Guru dapat memilih materi, metode, media, dan Untuk mengukur pencapaian target dalam indikator,
sumber belajar yang tepat, sesuai dengan sebaiknya Anda menyusun butir soal dalam format
kompetensi yang telah ditetapkan. khusus. Hal ini bermanfaat untuk menimbang apakah
2. Sebagai pedoman dan pegangan bagi guru untuk rumusan indikator sudah benar atau belum, dan
menyusun soal atau instrument penilaian lain yang apakah sudah konsisten antara indikator dengan butir
tepat, sesuai dengan capean pembelajaran dan soal.
.
kompetensi yang telah ditetapkan.

Keterangan :
Kolom 1: diisi dengan nomor urut indikator. Tiap lembar sebaiknya
hanya untuk satu nomor indikator.
Kolom 2: diisi dengan jenjang kemampuan, baik dalam domain
kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, evaluasi) maupun domain afektif dan
psikomotor.
Kolom 3: diisi dengan rumusan indikator
Kolom 4: diisi dengan nomor urut soal untuk setiap indikator.
Satu indikator dapat disusun untuk beberapa soal.
Kolom 5: diisi dengan rumusan soal
Kolom 6: diisi dengan nomor soal yang bersangkutan pada
naskah ujian/tes ke satu.
Kolom 7, 8, 9, dan seterusnya : diisi sama dengan kolom 6.
Dalam kisi-kisi, guru harus memperhatikan domain
Setelah dirumuskan tujuan atau kompetensi secara
yang akan diukur, seperti:
rinci, kita perlu menentukan ruang lingkup materi
yang hendak diukur dan perbandingannya. Ruang
Aspek recall berkenaan dengan aspek-aspek
lingkup materi yang hendak diukur harus sesuai
pengetahuan tentang istilah-istilah, definisi, fakta,
dengan silabus/kurikulum yang digunakan agar
konsep, metode dan prinsip-prinsip.
derajat keesuaian dapat diperoleh secara optimal.
Misalnya, aspek yang berkenaan dengan pengertian
Aspek komprehensi berkenaan dengan
tajwid, fungsi dan peranan ilmu tajwid, cara
kemampuan: menjelaskan, menyimpulkan suatu
membaca al-Qur’an sesuai dengan tajwid dan
informasi, menafsirkan fakta (grafik, diagram, tabel,
makhroj.
dll), mentransferkan pernyataan dari suatu bentuk ke
dalam bentuk yang lain (misalnya dari pernyataan
Selanjutnya, ditentukan pula perbandingan bobot
verbal kepada non-verbal atau dari verbal ke dalam
materi yang akan diukur. Berat-ringannya bobot
bentuk rumus), memprakirakan akibat atau
bergantung kepada urgensi materi dan kompetensi
konsekwensi logis dari suatu situasi.
yang harus dikuasai peserta didik. Di samping itu,
guru harus menyusun pula bentuk soal secara
Aspek aplikasi meliputi kemampuan-kemampuan
bervariasi. Artinya, bentuk soal tidak hanya satu
antara lain : menerapkan hukum/prinsip/teori dalam
bentuk, melainkan menggunakan beberapa bentuk
suasana yang sesungguhnya, memecahkan
soal. Hal ini dimaksudkan agar kelemahan setiap
masalah, membuat (grafik, diagram, dan lain-lain),
bentuk soal dapat ditutupi oleh bentuk soal yang
mendemontrasikan penggunaan suatu metode,
lain.
prosedur, dan lain-lain.
Tingkat kesukaran juga harus diperhatikan agar guru
Misalnya, jumlah soal keseluruhan adalah 100, terdiri atas
dapat mengetahui dan menetapkan berapa jumlah soal
50 soal bentuk benar-salah, 30 soal bentuk pilihan-ganda,
yang termasuk sukar, sedang dan mudah. Adapun besar-
dan 20 soal bentuk menjodohkan. Selanjutnya, tentukan
kecilnya jumlah soal untuk tiap-tiap tingkat kesukaran
pula persentase soal untuk masing-masing materi, misalnya
tidak ada yang mutlak.
40 %, 40 %, dan 20 %.

Untuk soal bentuk B – S = 50, maka jumlah soal untuk


setiap materi adalah :
Materi A = 40 % x 50 = 20 soal
Materi B = 40 % x 50 = 20 soal
Materi C = 20 % x 50 = 10 soal

Untuk bentuk P – G = 30, maka jumlah soal untuk setiap


materi adalah :
Materi A = 40 % x 30 = 12 soal
Materi B = 40 % x 30 = 12 soal
Materi C = 20 % x 30 = 6 soal

Untuk bentuk Menjodohkan = 20, maka jumlah soal


untuk setiap materi adalah :
Materi A = 40 % x 20 = 8 soal
Materi B = 40 % x 20 = 8 soal
Materi C = 20 % x 20 = 4 soal
Selanjutnya, menghitung jumlah soal setiap
Tingkat kesukaran pada kisi-kisi setiap jenjang
jenjang kemampuan, yaitu persentase pada
kemampuan /aspek yang diukur (pengetahuan, pemahaman,
setiap jenjang kemampuan dikalikan dengan dan aplikasi) harus dibagi menjadi tiga kolom, yakni untuk
jumlah soal untuk setiap bentuk soal. Misalnya : kolom mudah, sedang, dan sukar dengan perbandingan
Pengetahuan : 30 % x 20 = 6 soal (misalnya) 30 %, 40 %, dan 30 %.
Pemahaman : 30 % x 20 = 6 soal Untuk jenjang kemampuan pengetahuan :
Aplikasi : 40 % x 20 = 8 soal Mudah : 30 % x 6 = 1,8 dihitung 2 soal.
Demikian seterusnya. Sedang : 40 % x 6 = 2,4 dihitung 2 soal.
Sukar : 30 % x 6 = 1,8 dihitung 2 soal.
Demikian seterusnya, sehingga melahirkan tabel yang lebih
Penulisan soal merupakan salah satu langkah terurai.
penting untuk dapat menghasilkan alat ukur atau tes
yang baik. Penulisan soal adalah penjabaran
indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang Soal yang sudah disusun dengan baik, perlu
karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. diujicobakan terlebih dahulu dilapangan.
Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus serta Tujuannya untuk melihat soal-soal mana yang
menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama
pertanyaan maupun bentuk jawabannya. Kualitas sekali, serta soal-soal mana yang baik untuk
butir soal akan menentukan kualitas tes secara dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah
keseluruhan. Setelah semua soal ditulis, sebaiknya soal yang sudah mengalami beberapa kali uji-
soal tersebut dibaca lagi, jika perlu didiskusikan coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis
kembali dengan tim penelaah soal, baik dari ahli empiris dan rasional.
bahasa, ahli bidang studi, termasuk ahli evaluasi.
Uji-coba Soal
Waktu yang digunakan harus
sesuai dengan banyaknya
Perlu disusun tata tertib soal yang diberikan,
pelaksanaan tes, baik sehingga peserta didik dapat
untuk: peserta didik, guru, bekerja dengan baik.
Hasil uji coba hendaknya
pengawas, maupun teknis diolah, dianalisis, dan
pelaksanaan tes.. diadministrasikan dengan
baik, sehingga dapat
diketahui soal-soal mana
yang lemah untuk
Peserta didik harus
selanjutnya dapat
benar-benar patuh
diperbaiki kembali.
Para pengawas tes harus mengerjakan semua
mengontrol pelaksanaan tes petunjuk dan
Ruangan tempat tes dengan ketat, tetapi tidak perintah dari
mengganggu suasana tes.. penguji.
hendaknya diusahakan
Peserta didik yang
setenang mungkin melanggar tata tertib tes
dapat dikeluarkan dari
ruang tes.
Revisi dan Merakit Soal
Setelah soal diuji-coba dan dianalisis, kemudian direvisi sesuai dengan
proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda.

Ada soal yang masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, ada juga soal yang
harus direvisi total, baik yang menyangkut pokok soal (stem) maupun
alternatif jawaban (option), bahkan ada soal yang harus dibuang atau
disisihkan.

Berdasarkan hasil revisi soal ini, barulah dilakukan perakitan soal menjadi
suatu alat ukur yang terpadu.

Semua hal yang dapat mempengaruhi validitas skor tes, seperti nomor urut
soal, pengelompokkan bentuk soal, penataan soal, dan sebagainya haruslah
diperhatikan Here
B. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan Tes Lisan

Tempat tes harus terang, enak Tes lisan dimulai kurang 2 – 3 menit, sehingga guru dapat
dipandang dan tidak menyeramkan, menciptakan kondisi peserta didik agar tidak gugup
sehingga peserta didik tidak takut
dan gugup. .
Guru menyiapkan pokok-pokok materi yang
akan ditanyakan, sehingga tidak terkecoh oleh
jawaban peserta didik yang simpang siur.
Guru harus dapat menciptakan
suasana yang kondusif dan
komunikatif.
Guru dilarang memberikan kata-kata
yang merupakan kunci jawaban
Guru tidak boleh membentak-
bentak peserta didik.
Pelaksanaan Tes Tertulis
Tata tertib pelaksanaan tes, baik yang menyangkut
masalah waktu, tempat duduk, pengawas, maupun jenis
bidang studi yang akan diujikan.

Ruangan dan tempat duduk peserta didik


Perbandingan alokasi waktu
harus diatur sedemikian rupa, sehingga
dengan jumlah soal harus sesuai
gangguan suara dari luar dapat dihindari
dan proporsional.
dan suasana tes dapat berjalan lebih tertib.

Semua ini harus diatur sedemikian rupa Pembagian soal hendaknya dilakukan
agar pelaksanaan tes tertulis dapat secara terbalik agar peserta didik tidak
berjalan dengan baik, tertib dan lancar. ada yang lebih dahulu membaca.
Pelaksanaan Tes Perbuatan/Praktik

t uhkan
uh dibu kolam
t ja kan
m pa t uh
Lo
ran dibu
t e g
nan
01 me r
Tes ng
e
rena
02 hkan
u
t dibut
s h ola holla)
akt ek (m us
pr lat ng
Tes at sho t es y a
ebas.
p at ab
03 tem mp ny
k an te uasana
ip erlu dan s
D ka
r bu
te
04
Pelaksanaan non-tes
Bertujuab mengetahui sikap dan tingkah laku peserta didik sehari-hari dengan
menggunakan instrumen khusus, seperti: pedoman observasi, pedoman wawancara, skala
sikap, skala minat, daftar cek, rating scale, anecdotal records, sosiometri, home visit, dan
sebagainya.
Guru dituntut tidak hanya mampu membuat dan melaksanakan tes yang baik, tetapi juga
harus dapat membuat alat-alat khusus dalam non-tes
Your Contentdan
Heremelaksanakannya dengan baik
sesuai dengan prinsip-prinsip evaluasi.

Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta didik, selain menggunakan


bentuk penilaian pensil dan kertas (pencil and paper test), guru juga dapat menggunakan
Your Content Here
bentuk penilaian unjuk kerja (performance). Di samping itu, guru dapat menilai hasil kerja
peserta didik dengan cara memberikan tugas atau proyek dan menganalisis semua hasil
kerja dalam bentuk portofolio. Dengan kata lain, guru bukan hanya menilai kognitif peserta
didik, tetapi juga non-kognitif, seperti pengembangan pribadi, kreatifitas, dan keterampilan
interpersonal, sehingga dapat diperoleh gambaran yang komprehensif dan utuh.
Tujuan pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi belajar peserta didik yang meliputi:

03
01 02 04 05
Data tentang
prestasi belajar Data tentang Data tentang
Data pribadi Data tentang (achievement) sikap bakat
(personal) kesehatan peserta didik di (attitude) (aptitude)
peserta didik peserta didik sekolah peserta didik peserta didik

D
D
D
Tujuan pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi belajar peserta didik yang meliputi:

06 07 08 09
Data tentang rencana masa Data tentang
Persoalan Data tentang
depan peserta didik yang dibantu latar belakang
penyesuaian minat
oleh guru dan orang tua sesuai keluarga
(adjustment) (intrest)
dengan kesanggupan anak. peserta didik
peserta didik

D
D
D
Pelaksanaan evaluasi selama ini kurang begitu memuaskan
(terutama) bagi peserta didik, dilihat dari:
Proses dan hasil Pvaluasi kurang
memberi keuntungan pada peserta didik,
baik secara langsung maupun tidak
langsung
1

2 Prinsip-prinsip umum evaluasi kurang


Penggunanan teknik dan prosedur dipertimbangkan dan pemberian skor
evaluasi yang kurang tepat cenderung tidak adil
berdasarkan apa yang sudah 3
dipelajari peserta didik
4

Cevaluasi kurang memperhatikan aspek-


aspek penting dari pembelajaran.
Beberapa hal yang menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam
pengumpulan data:

Kesalahan-kesalahan Kesalahan yang


Kesalahan-kesalahan
yang mungkin ditimbulkan yang mungkin mungkin ditimbulkan
karena kurang sempurna ditimbulkan oleh oleh kurang
alat-alat evaluasi. kurang sempurnanya sempurnanya cara
Misalnya, tes yang prosedur pelaksanaan pencatatan hasil
dipergunakan kurang baik, evaluasi yang evaluasi. Misalnya,
tidak valid, tidak reliabel, dilakukan. Misalnya, pada data yang
tidak praktis, mungkin pengawasan kurang berupa skor tes
pedoman observasinya ketat, kondisi tempat kemungkinan kita
kurang jelas, data hasil pelaksanaan tes sudah menjumlahkan
observasi kurang lengkap kurang nyaman, skor yang dicapai
atau tidak melukiskan cahaya kurang peserta didik.
variabel yang harus terang,
diobservasi.
Jika semua data sudah dikumpulkan, maka data harus diseleksi
dengan teliti, sehingga dapat diperoleh data yang baik dan
benar.
Sebaliknya, bila data yang terkumpul tidak diseleksi lagi, maka
ada kemungkinan data itu tidak sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, bahkan mungkin pula bertentangan, sehingga
mengakibatkan kekaburan atau kekurang jelasan dari apa yang
diharapkan.
Data yang harus diseleksi tidak hanya data dari hasil evaluasi,
tetapi juga data yang diperoleh dari pihak lain tentang peserta
didik.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai