Anda di halaman 1dari 25

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TEST TERTULIS

A. Konsep Penyusunan Soal Tes Tertulis


1. Teknik Penulisan Soal Pilihan Ganda (PG)
Soal PG merupakan bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa
kemungkinan jawaban (option) yang telah disediakan. Setiap soal PG terdiri atas pokok
soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan
pengecoh (distractor). Kunci jawaban merupakan jawaban benar atau paling benar,
sedangkan pengecoh merupakan jawaban tidak benar, tetapi peserta didik yang tidak
menguasai materi memungkinkan memilih pengecoh tersebut.

Keunggulan dan keterbatasan


Beberapa keunggulan dari bentuk soal PG adalah:
1. dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas yang tinggi;
2. dapat mengukur berbagai tingkatan kognitif;
3. mencakup ruang lingkup materi yang luas;
4. tepat digunakan untuk ujian berskala besar yang hasilnya harus segera diumumkan,
seperti ujian nasional, ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri.
5. perlu waktu lama untuk menyusun soal;
6. sulit membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi;
7. terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban.

2. Teknik Penulisan Soal Uraian


Soal bentuk uraian menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan-gagasan
atau hal-hal yang telah dipelajarinya dalam bentuk uraian tertulis.

Keunggulan dan keterbatasan soal bentuk uraian


o Keunggulan
Dapat mengukur kompetensi peserta didik dalam hal menyajikan jawaban terurai
secara bebas, mengorganisasikan pikirannya, mengemukakan pendapatnya, dan
mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat
peserta didik sendiri.

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


o Keterbatasan
Jumlah materi atau pokok bahasan yang dapat ditanyakan terbatas, waktu untuk
memeriksa jawaban cukup lama, penskorannya relatif subjektif, dan tingkat
reliabilitas relatif lebih rendah dibandingkan dengan soal bentuk pilihan ganda
karena reliabilitas skor pada soal bentuk uraian sangat tergantung pada penskor tes.

3. Hal-Hal Yang Perlu Dihindari Dalam Penulisan Soal


Soal ujian tidak hanya harus memperhatikan kaidah dari segi materi, konstruksi, dan
bahasa, tetapi juga hal lain yang dipandang dapat menimbulkan akibat yang negatif.
Penulis dan penelaah soal perlu peka terhadap isu-isu, topik, yang mungkin
menimbulkan dampak negatif baik terhadap siswa maupun masyarakat. Sebagai contoh,
menggunakan nama tokoh yang masih hidup dalam soal dapat diinterpretasikan
mempromosikan tokoh tersebut. Demikan juga menggunakan gambar suatu produk
dengan merek tertentu dapat dipandang sebagai usaha mempromosikan produk.

Secara ringkas, hal yang perlu dihindari dalam penulisan soal:


1. Soal tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, antargolongan (SARA).
2. Soal tidak boleh bermuatan politik, pornografi, promosi produk komersil (iklan) atau
instansi (nama sekolah, nama wilayah), kekerasan, dan bentuk lainnya yang dapat
menimbulkan efek negatif atau hal-hal yang dapat menguntungkan atau merugikan
kelompok tertentu.

B. Penyusunan Kisi-Kisi Indikator Soal


1. Menganalisis Lingkup Materi dan Level Kognitif
a. Tahapan
Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan proses penjabaran lingkup materi
menjadi indikator.

Kompetensi yang Indikator


Lingkup Materi Materi
Diuji
Keterangan diagram
Lingkup Materi : Diambil dari penjabaran kompetensi dasar kurikulum 2006 dan kurikulum
2013 yang beririsan, lingkup materi dijabarkan melalui proses analisis KD
dalam kurikulum 2006 dan kurikulum 2013.
Kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal yang harus dikuasai
peserta didik setelah mempelajari materi pelajaran tertentu.
Kompetensi yang Kompetensi yang Diuji dijabarkan dari kata kerja operasional yang tercantum
Diuji : dalam Lingkup Materi
Materi : Salah satu materi yang dianggap dapat mengukur semua kompetensi di dalam
lingkup materi
Indikator : Rumusan yang berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai
petunjuk ketercapaian kompetensi dalam materi.

2. Level Kognitif
Level kognitif merupakan tingkat kemampuan peserta didik secara individual maupun
kelompok yang dapat dijabarkan dalam tiga level kognitif. Level 1 menunjukkan tingkat
kemampuan yang rendah yang meliputi pengetahuan dan pemahaman (knowing), level 2
menunjukkan tingkat kemampuan yang lebih tinggi yang meliputi penerapan (applying),
dan level 3 menunjukkan tingkat kemampuan tinggi yang meliputi penalaran
(reasoning). Pada level 3 ini termasuk tingkat kognitif analisis, sintesis, dan evaluasi.
Gambaran kemampuan peserta didik yang dituntut pada setiap level kognitif terdapat
pada penjelasan berikut.

Level 1 : Peserta pada level ini memiliki kemampuan standar minimum dalam
menguasai pelajaran (Knowing)

 Memperlihatkan ingatan dan pemahaman dasar terhadap materi pelajaran dan


dapat membuat generalisasi yang sederhana.
 Memperlihatkan tingkatan dasar dalam pemecahan masalah dalam
pembelajaran, paling tidak dengan satu cara.
 Memperlihatkan pemahaman dasar terhadap grafik-grafik, label-label, dan
materi visual lainnya.

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


 Mengkomunikasikan fakta-fakta dasar dengan menggunakan terminologi yang
sederhana.

Level 2 : Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan aplikatif(Applying).

 Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran dan


dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam konteks
tertentu.
 Menginterpretasi dan menganalisis informasi dan data.
 Memecahkan masalah-masalah rutin dalam pelajaran.
 Menginterpretasi grafik-grafik, tabel-tabel, dan materi visual lainnya.
 Mengkomunikasikan dengan jelas dan terorganisir penggunaan terminologi.

Level 3 : Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan penalaran dan logika
(Reasoning).
 Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman yang luas terhadap materi
pelajaran dan dapat menerapkan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam
situasi yang familiar, maupun dengan cara yang berbeda.
 Menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi gagasan-gagasan dan informasi
yang faktual.
 Menjelaskan hubungan konseptual dan informasi yang faktual.
 Menginterpretasi dan menjelaskan gagasan-gagasan yang kompleks dalam
pelajaran.
 Mengekspresikan gagasan-gagasan nyata dan akurat dengan menggunakan
terminologi yang benar.
 Memecahkan masalah dengan berbagai cara dan melibatkan banyak variabel.
 Mendemonstrasikan pemikiran-pemikiran yang original.

No Dimensi Proses Kognitif dan


Kategori Kata Kerja Operasinal untuk Perumusan Indikator/Tujuan
1 Mengingat (C1) Pengertian: Mengambil pengetahuan dari memori jangka
panjang
1.1. Mengenali menyebutkan, menunjukkan, memilih, mengidentifikasi
1.2. Mengingat Kembali mengungkapkan kembali, menuliskan kembali,
menyebutkan kembali
2 Memahami (C2) Pengertian: Mengkonstruk makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh
No Dimensi Proses Kognitif dan
Kategori Kata Kerja Operasinal untuk Perumusan Indikator/Tujuan
guru
2.1. Menafsirkan menafsirkan, memparafrasekan, mengungkapkan dengan
kata-kata sendiri, mencontohkan, memberi contoh,
mengklassifikasikan, mengkelompok-kelompokkan,
mengidentifikasi berdasarkan kategori tertentu, merangkum,
meringkas, membuat ikhtisar, menyimpulkan, mengambil
kesimpulan, membandingkan, membedakan, menjelaskan,
menguraikan, mendeskripsikan, menuliskan
2.2. Mencontohkan mencontohkan, memberi contoh
2.3. Mengklassifikasikan mengklassifikasikan, mengkelompok-kelompokkan,
mengidentifikasi berdasarkan kategori tertentu
2.4. Merangkum merangkum, meringkas, membuat ikhtisar
2.5. Menyimpulan menyimpulkan, mengambil kesimpulan
2.6. Membandingkan membandingkan, membedakan
2.7. Menjelaskan menjelaskan, menguraikan, mendeskripsikan, menuliskan
3 Mengaplikasikan (C3) Pengertian: Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu
3.1. Mengeksekusi menghitung, melakukan gerakan, menggerakkan,
memperagakan sesuai prosedur/teknik,
mengimplementasikan, menerapkan, menggunakan,
memodifikasi, menstransfer
3.2. Mengimplementasikan mengimplementasikan, menerapkan, menggunakan,
memodifikasi, menstransfer
4 Menganalisis (C4) Pengertian: Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan
antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut
dan keseluruhan struktur atau tujuan
4.1. Membedakan membedakan, menganalisis perbedaan, mengorganisasikan,
membuat diagram, menunjukkan bukti, menghubungkan,
menganalisis kesalahan, menganalisis kelebihan,
menunjukkan sudut pandang
4.2. Mengorganisasi mengorganisasikan, membuat diagram, menunjukkan bukti,
menghubungkan
4.3. Mengatribusikan menganalisis kesalahan, menganalisis kelebihan,
menunjukkan sudut pandang
5 Mengevaluasi (C5) Pengertian: Mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan
atau standar
5.1. Memeriksa memeriksa, menunjukkan kelebihan, menunjukkan
kekurangan, membandingkan, menilai, mengkritik
5.2. Mengkritik menilai, mengkritik
6 Mencipta (C6) Pengertian: Memadukan bagian-bagian untuk membentuk
sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu
produk yang orisinal
6.1. Merumusakan Merumuskan, merencanakan, merancang, mendisain,
memproduksi, membuat
6.2. Merencanakan merencanakan, merancang, mendisain
6.3. Memproduksi memproduksi, membuat

3. Tahapan Penyusunan Indikator dan Jenis Soal Penyusunan Indikator Soal


a. Penyusunan Indikator

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


Indikator soal merupakan jabaran lingkup materi dan level kognitif dari kisi-kisi
USBN, sebagai pedoman bagi penulisan atau perakitan soal. Sebelum menentukan
indikator, terlebih dahulu melakukan tahapan berikut:
1) Menganalisis keterkaitan antara kata kerja operasional pada level kognitif
dengan kompetensi yang diujikan pada lingkup materi, untuk melihat
ketercakupannya.
2) Menentukan materi dengan memperhatikan kriteria:
a. Materi yang penting harus dikuasai peserta didik.
b. Materi yang sering diperlukan untuk mempelajari mata pelajaran lain
c. Materi yang berkesinambungan pada semua jenjang kelas.
d. Materi yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh:
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Lingkup Materi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas :
1. Membaca non sastra
2. Membaca Sastra
3. Menulis Terbatas
4. Menyunting kata/istilah, frase,kalimat, paragraf,ejaan, dan tanda baca

Dalam contoh ini dipilih lingkup materi Membaca Nonsastra


Analisis materinya adalah sebagai berikut:

Lingkup Materi Level kognitif Materi


Membaca nonsastra  Pengetahuan dan  Makna kata/istilah
pemahaman  antonim/sinonim
 menggali informasi tersirat
 unsur teks (kalimat utama/penjelas)
 Aplikasi  Ide pokok teks
 informasi tersirat teks
 pernyataan sesuai isi teks
 jenis teks
 Penalaran  kejadian berdasarkan isi teks
 membandingkan isi teks
 pokok-pokok pikiran berdasarkan isi
teks

Mata Pelajaran: Matematika


Lingkup materi pada mapel Matematika ada 3 yaitu:
a. Bilangan
b. Geometri dan Pengukuran
c. Pengolahan Data

Dalam contoh ini dipilih lingkup materi Pengolahan Data


Analisis materinya adalah sebagai berikut:

Lingkup Materi Materi


Pengolahan Data  Penyajian data dalam bentuk tabel, diagram batang, dan
diagram lingkaran
 Rata-rata hitung dan modus

Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam


Lingkup materi pada mata pelajaran IPA terdiri atas:
a. Makhluk Hidup
b. Struktur dan Fungsi Makhluk Hidup
c. Benda dan Sifatnya
d. Energi dan Peubahannya
e. Bumi dan Alam Semesta
Dalam contoh ini dipilih lingkup materi: Struktur dan Fungsi Makhluk Hidup
Analisis materinya adalah sebagai berikut:

Lingkup Materi Materi


StrukturdanFungsiMakhlukHidup  Bagian tubuh tumbuhan/hewan dan fungsinya
 Daur hidup hewan
 Alat gerak dan fungsinya
 Sistem pernapasan pada manusia/hewan
 Sistem pencernaan pada manusia
 Sistem peredaran darah pada manusia
 Perkembangbiakan makhluk hidup
 Perkembangan dan pertumbuhan manusia
 Pemeliharaan kesehatan organ

3) Merumuskan indikator soal


Indikator dijadikan acuan dalam membuat soal. Kriteria perumusan indikator:
a. Memuat ciri-ciri kompetensi yang akan diuji.

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


b. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur (satu kata kerja operasional
untuk soal pilihan ganda, satu atau lebih kata kerja operasional untuk soal uraian
dan instrumen penilaian keterampilan/praktik).
c. Berkaitan dengan materi/konsep yang dipilih.
d. Dapat dibuat soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan.

Contoh:
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
KKO pada Level Kognitif Kata Kerja Oprasional dalam Indikator
Pengetahuan dan Disajikan teks bacaan tentang lingkungan 3-4 paragraf, peserta
Pemahaman didik dapat menentukan kalimat utama pada paragraf kedua.
• Mengidentifikasi
• Menentukan
• Memaknai
Aplikasi Disajikan teks bacaan tentang lingkungan, peserta didik dapat
• Menyimpulkan menyimpulkan isi bacaan
• Menggunakan konsep/
prinsip
Penalaran Disajikan dua teks bacaan yang berbeda tentang lingkungan
• Mengevaluasi peserta didik dapat membandingkan isi dari kedua teks tersebut.
• Membandingkan pola
(menganalisis)
• Menanggapi

Mata Pelajaran: Matematika


KKO pada Level Kognitif Kata Kerja Operasional dalam Indikator
Pengetahuan dan Disajikan tabel tentang hasil lomba (lari/ renang, dsb), peserta
Pemahaman didik dapat menentukan jumlah anak yang dapat menyelesaikan
• Mengidentifikasi lomba dalam waktu yang ditentukan.
• Menentukan
• Memaknai
Aplikasi Disajikan data pengunjung (kolam renang/ perpustakaan/ kebun
• Menerapkan binatang, dsb.) dalam bentuk diagram batang selama satu
• Membandingkan minggu, peserta didik dapat menghitung rata-rata jumlah
• Mengklasifikasi pengunjungnya.

Penalaran Disajikan tabel mata pelajaran yang digemari, peserta didik


• Menganalisis dapat membuat diagram lingkaran sesuai dengan tabel yang
• Memprediksi diberikan.
• Menyimpulkan

Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam


KKO pada Level Kognitif Kata Kerja Operasional dalam indikator
Pengetahuan Disajikan gambar urutan daur hidup salah satu hewan, namun ada
 Mengidentifikasi salah satu gambar urutannya hilang, peserta didik diminta
 Menunjukkan menentukan gambar yang tepat untuk melengkapi
 Memberi contoh
 Menyebutkan
Aplikasi Disajikan potongan gambar dari daur hidup hewan (katak/kupu-
 Menerapkan kupu/nyamuk/dsb). Masing-masing potongan gambar diberi
KKO pada Level Kognitif Kata Kerja Operasional dalam indikator
 Membandingkan nomor secara acak.
 Mengklasifikasi Peserta didik diminta menentukan urutan daur hidup yang benar
berdasarkan potongan-potongan gambar tersebut.
Penalaran Disajikan sebuah ilustrasi terkait hubungan daur
 Menganalisis hidup/perkembangbiakan hewan dengan pelestarian makhluk
 Memprediksi hidup, peserta didik menuliskanalasan mengapa daur hidup terkait
 Menyimpulkan erat dengan pelestarian makhluk hidup.

Komponen indikator soal yang perlu diperhatikan adalah subjek, perilaku yang akan
diukur, dan kondisi/konteks/stimulus.
Indikator soal yang disusun dimasukkan dalam format seperti di bawah ini:
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
No
Kompetensi Lingkup Level Bentuk
No Materi Indikator Soal Soa
Yang diuji Materi Kognitif Soal
l
Peserta didik Membaca Disajikan teks
dapat: Nonsastra bacaan tentang
menentukan lingkungan 3-4
Menentuka
unsur paragraf, peserta
1 n unsur L1 PG 1
teks (kalimat didik dapat
teks
utama) menentukan kalimat
utama pada palagraf
kedua.
Peserta didik Disajikan teks
dapat: Pernyataan bacaan, peserta didik
2 menentukan sesuai isi L2 dapat menyimpulkan PG 2
pernyataan sesuai teks isi bacaan
isiteks.
Peserta didik Disajikan duateks
dapat: bacaan, peserta didik
Membandi
membanding-kan dapat
3 ngkan isi L3 UR 41
isiTeks. membandingkan isi
teks
dari keduateks
tersebut.

Mata Pelajaran: Matematika


No
Kompetensi Lingkup Level Bentuk
No Materi Indikator Soal Soa
Yang diuji Materi Kognitif Soal
l
Peserta didik Pengolahan Penyajian Disajikan tabel
mampu Data data dalam tentang hasil lomba
memahami bentuk (lari/renang), peserta
penyajian data tabel, didik dapat
1 dalam bentuk diagram L1 menentukan jumlah PG 1
tabel, diagram batang, dan siswa yang dapat
batang, dan diagram menyelesaikan lomba
diagram lingkaran dalam waktu yang
lingkaran ditentukan.
2 Peserta didik L2 Disajikan data PG 2
dapat pengunjung (kolam

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


No
Kompetensi Lingkup Level Bentuk
No Materi Indikator Soal Soa
Yang diuji Materi Kognitif Soal
l
mengaplikasikan renang/ perpustakaan/
pengetahuan kebun binatang)
tentang dalam bentuk
penyajian data diagram batang
dalam bentuk selama satu minggu,
diagram batang peserta didik dapat
menghitung rata-rata
jumlah
pengunjungnya.

Peserta didik Disajikan tabel mata


dapat pelajaran yang
mengaplikasikan digemari, peserta
3 pengetahuan L3 didik dapat membuat UR 31
tentang diagram diagram lingkaran
lingkaran sesuai dengan tabel
yang diberikan.

Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam


No
Kompetensi Lingkup Level Bentuk
No. Materi Indikator Soal Soa
yang Diuji Materi Kognitif Soal
l
Peserta didik Struktur Daur L1 Disajikan gambar PG 5
mampu dan Fungsi Hidup urutan daur hidup
memahami Makhluk Hewan salah satu hewan,
pengetahuan Hidup namun ada salah satu
tentang daur gambar urutan hilang,
1.
hidup hewan siswa diminta
menentukan gambar
yang tepat untuk
melengkapi urutan
daur hewan tersebut.
2. Peserta didik Daur L2 Disajikan potongan PG 6
mampu Hidup gambar dari daur
mengaplikasika Hewan hidup hewan
n (katak/kupu-
pengetahuan kupu/nyamuk/dsb)
tentang daur Masing-masing
hidup hewan potongan gambar
diberi nomor secara
acak.
Siswa diminta
menentukan urutan
daur hidup yang
benar berdasarkan
potongan-potongan
gambar tersebut.
3. Peserta didik Daur L3 Disajikan sebuah Uraian 36
Mampu Hiduo ilustrasi terkait daur
menggunakan Hewan hidup/perkembangbia
nalar berkaitan kan hewan. Peserta
dengan didik menjelaskan
hubungan tentang pentingnya
antara daur memahami daur
hidup/ hidup hewan bagi
No
Kompetensi Lingkup Level Bentuk
No. Materi Indikator Soal Soa
yang Diuji Materi Kognitif Soal
l
perkembang- pelestarian makhluk
biakan dengan hidup.
pelestarian
makhluk hidup

C. Penyusunan Soal Tes Tertulis


1. Penyusunan Soal Pilihan Ganda
Kaidah Penulisan Soal Bentuk PG
Dalam menulis soal bentuk PG, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah sebagai
berikut:
❑ Materi
1. Soal sesuai dengan indikator.
2. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3. Setiap soal mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
❑ Konstruksi
1. Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
3. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
4. Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
5. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
6. Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di atas
salah” atau “Semua pilihan jawabandi atas benar”.
7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya.
8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas, berfungsi, tidak memunculkan kebingungan, dan mempunyai tingkat
keterbacaan tinggi.
9. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
10. Distraktor mempunyai fungsi efektif untuk mengetahui ketidakpahaman peserta
terhadap materi.
11. Pokok soal tidak menggunakan kata atau ungkapan yang bersifat tidak tentu
seperti: pada umumnya, sering, kadang-kadang, dan sebagainya.

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


12. Ilustrasi menggunakan peristiwa, gejala, dan/atau fenomena yang mudah
dipahami peserta didik dan ada pada lingkungan sekitar.

❑ Bahasa
1. Setiap soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan
untuk daerah lain atau nasional.
3. Setiap soal menggunakan bahasa yang komunikatif.
4. Setiap pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian.

Contoh soal Pilihan Ganda:


Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Banjir dan Tanah Longsor

Bencana banjir dan tanah longsor dilaporkan melanda di beberapa daerah Jawa Barat.
Hujan yang turun berkepanjangan sejak Minggu malam hingga Senin, mengakibatkan
meluapnya Sungai Citarum yang membelah Kabupaten Bandung.
Senin, 5 Februari 2018 salah satu televisi swasta menayangkan berita tentang banjir
dan tanah longsor di Jawa Barat. Air Sungai Citarum tiba-tiba meluap dan merendam rumah
penduduk di Baleendah. Dilaporkan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, karena
sebagian masyarakat telah diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Banjir akibat luapan Sungai Citarum yang merendam tiga kecamatan yakni
Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang Kabupaten Bandung hingga minggu malam
semakin parah. Sementara itu, bencana tanah longsor mengakibatkan terputusnya hubungan
lalu lintas darat Bogor–Cianjur, Kabupaten Bogor. Badan jalan di daerah tujuan wisata
tersebut longsor setelah dihantam air hujan yang cukup deras dari pegunungan di kawasan
Puncak sejak Senin.

1. Kalimat utama paragraf kedua adalah ....


A. Dilaporkan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut
B. Sebagian besar masyarakat telah diungsikan ke tempat yang lebih aman
C. Air Sungai Citarum tiba-tiba meluap dan merendam rumah penduduk di Baleendah
D. Salah satu televisi swasta menayangkan berita tentang banjir dan tanah longsor di
Jawa Barat

Bacalah teks di bawah ini!


Hutan bermanfaat untuk kelangsungan makhluk hidup di bumi. Hutan dapat
menyerap air hujan, tempat menghasilkan oksigen, dan tempat hidup berbagai jenis satwa. Di
dalam hutan terdapat berbagai jenis tumbuhan dengan berbagai hasil dan manfaat. Salah satu
hasil hutan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah rotan. Berbagai produk dapat
dihasilkan dari rotan seperti kursi, meja, dan sebagainya.

2. Kesimpulan dari teks di atas adalah ….


A. Hutan bermanfaat untuk mahkluk hidup
B. Hasil hutan yang utama adalah rotan
C. Rotan dapat dimanfaatkan oleh manusia
D. Hutan lebat banyak ditumbuhi berbagai tumbuhan

Kunci Jawaban:
1. C
2. A

Mata Pelajaran: Matematika

1. Berikut ini adalah tabel data siswa dalam melakukan lomba lari 400 meter.

Waktu (menit) Banyak siswa


6 6
5 2
4 4
3 3

Banyak siswa yang dapat menyelesaikan lomba lari dalam waktu kurang dari 5 menit
adalah ....
A. 6 siswa

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


B. 7 siswa
C. 8 siswa
D. 9 siswa

Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam

5. Perhatikan gambar daur hidup hewan di bawah ini!

….

Gambar yang tepat untuk melengkapi urutan daur hidup hewan di atas adalah ….
A. C.

B. D.

2. Penyusunan Soal Uraian


Kaidah penulisan soal uraian
Beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal bentuk uraian adalah
sebagai berikut:
❑ Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran, misal soal Matematika harus
menanyakan kompetensi Matematika, bukan kompetensi berbahasa atau yang
lainnya.
4. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau
tingkat kelas. Tingkat kompetensi yang diukur harus disesuaikan dengan
tingkatan peserta didik, misal kompetensi pada jenjang SMA tidak boleh
ditanyakan pada jenjang SMP, walaupun materinya sama, atau sebaliknya soal
untuk tingkat SMP tidak boleh ditanyakan pada jenjang SMA.

❑ Konstruksi
1. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata-kata tanya atau
perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa, uraikan, jelaskan,
bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan
kata tanya yang tidak menuntut jawaban uraian, misalnya: siapa, di mana,
kapan. Demikian juga kata-kata tanya yang hanya menuntut jawaban ya atau
tidak.
2. Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
3. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal ditulis dengan cara
menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penskoran, besar skor
bagi setiap komponen, atau rentang skor yang dapat diperoleh untuk setiap
kriteria dalam soal yang bersangkutan.
4. Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau yang
sejenisnya harus disajikan dengan jelas, berfungsi, dan terbaca, sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.

❑ Bahasa
1. Rumusan butir soal menggunakan bahasa (kalimat dan kata-kata) yang
sederhana dan komunikatif sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
2. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan
peserta didik atau kelompok tertentu.

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


3. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian.
4. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Rumusan soal sudah mempertimbangkan segi bahasa dan budaya.
6. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.

Berdasarkan penskoran, soal bentuk uraian diklasifikasikan menjadi uraian objektif dan
uraian non objektif.

❑ Soal bentuk uraian objektif adalah rumusan soal atau pertanyaan yangmenuntut
sehimpunan jawaban dengan pengertian/konsep tertentu sehingga penskoran dapat
dilakukan secara objektif.
❑ Soal bentuk uraian non objektif adalah rumusan soal yang menuntutsehimpunan
jawaban berupa pengertian/konsep menurut pendapat masing-masing peserta didik
sehingga penskorannya sukar dilakukan secara objektif (penskoran dapat
mengandung unsur subjektivitas).
Pada prinsipnya, perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dan non objektif
terletak pada kepastian penskoran. Pada soal uraian bentuk objektif, pedoman
penskoran berisi kunci jawaban yang lebih pasti. Setiap kata kunci diuraikan secara
jelas dan diberi skor 1. Pada soal uraian bentuk non objektif, pedoman penskoran
berisi kriteria-kriteria dan setiap kriteria diskor dalam bentuk rentang skor.

Contoh soal uraian:


A. Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
41. Bacalah teks berikut ini!
Teks 1
Hutan merupakan jantung kehidupan seluruh makhluk hidup. Penebangan hutan
secara liar mengakibatkan cadangan air tanah berkurang, persediaan oksigen
menurun, dan rawan terjadi banjir. Oleh sebab itu, manusia wajib melestarikan
hutan.

Teks 2
Laut merupakan salah satu objek wisata yang sangat indah. Contoh keindahan laut
diantaranya adalah keanekaragaman ikan dan terumbu karang. Saat ini banyak
terumbu karang yang terancam punah. Kepunahan tersebut disebabkan karena
perilaku manusia yang mengambil dan merusak terumbu karang tanpa tanggung
jawab.

Bandingakanlah teks 1 dan 2. Jelaskan persamaan isi kedua teks tersebut!

Kunci Jawaban
Nomor
Jenis Soal Kunci jawaban Skor Bobot
soal
41 Uraian objektif Teks pertama membicarakan tentang kerusakan 0-3 20
hutan akibat penebangan liar
Teks ke dua membicarakan tentang kerusakan
laut akibat dari ulah manusia.

Mata Pelajaran:Matematika
31. Tabel berikut menunjukkan data mata pelajaran yang digemari siswa.
Mata Pelajaran Banyak Siswa
Bahasa Indonesia 40
Matematika 30
IPA 60
IPS 70

Buatlah diagram lingkaran yang sesuai dengan tabel di atas dengan


menjelaskan langkah-langkah pengerjaannya!

Kunci Jawaban
Nomor
Jenis Soal Kunci jawaban Skor Bobot
soal
31 Uraian objektif 1. Menjumlahkan banyak anak (1) 0-9 20
2. Menentukan Prosentase masing-masing
mapel (4)
3. Membuat diagram masing-masing
mapel (4)

Jumlah siswa: 40+30+60+70 = 200


Prosentase:
a. Gemar B. Indonesia =
40
x 100 %=20 %
200
b. Gemar Matematika =
30
x 100 %=15 %
200

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


60
c. Gemar IPA= x 100 %=30 %
200
70
d. Gemar IPS= x 100 %=35 %
200

B. Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam

36. Berikut adalah contoh tempat penangkaran hewan sebagai salah satu upaya
pelestarian hewan.

Jelaskan pentingnya memahami daur hidup hewan bagi upaya pelestarian hewan?
Kunci Jawaban
Nomor
Jenis Soal Kunci Jawaban Skor Bobot
soal
36 Uraian Non Jika kita memahami daur hidup hewan maka 0-4 20
Obyektif kita tahu bagaimana hewan berkembangbiak
dan tahap-tahap perkembangannya serta
dapat memperhitungkan waktu yang
diperlukan untuk mengembangbiakan hewan
tersebut sehingga dapat merencanakan upaya
pelestarian dengan tepat.

4. Penyusunan Pedoman Penskoran


Pedoman penskoran merupakan panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang
batasan atau kata-kata kunci atau konsep untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal
bentuk uraian objektif dan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang diharapkan atau
kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal
uraian non objektif. Pedoman penskoran untuk setiap butir soal uraian harus disusun
segera setelah penulisan soal.

a. Kaidah Penulisan Pedoman Penskoran


❑ Uraian Objektif
1) Tuliskan semua kemungkinan jawaban benar atau kata kunci jawaban dengan
jelas untuk setiap nomor soal.
2) Setiap kata kunci diberi skor 1 (satu).

3) Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa subpertanyaan, rincilah kata


kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban.
Kata-kata kunci ini dibuatkan skornya masing-masing 1. (misalnya dalam satu
pertanyaan ada 5 subpertanyaan maka skor maksimal adalah 5.
4) Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal. Jumlah
skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.

❑ Uraian Non objektif


1) Tuliskan garis-garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan
pedoman atau dasar dalam memberi skor. Kriteria jawaban disusun
sedemikian rupa sehingga pendapat/pandangan pribadi peserta didik yang
berbeda dapat diskor menurut mutu uraian jawabannya.
2) Tetapkan rentang skor untuk tiap garis besar jawaban. Besar rentang skor
terendah 0 (nol), sedangkan rentang skor tertinggi ditentukan berdasarkan
keadaan jawaban yang dituntut oleh soal itu sendiri. Semakin kompleks
jawaban, rentang skor semakin besar. Untuk memudahkan penskoran, setiap
rentang skor diberi rincian berdasarkan kualitas jawaban, misalnya untuk
rentang skor 0 - 3: jawaban tidak baik 0, agak baik 1, baik 2, sangat baik 3.
Kriteria kualitas jawaban (baik tidaknya jawaban) ditetapkan oleh penulis soal.
3) Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan.
Jumlah skor dari beberapa kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal.

b. Prosedur penskoran
1. Pemberian skor pada jawaban uraian sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama
untuk semua jawaban peserta didik agar konsistensi penskor terjaga dan skor yang

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


dihasilkan adil untuk semua peserta didik. (setiap nomor soal uraian dinilai oleh satu
orang. Jika ada 5 soal uraian maka ada 5 orang penilai. Atau jika sekolah tidak
memiliki tenaga yang cukup maka penilaian dilakukan dengan cara melakukan
penilaian per nomor soal oleh satu orang penilai. Setelah selesai satu nomor soal
selanjutnya menilai nomor soal berikutnya, agar konsisten dan objektif. Keterangan
ini disimpan di slide)
2. Untuk uraian objektif: periksalah jawaban peserta didik dengan mencocokkan
jawaban dengan pedoman penskoran. Setiap jawaban peserta didik yang sesuai
dengan kunci dinyatakan “Benar” dan diberi skor 1, sedangkan jawaban peserta didik
yang tidak sesuai dengan kunci dianggap
a. “Salah” dan diberi skor 0. Tidak dibenarkan memberi skor selain 0 dan 1.
b. Apabila ada jawaban peserta didik yang kurang sempurna, kurangmemuaskan,
atau kurang lengkap, pemeriksa harus dapat menilai seberapa jauh hal itu terjadi.
Dengan demikian dapat diputuskan akan diberi skor 0 atau 1 untuk jawaban
tersebut.
3. Untuk uraian non objektif: periksalah jawaban peserta didik dengan mencocokkan
jawaban dengan pedoman penskoran. Pemberian skor disesuaikan antara kualitas
jawaban peserta didik dan kriteria jawaban. Di dalam pedoman penskoran sudah
ditetapkan skor yang diberikan untuk setiap tingkatan kualitas jawaban.
4. Baik soal uraian objektif maupun soal non objektif, bila tiap butir soal sudah selesai
diskor, hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik pada setiap nomor butir soal.
5. Apabila dalam satu tes terdapat lebih dari satu nomor soal uraian, setiap nomor soal
uraian diberi bobot. Pemberian bobot dilakukan dengan membandingkan semua soal
yang ada dilihat dari kedalaman materi, kerumitan/kompleksitas jawaban, dan tingkat
kognitif yang diukur. Skala yang digunakan dalam satu tes adalah 10 atau 100
sehingga jumlah bobot dari semua soal adalah 10 atau 100. Pemberian bobot pada
setiap soal uraian dilakukan pada saat merakit tes.
6. Kemudian lakukan perhitungan nilai dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
Ni = Nilai untuk satu nomor soal tertentu setelah dikalikan dengan bobot.
ai = Skor perolehan peserta didik pada satu nomor soal tertentu.
c = Skor maksimum untuk nomor soal itu.
b = Bobot soal dari soal itu.
(contoh pembobotan soal uraian 3 mapel)
7. Jumlahkan semua nilai (Ni) yang telah diperoleh peserta didik dalam perangkat tes.
Jumlah ini disebut nilai akhir dari satu perangkat tes uraian yang disajikan.
Telaah Soal Tes Tertulis Bentuk Pilihan Ganda
NOMOR SOAL
ASPEK YANG DITELAAH
1 2 3 dst
A  Materi        
Materi sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk pilihan
1.        
ganda)
Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi,
2.        
kontinuitas, dan keterpakaian sehari-hari tinggi)
3. Ilustrasi benar        
4. Keluasan dan kedalaman materi cukup        
B  Konstruksi        
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk pilihan
1        
ganda)
2 Sesuai dengan level kognitif        
3 Pilihan jawaban homogen dan logis        
4 Untuk PG hanya ada satu kunci jawaban        
5 Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas        
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
6        
diperlukan saja
7 Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban        
8 Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda        
9 Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejeninsnya jelas dan berfungsi        
10 Panjang pilihan jawaban relatif sama        
Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan semua jawaban di atas
11        
salah/benar dan sejenisnya
Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan
12        
besar kecilnya angka atau kronologisnya
13 Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya        
C  Bahasa/Budaya        
1 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia        
2 Menggunakan bahasa yang komunikatif        
3 Tidak menggunakan bahasa sara        
4 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu        
Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
5        
merupakan satu kesatuan pengertian

Telaah Soal Tes Tertulis Bentuk Uraian


NOMOR SOAL
ASPEK YANG DITELAAH
1 2 3 4 5
1. Soal sesuai dengan indikator          
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai          

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat
3.          
kelas
4. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban isian/uraian          
5. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal          
6. Ada pedoman penskorannya          
Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan
7.          
terbaca
8. Rumusan kalimat soal komunikatif          
9. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baku          
Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda
10.          
atau salah pengertian
11. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat          
Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung
12.          
perasaan peserta didik
D. Penyusunan Soal HOTS
1. Pengertian
Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat
(recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite).
Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke
konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai
informasi yang berbeda- beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan
5) menelaah ide dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis
HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall.
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi
metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural
saja.Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep
yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih
strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning),
dan mengambil keputusan yang tepat.
Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah
disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuan: mengetahui
(knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (aplying-C3), menganalisis
(analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Soal-soal
HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4),
mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Pada pemilihan kata kerja
operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada
pengelompokkan KKO. Sebagai contoh kata kerja ‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada
pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’
bisa jadi ada pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului
dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu peserta
didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja ‘menentukan’ bisa
digolongkan C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi
pemecahan masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh
proses berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus. Stimulus
merupakan dasar untuk membuat pertanyaan.Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan
hendaknya bersifat kontekstual dan menarik.Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global
seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan
infrastruktur.
Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan-permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau
berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. Kreativitas seorang guru sangat
mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang digunakan dalam penulisan soal HOTS.

2. Karakteristik
Soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian
kelas. Untuk menginspirasi guru menyusun soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan,
berikut ini dipaparkan karakteristik soal-soal HOTS.

a. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi


The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan bahwa kemampuan
berpikir tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis, merefleksi, memberikan argumen
(alasan), menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, menciptakan. Kemampuan
berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau
mengulang.Dengan demikian, jawaban soal-soal HOTS tidak tersurat secara eksplisit dalam
stimulus. Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan
masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif
(creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil
keputusan (decision making).Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu
kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik.
Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas:
a. kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar;

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD


b. kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dari
berbagai sudut pandang yang berbeda.
c. menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara-cara
sebelumnya.
‘Difficulty’ is NOT same as higher order thinking. Tingkat kesukaran dalam butir soal
tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk mengetahui arti
sebuah kata yang tidak umum (uncommon word) mungkin memiliki tingkat kesukaran yang
sangat tinggi, tetapi kemampuan untuk menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk
higher order thinking skills.Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang
memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dalam proses pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka proses
pembelajarannya juga memberikan ruang kepada peserta didik untuk menemukan konsep
pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik
untuk membangun kreativitas dan berpikir kritis.

b. Berbasis permasalahan kontekstual


Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-
hari, dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di
kelas untuk menyelesaikan masalah.Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh
masyarakat dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang
angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai
aspek kehidupan.Dalam pengertian tersebut termasuk pula bagaimana keterampilan peserta
didik untuk menghubungkan (relate), menginterpretasikan (interprete), menerapkan
(apply)dan mengintegrasikan(integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk
menyelesaikan permasalahan dalam konteks nyata.
Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.
 Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.
 Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration), penemuan
(discovery), dan penciptaan (creation).
 Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
 Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu
mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
 Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks
baru.
Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah sebagai berikut.
 Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang
tersedia;
 Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata;
 Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar,
tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.
c. Menggunakan bentuk soal beragam
Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes (soal-soal HOTS)
sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan agar dapat memberikan informasi yang
lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes. Hal ini penting diperhatikan oleh
guru agar penilaian yang dilakukan dapat menjamin prinsip objektif.Artinya hasil penilaian
yang dilakukan oleh guru dapat menggambarkan kemampuan peserta didik sesuai dengan
keadaan yang sesungguhnya.Penilaian yang dilakukan secara objektif, dapat menjamin
akuntabilitas penilaian.

MODUL PENYUSUNAN SOAL USBN SD

Anda mungkin juga menyukai